LONDON: Harga emas naik selama 5 hari perdagangan berturut-turut, setelah serangan udara di Libia kian mendorong permintaan investor atas logam mulia sebagai investasi tak merugi (investment haven).
Pejabat Amerika Serikat menyebutkan serangan terhadap Libia akan terus terjadi dalam beberapa hari mendatang. Presiden Yaman mengingatkan adanya risiko negara tersebut mengarah pada keadaan tragedi perang sipil.
Harga emas menyentuh rekor di level US$1.445 per ounce pada 7 Maret seiring dengan meledaknya protes rakyat di Mesir dan Tunisia serta dampaknya menyebar di kawasan tersebut.
"Timur Tengah akan mengambil waktu untuk memilah-milah, sehingga harga emas sangat didukung oleh ketegangan yang sedang berlangsung," kata Matt Zeman, seorang analis pasar di Kingsview Keuangan di Chicago.
Kontrak emas untuk pengiriman April naik US$1,20, dan berada di level US$1.427,80 per ounce pada pukul 1:37 di New York Mercantile Exchange. Harga emas telah naik 2,5% selama 5 hari perdagangan terakhir.
Harga perak untuk pengiriman Mei naik 26,8 sen atau 0,7% menjadi US$36,269 per ounce di Comex. Harga perak tersebut menjadi level tertinggi sejak Maret 1980, tahun di mana kontrak berjangka perak mencapai rekor US$50,35.
Kontrak Palladium untuk pengiriman Juni turun US$4,45, atau 0,6% menjadi US$737,85 per ounce di New York Mercantile Exchange. Platinum berjangka untuk pengiriman April turun US$5,50, atau 0,3% menjadi US$1.739,40 per ons di Nymex.
Rabu, 23 Maret 2011
Oil Today
Pergerakan minyak dunia terlihat melemah tipis. Secara teknikal indikator stochastic berada dalam kondisi jenuh jual yang dengan indikasi harga minyak akan menguat lagi. Pecahnya resistan 104.25 akan membawa harga minyak terbang lagi ke 107.28. Waspadai jika support 102.61 pecah maka minyak akan melemah lagi ke 99.93.
Sterling Today
Harga minyak naik 1,6% dipicu pemulihan Jepang
NEW YORK: Harga minyak kembali naik karena adanya spekulasi pemulihan Jepang akan meningkatkan konsumsi bahan bakar dan kekhawatiran kerusuhan menyebar di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Harga minyak naik 1,6% seiring dengan langkah Jepang membentuk badan rekonstruksi untuk pemulihan akibat gempa 11 Maret dan adanya upaya bank sentral Jepang yang memasok likuiditas ke perbankannya.
Selama tahun ini, harga minyak telah meningkat 14% terkait dengan gejolak politik yang menjungkalkan penguasa lama dari kekuasaan di Tunisia dan Mesir menyebar ke Libia, Yaman, Bahrain dan Suriah.
"Permintaan minyak Jepang memberikan tekanan pada awalnya tetapi harga minyak akan rebound dalam waktu dekat. Namun, jika situasi tidak akan segera teratasi dan mungkin akan menjadi lebih buruk," kata Bill O'Grady, Kepala Strategi Pasar Manajemen Investasi di Confluence Investment Management di St. Louis.
Minyak mentah untuk pengiriman April naik US$1,67 menjadi US$104 per barel di New York Mercantile Exchange, harga tertinggi sejak 9 Maret 9. Sejumlah kontrak perdagangan Mei juga aktif diperdagangkan dan naik US$1,88, atau 1,8% menjadi US$104,97.
Harga sempat menurun American Petroleum Institute pada 16:30 menyampaikan bahwa stok minyak mentah AS
naik 970.000 barel menjadi 350.800.000 barel. Kontrak minyak Mei naik US$1,79, atau 1,7% menjadi US$104,88 per barel di perdagangan elektronik pada malam 4:33.
Kontrak minyak Brent untuk penyelesaian Mei naik 74 sen, atau 0,6% dan mengakhiri sesi perdagangan di level US$115,70 per barel di ICE yang berbasis di ICE Futures Europe di London.
Harga minyak naik 1,6% seiring dengan langkah Jepang membentuk badan rekonstruksi untuk pemulihan akibat gempa 11 Maret dan adanya upaya bank sentral Jepang yang memasok likuiditas ke perbankannya.
Selama tahun ini, harga minyak telah meningkat 14% terkait dengan gejolak politik yang menjungkalkan penguasa lama dari kekuasaan di Tunisia dan Mesir menyebar ke Libia, Yaman, Bahrain dan Suriah.
"Permintaan minyak Jepang memberikan tekanan pada awalnya tetapi harga minyak akan rebound dalam waktu dekat. Namun, jika situasi tidak akan segera teratasi dan mungkin akan menjadi lebih buruk," kata Bill O'Grady, Kepala Strategi Pasar Manajemen Investasi di Confluence Investment Management di St. Louis.
Minyak mentah untuk pengiriman April naik US$1,67 menjadi US$104 per barel di New York Mercantile Exchange, harga tertinggi sejak 9 Maret 9. Sejumlah kontrak perdagangan Mei juga aktif diperdagangkan dan naik US$1,88, atau 1,8% menjadi US$104,97.
Harga sempat menurun American Petroleum Institute pada 16:30 menyampaikan bahwa stok minyak mentah AS
naik 970.000 barel menjadi 350.800.000 barel. Kontrak minyak Mei naik US$1,79, atau 1,7% menjadi US$104,88 per barel di perdagangan elektronik pada malam 4:33.
Kontrak minyak Brent untuk penyelesaian Mei naik 74 sen, atau 0,6% dan mengakhiri sesi perdagangan di level US$115,70 per barel di ICE yang berbasis di ICE Futures Europe di London.
Uero koreksi
Euro terus diperdagangkan merendah di awal sesi Asia dan baru saja menyentuh sesi rendah barunya di area 1.4160 mengikuti harga pembukaan dibawah 1.4200. Pasangan mata uang EUR/USD beranjak turun saat ini, hampir 0.30% dibawah harga sebelumnya.
Dari sisi teknikal, “grafik per jam sedang bullish tetapi tidak banyak support kuat hingga 1.4135, dikatakan Sean Lee, editor dari Forexlive.
Dari perspektif yang lebih luas, harga sedang melemah setelah menyentuh tingginya 5 bulan di level 1.4240 sebelumnya minggu ini. akan tetapi Euro menolak harga yang lebih tinggi bersama kembalinya sentimen hutang pemerintah Eropa hari Selasa, dengan Portugal dan Irlandia sebagai pusat tekanan, yang masih berusaha memperkirakan kepercayaan investor.
Produksi membaik, minyak sawit turun
SURABAYA: Harga minyak kelapa sawit mentah kembali turun menyusul proyeksi membaiknya produksi tanaman dari negara-negara produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia seiring memudarnya La Nina.
Harga kontrak teraktif yaitu untuk pengiriman Juni turun sebesar 1,7% menjadi 3.363 ringgit atau US$1.109 per metrik ton, sebelum mengakhiri perdagangan sesi pagi pada level 3.367 ringgit di Kuala Lumpur. Kontrak berjangka tersebut mengalami rebound harga sebesar 2,4% pada pekan lalu setelah terjun sebesar 8,1% pada pekan sebelumnya.
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan mengatakan harga minyak kelapa sawit melemah seiring terkoreksinya harga minyak mentah dunia pada pekan lalu.
Namun, lanjutnya, harga minyak kelapa sawit pada saat ini tidak ikut naik ketika harga minyak mentah dunia rebound. Hal itu karena prediksi membaiknya produksi dari Indonesia dan Malaysia pasca periode rendah produksi akibat dampak La Nina.
Selain itu, tambahnya, produk minyak sayur lainnya juga mulai masuk ke pasaran sehingga menambah jumlah pasokan.
“Sisi permintaan tidak turun. Akan tetapi terjadi tambahan dari sisi penawaran yang menyebabkan harga minyak kelapa sawit tetap turun meskipun harga minyak mentah dunia kembali naik,” katanya kepada Bisnis, hari ini.
Berdasarkan pantauan Bisnis, harga minyak kelapa sawit cenderung turun dalam beberapa waktu terakhir. Harga kontrak pengiriman Mei pada awal perdagangan minggu ini turun menjadi 3.447 ringgit per metrik ton dari 3.473 ringgit per metrik ton pada penutupan perdagangan pekan lalu.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, harga kontrak tersebut terus turun hingga menjadi 3.419 ringgit per metrik ton.
Analis senior Harvest International Futures Ibrahim menambahkan faktor gempa bumi Jepang dan naiknya suku bunga di Eropa turut memengaruhi sisi permintaan yang mendorong penurunan harga.
“Meski bukan konsumen utama, sebanyak 80% impor Jepang berasal dari Indonesia dan Malaysia. Dampak gempa dan tsunami menyebabkan permintaan berkurang. Naiknya suku bunga Eropa juga berpengaruh karena dapat mereduksi impor. Apalagi Indonesia sedang membuka pasar baru di Eropa,” katanya.
