Rabu, 27 Juli 2011

Dollar Kehabisan Stamina Jelang Voting Kongres AS


Dollar  level terendah sepanjang masa vs Swiss Franc dan Singapur dollar serta melemah lebih jauh terhadap Euro dan dollar Australia maupun Canada. Bahkan terhadap Ringgit Malaysia dollar terpuruk ke level 14 tahun terendah.
 
Hal ini memicu bank sentral di berbagai negara melakukan intervensi pasar uang untuk mencegah apresiasi secara berlebihan. Menteri Keuangan Filipina Cesar Purisima misalnya berkomentar bahwa kegagalan AS untuk meraih kesepakatan reduksi anggaran akan menyebabkan runtuhnya keyakinan para investor pada dollar AS dan memicu pengalihan alternative mata uang.
 
Mata uang Yen Jepang tidak jauh berbeda sejauh ini tampak melemah dibawah ¥77.70, titik terendah sejak gempa & tsunami bulan Maret dipicu oleh komentar Ketua DPR AS Mr. Boehner. Menteri Keuangan Jepang Yoshihiko pun mengulangi komentar sebelumnya, bahwa pemerintah siap untuk intervensi agar menopang sektor ekspor yang sudah rapuh. 

Emas Naik Seiring Kekhawatiran Utang AS Terus Berlanjut


Emas berjangka terkerek naik di hari Rabu seiring dengan kebuntuan kesepakatan negosiasi reduksi defisit di Washington meningkatkan potensi downgrade rating kredit AS.
 
Terpantau sejauh ini Emas diperdagangkan di level 1,621.90 atau naik 0.18%.
 
Perkembangan negosiasi utang di Washington kemungkinan akan melalui pemungutan suara pada hari Kamis diundur sehari dibanding jadwal sebelumnya.
 
Secara teknikal, target bullish Emas 1627 hampir tercapai disaat bersamaan MACD hampir membentuk divergence mengindikasikan trend hampir berakhir. Tembus diatas area 1627 dapat memicu momentum bullish lebih lanjut menuju target 1633.
 
Di sisi bawahnya, level support terdekat terletak di area 1605 – 1587 – 1577.

Komentar Schaeuble

Euro  di sesi London setelah Menteri Keuangan Jerman, Wolfgang Schaeuble, utarakan Berlin menentang pemberian kekuasaan penuh kepada ESFS untuk beli obligasi di pasar sekunder. Eropa telah sepakati baiout baru Yunani minggu lalu dan setujui Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF) untuk membeli obligasi di pasar sekunder. "Bahkan di masa depan, pembelian hanya akan terjadi dengan persyaratan sangat ketat yang ditentukan ECB berdasarkan potensi bahaya terhadap stabilitas sistem keuangan," menurut dokumen yang diperoleh Reuters.

Pernyataan Schaeuble ini kembali munculkan kekhawatiran investor apakah rencana bailout baru Yunani cukup untuk hentikan penyebaran krisis utang ke perekonomian Eropa yang lebih besar. Yield obligasi Spanyol dan Itali naik masing-masing sebesar 13 dan 15 bps paska komentar Schauble. Sektor perbankan Italia ikut terpukul dimana saham Intesa Sanpaolo, Ubi Banca, Unicredit, dan Banco Popolare melemah 5%.

Obama Ancam Veto Proposal Boehner

Kongres tunda voting atas proposal John Boehner untuk naikkan plafon utang AS seiring bertambahnya keengganan anggota partai Republik dan ancaman Obama untuk me-veto proposal tersebut. Sebagian anggota Kongres pertanyakan dampak dari proposal pemangkasan anggaran $3 triliun yang diajukan Boehner. 

Ini tentunya berikan bukti tambahan akan belum adanya kesepakatan antara parlemen dan Presiden Obama atas rencana untuk naikkan batas utang jelang deadline 2 Agustus. Voting, yang harusnya dilakukan hari ini, ditunda hingga Kamis, 28 Juli.

Pemerintahan Obama sangat menentang proposal tersebut bahkan mengancam untuk me-veto jika diloloskan Kongres. Rencana Boehner bertujuan untuk memangkas anggaran belanja pemerintah dalam dua tahap dimana tahap pertama sebesar $1,2 triliun dan tahap kedua $1,8 triliun; tentunya dengan persetujuan komite khusus dari Kongres. Namun, proposal Boehner hanya perpanjang kenaikan batas utang hingga awal tahun depan; ini tentunya akan berikan resiko tambahan bagi Obama jelang pemilu presiden 2012.

Sementara itu, dollar masih tertekan di sesi London seiring investor cemas belum adanya kesepakatan antara Kongres-Senat-Obama untuk susun kebijakan penghematan fiskal sebagai prasyarat kenaikan batas utang AS.

Rebound Sterling Jelang CBI Orders bersiap terhenti


Diantara major currencies, Sterling (GBP) merupakan valuta yang mengalami rebound signifikan hingga kini masih bertengger di kisaran kuatnya di hari Rabu.  
Sterling melesat tajam selain akibat terpuruknya dollar AS, namun juga karena faktor-faktor fundamenetal ekonomi Inggris yang muncul dengan performa cukup apik.
 
Kemarin angka GDP Inggris tumbuh 0,2%, dari kuartal sebelumnya 0,5%, meski menurun namun pasar cukup lega karena negara Inggris tidak jatuh ke dalam jurang resesi.
 
Selain itu data lain yang turut mendukung adalah data industri sektor service (jasa) yg melejit 1.6%, dan merupakan pertumbuhan paling cepat sejak Juli 2002. Sementara indeks business services and finance juga dirilis naik 2.2%, dan juga merupakan kenaikkan tercepat sejak Mei tahun 2000. Faktor-faktor tersebut itulah yang membuat GBP kini masih bercokol di kisaran kuat.
 
Namun patut diwaspadai karena hari ini sedianya Inggris akan merilis data ekonomi CBI Trend Orders pukul 1700 WIB, dan kali ini angkanya diekspektasi menurun dibawah periode sebelumnya.
 
Bila angka yang dirilis memang mengecewakan, bukan tidak mungkin GBP akan terkoreksi tajam.

Soros to return outsiders' hedge fund money


Soros Fund Management Chairman, George Soros, attends a session at the World Economic Forum (WEF) in Davos, January 27, 2011. REUTERS/Christian HartmannBillionaire investor George Soros, whose stock-picking career has spanned nearly four decades, said he will manage money only for himself and his family as new regulations threaten to crimp the hedge fund industry he made famous.
The octogenarian fund manager, known as much for earning $1 billion on a nervy currency bet as for giving away millions to support liberal causes, will return roughly $1 billion to outside investors most likely by the end of the year and turn Soros Fund Management into a family office. The sum represents only a small portion of the $25 billion he oversees.
Keith Anderson, who has been Soros' chief investment officer since 2008, will leave the firm.
Since launching the Quantum Fund nearly 40 years ago, Soros, who emigrated to the United States from Hungary, created one of most envied records in the industry, returning about 20 percent a year. But recently volatile market conditions have taken their toll on the fund as it lost 6 percent in the first half of 2011 and gained only 2.5 percent last year.
In a letter to investors, Soros' two sons, the fund's deputy chairmen, cited impending industry regulation as a reason for returning the money now.
Bloomberg first reported the news.
EXEMPTIONS NO MORE
Under the new Dodd-Frank Act, hedge funds will be forced to register with financial regulators, giving the Securities and Exchange Commission fresh insight into exactly how these generally secretive portfolios make money. But family offices are treated more leniently under the new regulations.
Ever since their father reorganized the Quantum fund in 2000 after heavy losses, the firm has effectively been operating as a family office, relying on various exemptions to avoid registration, the Soros brothers wrote.
Now that many loopholes have been closed, it made more sense to return outsiders' money instead of going through the expensive and time consuming process of registration, people familiar with Soros' thinking said.
"An unfortunate consequence of these new circumstances is that we will no longer be able to manage assets for anyone other than a family client as defined under the regulations," Jonathan and Robert Soros said.
Soros joins a growing list of fund managers who have recently revamped their businesses in the face of fresh regulation. Stanley Druckenmiller, Soros' long-time deputy who helped engineer the firm's winning bet against the British pound in 1992, returned money as did Chris Shumway, who was mentored by another industry great, Julian Robertson. Earlier this year Carl Icahn did the same.
For some outsiders the trend is raising some red flags.
"If the top money managers are closing shop because of overly onerous regulations, then this will ultimately be to the detriment of our institutional investors," said Jim Liew, who teaches finance at NYU's Stern School of Business. "In this environment, we actually need more hedge fund activity: hiring people, raising capital, allocating money, and ultimately stimulating our economy," he added.
MORE BARK THAN BITE
Soros' decision to return money sounds dramatic but the move is expected to be more symbolic than disruptive. The firm is not expected to shrink in size from its roughly 100 employees and George Soros is expected to remain as active in managing money as he always has been.
Soros, and Anderson, recently unwound a huge bet on gold, selling off almost $800 million of exchange-traded funds that hold gold during the first quarter, according to a recent SEC filing. Soros also slashed stakes in gold mining stocks like Kinross Gold and Novagold Holdings.
Indeed even Carl Icahn, who returned outsiders' money, has not retreated from the public stage and recently made a prominent play for bleach maker Clorox. And Julian Robertson, who long mentored some of the industry's next generation of stars, is now letting outsiders invest along side him again.
George Soros' particular focus on philanthropy may have played a hand in his decision to manage only his own money as his support for liberal causes and candidates have increasingly made him into a lightning rod for conservatives.
Last year, Soros told Reuters "I will effectively give away half my income as I earn it and the other half I will give away on my death."
Outsiders interpret this to mean he wants to make more and now it may be easier to act on his own. "The trades that people will have to conduct in the future in order to make money may not be very politically correct -- you may have to short the dollar and do other things that are considered unpatriotic-- and making those bets may be easier without having limited partners calling up to complain," said Charles Gradante, co-founder of Hennessee Group which invests with hedge funds but has no money with Soros right now.
(Additional reporting by Aaron Pressman in Boston and Michelle Nichols in New York, editing by Gerald E. McCormick, Dave Zimmerman)

