Senin, 09 Januari 2012

Ditentang, Pajak 'Robin Hood' ala Sarkozy


Ditentang, Pajak 'Robin Hood' ala Sarkozy Presiden Nicolas Sarkozy berencana memberlakukan pajak baru untuk transaksi finansial di wilayah Prancis. Pajak 'Robin Hood' itu kembali ditentang oleh pelaku pasar keuangan.
Investor dan pekerja sektor keuangan terang-terangan menentang pungutan pajak transaksi keuangan baru. Pengenaan pajak lebih besar dinilai berpotensi mengurangi investasi masuk ke Prancis. Investor luar negeri tentunya lebih memilih untuk menaruh dana di wilayah dengan pajak transaksi keuangan lebih rendah.
Paris Europlace, sebuah organisasi perwakilan pelaku pasar finansial, tengah melobi pihak pemerintah terkait hal itu. Para anggotanya menilai kebijakan 'Robin Hood' membahayakan ekonomi Prancis karena tidak diberlakukan juga di negara Eropa lain. Presiden Sarkozy akhir pekan lalu bertekad melanjutkan gagasannya meski negara euro dan Eropa lain tidak setuju. "Prancis tidak akan menunggu persetujuan negara lain," ujarnya. Sementara Menteri Muda Perumahan, Benoist Apparu, mengatakan naskah peraturan pajak siap didiskusikan oleh kabinet pada Februari mendatang.
"Mereka (pelaku keuangan) seolah berkata Kami tidak mau dikenai pajak,"ujar Apparu. Ia bersikukuh pemerintah tidak akan melunak terhadap permintaan pelaku pasar. Bersama Kanselir Angela Merkel, Presiden Sarkozy teru giat mengkampanyekan ide pungutan pajak finansial. Inggris dan Swedia menolak mentah-mentah gagasan itu, namun Jerman pantang mengalah pada penolakan kedua negara. Apalagi Merkel sedang memperjuangkan rencana stabilitas keuangan Eropa.
Jika memang nantinya pajak keuangan tetap berlaku di Prancis, maka besarannya tidak akan sama. Mengingat besarannya disesuaikan dengan intensitas transaksi keuangan di wilayah itu. Satu hal yang pasti, Prancis akan kehilangan investor dalam waktu singkat.
Investor dan pekerja sektor keuangan terang-terangan menentang pungutan pajak transaksi keuangan baru. Pengenaan pajak lebih besar dinilai berpotensi mengurangi investasi masuk ke Prancis. Investor luar negeri tentunya lebih memilih untuk menaruh dana di wilayah dengan pajak transaksi keuangan lebih rendah. Sementara pemerintah menilai kebijakan ini lebih berpihak kepada negara dan mempersempit aksi spekulasi. Sarkozy seakan ingin mengambil uang dari 'si kaya' untuk kemudian dipakai demi kepentingan negara. 
Paris Europlace, sebuah organisasi perwakilan pelaku pasar finansial, tengah melobi pihak pemerintah terkait hal itu. Para anggotanya menilai kebijakan 'Robin Hood' membahayakan ekonomi Prancis karena tidak diberlakukan juga di negara Eropa lain. Presiden Sarkozy akhir pekan lalu bertekad melanjutkan gagasannya meski negara euro dan Eropa lain tidak setuju. "Prancis tidak akan menunggu persetujuan negara lain," ujarnya. Sementara Menteri Muda Perumahan, Benoist Apparu, mengatakan naskah peraturan pajak siap didiskusikan oleh kabinet pada Februari mendatang.
"Mereka (pelaku keuangan) seolah berkata Kami tidak mau dikenai pajak,"ujar Apparu. Ia bersikukuh pemerintah tidak akan melunak terhadap permintaan pelaku pasar. Bersama Kanselir Angela Merkel, Presiden Sarkozy teru giat mengkampanyekan ide pungutan pajak finansial. Inggris dan Swedia menolak mentah-mentah gagasan itu, namun Jerman pantang mengalah pada penolakan kedua negara. Apalagi Merkel sedang memperjuangkan rencana stabilitas keuangan Eropa.
Jika memang nantinya pajak keuangan tetap berlaku di Prancis, maka besarannya tidak akan sama. Mengingat besarannya disesuaikan dengan intensitas transaksi keuangan di wilayah itu. Satu hal yang pasti, Prancis akan kehilangan investor dalam waktu singkat. Langkah Presiden Sarkozy juga dipandang sebagai cara meraih popularitas, terutama menjelang pemilu pertengahan tahun nanti.

Nasib Eropa Bukan di Tangan Merkel-Sarkozy


'Nasib Eropa Bukan di Tangan Merkel-Sarkozy' Pejabat Uni Eropa beberapa kali mengakui bahwa penanganan krisis hutang zona euro terlalu lambat. Presiden Uni Eropa, Herman Van Rompuy, juga berpendapat demikian ketika diwawancarai oleh penyiar RTBF Belgia pada hari Minggu (08/01). 
Namun van Rompuy menyangkal jika eksistensi zone euro sedang dalam bahaya. "Apa yang terjadi saat ini adalah krisis hutang di beberapa negara saja," katanya. Pria Belgia ini optimis pihaknya segera menemukan solusi konkrit lebih cepat. "Kami sering bertindak terlambat dan keputusan terlalu lemah, Saya mengatakan ini secara terbuka," urainya.
Herman van Rompuy menyatakan bahwa di sebagian besar kasus, Uni Eropa bekerja sesuai jalur meski sangat perlahan. Otoritas Eropa optimis terhadap prospek jangka panjang kawasan dalam upaya pemberantasan krisis. Bail out bagi tiga negara euro berlangsung sesuai harapan sehingga kekhawatiran mulai mereda. "Saya benar-benar yakin bahwa pada akhirnya Kita akan melewati krisis ini meski akan memakan waktu lebih dari yang diharapkan,"katanya.
Menjelang pertemuan antara Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy pasar keuangan berada dalam mode waspada. Apa yang terlontar dari mulut kedua kepala negara bisa menentukan masa depan euro. Namun van Rompuy membantah keras pendapat seperti itu. Ia menilai tidak ada seorang pun, termasuk Merkel dan Sarkozy, yang memegang kebijakan politik strategis di Eropa. Segala keputusan tergantung serial pertemuan petinggi negara.
"Tidak ada yang namanya 2+25 (di Uni Eropa) atau 2+15 (di zona euro)," tutur van Rompuy merujuk pada peran sentral Jerman dan Prancis di Eropa. Sebuah konsensus, menurutnya, hanya bisa dibangun dengan kerjasama antar negara. Konsensus ini juga yang berusaha diupayakan Uni Eropa pada pertemuan puncak krisis 30 Januari mendatang.

EUR/USD: Masih Bearish, Konsolidasi di Kisaran 1.2665 – 1.2721

EUR/USD masih berada di bawah tekanan bearish yang kuat dan saat ini sedang berkonsolidasi di kisaran 1.2665 – 1.2721. Diperkirakan harga akan bergerak turun untuk menguji kembali support di 1.2665. Tembusnya support ini diprediksi akan memperbesar tekanan bearish hingga ke kisaran 1.2632 – 1.2574. Perhatikan resistance di 1.2721 karena pullback kemungkinan akan terjadi hingga ke 1.2777 jika resistance tersebut pecah. 


EUR/USD: Masih Bearish, Konsolidasi di Kisaran 1.2665 – 1.2721

GBP/USD: Tertekan, Konsolidasi di 1.5374 – 1.5431

GBP/USD masih berada di bawah tekanan bearish yang kuat dan saat ini sedang berkonsolidasi di kisaran 1.5374 – 1.5431. Diperkirakan harga akan bergerak turun untuk menguji kembali support di 1.5374. Tembusnya support ini diprediksi akan memperbesar tekanan bearish hingga ke kisaran 1.5340 – 1.5281. Perhatikan resistance di 1.5466 karena bias akan berubah menjadi bullish jika resistance tersebut pecah. 


