Selasa, 02 Oktober 2012

Bernanke: Fed Tetap Tahan Suku Bunga di Level Rendah Walaupun Ekonomi Membaik

Bernanke: Fed Tetap Tahan Suku Bunga di Level Rendah Walaupun Ekonomi MembaikKetua FED Ben S. Bernanke  memperbaharui janjinya untuk mempertahankan rekor stimulus walaupun tingkat ekspansi AS telah meningkat, sambil mengatakan bahwa para pembuat kebijakan tidak berharap bahwa ekonomi akan terus melemah sampai tahun 2015.
 
“Kami perkirakan bahwa sikap yang sangat akomodatif dari pembuat kebijakan moneter akan tetap seusai untuk waktu yang cukup lama walaupun ekonomi telah menguat,” kata Bernanke hari ini dalam pidatonya di Indiana polis. Para pembuat kebijakan diperkirakan akan menahan suku bunga mendekati nol persen sampai pertengahan 2015 “ bukan berarti kita mengharapkan ekonomi akan melemah”sampai tahun tersebut.

Federal Open Market Comittee mengatakan pada bulan lalu akan membeli utang hipotek sebesar $ 40 milyar perbulan dalam putaran ketiga pelonggaran kuantitatif sampai pasar tenaga kerja menunjukkan “peningkatan yang berkelanjutan.” Para anggota panelis juga memperpanjang suku bunga rendah sejak akhir 2004.

Program OMT ECB Bukanlah QE

Dalam sebulan terakhir, beberapa bank sentral besar di dunia telah melonggarkan kebijakan moneternya untuk melindungi pemulihan ekonomi masing-masing negara. ECB meluncurkan Outright Monetary Transaction (OMT) untuk membeli obligasi pemerintah zona-euro dalam jumlah tak terbatas. BoJ menambah program pembelian aset sebanyak ¥10 triliun menjadi ¥80 triliun. Federal Reserve merilis program Quantitative Easing III dan memperpanjang komitmen suku bunga rendah hingga akhir 2015.  
 
Secara teoritis, pelonggaran moneter yang dilakukan oleh bank sentral seharusnya dapat meningkatkan performa ekonomi. Pelonggaran moneter dapat meningkatkan likuiditas di pasar sehingga diharapkan dapat memacu aktivitas perekonomian. Dengan tingkat suku bunga yang sudah sangat rendah maka bank sentral-pun berinovasi dengan meluncurkan program pembelian aset. Federal Reserve membeli obligasi pemerintah AS dan aset keuangan berbasis kredit perumahan. Bank of Japan membeli obligasi pemerintah, exchange-traded-funds berbasis saham dan perumahan. Namun, ECB hanya dapat membeli obligasi pemerintah jika ada anggota zona-euro yang meminta. Ini berarti ECB tidak akan bisa melakukan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut jika tidak ada yang meminta.

Patut juga diingat bahwa program OMT ECB tidak termasuk Quantitative Easing (QE) walaupun ECB pada akhirnya akan membeli obligasi seperti rekan-nya Fed dan BoJ. Ini karena program OMT akan disterilisasi sehingga tidak akan menambah likuiditas di pasar. Program pembelian obligasi yang diluncurkan Fed dan BoJ termasuk QE karena bank sentral membeli obligasi dari pasar dan sebagai akibatnya jumlah dana yang beredar di pasar juga akan bertambah sebesar jumlah pembelian bank sentral. Sebagai contoh, jika Fed membeli $40 miliar obligasi berbasis kredit perumahan setiap bulannya maka akan ada penambahan likuiditas dollar di pasar sebanyak $40 miliar.

Namun, ini tidak akan terjadi dengan program OMT ECB karena untuk setiap euro yang digunakan ECB untuk membeli obligasi pemerintah maka bank sentral akan menjual surat berharga dengan jumlah yang sama demi menyerap kelebihan likuiditas yang timbul dari program OMT. Sebagai contoh, jika Spanyol akhirnya meminta ECB untuk mengaktifkan program OMT maka ECB akan membeli obligasi pemerintah Spanyol (misal) sejumlah €20 miliar setiap bulannya. Namun, kini ada kelebihan likuiditas sebanyak €20 miliar di sistem keuangan zona-euro sehingga untuk menyerap kelebihan likuiditas maka ECB akan menjual surat berharga senilai €20 miliar. Program OMT ini akan disterilisasi sehingga tidak menciptakan kelebihan likuiditas di pasar.     

Di lain pihak, program OMT sepertinya hanya akan dapat meredam masalah utang Eropa dan bukannya menghilangkan ancaman resesi karena setiap negara yang ingin mengaktifkan program tersebut harus setuju untuk melanjutkan kebijakan reformasi ekonomi. Ini berarti akan ada kebijakan penghematan yang lebih drastis lagi yang mungkin harus dilakukan Spanyol dan Italia jika tidak ingin mengikuti nasib Yunani, Irlandia, dan Portugal yang telah jatuh ke dalam jurang krisis utang. Spanyol mungkin harus melakukan kebijakan penghematan melebihi kebijakan pemangkasan defisit yang baru diumumkan di akhir pekan lalu.

Outlook Tenaga Kerja AS Terlihat Memburuk

Outlook Tenaga Kerja AS Terlihat MemburukMelemahnya permintaan memaksa perusahaan untuk mempercepat pengurangan biaya operasional seperti yang terjadi di  beberapa perusahaan besar, seperti Bank of America Corp, Hewlett-Packard Co., Staples Inc. dan Eastman Kodak Co. Masalah ini semakin meredupkan outlook pasar tenaga kerja yang sedang berjuang. 
Bahkan saat kepercayaan konsumen  dan sektor perumahan menunjukkan tanda-tanda pemulihan, Indeks 500 Standard & Poor anjlok 0.9 persen dari tahun sebelumnya pada bulan Juli sampai September, penurunan kuartal kedua berturut-turut dan yang terbesar sejak 2009, menurut perkiraan analis yang di survei oleh Bloomberg. Di proyeksinya S&P 500  akan menguat sebanyak 1.2 persen  untuk bulan Oktober sampai Desember,  angka ini masih lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan pada tiga bulan pertama di tahun ini. 
“Pengetatan biaya adalah salah satu alasan utama pertumbuhan pekerjaan masih relatif lemah,” kata Charles Lieberman, kepala investasi di Advisors Capital Management LLC di Hasbrouck Heights, New Jersey, dan mantan kepala analisis FED Bank of New York. Perusahaan akan menhidari penerimaan kerja sampai stabilnya jumlah pesanan dan “ mereka tidak menemui permintaan dengan tenaga kerja yang ada.”