Ker Chung Yang, analis pada Philip Futures Pte, mengatakan Malaysia dalam proses memperbaiki jumlah pasokannya karena ada permintaan yang lebih tinggi pada akhir tahun lalu dan rendahnya produksi.
Jumlah produksi dan stok kelapa sawit di Malaysia pada Februari 2011 tumbuh jika dibandingkan bulan sebelumnya seiring meredanya kondisi cuaca yang buruk. Namun begitu, jumlah ekspor turun ke level terendah dalam 3 tahun.
Mengacu Dewan Kelapa Sawit Malaysia, persediaan minyak nabati naik 4,2% menjadi 1,48 juta ton pada Februari, sementara pengapalan turun 8,5% menjadi 1,11 juta ton. Itu adalah jumlah pengapalan terendah sejak Februari 2008.
Ekspor minyak kelawa sawit dari Malaysia turun sebesar 12,8% menjadi 719.302 ton dalam 20 hari pertama Maret 2011. Adapun pengiriman turun sebesar 9,5% pada periode yang sama.
“Permintaan global untuk minyak kelapa sawit tidak diharapkan naik dalam beberapa bulan ke depan,” katanya.
Kemarin, harga kontrak berjangka kedelai turun untuk pertama kali dalam 4 sesi perdagangan karena sinyal permintaan untuk pasokan dari AS melambat. Minyak kelapa sawit dan minyak kedelai adalah barang substitusi dalam penggunaan bahan bakar dan makanan.
Harga kontrak kedelai untuk pengiriman Mei turun sebesar 0,8% menjadi US$13,525 per bushel pada Chicago Board of Trade hari ini sebelum diperdagangkan 0,6% lebih rendah pada US$13,555 pada pukul 12:22 waktu Singapura.
Harga minyak kelapa sawit untuk pengiriman September pada Dalian Commodity Exchange turun sebesar 0,8% menjadi 9.200 yuan atau setara dengan US$1.403 per ton dan diperdagangkan pada level 9.236 yuan pada sesi istirahat siang. Harga minyak kedelai untuk pengiriman pada bulan yang sama turun sebesar 0,7% menjadi 10.000 yuan per ton, sebelum akhirnya mencapai 10.068 yuan per ton.
Harga kontrak minyak kelapa sawit untuk pengiriman Juni yang dipatok dengan harga acuan Malaysia, turun 2% menjadi US$1.109 per ton pada 12:23 di Singapura.
Harga kontrak teraktif yaitu untuk pengiriman Juni turun sebesar 1,7% menjadi 3.363 ringgit atau US$1.109 per metrik ton, sebelum mengakhiri perdagangan sesi pagi pada level 3.367 ringgit di Kuala Lumpur. Kontrak berjangka tersebut mengalami rebound harga sebesar 2,4% pada pekan lalu setelah terjun sebesar 8,1% pada pekan sebelumnya.
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan mengatakan harga minyak kelapa sawit melemah seiring terkoreksinya harga minyak mentah dunia pada pekan lalu.
Namun, lanjutnya, harga minyak kelapa sawit pada saat ini tidak ikut naik ketika harga minyak mentah dunia rebound. Hal itu karena prediksi membaiknya produksi dari Indonesia dan Malaysia pasca periode rendah produksi akibat dampak La Nina.
Selain itu, tambahnya, produk minyak sayur lainnya juga mulai masuk ke pasaran sehingga menambah jumlah pasokan.
“Sisi permintaan tidak turun. Akan tetapi terjadi tambahan dari sisi penawaran yang menyebabkan harga minyak kelapa sawit tetap turun meskipun harga minyak mentah dunia kembali naik,” katanya kepada Bisnis, hari ini.
Berdasarkan pantauan Bisnis, harga minyak kelapa sawit cenderung turun dalam beberapa waktu terakhir. Harga kontrak pengiriman Mei pada awal perdagangan minggu ini turun menjadi 3.447 ringgit per metrik ton dari 3.473 ringgit per metrik ton pada penutupan perdagangan pekan lalu.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, harga kontrak tersebut terus turun hingga menjadi 3.419 ringgit per metrik ton.
Analis senior Harvest International Futures Ibrahim menambahkan faktor gempa bumi Jepang dan naiknya suku bunga di Eropa turut memengaruhi sisi permintaan yang mendorong penurunan harga.
“Meski bukan konsumen utama, sebanyak 80% impor Jepang berasal dari Indonesia dan Malaysia. Dampak gempa dan tsunami menyebabkan permintaan berkurang. Naiknya suku bunga Eropa juga berpengaruh karena dapat mereduksi impor. Apalagi Indonesia sedang membuka pasar baru di Eropa,” katanya.
Ker Chung Yang, analis pada Philip Futures Pte, mengatakan Malaysia dalam proses memperbaiki jumlah pasokannya karena ada permintaan yang lebih tinggi pada akhir tahun lalu dan rendahnya produksi.
Jumlah produksi dan stok kelapa sawit di Malaysia pada Februari 2011 tumbuh jika dibandingkan bulan sebelumnya seiring meredanya kondisi cuaca yang buruk. Namun begitu, jumlah ekspor turun ke level terendah dalam 3 tahun.
Mengacu Dewan Kelapa Sawit Malaysia, persediaan minyak nabati naik 4,2% menjadi 1,48 juta ton pada Februari, sementara pengapalan turun 8,5% menjadi 1,11 juta ton. Itu adalah jumlah pengapalan terendah sejak Februari 2008.
Ekspor minyak kelawa sawit dari Malaysia turun sebesar 12,8% menjadi 719.302 ton dalam 20 hari pertama Maret 2011. Adapun pengiriman turun sebesar 9,5% pada periode yang sama.
“Permintaan global untuk minyak kelapa sawit tidak diharapkan naik dalam beberapa bulan ke depan,” katanya.
Kemarin, harga kontrak berjangka kedelai turun untuk pertama kali dalam 4 sesi perdagangan karena sinyal permintaan untuk pasokan dari AS melambat. Minyak kelapa sawit dan minyak kedelai adalah barang substitusi dalam penggunaan bahan bakar dan makanan.
Harga kontrak kedelai untuk pengiriman Mei turun sebesar 0,8% menjadi US$13,525 per bushel pada Chicago Board of Trade hari ini sebelum diperdagangkan 0,6% lebih rendah pada US$13,555 pada pukul 12:22 waktu Singapura.
Harga minyak kelapa sawit untuk pengiriman September pada Dalian Commodity Exchange turun sebesar 0,8% menjadi 9.200 yuan atau setara dengan US$1.403 per ton dan diperdagangkan pada level 9.236 yuan pada sesi istirahat siang. Harga minyak kedelai untuk pengiriman pada bulan yang sama turun sebesar 0,7% menjadi 10.000 yuan per ton, sebelum akhirnya mencapai 10.068 yuan per ton.
Harga kontrak minyak kelapa sawit untuk pengiriman Juni yang dipatok dengan harga acuan Malaysia, turun 2% menjadi US$1.109 per ton pada 12:23 di Singapura.
Selasa, 22 Maret 2011
Euro diprediksi menguat sampai US$1,50
LONDON: Danske Bank A/S menaikkan estimasi atas euro menjadi US$1,50 dari US$1,42 mengacu pada indikasi suku bunga dari European Central Bank interest dan optimisme atas pemulihan global. Senior analis Kasper Kirkegaard mengatakan bank terbesar itu berharap ECB menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau 0,25% poin pada April. Dia menambahkan Federal Reserve tidak akan memperketat kebijakan moneter sampa dengan pertengahan 2012.
"Dengan kebijakan moneter saat ini, bisa memberikan dukungan kepada euro dibandingkan dengan estimasi sebelumnya. Sementara suku bunga sepertinya bergerak mencapai puncak lebih awal. Tekanan apresiasi atas euro seharusnya menjadi yang terkuat dalam kuartal depan," tulis Kirkegaard.
Dia menambahkan penguatan euro bisa terhambat jika Fed mengisyaratkan menaikkan suku bunga, krisis utang di Eropa meluas, atau harga minyak mulai menghambat pemulihan global.
Bank itu jujga menurunkan proyeksi 12 bulan menjadi US$1,42 daro US$1,45 untuk merefleksikan kondisi pada 2012.
Euro melemah 0,2% menjadi US$1,3943 pada 8:19 a.m. di London
Qhaddafy Bertahan, Emas Kembali Diburu
SEATLLE, Kontrak harga emas kembali menanjak. Bahkan, harga si kuning kinclong menyentuh level tertinggi dalam seminggu terakhir setelah serangan udara di Libya mendongkrak permintaan emas sebagai investasi alternatif.
Sekadar informasi, pasukan Moammar Khadafy semakin terpukul mundur setelah pasukan koalisi melancarkan serangan.
"Pasar emas bereaksi atas fakta bahwa Khadafy belum mau menyerah. Dia masih bertahan. Jika dia tetap melancarkan serangan, bakal muncul ketidakpastian yang sangat rentan di kawasan itu," jelas Frank McGhee, Head Dealer Integrated Brokerage Services LLC di Chicago.
Asal tahu saja, kontrak harga emas untuk pengantaran April naik 10,30 dollar AS atau 0,7 persen menjadi 1.426,40 dollar AS per troy ounce pada pukul 13.47 waktu New York di pasar Comex. Harga emas sempat menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah pada 7 Maret lalu di posisi 1.445,70 dollar AS per troy ounce.
Sekadar informasi, pasukan Moammar Khadafy semakin terpukul mundur setelah pasukan koalisi melancarkan serangan.
"Pasar emas bereaksi atas fakta bahwa Khadafy belum mau menyerah. Dia masih bertahan. Jika dia tetap melancarkan serangan, bakal muncul ketidakpastian yang sangat rentan di kawasan itu," jelas Frank McGhee, Head Dealer Integrated Brokerage Services LLC di Chicago.
Asal tahu saja, kontrak harga emas untuk pengantaran April naik 10,30 dollar AS atau 0,7 persen menjadi 1.426,40 dollar AS per troy ounce pada pukul 13.47 waktu New York di pasar Comex. Harga emas sempat menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah pada 7 Maret lalu di posisi 1.445,70 dollar AS per troy ounce.
Bursa AS Terus Melaju
NEW YORK , Mayoritas saham di bursa AS, Senin (21/3/2011) waktu setempat, ditutup positif. Pada pukul 16.00 waktu New York, indeks S&P 500 naik 1,5 persen menjadi 1.298,38. Dengan demikian, dalam tiga hari S&P sudah melesat 3,3 persen. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average juga naik 1,5 persen menjadi 12.036,53.
Sejumlah saham yang pergerakannya memengaruhi bursa AS, antara lain AT&T naik 1,2 persen setelah sepakat membeli Deutsche Telekom AG yang berada di AS, OptionsXpress Holdings Inc naik 17 persen setelah Charles Schwab Corp menyetujui membeli saham perusahaan senilai 1 miliar dollar AS, American International Group Inc naik 3,9 persen, dan Hartford Financial Services Group Inc naik 3,9 persen setelah Jepang mengalami kemajuan dalam menginstal power ke dalam dua reaktornya. Selain itu, saham-saham energi juga banyak yang diburu seiring dengan lonjakan harga minyak.
"Saya merekomendasikan overweight untuk saham-saham komoditas. Saya rasa, apa pun yang terjadi di Jepang dan Libya tidak akan mengubah daya tarik saham. Di atas semua itu, perusahaan memiliki dana tunai dan mereka akan menggunakannya untuk ekspansi. Selain aksi korporasi, investor juga akan melihat dividen yang bakal dibagikan serta buyback saham," papar Hayes Miller, Head of Asset Allocation Baring Asset Management di Amerika Utara.
Sejumlah saham yang pergerakannya memengaruhi bursa AS, antara lain AT&T naik 1,2 persen setelah sepakat membeli Deutsche Telekom AG yang berada di AS, OptionsXpress Holdings Inc naik 17 persen setelah Charles Schwab Corp menyetujui membeli saham perusahaan senilai 1 miliar dollar AS, American International Group Inc naik 3,9 persen, dan Hartford Financial Services Group Inc naik 3,9 persen setelah Jepang mengalami kemajuan dalam menginstal power ke dalam dua reaktornya. Selain itu, saham-saham energi juga banyak yang diburu seiring dengan lonjakan harga minyak.
"Saya merekomendasikan overweight untuk saham-saham komoditas. Saya rasa, apa pun yang terjadi di Jepang dan Libya tidak akan mengubah daya tarik saham. Di atas semua itu, perusahaan memiliki dana tunai dan mereka akan menggunakannya untuk ekspansi. Selain aksi korporasi, investor juga akan melihat dividen yang bakal dibagikan serta buyback saham," papar Hayes Miller, Head of Asset Allocation Baring Asset Management di Amerika Utara.
Harga tembaga rebound
Kemarin, harga kontrak tersebut jatuh sebesar 1,2% setelah impor bahan baku logam oleh China jatuh ke level terendah dalam 27 bulan. Selain itu, harga seng dan timah juga naik.
“Dunia masih menghadapi defisit tembaga pada tahun ini dan itu yang mendorong harga. Prospek jangka panjang tidak diubah, kecuali kita mendapatkan beberapa shock ekonomi lainnya,” kata Yang Tao, analis pada Baocheng Futures Co., sebagaimana dikutip Bloomberg.
Mengacu data Grup Studi Tembaga Internasional atau International Copper Study Group, harga tembaga halus diperkirakan tumbuh 4,5% menjadi 19,7 juta per ton sementara produksi dapat naik 1,1% menjadi sekitar 19,3 juta ton pada tahun ini sehingga kekurangan menjadi 435.000 ton.
Harga kontrak untuk pengiriman Juni pada Shanghai Future Exchange sedikit berubah pada level 71.560 yuan atau setara dengan US$10.910 per ton setelah turun sebesar 1%. Harga kontrak berjangka tersebut pada bursa Comex di New York naik sebesar 0,5% menjadi US$4,3070 per pon.
Impor tembaga halus China turun menjadi 158.185 ton pada Februari dan merupakan level terendah sejak November 2008. Jumlah pengapalan tersebut turun sebesar 36% dibandingkan bulan sebelumnya dan 28% lebih rendah dibandingkan Februari 2010.
Analis Credit Suisse Group AG Stefan Graber mengatakan impor logam masih akan naik pada kuartal kedua sebagai konsekuensi aktivitas industrial. “Kami memperkirakan logam industrial melanjutkan tren kenaikan begitu kondisi kenaikan produksi bergeser ke penurunan jumlah persediaan,” katanya.
Harga kontrak seng di bursa London tumbuh 1,1% menjadi US$2.306 per ton, kontrak lead naik 0,2% menjadi US$2.650 per ton, dan kontrak timah naik 0,3% menjadi US$29.000 per ton. Adapun harga kontrak aluminium sedikit berubah pada level US$2.570,75 per ton, sementara harga kontrak nikel turun sebesar 0,6% menjadi US$26.598 per ton.
Harga emas kembali capai level tertinggi Harga emas kembali capai level tertinggi
LONDON: Emas naik untuk keempat sesi perdagangan berturut-turut, menyentuh harga tertinggi dalam sepekan, setelah serangan udara di Libya mendorong permintaan investor atas logam mulia sebagai investasi kian menguntungkan (investment haven).
Pejabat sekutu mengatakan serangan rudal dan pesawat tempur dalam 2 hari terakhir secara efektif mampu melumpuhkan angkatan udara Muammar Khadafi. Pemimpin Libia mengecam serangan koalisi yang melibatkan Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, sebagai "partai setan".
Selain itu, harga emas juga dipengaruhi aksi Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang membubarkan kabinetnya kemarin, dan dia tengah menghadapi pemberontakan dalam negeri.
"Pasar emas bereaksi terhadap fakta bahwa Khaddafi belum dilumpuhkan.Dia kian tersudutke sudut, dan jika dia tetap dalam kekuasaan di bawah gencatan senjata, sejumlah besar ketidakpastian akan terjadi di wilayah tersebut," kata Frank McGhee, kepala dealer di Integrated Brokerage Services LLC di Chicago.
Kontrak emas untuk pengiriman April naik US$10,30, atau 0,7%, dan berada di level US$1.426,40 per ounce pada pukul 1:47 di Comex New York. Harga emas yang naik 1,7%n dalam tiga sesi perdagangan sebelumnya, mencapai rekor US$1.445,70 pada 7 Maret.
Perak untuk pengiriman Mei naik 94,3 sen atau 2,7% menjadi US$36,001 per ounce di Comex. Harga perak semapt naik ke US$36,745 pada 7 Maret, level tertinggi sejak Maret 1980, tahun di mana kontrak berjangka perak mencapai rekor US$50,35.
Kontrak Palladium untuk pengiriman Juni naik US$11,10, atau 1,5% menjadi US$742,30 per ounce di New York Mercantile Exchange. Platinum berjangka untuk pengiriman April US$21,50,atau 1,2% menjadi US$1.744,90 per ons di Nymex.
Pejabat sekutu mengatakan serangan rudal dan pesawat tempur dalam 2 hari terakhir secara efektif mampu melumpuhkan angkatan udara Muammar Khadafi. Pemimpin Libia mengecam serangan koalisi yang melibatkan Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, sebagai "partai setan".
Selain itu, harga emas juga dipengaruhi aksi Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang membubarkan kabinetnya kemarin, dan dia tengah menghadapi pemberontakan dalam negeri.
"Pasar emas bereaksi terhadap fakta bahwa Khaddafi belum dilumpuhkan.Dia kian tersudutke sudut, dan jika dia tetap dalam kekuasaan di bawah gencatan senjata, sejumlah besar ketidakpastian akan terjadi di wilayah tersebut," kata Frank McGhee, kepala dealer di Integrated Brokerage Services LLC di Chicago.
Kontrak emas untuk pengiriman April naik US$10,30, atau 0,7%, dan berada di level US$1.426,40 per ounce pada pukul 1:47 di Comex New York. Harga emas yang naik 1,7%n dalam tiga sesi perdagangan sebelumnya, mencapai rekor US$1.445,70 pada 7 Maret.
Perak untuk pengiriman Mei naik 94,3 sen atau 2,7% menjadi US$36,001 per ounce di Comex. Harga perak semapt naik ke US$36,745 pada 7 Maret, level tertinggi sejak Maret 1980, tahun di mana kontrak berjangka perak mencapai rekor US$50,35.
Kontrak Palladium untuk pengiriman Juni naik US$11,10, atau 1,5% menjadi US$742,30 per ounce di New York Mercantile Exchange. Platinum berjangka untuk pengiriman April US$21,50,atau 1,2% menjadi US$1.744,90 per ons di Nymex.
Harga minyak mentah kembali meroket
NEW YORK: Harga minyak dunia melonjak setelah serangan udara Barat pada Libia dan gejolak meningkat di Yaman, yang keduanya merupakan eksportir minyak signifikan.
Ketidakmampuan Jepang untuk mendapatkan kontrol penuh pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima di tengah ketakutan krisis juga memberikan kontribusi terhadap berlanjutnya volatilitas di pasar, kata para analis.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate atau minyak mentah light sweet untuk pengiriman April berakhir pada US$102,33 per barel, naik US$1,26 dari penutupan Jumat.
Di London minyak mentah Brent North Sea meningkat US$1,03 menjadi US$114,96 per barel.
"Ini benar-benar ketidakpastian berlanjut yang kita lihat di Libia," kata Matt Smith dari Summit Energy. "Itu dihargakan sampai batas tertentu bahwa pasokan itu akan offline untuk sementara waktu."
"Tapi keterlibatan PBB dan pasukan Barat benar-benar menyebabkan harga menjadi rally karena mereka pikir itu akan membuat gangguan di Libya lebih berlarut-larut." Analis pada JPMorgan mengatakan mereka memperkirakan volatilitas lebih dalam multi-krisis lingkungan.
"Harga minyak terus melihat perkembangan di Timur Tengah dan Jepang. Potensi gangguan jangka pendek serta probabilitas rendah tetapi dampak tinggi peristiwa itu menggerakan pasar," kata mereka.
Intervensi oleh pasukan Prancis, Amerika dan Inggris di Libia -- yang mengekspor sekitar 1,2 juta barel per hari sebelum pemberontakan terhadap Moammar Khaddafi -- telah membuat pasukan loyalis tertatih-tatih tapi menawarkan sedikit petunjuk tentang bagaimana situasi akan diselesaikan.
"Sebuah jalan buntu pada posisi saat ini membiarkan sebagian besar pelabuhan ekspor minyak di tangan rezim Khaddafi," kata analis PetroMatrix, Olivier Jakob di Zurich.
"Harga minyak sudah naik akibat serangan militer di Libia dari pasukan PBB," kata Victor Shum, seorang analis di konsultan energi Purvin and Gertz.
"Lebih banyak instalasi minyak bisa rusak akibat kerusakan tambahan dan sabotase internal," kata Shum kepada AFP.
Dikombinasikan dengan kerusuhan di tempat lain, dia berkata, "gangguan suplai minyak akan mendukung harga di tiga digit."
Di London, Pusat Studi Energi Global memperingatkan bahwa pengetatan pasar dalam bahaya mengulangi lonjakan harga minyak mentah berjangka 2008 ketika melampaui US$147 per barel.
Dia mengatakan pasar minyak membutuhkan "jelas sinyal yang jelas" dari kartel OPEC bahwa produksi Libya yang hilang akan diganti.
Ketidakmampuan Jepang untuk mendapatkan kontrol penuh pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima di tengah ketakutan krisis juga memberikan kontribusi terhadap berlanjutnya volatilitas di pasar, kata para analis.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate atau minyak mentah light sweet untuk pengiriman April berakhir pada US$102,33 per barel, naik US$1,26 dari penutupan Jumat.
Di London minyak mentah Brent North Sea meningkat US$1,03 menjadi US$114,96 per barel.
"Ini benar-benar ketidakpastian berlanjut yang kita lihat di Libia," kata Matt Smith dari Summit Energy. "Itu dihargakan sampai batas tertentu bahwa pasokan itu akan offline untuk sementara waktu."
"Tapi keterlibatan PBB dan pasukan Barat benar-benar menyebabkan harga menjadi rally karena mereka pikir itu akan membuat gangguan di Libya lebih berlarut-larut." Analis pada JPMorgan mengatakan mereka memperkirakan volatilitas lebih dalam multi-krisis lingkungan.
"Harga minyak terus melihat perkembangan di Timur Tengah dan Jepang. Potensi gangguan jangka pendek serta probabilitas rendah tetapi dampak tinggi peristiwa itu menggerakan pasar," kata mereka.
Intervensi oleh pasukan Prancis, Amerika dan Inggris di Libia -- yang mengekspor sekitar 1,2 juta barel per hari sebelum pemberontakan terhadap Moammar Khaddafi -- telah membuat pasukan loyalis tertatih-tatih tapi menawarkan sedikit petunjuk tentang bagaimana situasi akan diselesaikan.
"Sebuah jalan buntu pada posisi saat ini membiarkan sebagian besar pelabuhan ekspor minyak di tangan rezim Khaddafi," kata analis PetroMatrix, Olivier Jakob di Zurich.
"Harga minyak sudah naik akibat serangan militer di Libia dari pasukan PBB," kata Victor Shum, seorang analis di konsultan energi Purvin and Gertz.
"Lebih banyak instalasi minyak bisa rusak akibat kerusakan tambahan dan sabotase internal," kata Shum kepada AFP.
Dikombinasikan dengan kerusuhan di tempat lain, dia berkata, "gangguan suplai minyak akan mendukung harga di tiga digit."
Di London, Pusat Studi Energi Global memperingatkan bahwa pengetatan pasar dalam bahaya mengulangi lonjakan harga minyak mentah berjangka 2008 ketika melampaui US$147 per barel.
Dia mengatakan pasar minyak membutuhkan "jelas sinyal yang jelas" dari kartel OPEC bahwa produksi Libya yang hilang akan diganti.
Libia berpotensi keluar dari OPEC
JAKARTA: Peperangan yang berlanjut di Libia dapat menyebabkan tersendatnya produksi dan berpotensi mengeluarkan negara pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika tersebut dari kuota produksi negara-negara organisasi pengekspor minyak (OPEC).
Senior Analis Harvest International Futures Ibrahim mengatakan Libia adalah penghasil minyak mentah brent dan merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Dia menilai turunnya produksi minyak mentah brent dari negara tersebut dapat mendorong kenaikan harga.
“Harga harga minyak mentah brent dapat terdorong hingga ke level US$120 per barel dan minyak mentah dunia West Texas Intermediate [WTI] dapat mencapai US$115 per barel,” katanya kepada Bisnis, hari ini.
Minyak brent Libia terutama digunakan keperluan bahan bakar pesawat. Sebanyak 80% produksi minyak negara tersebut dikirimkan ke negara-negara Eropa. Ibrahim menilai krisis di Libia akan berlangsung dalam jangka panjang, apalagi dengan masuknya serangan dari negara-negara multilateral ke kamp-kamp militer milik pemerintah.
“Ada kekhawatiran kilang minyak akan dibom oleh pemerintah agar tidak jatuh ke tangan musuh. Itu dapat menyebabkan harga naik. Harga dapat naik ke level yang lebih tinggi jika gejolak yang terjadi di Libia dan Bahrain saat ini menyebar ke negara produsen utama minyak dunia Arab Saudi,” katanya.
Hari ini, harga minyak naik setelah pasukan gabungan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis meluncurkan serangan udara ke Libia. Aksi tersebut telah mendorong kekhawatiran kondisi pemutusan pasokan minyak akan berlarut dan memperbaharui kekhawatiran mengenai gangguan ekspor dari Timur Tengah.
Harga kontrak berjangka minyak naik sebesar 2,3% setelah pimpinan Libia Muammar Khadafi bersumpah akan mengusir serangan rudal dan pesawat tempur terhadap instalasi militer milik pemerintah.
Produksi minyak Libia jatuh hingga menjadi seperempat dari kapasitas produksi sebelum krisis dan masih ada potensi produksi terhenti sama sekali.
Di lain pihak, karyawan Bahrain Petroleum Co melakukan mogok pada pekan lalu sebagai tanggapan terhadap aksi keras polisi kepada demontran anti pemerintahan. Sementara itu, Yaman juga mengumumkan negara tersebut sedang dalam situasi darurat.
Harga kontak minyak mentah untuk pengiriman April naik sebesar US$2,28 menjadi US$103,35 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Sore tadi, harga kontrak tersebut diperdagangkan di level US$102,67 pada pukul 16:11 waktu Singapura. Pada pekan lalu, harga kontrak itu turun sebesar 0,1% menjadi US$101,07 per barel.
Harga kontrak perdagangan yang lebih aktif, yakni kontrak berjangka Mei tumbuh sebesar US$2,42 menjadi US$104,27 per barel.
Kenaikan tersebut tertinggal jika dibandingkan dengan kenaikan harga minyak mentah brent yang diperdagangkan pada bursa berjangka London. Jarak harga antara dua jenis kontrak minyak tersebut melebar dari US$11,53 pada pekan lalu menjadi US$11,85.
