Senin, 28 Februari 2011

Wall St. Pekan Ini: Jobs Tentukan Arah

Pekan ini fokus pasar terpusat ke rangkaian data ekonomi penting yang segera dirilis oleh pemerintah. Namun dari semua laporan penggerak pasar, perhatian utama pasti tertuju ke indikator paling krusial: Jobs!

Pasar tampaknya tidak akan mentoleransi adanya hasil negatif pada rilis data. Apalagi Amerika Serikat (AS) hanya mampu membuka 36 ribu lapangan kerja pada bulan Januari lalu atau jauh dari harapan ekonom. Tidak hanya itu, kehadiran badai salju kian membuat proyeksi jobs Februari dalam tanda tanya besar.

Sementara itu, pergerakan indeks saham bisa makin liar di tengah ketidakpastian situasi Timur Tengah. Volatilitas harga minyak bisa berpengaruh besar bagi kinerja saham-saham di Wall Street. Sebagai catatan, harga minyak mentah pekan lalu sudah melonjak hingga 9% seiring eskalasi politik Libya.

Di samping data tenaga kerja, salah satu indikator penting minggu ini adalah data manufaktur. Hasil positif pada data bisa memulihkan trauma Dow Jones yang pekan lalu terpangkas 300 poin hanya dalam tiga sesi perdagangan! Tak ayal, bursa AS mencatat performa terburuk sejak medio November setelah indeks S&P minus 1,7%, Dow kehilangan 2,1% dan Nasdaq merugi 1,9%.

Agenda Ekonomi AS Pekan Ini:

Senin:


- Departemen Perdagangan AS merilis personal income & spending. Ekonom memprediksi angka personal income naik 0,3% di bulan Januari, sedangkan personal spending juga surplus 0,4%.

- Chicago Purchasing Index dirilis dengan perkiraan turun 65.5 dari catatan bulan lalu (68.8).

- Laporan pending home sales juga diterbitkan.

- Overstock.com (OSTK) dan Sotheby's (BID) melaporkan pendapatan usaha.

Selasa:

- Institut Manajemen Suplai melepas indeks manufaktur terbaru, yang diprediksi turun ke 60.5.

- Domino's Pizza (DPZ) diprediksi membukukan profit 40 sen per lembar pada data pendapatan terkini.

Rabu:

- Beberapa peritel melaporkan earningsnya sebelum pasar dibuka, antara lain Costco (COST), BJ's (BJ), Staples (SPLS) dan Petsmart (PETM).

- Investor akan mendapat laporan sektor jobs pertama dari 3 data yang akan dirilis pekan ini. Data tenaga kerja sektor swasta versi ADP bisa mencerminkan hasil data jobs berikutnya. Analis memperkirakan sektor swasta hanya menarik 163 ribu tenaga kerja baru, turun dari angka bulan Januari, 187 ribu.

Kamis:

- Spesialis saus botol, Heinz (HJZ) dan Del Monte (DLM), melaporkan data pendapatannya.

- Investor disuguhkan angka klaim pengangguran mingguan dan laporan industri dari Institute Supply Management. Ekonom memperkirakan klaim inisial naik jadi 400 ribu dan ISM service's turun jadi 59 dibandingkan laporan tahun lalu, 59.4.

Jumat:

- Laporan pamungkas jobs akna menjadi headline sepanjang hari. Wall Street memperkirakan tambahan lapangan kerja sebanyak 180 ribu di bulan Februari dengan rate pengangguran juga naik ke 9,1%. 
 

survei masih akan naik

Emas, yang kini diperdagangan dekat rekor, mungkin lanjutkan kenaikan akibat kerusuhan Libya dan kekhawatiran inflasi akan dongkrak permintaan logam mulia sebagai alternative investasi. 16 dari 20 trader, investor, dan analis yang disurvei Bloomberg katakan emas akan lanjutkan kenaikan minggu depan. Empat responden prediksi penurunan harga. Emas cetak rekor tertinggi $1430 pada bulan Desember 2010.

"Kerusuhan Libya dan potensi
penyebaran ke wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah merupakan pemicu reli emas," ujar Jim Pogoda, trader Mitsubishi International. Libya kini dilanda kerusuhan setelah demonstran berhasil gulingkan presiden di Tunisia dan Mesir. Penentang pimpinan Libya Muammar Qaddafi kini kuasai wilyah timur, yang kaya minyak. Sementara itu, Qaddafi perketat penjagaan di ibukota Tripoli, gunakan tank untuk blokir jalan raya dan pasukan keamanan untuk serang penduduk.

