Sabtu, 05 Mei 2012

Fitch Peringatkan Resiko Perpecahan Zona Euro

Fitch Peringatkan Resiko Perpecahan Zona Euro
  laporan dari lembaga pemeringkat Fitch Ratings yang dipublikasikan pada hari Jumat menunjukkan munculnya resiko perpecahan di kawasan Euro, terutama dalam kasus Yunani pada akhirnya memisahkan diri dari blok tersebut, yang mungkin akan memicu penyebaran masalah ke negara-negara pinggiran seperti ItaliaSpanyol, Irlandia, Portugal dan Siprus.
Berdasarkan laporan Fitch, resiko perpecahan saat ini masih rendah meskipun tetap tidak dapat diabaikan. Jika Yunani terpaksa atau secara sukarela meninggalkan zona Euro, maka itu akan beresiko mendatangkan pemotongan satu tingkat pada rating Italia, Spanyol, Irlandia, Portugal dan Siprus.
Di lain sisi Fitch mungkin belum mempertimbangkan tentang situasi seperti apa yang sekiranya akan memisahkan kawasan tersebut menjadi utara dan selatan, namun lembaga pemeringkat ini masih tetap meragukan keberlanjutan implementasi kebijakan fiskal yang ada.

AS Tidak Akan Terkena Downgrade Sebelum Pemilu


AS Tidak Akan Terkena Downgrade  Sebelum Pemilu
Agensi rating Fitch nampaknya tidak akan memangkas rating kredit ASsebelum pemilu bulan November namun pemerintah harus mengatasi masalah hutangnya, ucap Paul Taylor, presiden dan CEO Fitch Group pada hari Jumat. Di bulan November tahun lalu, Fitch merubah outlook untuk peringkat AAA milik AS menjadi negatif dari stabil, terkait minimnya kesepakatan untuk mengurangi “defisit anggaran yang membengkak.”
"Outlook rating AS negatif saat ini, yang mana menandakan adanya potensi untuk terkena downgrade," ucap Taylor dalam wawancara. "Terlalu awal untuk mengatakan apakah hal itu akan berubah menjadi downgrade sesungguhnya atau tidak,” ucapnya. “Menurut kami, kami masih harus melihat apa yang akan terjadi pasca pemilu dan langkah apakah yang diambil. Menurutku sudah sangat jelas bahwa AS harus melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah membengkaknya hutang sejak krisis keuangan," tambahnya.

Menguatnya Harapan QE3 Dukung Emas


Menguatnya Harapan QE3 Dukung Emas
Emas naik pada hari Jumat seiring investor yang menjual minyak mentah dan bursa saham membeli emas pasca data nonfarm payroll AS yang lemah mendorong daya tarik investasi emas dalam spekulasi bahwa melemahnya perekonomian dapat memicu pelonggaran kebijakan tambahan dari Federal Reserve. Namun emas masih ditutup turun sebesar 0.6% untuk tingkat minguan.
Gubernur Fed Ben Bernanke “telah mengatakan bahwa QE3 tergantung data yang akan datang. Pada pidato selanjutnya ia akan kembali menegaskan bahwa Fed bersedia mengambil tindakan lebih," ucap Axel Merk, CIO pada Merk Funds. "Salah satu alasan kenaikan pada harga emas adalah periode konsolidasi yang terlalu lama," ucapnya. Emas pulih dari penurunan sebelumnya setelah Dep. Tenaga Kerja melaporkan bahwa AS menambahkan 115,000 pekerja pada payrolls bulan lalu, perlambatan selama 3 bulan berturut-turut. Investor juga terus mencerna berita bahwa grup CME memberikan penangguhan selama 90 hari untuk menerapkan aturan baru yang akan menaikkan margin untuk sejumlah bursa anggota sebanyak 1/3.

S&P, Nasdaq Cetak Pekan Terburuk Di Tahun 2012


S&P, Nasdaq Cetak Pekan Terburuk  Di Tahun 2012
Bursa saham AS anjlok cukup dalam pada area negatif hari Jumat, setelah pemerintah melaporkan bahwa tingkat perekrutan melambat di bulan April, memicu kecemasan mengenai pemulihan ekonomi. S&P 500 dan Nasdaq mencetak penurunan mingguan terburuk tahun ini. Non-farm payrolls naik kurang dari perkiraan, dengan menambah hanya 115,000 pekerjaan di bulan April, jauh di bawah ekspektasi sebesar 170,000. Namun, tingkat pengangguran turun menjadi 8,1%, level terendah sejak Januari 2009.
“Sangat jelas bahwa pemulihan ekonomi diragukan, perekonomian membutuhkan pertumbuhan yang orgnaik dan laporan ini tidak menunjukkan hal tersebut,” ucap Todd Schoenberger, kepala manajer pada The BlackBay Group. “Tingkat partisipan turun dan rata-rata jam kerja berkurang, meski kita mendapat pekerjaan, kekuatan belanja masih lemah.” Kendati mengecewakan, trader mengatakan data tenaga kerja tidak cukup lemah untuk memaksa Fed mengambil stimulus tambahan, yang merupakan katalis positif bagi saham. “Bullish pada pasar beresiko berakhir, inti dari laporan ini adalah pasar tenaga kerja melambat, namun tidak cukup untuk membuat Fed meluncurkan QE3," menurut riset  BofA Merrill Lynch.