Selasa, 22 Maret 2011

Minyak masih berada pada level tinggi

JAKARTA: Harga minyak mentah dunia diperkirakan tetap berada pada level tinggi dengan kemungkinan naik setelah aksi pemboman pertahanan udara dan kamp militer pemerintah Libia oleh pesawat perang dan kapal angkatan laut dari AS, Kanada, Perancis, Inggris, dan Italia.

Hal itu dikemukakan oleh pengamat minyak dan gas Kurtubi ketika dihubungi Bisnis, sore ini. Kurtubi mengatakan risiko geopolitik di wilayah Afrika dan Timur Tengah masih besar terhadap pembentukan harga minyak.

Dia memperkirakan kasus Libia tidak akan selesai dalam jangka pendek, melainkan akan berlarut-larut sehingga berpotensi mengganggu pasokan minyak dari negara pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika itu.

“Kekacauan selama ini saja telah menghilangkan lebih dari 1 juta barel per hari kapasitas produksi Libia, sulit untuk normal kembali. Kemungkinan hilangnya pasokan minyak ini tidak dalam hitungan bulan melainkan dalam jangka menengah sehingga harga masih akan didorong untuk naik,” katanya hari ini.

Kurtubi mengatakan Saudi Arabia sanggup mengganti kehilangan produksi minyak mentah dari Libia. Namun, lanjutnya, kesanggupan itu tidak dapat dipercaya 100% oleh pasar sehingga tidak dapat menekan harga lebih jauh.

“Ada dua alasan mengapa pasar tidak dapat mempercayai kesanggupan Arab Saudi. Pertama, butuh waktu lama untuk menaikkan produksi. Kedua, Arab sendiri punya risiko tertular. Saat ini, demo-demo besar sudah terjadi di Bahrain yang merupakan tetangga terdekat Arab Saudi,” jelasnya.

Seandainya krisis serupa menjalar ke Arab Saudi, tuturnya, bukan saja negara itu tidak dapat memenuhi kesanggupannya mengganti pasokan yang hilang dari Libia, melainkan dapat mengurangi produksi minyak dari negara tersebut.

“Produksinya sendiri [Arab Saudi] dapat anjlok. Jika itu terjadi, harga minyak dapat melejit ke level US$200 per barel. Sangat tidak bagus,” katanya.

Arab Saudi adalah negara produsen terbesar minyak mentah dunia dengan kapasitas produksi sebesar 9 juta barel per hari. Adapun kapasitas produksi Libia sebelum terjadi kekacauan yaitu 1,58 juta barel per hari (Januari 2011).

Tidak ada komentar: