Selasa, 01 November 2011

Euro Terperangkap di Bearish Channel

Pada grafik 4 jam, euro keluar dari channel bullish dan terperangkap di dalam channel bearish. Kegagalan meraih MA 50-100-200 dapat menjaga tren bearish. Namun, stokastik dan RSI yang berada di area oversold isyaratkan adanya peluang kenaikan. Meski demikian, diperlukan kenaikan melewati area trendline untuk kurangi tekanan bearish. 1.3750 dan 1.3800 (harga terendah 16 September dan 26 Oktober) adalah resisten. 1.3610 dan 1.3570 (harga terendah 1 November dan 11 Oktober) merupakan support.


Euro Terperangkap di Bearish Channel

Pemulihan Sterling Terbatas

 Pada grafik 4 jam, sterling tergelincir keluar dari channel bullish dan kini terperangkap di dalam bearish channel. Pola hammer yang terbentuk dapat sediakan peluang untuk naik, namun kenaikan mungkin terhadang oleh MA 50 dan area down-trendline. Sementara itu, datarnya stokastik dan RSI isyaratkan periode konsolidasi. 1.6000 and 1.6040 (level psikologis dan harga tertinggi 25 Oktober) merupakan resistance. 1.5890 dan 1.5850 (harga terendah 1 November dan tertinggi 14 Oktober) adalah support.


Pemulihan Sterling Terbatas

Sarkozy Adakan Pertemuan Darurat Terkait Referendum Yunani


Sarkozy Adakan Pertemuan Darurat Terkait Referendum Yunani Berita mengenai referendum Yunani memaksa Presiden Perancis NicolasSarkozy untuk segera mengadakan pertemuan darurat dengan beberapa menteri terkait dan juga gubernur bank sentral Perancis pada hari Selasa di Elysee, guna membahas potensi dampak dari krisis Yunani.
Sarkozy akan melakukan rapat dengan Perdana Menteri Francois Fillon, Gubernur Bank of France Kristen Noyer, Francois Baroin dan Valerie Pecresse, yang menjabat sebagai Menteri Ekonomi dan Menteri Anggaran, serta Menteri Luar Negeri Alain Juppe, menurut pernyataan juru bicara Kepresidenan.
Referendum yang berpotensi merusak upaya penyelesaian krisis hutang zona Euro itu diajukan Perdana Menteri Yunani George Papandreou hanya beberapa hari setelah para pemimpin Eropa menyepakati sebuah rencana yang berisi langkah-langkah untuk mengurangi beban hutang Yunani dan menambah kekuatan Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF), guna memastikan kemampuan Uni Eropa dalam menopang negara-negara sekawasan lainnya yang bermasalah.
Juru bicara Sarkozy juga mengumumkan jika Presiden berencana membahas langkah pemerintah Yunani dengan Kanselir Jerman Angela Merkel melalui telepon.

Gold: Berpeluang Terkoreksi Lagi, Support di 1678.13 – 1660.60

Grafik 4-jam pergerakan harga emas berpotensi membentuk pola head and shoulders dengan level konfirmasi pada area neckline seperti halnya yang tercermin dalam proyeksi di atas. Secara teknikal pecahnya area neckline tersebut membuka peluang terjadinya koreksi lanjutan menuju area support diksiaran 1678.13 hingga area 1660.60. Namun waspadai resistance pada kisaran 1730.53 karena jika pergerakan harga mampu menembus area tersebut, pola head and shoulders dapat dipastikan failed dan harga kemungkinan besar akan membidik area 1752.40.


Gold: Berpeluang Terkoreksi Lagi, Support di 1678.13 – 1660.60

Crude Oil: Cenderung Bearish, Potensi di 88.18 – 86.66

Crude oil cenderung bergerak flat pada sesi perdagangan kemarin. Saat ini pada grfaik 4-jam oil terlihat adanya kecenderungan terjadinya koreksi dengan membidik area bullish trendline sebagai target awal. Hal tersebut juga terkonfirmasi oleh adanya sinyal bearish yang diberikan oleh indikator stochastic. Pecahnya area bullish trendline tersebut membuka peluang terjadinya koreksi lanjutan menuju area 88.18 hingga 86.66. Sementara itu waspadai rebound menuju area 94.50 hingga 97.05 jika bullish trendline mampu bertahan.


Crude Oil: Cenderung Bearish, Potensi di 88.18 – 86.66

Pemulihan USDJPY Tidak Akan Bertahan Lama


Pemulihan USDJPY Tidak Akan Bertahan Lama USDJPYterlihat melonjak pasca BoJ mengejutkan pasar dengan melakukan intervensi pada pasar keuangan guna melemahkan Yen. Pasangan mata uang ini melesat dari sekitar 75.60 hingga menyentuh area 79.50, meski saat ini harus kembali diperdagangkan turun pada kisaran 78.00.
"Hari ini pasar cenderung berfokus pada sejauh mana dampak intervensi sepihak BoJ akan berlanjut, apalagi mereka tidak menetapkan batasan tertentu seperti yang dilakukan SNB," kata tim analis Brown Brothers Harriman. Menurut tim analis ini, level saat ini nampaknya tidak akan mungkin bertahan lama mengingat pasar berpandangan jika tndakan sepihak tidak mungkin dapat memberikan maksimal.
Meski begitu, analis di BBH menilai bahwa waktu yang dipilih oleh otoritas Jepangcukup baik dengan pasar yang terlihat lengah menjelang beberapa berita besar yang akan dirilis pekan ini.
"Secara keseluruhan, efek dari intervensi pemerintah Jepang akan kembali teredam oleh fundamental ekonomi global, dimana ketidakpastian akan selalu mendorong permintaan untuk safe haven seperti Yen. Ditambah keengganan Jepang untuk mendaur ulang keseimbangan eksternal, akan menyebabkan Yen untuk menguji ulang level 76," kata tim analis ini menambahkan.

Greenback Belum Akan Lepas Dari Tekanan Jual


Greenback Belum Akan Lepas Dari Tekanan Jual  Denganrisk appetite yang kemungkinan masih akan terus memperoleh dukungan menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve AS dan juga European Central Bank pekan depan, serta even ekonomi KTT G20, "Kami memperkirakanGreenback masih akan terus berada di bawah tekanan jual yang kuat," kata tim analis Brown Brothers Harriman. "Apalagi dengan telah terlewatinya pertemuan puncak Uni Eropa, maka perhatian pasar nampaknya akan bergeser kembali keAmerika Serikat."
Di luar dugaan, data-data AS secara substansial juga telah menunjukkan perbaikan. "Memang, jika dibandingkan dengan negara-negara anggota G10 lainnya, data ekonomi AS masih relatif lebih unggul. Sementara angka GDP Q3 yang dirilis pada hari Kamis juga memperkihatkan bahwa pertumbuhan AS tidaklah seburuk yang dipikirkan, meski tidak bias dipungkiri jika pertumbuhan masih terlalu lambat untuk menyerap kapasitas ekonomi yang berlebihan," kata BBH.
"Bagi kami, pemulihan data-data AS ditambah dengan adanya kemungkinan dukungan kebijakan yang lebih dari China setidaknya telah mendatangkan dorongan bagi mata uang-mata uang beresiko dan terkait pertumbuhan untuk memperpanjang rally terbaru mereka terhadap Dollar AS," kata tim analis tersebut.

Kebangkrutan MF Global Akibatkan Kerisauan Nasabah


Kebangkrutan MF Global Akibatkan Kerisauan Nasabah Kebangkrutan yang melanda dealer-broker MF Global Hondings Ltd membuat miliaran dollar dana untuk nasabah AS menjadi kekisruhan hukum, dengan minimnya kejelasan akan kapan dan bagaimana investor retail dan investor institusi keuangan akan mendapatkan kembali dana mereka, menurut beberapa sumber yang terlibat dengan situasi tersebut.

Para trader dan pialang rival mengeluhkan adanya kekurangan pedoman dari bursa dan badan regulator untuk bagaimana menangani situasi tersebut, saat para nasabah MF Global berusaha dan berupaya untuk meyakinkan para nasabahnya dan melanjutkan usahanya.

“Semua menjadi kacau”, dikatakan seorang senior executive dari sebuah pialang besar, yang berusaha untuk meyakinkan para nasabahnya dalam menangani kebangkrutan MF Global, salah satu pemain pasar industry derivative.

G20: Kartu AS di Tangan China


G20: Kartu AS di Tangan China Pemimpin dan menteri keuangan negara G20 akan berkumpul di Cannes, Prancis pada 3 dan 4 November lusa. Agendanya cuma satu; mencari pemecahan krisis kawasan.
Pejabat tinggi Eropa tentu ingin mengirim kesan positif ke seluruh dunia, bahwa mereka sudah menemukan cara penuntasan masalah. Adapun komponen utama yang paling krusial dari forum pekan ini adalah wacana klausul penambahan kapasitas dana Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF).
Adapun aktor yang memiliki peran penting panggung Cannes tak lain adalah China. Dengan nilai surplus melimpah dan rasio hutang minim, peran serta negeri tirai bambu dalam ekspansi bailout sangat diburuhkan oleh Eropa. Jepang memang sudah memastikan partisipasinya dalam program penjualan obligasi, tetapi jumlah kontribusinya tidak akan cukup untuk memulihkan ekonomi seperti direncanakan. Satu calon kolektor aset hutang lainnya adalah Brazil, namun sekali lagi, kepastian dari China adalah yang paling dibutuhkan.
EFSF, melalui pemimpinnya, menjanjikan kolektor obligasi sebuah perlindungan seandainya nilai obligasi yang dijual ternyata merugi dalam kisaran tertentu. Klaus Regling bahkan berani menawarkan hak spesial bagi China, yakni penerbitan obligasi berdenominasi yuan. Segala upaya dilakukan guna merebut simpati negara perekonomian terbesar Asia. China sendiri sudah memiliki sekitar 600 miliar euro aset berbasis Eropa. Jumlah tersebut hanya setara 30% dari total cadangan devisanya yang mencapai $3,2 triliun. Tentu bukan masalah bagi China untuk menguras sebagian brankas devisanya untuk membeli obligasi ekstra.
Jika nantinya G20 dapat memastikan jumlah bailout senilai 1 triliun euro, maka situasi akan lebih mudah. Pemerintah Eropa tinggal menerjemahkan langkah terukur dan tenggat waktu untuk melaksanakan proyek-proyek yang sudah disepakati. Oleh karena itu, kartu As pemulihan Eropa justru berada di tangan raksasa ekonomi Asia. Jika nantinya cetak biru mega-bailout 1 triliun euro urung terpenuhi, maka pasar keuangan harus bersiap menerima dampak masif. 
Setelah itu, pemimpin G20 bisa mengalihkan fokus ke objek persoalan lain. Seperti penyelesaian isu ekonomi global antara lain ketimpangan neraca perdagangan Amerika Serikat (AS) dan surplus neraca China. Terdapat 7 negara yang berperan besar dalam G20 2011, yakni: AS, China, Jepang, Jerman, Prancis, Inggris dan India. Sikap ketujuh negara sangat penting dalam upaya konsolidasi defisit dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.