Gold : Hati-hati koreksi stochastic..target potensial 1632


Secara teknikal untuk sementara emas (XAU=) akan berkonsolidasi terlebih dahulu di antara range area 1608 – 1623. Dibutuhkan break keluar dari area range ini untuk melihat arah yang lebih jelas.
Bila berhasil tembus lagi ke atas area $1623 akan membawa emas naik untuk mencetak rekor tinggi baru dengan membidik area $1630.
Sementara pecah ke bawah $1608 dapat memicu koreksi bearish menuju area $16005 hingga $16000. Namun koreksi minor yang ditunjukkan oleh indikator Stochastic akan membawa XAU= ke beberapa support diantaranya $1615 dan $1608.
 
Resistance Level  : 1623, 1627, 1630
Support                 : 1615, 1608, 1600
Range                    : 1608– 1623

Euro Analysis : Midline Pecah, Mungkin Bidik 1.4436

Pergerakan Euro hari ini terlihat berhasil mencapai 123.6% Fibonacci dan saat ini berada di atas median line dari Andrew Pitchfrok. Secara teknikal indikator stochastic berada dalam kondisi jenuh beli dimana euro berpeluang akan melemah. Pecahnya median line akan menjadi momentum bearish bagi euro dan bergerak ke bawah menuju support 1.4436. Waspadai jika resistan 1.4537 ditembus maka pound berpeluang akan bergerak menuju resistan 1.4699.


Sterling Analysis : Pecah 1.6417, Potensial Bentuk Momentum Bearish

Secara umum pergerakan pound masih dalam tren ke atas. Secara teknikal indikator stochastic berada dalam kondisi jenuh beli dimana ada peluang pound akan melemah. Pecahnya support 1.6417 berpotensi akan menjadi momentum bearish bagi pound dan bergerak ke bawah menuju support 1.6338. Tetapi jika pound masih meneruskan penguatannya maka resistan 1.6545 akan menjadi target pergerakan berikutnya.


Teknikal: Waspadai Koreksi Minor Emas


 Kondisi carut marut masalah krisis hutang Amerika membuat komoditas emas banyak diminati, sehingga terbuka peluang bagi harga emas untuk melaju setidaknya hingga ke level $1630.
Hari ini harga emas dunia kembali mencatat rekor tertinggi baru di level $1623.86, mematahkan rekor sebelumnya di rekor $1622.49 yang tercatat pada hari Senin 25/07.
 
Secara teknikal untuk sementara, emas (XAU=) akan berkonsolidasi terlebih dahulu di antara range area 1608 – 1623. Dibutuhkan break keluar dari area range ini untuk melihat arah yang lebih jelas.
 
Bila berhasil tembus lagi ke atas area $1623 akan membawa emas naik untuk mencetak rekor tinggi baru dengan membidik area $1630.
 
Sementara pecah ke bawah $1608 dapat memicu koreksi bearish menuju area $16005 hingga $16000. Namun koreksi minor yang ditunjukkan oleh indikator Stochastic akan membawa XAU= ke beberapa support diantaranya $1615 dan $1608.

Setelah Patahkan Rekor, Emas Kini Incar $1630


Setelah mematahkan rekor sebelumnya $1622.49 yang tercatat pada Senin 25/07, hari ini harga emas dunia kembali mencatat rekor tertinggi baru di level $1623.86.
Rebound emas tertuama akibat investor dunia masih waspada terkait adanya kebuntuan di pihak Washington dalam debat mengenai anggaran untuk menghindari default dan downgrade. Kondisi carut marut tersebut kemungkinan akan membuat komoditas emas banyak diminta, sehingga terbuka peluang bagi harga emas untuk melaju setidaknya hingga ke level $1630.    
 
Namun aksi jual sedikit akan mewarnai bursa emas dunia menjelang akhir masa kontrak option sehingga akan turut menekan harga emas.