Kamis, 01 September 2011

Euro analysis : Lemah Tajam, Uji Support di 1.4369

 Euro melemah cukup tajam dan saat ini terlihat sedang menguji support 1.4369. Secara teknikal indikator stochastic berada dalam kondisi jenuh jual dimana ada peluang euro akan menguat. Jika Euro tertahan kuat di atas support 1.4369 maka harga cenderung akan menguat dan bergerak ke atas menuju resistan 1.4451. Waspadai jika euro berhasil menembus support 1.4369 dimana ada peluang euro akan bergerak ke bawah menuju support 1.4267.


EURUSD: Lemah Tajam, Uji Support di 1.4369

Sterling : Berpeluang Menguat, Incar 1.6302-1.6302

Pergerakan GBP terlihat berpotensi dalam pergerakan bearish. Secara teknikal indikator stochastic berada dalam kondisi jenuh jual dimana ada peluang pound akan menguat. Pecahnya resistan 1.6302 berpotensi akan membawa harga bergerak ke atas menuju resistan 1.6302. Waspadai jika support 1.6205 ditembus dimana ada potensi pound akan meneruskan pergerakan bearishnya dan bergerak menuju support 1.6094.


GBPUSD: Berpeluang Menguat, Incar 1.6302-1.6302
GBPUSD: Berpeluang Menguat, Incar 1.6302-1.6302

Stagnasi Ekonomi Dunia Seperti Tahun 70an


Stagnasi Ekonomi Dunia Seperti Tahun 70an Berdasarkan sejarah historis, kinerja pasar saham di bulan September secara rata-rata sangat buruk sejak tahun 1896 dengan rata-rata penurunan sebesar 1.07%, sedangkan rata-rata penguatan untuk keseluruhan bulan-bulan lainnya berada di 0.71%.
Akankah pola September yang suram ini kembali terulang? Seperti kita ketahui fomc meeting di bulan September nanti akan menentukan kebijakan the fed untuk memberikan stimulus atau tidak, tentunya jika stimulus diberikan imbasnya akan positif bagi pasar saham meski tertekan oleh buruknya data makroekonomi.
Menurut analis sekaligus founder Better Capital , Jon Moulton kondisi ekonomi globalsaat ini pada periode stagnasi style tahun 70an, dimana proteksi terhadap aset safe haven seperti obligasi pun kurang aman jika pemerintah tidak mengamankan situasi fiskalnya, selain itu Jon Maulton mengakui aset di negara berkembang tampak lebih baik di jangka menengah dan jangka panjang dibandingkan aset-aset negara maju.

Bulan Agustus Terburuk Wall Street Dalam 10 Tahun


Bulan Agustus Terburuk Wall Street Dalam 10 TahunBursaSaham AS ditutup naik pada sesi yang volatile hari Rabu untuk mencetak rally hari keempat, namun kendati demikian Wall Street mencetak bulan terburuk sejak Mei lalu. Agustus menjadi bulan yang sangat volatile untuk saham. Pasar menderita beberapa kali penurunan tajam menyusul downgrade oleh S&P, berlanjutnya kecemasan di Eropa dan timbulnya kembali kecemasan mengenai resesi global. Sementara itu, investor mengambil kesempatan untuk membeli saham-saham yang sudah anjlok menyusul data ekonomi yang bagus, membantu mengurangi penurunan sepanjang bulan. Namun, kenaikan masih belum cukup untuk membuat saham mencetak kenaikan pada level bulanan, ketiga indeks utama turun lebih dari 4% masing-masing.
“Dengan volume harian yang rendah dan pasar yang mengikuti data saat ini, harga dapat naik dan turun tajam,” ucap Sal Arnuk, wakil manajer pada Themis Trading. “Kebanyakan investor memilih untuk menunggu hingga volume perdagangan tepat.” Anjloknya saham AT&T memimpin penurunan pada Dow dan S&P500 setelah Dep.Kehakiman menolak pengambilalihan T-Mobile oleh QT&T, mengatakan bahwa merger tersebut akan merugikan konsumen AS. Sebelumnya AT&T berjanji akan menambah pekerja call centar sebanyak 5,000 orang jika akuisisi senilai 39 milyar dollar itu mendapat persetujuan.

Fed's Bullard: QE3 Tergantung Oleh Data


Fed's Bullard: QE3 Tergantung Oleh Data  Federal Reserve dapat meluncurkan QE3 tergantung pada data ekonomi namun sebelumnya harus memastikan bahwa inflasi telah mereda, ucap pejabat senior Fed pada surat kabar Asahi hari Rabu. Fed harus memastikan apakah outlook ekonomi masih berada dalam jalur yang benar pada rapat kebijakan bulan depan dan mempertimbangkan apakah QE3 dibutuhkan, ucap Presiden Fed bagian St. Louis James Bullard dalam wawancaranya.
Ekspektasi kian meningkat bahwa bank sentral dapat melonggarkan kebijakan pada pertemuan 2 hari dimulai tanggal 20 September nanti seetlah minutes pertemuan yang lalu menunjukkan sejumlah petinggi mendesak atas langkah yang tegas dan tidak konvensional untuk mendukung perekonomian. "Tergantung data ekonomi di masa depan QE3 adalah salah satu pilihan, namun kita harus mengumpulkan informasi mengenai bagaimana performa ekonomi di semester kedua tahun ini," ucap Bullard terkait program quantitative easing milik Fed yang merupakan pembelian obligasi pemerintah.