Harga minyak Nymex telah tembus $100 per barel untuk pertama kalinya dalam dua tahun. "Situasi di Libya ciptakan kegelisahan atas pasokan minyak, yang pada akhirnya akan memicu inflasi," kata James Moore, analis TheBullionDesk.com. Investor membeli emas sebagai hedging terhadap inflasi.
 

Gold: Tertahan di Resistance 1,418.20 Senin, 28 Februari 2011 15:01 WIB

Pergerakan emas saat ini tertahan di resistan 1418.20. Secara teknikal, indikator stochastic berada dalam kondisi jenuh beli yang mengindikasikan emas akan terkoreksi ke 1400.45. Pecahnya resistan 1418.20 akan membawa harga emas menguat ke 1432.70.

Gold:`pantau perkembangan Libya

Emas terlihat bergerak stabil dalam range perdagangan sempit di hari Senin, sementara pasar terus memonitor perkembangan kerusuhan politik di Libya.
"Level resistensi terdekat mungkin dapat ditemukan di sekitar $1416/1424. Tapi logam mulia ini tengah berada dalam momentum baik untuk memperbaharui rekor tertingginya karena investor terus mencari aset safe haven," kata James Moore, analis dari FastMarkets.
 
Emas yang telah menyentuh $1417.95 pada Kamis lalu, yang merupakan titik tertinggi sejak 4 Januari, saat ini diperdagangkan pada kisaran $1410.75/1411.25.
 
"Harga emas relatif flat hari ini, dengan pasar menunggu perkembangan kerusuhan di Libya," kata John Meyer dari broker Fairfax.
Kekhawatiran atas memburuknya situasi di Libya dan ketidakpastian politik di kawasan itu telah mendorong perburuan aset-aset safe haven terutama emas, yang memicu pergerakan kembali menuju area di atas $1400 pada minggu lalu.

awal pekan bursa eropa

Tekanan jual ringan mewarnai Bursa-bursa Eropa di awal pekan ini, dengan investor tetap berhati-hati di tengah kekhawatiran atas gangguan serius pada pasokan minyak, seiring menyebarnya gejolak di negara-negara Afrika Utara dan Timur Tengah.
Indeks Eurostoxx 50 turun 0,45%, sementara Indeks DAX Jerman naik tipis 0,03% dan Indeks CAC Perancis tergelincir 0,1%. Di Inggris, Indeks FTSE kehilangan 0,56% dalam 2 jam pertama perdagangan.
 
Harga minyak telah mencapai rekor tertinggi baru seiring meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap kekurangan pasokan minyak yang dipicu menyebarnya kerusuhan sosial hingga ke Oman dan Lebanon.

sektor tenaga kerja

Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) mungkin adalah indikator terpenting bagi pelaku pasar keuangan global. Bagaimana tidak, angka pengangguran setiap bulannya bisa mencerminkan  laju pemulihan negeri Paman Sam pasca krisis ekonomi tiga tahun lalu. Pekan ini, analis berharap cemas menyambut rangkaian data tersebut. Situasi kian kritis mengingat kondisi politik Timur Tengah dan Afrika sedang memburuk, sehingga investor butuh suntikan motivasi baru untuk sedikit lebih optimis. Apabila laporan tenaga kerja tidak kunjung positif, maka keadaan sulit diprediksi. Berikut ini adalah pandangan beberapa ekonom dan analis Wall Street dalam menyikapi pentingnya salah satu alarm ekonomi AS tersebut.

1. Paul Zemsky, Head of Asser Alocation ING

"Pasar tidak memiliki kesabaran lebih untuk menghadapi hasil negatif pada data tenaga kerja terbaru."

Investor membutuhkan kenaikan riil pada perluasan tenaga kerja dan bukan hanya perbaikan indikator sesaat. Sayangnya, faktor musim dan perlambatan industri belum mendukung ekspansi lebih lanjut.

2. Marc Pado, Chief Market Cantor Fitzgerald

"Sektor manufaktur harus tumbuh untuk memimpin AS keluar dari resesi."

3. Paul Asworth, Chief U.S Economist di Capital Economics, Toronto

"Pada periode pemulihan terdahulu, AS mencatat pertambahan tenaga kerja."

Situasi terkini justru mengecewakan. Data tenaga kerja gagal melanjutkan ekspansi yang terjadi tahun lalu.

4. Edmund Phelps, Penerima Nobel Ekonomi 2006 dan Pakar dari Universitas Columbia NY

"Perusahaan belum mampu membuka lapangan kerja dengan upah memadai seperti sebelumnya."

Salah satu contoh nyata adalah sektor kesehatan. Daya serap akan dokter dan perawat cenderung menurun. Institusi kesehatan hanya mampu membayar tenaga kerja pada level asisten, terapis dan ahli gigi. Rumah sakit tidak memiliki kemampuan membayar ahli kesehatan dengan kapabilitas tinggi.