Selasa, 22 Maret 2011

Kebutuhan komoditas Jepang diprediksi melonjak

SURABAYA: Kebutuhan Jepang terhadap komoditas pertambangan berupa batu bara, timah, dan tembaga diperkirakan naik dua kali lipat memasuki masa rekonstruksi pascagempa dan tsunami 11 Maret sehingga mendorong kenaikan harga.

Direktur dan Analis Senior Harvest International Futures Ibrahim memperkirakan Jepang segera memasuki masa rekonstruksi, setidaknya bulan depan. Pada saat itu, katanya, kebutuhan terhadap komoditas penunjang pembangunan melonjak dua kali lipat dari situasi normal.

“Saat ini, permintaan masih rendah karena Jepang baru saja terkena bencana. Namun, permintaan akan tinggi jika sudah memasuki tahap rekonstruksi. Kenaikan permintaan itu dapat mendorong kenaikan harga,” katanya, hari ini.

Dia memperkirakan Jepang akan mengalihkan bahan baku pembangkit listrik ke batu bara menyusul kebocoran reaktor yang terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi. Adapun tembaga dan timah diperlukan untuk memenuhi keperluan manufaktur dan pembagunan infrastruktur.

Pada akhir pekan lalu, harga kontrak berjangka tembaga untuk pengiriman Mei turun sebesar 0,1% menjadi US$4,339 per pon pada bursa Comex di New York. Namun demikian, secara umum harga naik sebesar 3,1% sepanjang pekan tersebut.

Frank Lesh, pedagang pada FuturePath Trading LLC di Chicago, mengatakan permintaan tembaga dapat rebound karena negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia Jepang melakukan rekonstruksi menyusul gempa bumi dan tsunami pada Jumat 11 Maret.

“Harga tembaga masih mencari tahu apa yang akan terjadi dengan perekonomian dunia. Kebijakan China mengenai persyaratan cadangan bank telah menghentikan reli tembaga. Tapi akhirnya Jepang akan melakukan rekonstruksi dan mereka akan membutuhkan tembaga,” katanya sebagaimana dikutip Bloomberg.

Sementara itu pada bursa London Metal Exchange, harga metal tersebut untuk pengiriman 3 bulan turun sebesar US$17,25 atau 0,2% menjadi US$9.547,75 per metrik ton.

Harga tembaga turun setelah konsumen terbesar di dunia, China, menaikkan persyaratan cadangan bank untuk ketiga kalinya pada tahun ini guna mengontrol inflasi. Hal itu menimbulkan kekhawatiran perekonomian akan berjalan lambat.

Dalam websitenya hari ini, People’s Bank of China mengatakan proporsi deposito pemberi pinjaman yang disimpan di bank sentral akan naik setengah persen dari posisi pada 25 Maret 2011.

Tidak ada komentar: