
Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan Jepang dalam laporan terbarunya bahwa pasar sangat khawatir terhadap sustainabilitas fiskalnya yang dapat memicu kenaikan tiba-tiba tingkat imbal hasil
obligasi pemerintah Jepang (JGB).
Jika
yield JGB ini naik cepat, dapat menyebabkan
hutang Jepang tidak aman dan juga dapat menggoyangkan ekonomi dunia. IMF mengatakan dalam laporannya yang dirilis tanggal 23 November bahwa komunitas internasional sudah sangat khawatir terhadap kemungkinan memburuknya kondisi fiskal Jepang, setelah masalah hutang di beberapa negara Eropa berubah menjadi krisis di wilayah tersebut.
Tingginya tingkat imbal hasil JGB akan berimbas pada penarikan likuiditas dari pasar modal global, mengganggu kestabilan dan mendorong yield obligasi negara-negara lainnya, begitu menurut pernyataan IMF.
Seperti yang kita ketahui, rasio hutang Jepang terhadap GDP sebesar 200% lebih dan merupakan yang tertinggi di antara negara-negara industri dunia. Rasio ini bahkan melebihi rasio hutang negara-negara Eropa yang kini bermasalah dengan hutangnnya seperti Yunani, Italia dan Spanyol.
Perbedaan dengan negara lain, obligasi Jepang ini, hampir 95%, dimiliki oleh investor lokal seperti dana pensiun, asuransi, dan perbankan Jepang. Hal ini membantu tingkat imbal hasil obligasi JGB tetap rendah dan stabil meski ekonomi Jepang sedang carut marut.