GBP/USD: Tertekan, Konsolidasi di 1.5374 – 1.5431

Euro Tunggu Hasil Pertemuan


Euro Tunggu Hasil Pertemuan  Hasil akhir pertemuan antara konselir Jerman Angela Merkel dan presiden Perancis Nicholas Sarkozy sangat dinanti pasar. EUR telah menembus level support di 1.2680, namun potensi pelemahan masih terlihat, menurut David Forrester, analis Macquarie Group.
Merkel cenderung untuk mendorong langkah pengetatan yang lebih dramatis pada mata uang Eropa, dan "sinyal perpecahan akan berakibat negatif pada euro," katanya. Euro masih berpotensi untuk melemah hingga ke kisaran 1.2580. Hasil produksi industri Jerman juga menjadi fokus pasar hari ini (09/01). Berita yang positif dapat mendorong EUR/USD menuju level resistance di 1.2810.

Fundamental Analysis, January 9th 2012

Euro seen falling as Europe faces recession
It has been a rough start to 2012 for the euro and it won't get any easier next week as the region grapples with a possible recession and two of its larger economies conduct a crucial test of investors' appetite for their debt. In the first week of the year the euro has lost 1.8 percent and 1.6 percent of its value versus the safe-haven U.S. dollar and yen, respectively. The losses were largely driven by a growing contrast between the recovery in the world's largest economy and Europe, which is widely believed to be either in, or headed toward, a recession. Data showing a healing U.S. labor market helped send the euro to a near 16-month low against the dollar on Friday and more losses are likely if euro zone sovereign debt and bank funding issues stay unresolved. Yields in Italy and Spain have continued to increase since the beginning of the year, with Italian 10-year yields back close to their end-November level. As Europe's economy remains weak, the European Central Bank could decide to initiate measures to stimulate growth through asset purchases or another interest rate cut, or both. In late afternoon New York trade, the euro <EUR=> was 0.5 percent lower against the dollar at $1.2718 after hitting a low of $1.2696 <EUR=>, its weakest since September 2010, according to Reuters data.
US STOCKS-Economy boosts Wall St in 2012's first week
U.S. stocks rose in the first week of 2012, even though news that the U.S. jobless rate neared a three-year low did not whet interest in equities on Friday. The U.S. market came into the new year revisiting familiar themes, with signs the U.S. economic recovery was gathering speed taking some of the focus off of lingering concerns about the euro zone's debt crisis. The Dow rose 1.2 percent, the S&P gained 1.6 percent and the Nasdaq added 2.7 percent for the week, with most gains coming from cyclical sectors tied to growth. Among the week's largest gainers the KBW bank index <.BKX> jumped 5.7 percent, in contrast with the 2.7 percent fall in the top gauge of European bank stocks <.SX7P>. Data this week painted a rosier picture on the labor, housing and retail markets, auguring a recovery in growth in 2012. The government's report on non-farm payroll jobs for December earlier on Friday was the latest in a list of economic numbers that were stronger than anticipated. On Friday the Dow and S&P edged lower. Worries about higher bond yields in Italy and Spain, as well as potential oil supply disruptions in the Middle East, were cited as giving investors a pause.  On Friday, the Dow Jones industrial average <.DJI> dropped 55.78 points, or 0.45 percent, to 12,359.92. The S&P 500 Index <.INX> fell 3.25 points, or 0.25 percent, to 1,277.81. The Nasdaq Composite <.IXIC> gained 4.36 points, or 0.16 percent, to 2,674.22.   
Gold eases as market digests US payrolls data
Gold eased on Friday, snapping a five-session winning streak, but trade was choppy as investors digested a report of better U.S. job growth and the unemployment rate near a three-year low. The metal still notched its biggest weekly gain in five weeks after it broke ranks with a slumping euro in the last two days.. Trading volume was decent after data showed U.S. nonfarm payrolls increased 200,000 in December and the unemployment rate dropped to a near three-year low of 8.5 percent, offering the strongest evidence yet the economic recovery was gaining steam.
Spot gold <XAU=> fell 0.3 percent to $1,617.19 an ounce by 2:32 p.m. It was up 3 percent for the week, its first weekly rise since early December. U.S. gold for February delivery <GCG2> settled down $3.30 at $1,616.80. Gold had been trading in lockstep with the euro in the past two months when the metal crossed into a bear market. Last week, the precious metal was briefly 20 percent below its record September high.   The 25-day correlation log between spot gold and euro was near a one-year high reached last week, indicating a strong positive link between the two in the last month.