Harga kontrak minyak mentah brent untuk penyelesaian Mei naik sebesar US$2,29 atau 2% menjadi US$116,22 per barel pada bursa ICE Futures Europe Exchange.
Pihak sekutu mengklaim serangan selama 2 hari terakhir efektif melumpuhkan pasukan udara Khadafi. Saat ini, para pemimpin dunia mengecam Khadafi, termasuk AS, Inggris, dan Perancis yang melakukan serangan.
Produksi minyak Libia turun tajam dari 1,59 juta barel per hari pada Januari hingga menjadi kurang dari 400.000 barel per hari pada Maret. International Energy Agency memperkirakan ekspor dapat terganggu untuk beberapa bulan ke depan karena kerusakan terhadap fasilitas.
Para hedge fund memangkas taruhan bullish minyak dari posisi tertinggi menyusul kekhawatiran permintaan di Jepang akan terganggu setelah negara tersebut dilanda gempa terbesar pada 11 Maret lalu. Data Asosiasi Minyak Jepang menunjukkan sebanyak 29% kapasitas penyulingan di negara tersebut ditutup.
David Lennox, analis pada Fat Prophets di Sydney, menuturkan pergerakan harga minyak dipengaruhi oleh faktor ketakutan mengenai sejauh mana perubahan rezim ini dapat menyebar.
“Jika harga minyak tetap di atas US$100 per barel dan semakin tinggi untuk periode waktu tertentu, kita akan melihat pertumbuhan global,” katanya sebagaimana dikutip Bloomberg.
Senior Analis Harvest International Futures Ibrahim mengatakan Libia adalah penghasil minyak mentah brent dan merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Dia menilai turunnya produksi minyak mentah brent dari negara tersebut dapat mendorong kenaikan harga.
“Harga harga minyak mentah brent dapat terdorong hingga ke level US$120 per barel dan minyak mentah dunia West Texas Intermediate [WTI] dapat mencapai US$115 per barel,” katanya kepada Bisnis, hari ini.
Minyak brent Libia terutama digunakan keperluan bahan bakar pesawat. Sebanyak 80% produksi minyak negara tersebut dikirimkan ke negara-negara Eropa. Ibrahim menilai krisis di Libia akan berlangsung dalam jangka panjang, apalagi dengan masuknya serangan dari negara-negara multilateral ke kamp-kamp militer milik pemerintah.
“Ada kekhawatiran kilang minyak akan dibom oleh pemerintah agar tidak jatuh ke tangan musuh. Itu dapat menyebabkan harga naik. Harga dapat naik ke level yang lebih tinggi jika gejolak yang terjadi di Libia dan Bahrain saat ini menyebar ke negara produsen utama minyak dunia Arab Saudi,” katanya.
Hari ini, harga minyak naik setelah pasukan gabungan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis meluncurkan serangan udara ke Libia. Aksi tersebut telah mendorong kekhawatiran kondisi pemutusan pasokan minyak akan berlarut dan memperbaharui kekhawatiran mengenai gangguan ekspor dari Timur Tengah.
Harga kontrak berjangka minyak naik sebesar 2,3% setelah pimpinan Libia Muammar Khadafi bersumpah akan mengusir serangan rudal dan pesawat tempur terhadap instalasi militer milik pemerintah.
Produksi minyak Libia jatuh hingga menjadi seperempat dari kapasitas produksi sebelum krisis dan masih ada potensi produksi terhenti sama sekali.
Di lain pihak, karyawan Bahrain Petroleum Co melakukan mogok pada pekan lalu sebagai tanggapan terhadap aksi keras polisi kepada demontran anti pemerintahan. Sementara itu, Yaman juga mengumumkan negara tersebut sedang dalam situasi darurat.
Harga kontak minyak mentah untuk pengiriman April naik sebesar US$2,28 menjadi US$103,35 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Sore tadi, harga kontrak tersebut diperdagangkan di level US$102,67 pada pukul 16:11 waktu Singapura. Pada pekan lalu, harga kontrak itu turun sebesar 0,1% menjadi US$101,07 per barel.
Harga kontrak perdagangan yang lebih aktif, yakni kontrak berjangka Mei tumbuh sebesar US$2,42 menjadi US$104,27 per barel.
Kenaikan tersebut tertinggal jika dibandingkan dengan kenaikan harga minyak mentah brent yang diperdagangkan pada bursa berjangka London. Jarak harga antara dua jenis kontrak minyak tersebut melebar dari US$11,53 pada pekan lalu menjadi US$11,85.
Harga kontrak minyak mentah brent untuk penyelesaian Mei naik sebesar US$2,29 atau 2% menjadi US$116,22 per barel pada bursa ICE Futures Europe Exchange.
Pihak sekutu mengklaim serangan selama 2 hari terakhir efektif melumpuhkan pasukan udara Khadafi. Saat ini, para pemimpin dunia mengecam Khadafi, termasuk AS, Inggris, dan Perancis yang melakukan serangan.
Produksi minyak Libia turun tajam dari 1,59 juta barel per hari pada Januari hingga menjadi kurang dari 400.000 barel per hari pada Maret. International Energy Agency memperkirakan ekspor dapat terganggu untuk beberapa bulan ke depan karena kerusakan terhadap fasilitas.
Para hedge fund memangkas taruhan bullish minyak dari posisi tertinggi menyusul kekhawatiran permintaan di Jepang akan terganggu setelah negara tersebut dilanda gempa terbesar pada 11 Maret lalu. Data Asosiasi Minyak Jepang menunjukkan sebanyak 29% kapasitas penyulingan di negara tersebut ditutup.
David Lennox, analis pada Fat Prophets di Sydney, menuturkan pergerakan harga minyak dipengaruhi oleh faktor ketakutan mengenai sejauh mana perubahan rezim ini dapat menyebar.
“Jika harga minyak tetap di atas US$100 per barel dan semakin tinggi untuk periode waktu tertentu, kita akan melihat pertumbuhan global,” katanya sebagaimana dikutip Bloomberg.
BKDI rilis kontrak emas berbasis dolar
JAKARTA: PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) akan meluncurkan dua kontrak berbasis emas terbaru dan berdenominasi dolar AS pada 11 April 2011. Sementara, PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) sudah lebih dulu meluncurkan dua kontrak sejenis pada 16 Maret 2011.
Kedua kontrak terbaru BKDI tersebut yakni kontrak gulir emas berdenominasi dolar AS (GOLDUD) dan kontrak gulir emas berdenominasi dolar AS dengan mata uang tetap (GOLDID).
Direktur Utama BKDI Megain Wijaya mengatakan kedua kontrak berjangka emas berdenominasi dolar AS ini akan diluncurkan pada 11 April 2011.
GOLDUD merupakan kontrak berjangka emas berdenominasi dolar AS dengan kontrak spot dan posisi terbuka pada akhir hari perdagangan secara otomatis. Penyelesaian transaksi berupa serah tunai atau cash settelement.
Ukuran 1 lot GOLDUD akan setara dengan 10 troy ounce emas dengan jam perdagangan selama 21,5 jam yakni sejak pukul 07.00 WIB - 04.30 WIB.
Untuk GOLDID, lanjut Megain, kontraknya sama seperti GOLDUD, namun dengan mata uang tetap terhadap rupiah.
Bihar mengatakan volume transaksi kontrak gulir emas (KGEUSD) mini ini mencapai 30 lot per hari sejak diluncurkannya.
Kedua kontrak terbaru BKDI tersebut yakni kontrak gulir emas berdenominasi dolar AS (GOLDUD) dan kontrak gulir emas berdenominasi dolar AS dengan mata uang tetap (GOLDID).
Direktur Utama BKDI Megain Wijaya mengatakan kedua kontrak berjangka emas berdenominasi dolar AS ini akan diluncurkan pada 11 April 2011.
GOLDUD merupakan kontrak berjangka emas berdenominasi dolar AS dengan kontrak spot dan posisi terbuka pada akhir hari perdagangan secara otomatis. Penyelesaian transaksi berupa serah tunai atau cash settelement.
Ukuran 1 lot GOLDUD akan setara dengan 10 troy ounce emas dengan jam perdagangan selama 21,5 jam yakni sejak pukul 07.00 WIB - 04.30 WIB.
Untuk GOLDID, lanjut Megain, kontraknya sama seperti GOLDUD, namun dengan mata uang tetap terhadap rupiah.
Jam perdagangan hingga 21,5 jam ini baru diterapkan BKDI sejak 18 Februari 2011. Menurut Megain, jam perdagangan yang baru tersebut sudah seiring dengan jam perdagangan emas internasional, karena telah meliputi seluruh perdagangan emas di pasar Asia, Eropa, dan Amerika.
PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) juga lebih dulu meluncurkan kontrak gulir emas berdenominasi dolar (KGEUSD) berukuran mini pada 16 Maret 2011.
PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) juga lebih dulu meluncurkan kontrak gulir emas berdenominasi dolar (KGEUSD) berukuran mini pada 16 Maret 2011.