Technical Analysis January 9th 2012


CURRENCY
RANGE
TREND
RESISTANCE
SUPPORT
BUY
SELL
OBJ
CUT
EUR/USD
1.2630-1.2840
Down
1.2910
1.2700

1.2770
1.2630
1.2840
1.2840
1.2630
USD/JPY
76.20-78.00
Up
78.00
76.20
76.80

78.00
76.20
77.40
75.60
GBP/USD
1.5330-1.5540
Down
1.5610
1.5400

1.5470
1.5330
1.5540
1.5540
1.5330
USD/CHF
0.9440-0.9650
Up
0.9650
0.9440
0.9510

0.9650
0.9440
0.9580
0.9370
AUD/USD
1.0130-1.0340
Down
1.0410
1.0200

1.0270
1.0130
1.0340
1.0340
1.0130
NIKKEI
8260-8500
Up
8500
8260
8340

8500
8260
8420
8180
HANGSENG
18470-18830
Up
18830
18470
18590

18830
18470
18710
18350
KOSPI
239.80-243.10
Up
243.10
239.80
240.90

243.10
239.80
242.00
238.70
GOLD
1602.70-1627.50
Down
1635.70
1611.00

1619.20
1602.70
1627.50
1627.50
1602.70

Pasar Akan Diuji Oleh Earnings, Eropa dan Iran


Pasar Akan Diuji Oleh Earnings, Eropa dan Iran Pergerakan rival terhadap Euro, pembahasan yang akan dilakukan oleh para pembicara dari Feds dan musim earnings korporasi yang akan muncul akan menjadi faktor penguji kuat di tahun baru ini. Krisis hutang Eropa akan menjadi fokus utama saat para pimpinan Eropa dari Jerman dan Perancis bertemu hari Senin ini. Euro masih dalam tekanan saat investor mengawasi hasil dari lelang obligasi di Italia dan Spanyol dan menanti downgrade di zona Eropa.

Data AS, 1 minggu menjelang, termasuk data retail sales, weekly jobless claims dan consumer sentiment. Ditambah, adanya lebih dari pidato dari Fed yang membuat para trader berspekulasi apakah Federal Reserve akan kembali meloggarkan kebijakan. Fed akan bertemu di minggu-minggu kedepan dan telah mempersiapkan rencana untuk komunikasi dan rencana tetapi tidak memperkirakan adanya pengumuman lebih lanjut untuk quantitative easing.

Minggu ini dan yang akan datang juga penting karena adanya musim earnings per kuartal IV.
“Ini adalah yang pertama kalinya dalam hal pemulihan, kita akan melihat adanya pertumbuhan yang turun ke digit 1”, dikatakan Gina Martins Adams, strategis ekuitas institusi untuk Wells Fargo Securities.

Pesona Emas Pudar


Pesona Emas Pudar Emas melemah di awal perdagangan Asia dan bergerak di kisaran $1,604.60-$1,620.03/ons. "Secara teknikal emas lemah," menurut catatan ScotiaMocatta. "Emas masih bearish dan ditutup di bawah MA 200-day di $1,633."
Logam mulia masih berada di atas level support saat ini di $1,544/ons. Level support terlihat di level rendah pekan lalu di $1,523/ons. Level support perak di antara $26.10-$26.40/ons. "Sementara perak masih berada di bawah $30.71/ons, menurut ScotiaMocatta. Jika berada di bawah $26/ons, terbuka peluang 100% reversal ke area $17.77/ons, tambahnya. Spot emas di $1,606.60/ons, sementara perak di $28.69/ons, naik 14 sen dari level penutupan lalu.