Direktur BBJ Bihar Sakti Wibowo mengatakan pihaknya mendapat persetujuan perubahan atas produk KGEUSD menjadi tiga jenis perubahan. “Kalau sebelumnya KGEUSD itu hanya berukuran 100 troy ounce per lot, sekarang ada ukuran mini.”
Ketiga jenis perubahan atas kontrak KGEUSD tersebut yakni pertama menambah jam perdagangan menjadi 24 jam dari yang sebelumnya 19 jam yakni dari pukul 07.00-02.00 WIB. Perubahan kedua, menambah satu jenis lagi yakni KGEUSD mini berukuran 10 troy ounce per lot, dari sebelumnya 1 lot setara dengan 100 troy ounce. Perubahan ketiga yakni menabah satu lagi jenis yakni KGRUSD fix rate yakni Rp10.000 per dolar AS.Bihar mengatakan volume transaksi kontrak gulir emas (KGEUSD) mini ini mencapai 30 lot per hari sejak diluncurkannya.
Konflik Libia dongkrak harga gandum
SEOUL: Harga gandum naik dalam tiga sesi perdagangan berturut-turut setelah investor menaikan taruhan pada perdagangan komoditas biji-bijian menyusul musim salju yang dapat mengancam tanaman di AS dan kenaikan harga minyak akibat konflik di Libia.
Harga kontrak untuk pengiriman Mei di bursa Chicago naik sebesar 2,6% menjadi US$7,4175 per bushel dan diperdagangkan pada level US$9,2875 pada pukul 16.00 waktu Seoul, melanjutkan kenaikan dalam 3 hari menjadi 10%.
Pada pekan lalu, harga kontrak berjangka berbalik merugi dipicu kekhawatiran gempa bumi Jepang dan kebocoran radiation dari pabrik nuklir yang dapat menghambat permintaan komoditas. Sementara itu, harga jagung naik ke level tertinggi sejak 10 Maret. Harga minyak mentah naik sebesar 2%.
Han Sung Min, pedagang senior pada Korea Exchange Bank Futures Co di Seoul, mengatakan hujan salju yang terjadi di AS menjadi latar belakang kenaikan harga gandum beberapa derajat.
“Ini seperti sentimen pembelian oleh pengelola dana dan investor meningkat tidak hanya untuk biji-bijian tapi juga untuk aset lain seperti minyak,” katanya.
Mengacu data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS, manajer hedge fund dan spekulan besar lainnya meningkatkan posisi net-long di bursa berjangka gandum di Chicago sebesar 9% pada pekan yang berakhir 15 Maret dari pekan sebelumnya.
Di AS, salju dan hujan telah menjadikan tanah jenuh dan menaikkan resiko terjadinya banjir yang mungkin dapat menunda penanaman gandum musim semi di kawasan produsen terbesar di negara itu North Dakota. Mengacu data Departemen Perdagangan AS (USDA), musim kering di Kansas hanya meninggalkan 26% tanaman dalam kondisi baik dan paling baik.
Belum lama ini, Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin mengatakan cuaca di Rusia dapat menghapus sekitar 5 juta hektar atau 12,4 juta akre tanaman musim dingin.
Deputi Perdana Menteri Utama Viktor Zubkov memperkirakan panen biji gandum pada tahun ini akan mencapai 84 juta – 85 juta metrik ton.
Menurut survei yang dilakukan Bloomberg terhadap 22 analis, harga rata-rata gandum akan mencapai US$8 per bushel pada kuartal kedua di Chicago Board of Trade. Harga rata-rata gandum pada tiga bulan pertama tahun ini mencapai US$8,08 per bushel.
Pada musim ini, petani menuai sebanyak 15,4 juta ton gandum, lebih rendah dibandingkan permintaan. USDA memperkirakan pasokan akan turun sebesar 7,8%.
Harga jagung dan kedelai dapat naik pada pekan ini menyusul spekulasi kondisi basah dan cuaca dingin akan menunda penanaman dan mereduksi prospek tanaman di AS. Selain itu, hujan mengancam kesiapan minyak sayur untuk panen di Brazil.
Harga kontrak jagung untuk pengiriman Mei naik sebesar 2,2% menjadi US$6,985 per bushel yang merupakan posisi tertinggi sejak 10 Maret 2011. Pada pekan lalu, harga kontrak jagung naik sebesar 2,9%, rebpounding dari penurunan sebesar 8,8% pada pekan sebelumnya. Sementara itu harga kontrak kedelai untuk pengiriman Mei turun sebesar 0,4% menjadi US$13,5775 per bushel.
Harga kontrak untuk pengiriman Mei di bursa Chicago naik sebesar 2,6% menjadi US$7,4175 per bushel dan diperdagangkan pada level US$9,2875 pada pukul 16.00 waktu Seoul, melanjutkan kenaikan dalam 3 hari menjadi 10%.
Pada pekan lalu, harga kontrak berjangka berbalik merugi dipicu kekhawatiran gempa bumi Jepang dan kebocoran radiation dari pabrik nuklir yang dapat menghambat permintaan komoditas. Sementara itu, harga jagung naik ke level tertinggi sejak 10 Maret. Harga minyak mentah naik sebesar 2%.
Han Sung Min, pedagang senior pada Korea Exchange Bank Futures Co di Seoul, mengatakan hujan salju yang terjadi di AS menjadi latar belakang kenaikan harga gandum beberapa derajat.
“Ini seperti sentimen pembelian oleh pengelola dana dan investor meningkat tidak hanya untuk biji-bijian tapi juga untuk aset lain seperti minyak,” katanya.
Mengacu data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS, manajer hedge fund dan spekulan besar lainnya meningkatkan posisi net-long di bursa berjangka gandum di Chicago sebesar 9% pada pekan yang berakhir 15 Maret dari pekan sebelumnya.
Di AS, salju dan hujan telah menjadikan tanah jenuh dan menaikkan resiko terjadinya banjir yang mungkin dapat menunda penanaman gandum musim semi di kawasan produsen terbesar di negara itu North Dakota. Mengacu data Departemen Perdagangan AS (USDA), musim kering di Kansas hanya meninggalkan 26% tanaman dalam kondisi baik dan paling baik.
Belum lama ini, Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin mengatakan cuaca di Rusia dapat menghapus sekitar 5 juta hektar atau 12,4 juta akre tanaman musim dingin.
Deputi Perdana Menteri Utama Viktor Zubkov memperkirakan panen biji gandum pada tahun ini akan mencapai 84 juta – 85 juta metrik ton.
Menurut survei yang dilakukan Bloomberg terhadap 22 analis, harga rata-rata gandum akan mencapai US$8 per bushel pada kuartal kedua di Chicago Board of Trade. Harga rata-rata gandum pada tiga bulan pertama tahun ini mencapai US$8,08 per bushel.
Pada musim ini, petani menuai sebanyak 15,4 juta ton gandum, lebih rendah dibandingkan permintaan. USDA memperkirakan pasokan akan turun sebesar 7,8%.
Harga jagung dan kedelai dapat naik pada pekan ini menyusul spekulasi kondisi basah dan cuaca dingin akan menunda penanaman dan mereduksi prospek tanaman di AS. Selain itu, hujan mengancam kesiapan minyak sayur untuk panen di Brazil.
Harga kontrak jagung untuk pengiriman Mei naik sebesar 2,2% menjadi US$6,985 per bushel yang merupakan posisi tertinggi sejak 10 Maret 2011. Pada pekan lalu, harga kontrak jagung naik sebesar 2,9%, rebpounding dari penurunan sebesar 8,8% pada pekan sebelumnya. Sementara itu harga kontrak kedelai untuk pengiriman Mei turun sebesar 0,4% menjadi US$13,5775 per bushel.
Libia memanas, harga minyak naik 2,1%
MELBOURNE: Harga kontrak minyak naik di New York setelah Amerika Serikat, Inggris dan Prancis meluncurkan peluru kendali jelajah dan serangan udara di sejumlah target di Libia dan adanya kekhawatiran gejolak terus menyebar dan mengganggu pasokan. Kontrak minyak terus naik 2,1% setelah pemimpin Libia Muammar Khadafi berjanji untuk mengusir tentara sekutu yang terus mengincar instalasi militernya.
Sekitar 90% karyawan Petroleum Co Bahrain menyatakan mogok sebagai respons terhadap tindakan keras polisi terhadap demonstrasi anti-pemerintah, sementara Yaman menyatakan keadaan darurat pada 18 Maret.
"Bahrain lebih terlihat sebagai titik panas daripada Libia. Fokus akan berada di Arab Saudi
dan Iran, dan itu berdasarkan Bahrain," kata Jonathan Barrat, managing director Commodity Broking
Services Pty di Sydney.
Minyak mentah untuk pengiriman April naik sebesar US$2,12 menjadi US$103,19 per barel, dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan berada di level US$102,71 pada jam 10:17 waktu Sydney.
Kontrak tersebut yang akan berakhir besok, turun 35 sen menjadi US$101,07 pada 18 Maret. Kontrak Mei yang lebih aktif diperdagangkan naik sebanyak US$2,20 ke US$104,05.
Minyak mentah Brent untuk penyelesaian transaksi Mei meningkat US$2,26, atau 2% menjadi US$116,19 per barel di ICE Futures yang berbasis di London.
Kebutuhan komoditas Jepang diprediksi melonjak
SURABAYA: Kebutuhan Jepang terhadap komoditas pertambangan berupa batu bara, timah, dan tembaga diperkirakan naik dua kali lipat memasuki masa rekonstruksi pascagempa dan tsunami 11 Maret sehingga mendorong kenaikan harga. Direktur dan Analis Senior Harvest International Futures Ibrahim memperkirakan Jepang segera memasuki masa rekonstruksi, setidaknya bulan depan. Pada saat itu, katanya, kebutuhan terhadap komoditas penunjang pembangunan melonjak dua kali lipat dari situasi normal.
“Saat ini, permintaan masih rendah karena Jepang baru saja terkena bencana. Namun, permintaan akan tinggi jika sudah memasuki tahap rekonstruksi. Kenaikan permintaan itu dapat mendorong kenaikan harga,” katanya, hari ini.
Dia memperkirakan Jepang akan mengalihkan bahan baku pembangkit listrik ke batu bara menyusul kebocoran reaktor yang terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi. Adapun tembaga dan timah diperlukan untuk memenuhi keperluan manufaktur dan pembagunan infrastruktur.
Pada akhir pekan lalu, harga kontrak berjangka tembaga untuk pengiriman Mei turun sebesar 0,1% menjadi US$4,339 per pon pada bursa Comex di New York. Namun demikian, secara umum harga naik sebesar 3,1% sepanjang pekan tersebut.
Frank Lesh, pedagang pada FuturePath Trading LLC di Chicago, mengatakan permintaan tembaga dapat rebound karena negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia Jepang melakukan rekonstruksi menyusul gempa bumi dan tsunami pada Jumat 11 Maret.
“Harga tembaga masih mencari tahu apa yang akan terjadi dengan perekonomian dunia. Kebijakan China mengenai persyaratan cadangan bank telah menghentikan reli tembaga. Tapi akhirnya Jepang akan melakukan rekonstruksi dan mereka akan membutuhkan tembaga,” katanya sebagaimana dikutip Bloomberg.
Sementara itu pada bursa London Metal Exchange, harga metal tersebut untuk pengiriman 3 bulan turun sebesar US$17,25 atau 0,2% menjadi US$9.547,75 per metrik ton.
Harga tembaga turun setelah konsumen terbesar di dunia, China, menaikkan persyaratan cadangan bank untuk ketiga kalinya pada tahun ini guna mengontrol inflasi. Hal itu menimbulkan kekhawatiran perekonomian akan berjalan lambat.
Dalam websitenya hari ini, People’s Bank of China mengatakan proporsi deposito pemberi pinjaman yang disimpan di bank sentral akan naik setengah persen dari posisi pada 25 Maret 2011.
Minyak masih berada pada level tinggi
JAKARTA: Harga minyak mentah dunia diperkirakan tetap berada pada level tinggi dengan kemungkinan naik setelah aksi pemboman pertahanan udara dan kamp militer pemerintah Libia oleh pesawat perang dan kapal angkatan laut dari AS, Kanada, Perancis, Inggris, dan Italia. Hal itu dikemukakan oleh pengamat minyak dan gas Kurtubi ketika dihubungi Bisnis, sore ini. Kurtubi mengatakan risiko geopolitik di wilayah Afrika dan Timur Tengah masih besar terhadap pembentukan harga minyak.
Dia memperkirakan kasus Libia tidak akan selesai dalam jangka pendek, melainkan akan berlarut-larut sehingga berpotensi mengganggu pasokan minyak dari negara pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika itu.
“Kekacauan selama ini saja telah menghilangkan lebih dari 1 juta barel per hari kapasitas produksi Libia, sulit untuk normal kembali. Kemungkinan hilangnya pasokan minyak ini tidak dalam hitungan bulan melainkan dalam jangka menengah sehingga harga masih akan didorong untuk naik,” katanya hari ini.
Kurtubi mengatakan Saudi Arabia sanggup mengganti kehilangan produksi minyak mentah dari Libia. Namun, lanjutnya, kesanggupan itu tidak dapat dipercaya 100% oleh pasar sehingga tidak dapat menekan harga lebih jauh.
“Ada dua alasan mengapa pasar tidak dapat mempercayai kesanggupan Arab Saudi. Pertama, butuh waktu lama untuk menaikkan produksi. Kedua, Arab sendiri punya risiko tertular. Saat ini, demo-demo besar sudah terjadi di Bahrain yang merupakan tetangga terdekat Arab Saudi,” jelasnya.
Seandainya krisis serupa menjalar ke Arab Saudi, tuturnya, bukan saja negara itu tidak dapat memenuhi kesanggupannya mengganti pasokan yang hilang dari Libia, melainkan dapat mengurangi produksi minyak dari negara tersebut.
“Produksinya sendiri [Arab Saudi] dapat anjlok. Jika itu terjadi, harga minyak dapat melejit ke level US$200 per barel. Sangat tidak bagus,” katanya.
Arab Saudi adalah negara produsen terbesar minyak mentah dunia dengan kapasitas produksi sebesar 9 juta barel per hari. Adapun kapasitas produksi Libia sebelum terjadi kekacauan yaitu 1,58 juta barel per hari (Januari 2011).
harga komoditas capai level tertinggi
JAKARTA: Harga komoditas naik ke level tertingginya dalam pekan ini karena kekacauan Timur Tengah yang mendorong kembali harga minyak dan setelah negara anggota G-7 mengintervensi pasar mata uang untuk membantu Jepang mengatasi dampak gempa bumi pekan lalu.
Indeks spot Standard & Poor’s GSCI 24 komoditas yang diperdagangkan secara berjangka naik sebesar 1,1% menjadi 707,97. Itu adalah posisi tertinggi sejak 11 Maret atau hari ketika gempa bumi terburuk sepanjang sejarah Jepang melanda dan menyebabkan tsunami, serta krisis pada salah satu pabrik nuklir di negara itu. Kemarin, indeks serupa naik sebesar 3,4% dan merupakan laju kenaikan tertinggi sejak 24 Februari.
Latief Adam, ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan harga komoditas sewajarnya turun ketika Jepang mengalami guncangan pasca gempa dan tsunami serta krisis nuklir.
Jepang, lanjutnya, adalah negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia dan salah satu negara konsumen terbesar di dunia. Oleh sebab itu, guncangan pasca gempa dan tsunami akan menyebabkan berkurangnya permintaan yang berdampak pada turunnya harga.
Namun, lanjutnya, anomali berupa kenaikan harga mungkin terjadi jika ada pengaruh faktor eksternal berupa intervensi negara-negara G-7 serta intervensi bank sentral Jepang Bank of Japan (BOJ).
“Berbeda dengan Indonesia, posisi Jepang berada di sisi demand komoditas sehingga gangguan di Jepang dapat mengurangi permintaan. Harusnya harga turun. Namun ada anomali, harga berbalik karena intervensi G-7 dan BOJ,” katanya kepada Bisnis, hari ini.
Adam mengemukakan Jepang adalah pasar utama ekspor Indonesia dengan total nilai ekspor pada tahun lalu sebesar US$16,49 miliar, naik dari tahun sebelumnya US$11,98 miliar. Sebanyak 12,72% dari total ekspor Indonesia dikirimkan ke Jepang.
“Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang antara lain gas, barang-barang mineral seperti batubara, serta bijih logam seperti timah dan baja,” katanya.
Mark Pervan, kepala riset komoditas pada Australia dan New Zealand Banking Group Ltd. di Melbourne, mengatakan saat ini pasar sedang mengalihkan fokus dari krisis nuklir Jepang kembali ke meningkatnya suhu geopolitik di Libia.
Harga kontrak minyak mentah di bursa New York naik sebesar 2,2% pada hari ini setelah United Nations Security Council memutuskan mendaratkan angkatan udara Libia dan membentuk zona larangan terbang untuk menuntut gencatan senjata dengan pemberontak.
Harga kontrak minyak untuk pengiriman April naik menjadi US$103,66 per barel di bursa New York dan diperdagangkan pada level US$103,12 per barel pada 12:51 di Singapura.
Kemarin, harga minyak terangkat ke level tertinggi dalam 3 pekan setelah pesawat jet pimpinan Libia Muammar Qaddafi menjatuhkan bom di sekitar Benghazi dan pasukan keamanan Bahraini menangkap pimpinan pihak oposisi.
“Prospek pengetatan pasokan masih terjadi di bawah harga minyak,” ujar Ben Westmore, analis komoditas pada National Australia Bank Ltd. di Melbourne.
Emas juga naik dalam 3 hari berturut-turut menyusul peperangan di Libia dan kekacauan di Bahrain. Emas untuk pengiriman segera tumbuh 0,5% menjadi US$1.410,85 per ounce dan perak tumbuh 1,6% menjadi US$34,8050 per ounce. Sementara itu, harga tembaga untuk pengiriman 3 bulan sedikit berubah pada level US$9.563,50 per ton pada London Metal Exchange.
Negara-negara G-7 setuju bekerjasama untuk pertama kalinya dalam lebih dari 1 dekade untuk mengintervensi pasar valuta asing setelah yen melambung ke level tinggi paska Perang Dunia II, mengancam pemulihan Jepang dari bencana gempa.
Berdasarkan perkiraan Badan Biji-bijian AS, gempa bumi dan tsunami di Jepang merusak sekitar 30% kapasitas produksi pakan negeri itu.
Harga kontrak karet yang diperdagangkan di Tokyo naik dalam 3 hari sebesar 7,2% menjadi 425,5 yen per kg atau setara dengan US$5.210 per metrik ton setelah produsen terbesar di dunia Thailand, Indonesia, dan Malaysia menyatakan mungkin mengurangi pengiriman.
Harga kontrak jagung untuk pengiriman Mei di Chicago naik sebesar 4,9% menjadi US$6,7825 per bushel sebelum diperdagangkan pada level US$6,7575 per bushel.
Indeks spot Standard & Poor’s GSCI 24 komoditas yang diperdagangkan secara berjangka naik sebesar 1,1% menjadi 707,97. Itu adalah posisi tertinggi sejak 11 Maret atau hari ketika gempa bumi terburuk sepanjang sejarah Jepang melanda dan menyebabkan tsunami, serta krisis pada salah satu pabrik nuklir di negara itu. Kemarin, indeks serupa naik sebesar 3,4% dan merupakan laju kenaikan tertinggi sejak 24 Februari.
Latief Adam, ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan harga komoditas sewajarnya turun ketika Jepang mengalami guncangan pasca gempa dan tsunami serta krisis nuklir.
Jepang, lanjutnya, adalah negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia dan salah satu negara konsumen terbesar di dunia. Oleh sebab itu, guncangan pasca gempa dan tsunami akan menyebabkan berkurangnya permintaan yang berdampak pada turunnya harga.
Namun, lanjutnya, anomali berupa kenaikan harga mungkin terjadi jika ada pengaruh faktor eksternal berupa intervensi negara-negara G-7 serta intervensi bank sentral Jepang Bank of Japan (BOJ).
“Berbeda dengan Indonesia, posisi Jepang berada di sisi demand komoditas sehingga gangguan di Jepang dapat mengurangi permintaan. Harusnya harga turun. Namun ada anomali, harga berbalik karena intervensi G-7 dan BOJ,” katanya kepada Bisnis, hari ini.
Adam mengemukakan Jepang adalah pasar utama ekspor Indonesia dengan total nilai ekspor pada tahun lalu sebesar US$16,49 miliar, naik dari tahun sebelumnya US$11,98 miliar. Sebanyak 12,72% dari total ekspor Indonesia dikirimkan ke Jepang.
“Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang antara lain gas, barang-barang mineral seperti batubara, serta bijih logam seperti timah dan baja,” katanya.
Mark Pervan, kepala riset komoditas pada Australia dan New Zealand Banking Group Ltd. di Melbourne, mengatakan saat ini pasar sedang mengalihkan fokus dari krisis nuklir Jepang kembali ke meningkatnya suhu geopolitik di Libia.
Harga kontrak minyak mentah di bursa New York naik sebesar 2,2% pada hari ini setelah United Nations Security Council memutuskan mendaratkan angkatan udara Libia dan membentuk zona larangan terbang untuk menuntut gencatan senjata dengan pemberontak.
Harga kontrak minyak untuk pengiriman April naik menjadi US$103,66 per barel di bursa New York dan diperdagangkan pada level US$103,12 per barel pada 12:51 di Singapura.
Kemarin, harga minyak terangkat ke level tertinggi dalam 3 pekan setelah pesawat jet pimpinan Libia Muammar Qaddafi menjatuhkan bom di sekitar Benghazi dan pasukan keamanan Bahraini menangkap pimpinan pihak oposisi.
“Prospek pengetatan pasokan masih terjadi di bawah harga minyak,” ujar Ben Westmore, analis komoditas pada National Australia Bank Ltd. di Melbourne.
Emas juga naik dalam 3 hari berturut-turut menyusul peperangan di Libia dan kekacauan di Bahrain. Emas untuk pengiriman segera tumbuh 0,5% menjadi US$1.410,85 per ounce dan perak tumbuh 1,6% menjadi US$34,8050 per ounce. Sementara itu, harga tembaga untuk pengiriman 3 bulan sedikit berubah pada level US$9.563,50 per ton pada London Metal Exchange.
Negara-negara G-7 setuju bekerjasama untuk pertama kalinya dalam lebih dari 1 dekade untuk mengintervensi pasar valuta asing setelah yen melambung ke level tinggi paska Perang Dunia II, mengancam pemulihan Jepang dari bencana gempa.
Berdasarkan perkiraan Badan Biji-bijian AS, gempa bumi dan tsunami di Jepang merusak sekitar 30% kapasitas produksi pakan negeri itu.
Harga kontrak karet yang diperdagangkan di Tokyo naik dalam 3 hari sebesar 7,2% menjadi 425,5 yen per kg atau setara dengan US$5.210 per metrik ton setelah produsen terbesar di dunia Thailand, Indonesia, dan Malaysia menyatakan mungkin mengurangi pengiriman.
Harga kontrak jagung untuk pengiriman Mei di Chicago naik sebesar 4,9% menjadi US$6,7825 per bushel sebelum diperdagangkan pada level US$6,7575 per bushel.
Shanghai Future rilis kontrak lead logam
SHANGHAI: Shanghai Futures Exchange (SFX) akan memulai perdagangan berjangka kontrak lead pertama berbasis produk logam dalam ukuran kontrak besar mulai 24 Maret 2011.
Menurut website bursa tersebut, masing-masing kontrak lead berukuran 25 metrik ton, lima kali lebih besar dari kontrak eksisting komoditas tembaga, aluminimu, dan seng. SFX menetapkan margin minimum sebesar 11% dan perubahan limit harga harian sebesar 6%.
“Dengan menaikkan ukuran kontrak, sepertinya bursa bertujuan membatasi perdagangan spekulatif,” ujar Lin Hui, kepala departemen riset pada Orient Securities Futures Co., sebagaimana dikutip Bloomberg, hari ini.
Sejak November tahun lalu, bursa Shanghai tersebut telah mengumumkan langkah-langkah seperti peningkatan margin dan penangguhan diskon biaya perdagangan untuk membatasi spekulasi yang berlebihan.
Selain SFX, Dalian Commodity Exchange dan Zhengzhou Commodity Exchange juga melakukan langkah serupa.
Menurut Ketua Komisi China Securities Regulatory China Shang Fulin, perdagangan berjangka komoditas di China merupakan tertinggi di dunia pada tahun lalu. Negara tersebut adalah konsumen terbesar produk komoditas berbasis logam.
Kontrak lead di bursa Shanghai akan mirip dengan di London Metal Exchange. Di bursa tersebut, ukuran kontrak tembaga, aluminium, dan seng semuanya 25 ton. Bursa Shanghai mulai mensimulasikan kontrak berjangka lead pada 15 Maret. Saat ini, bursa tersebut memperdagangkan tembaga, aluminium, seng, emas, baja, karet, dan minyak bahan bakar.
Kontrak lead untuk pengiriman 3 bulan di London, yang naik 18% pada tahun kemarin, berada di level US$2.650 per ton pada 11:29 waktu Shanghai.
Menurut website bursa tersebut, masing-masing kontrak lead berukuran 25 metrik ton, lima kali lebih besar dari kontrak eksisting komoditas tembaga, aluminimu, dan seng. SFX menetapkan margin minimum sebesar 11% dan perubahan limit harga harian sebesar 6%.
“Dengan menaikkan ukuran kontrak, sepertinya bursa bertujuan membatasi perdagangan spekulatif,” ujar Lin Hui, kepala departemen riset pada Orient Securities Futures Co., sebagaimana dikutip Bloomberg, hari ini.
Sejak November tahun lalu, bursa Shanghai tersebut telah mengumumkan langkah-langkah seperti peningkatan margin dan penangguhan diskon biaya perdagangan untuk membatasi spekulasi yang berlebihan.
Selain SFX, Dalian Commodity Exchange dan Zhengzhou Commodity Exchange juga melakukan langkah serupa.
Menurut Ketua Komisi China Securities Regulatory China Shang Fulin, perdagangan berjangka komoditas di China merupakan tertinggi di dunia pada tahun lalu. Negara tersebut adalah konsumen terbesar produk komoditas berbasis logam.
Kontrak lead di bursa Shanghai akan mirip dengan di London Metal Exchange. Di bursa tersebut, ukuran kontrak tembaga, aluminium, dan seng semuanya 25 ton. Bursa Shanghai mulai mensimulasikan kontrak berjangka lead pada 15 Maret. Saat ini, bursa tersebut memperdagangkan tembaga, aluminium, seng, emas, baja, karet, dan minyak bahan bakar.
Kontrak lead untuk pengiriman 3 bulan di London, yang naik 18% pada tahun kemarin, berada di level US$2.650 per ton pada 11:29 waktu Shanghai.
Langganan:
Komentar (Atom)














