Kamis, 18 Desember 2014

Minyak Mentah Masih Melemah, Support Penting di $53.50

Harga minyak mentah masih dalam tekanan turun dan belum terlihat tanda perubahan tren untuk jangka menengah.
Level support terdekat saat ini adalah di kisaran level $53.50 per barel. Penembusan ke bawah level support ini berpeluang mendorong pelemahan harga ke area 49-51.
Sementara pergerakan naik kemungkinan terbatas di kisaran 57-58.
Penguatan dollar AS membantu penurunan harga minyak di samping data-data yang  menunjukkan pelambatan ekonomi China dan keengganan OPEC untuk memangkas produksi. Pasar menunggu hasil rapat moneter FOMC Kamis dinihari nanti.
Minyak Mentah Masih Melemah, Support Penting di $53.50

Uni Eropa Akan Memperketat Sanksi Rusia

Uni Eropa Akan Memperketat Sanksi Rusia Uni eropa tengah bersiap-siap memperketat sanksi terhadap Russia dengan memperluas larangan investasi di Crimea, menurut laporan sebuah media hari Rabu, mengutip pernyataan seorang pejabat Eropa.
Langkah tersebut diambil dengan tujuan mengincar proyek-proyek eksplorasi minyak dan gas Rusia di Laut Hitam, yang mensinyalkan jika Barat tidak akan mencabut sanksi terhadap Rusia terkecuali Moscow menghentikan dukungan mereka untuk pemberontak di timur Ukraina. Penambahan sanksi diharapkan akan diumumkan dalam pertemuan European Council di Brussel pada hari Kamis dan Jumat.
Sedangkan di AS, Gedung Putih pada hari Selasa malam telah mengatakan bahwa Presiden Barack Obama akan segera mengotorisasi paket sanksi baru terhadap Rusia.

Fed Masih Akan Menaikan Suku Bunga Di 2015

Fed Masih Akan Menaikan Suku Bunga Di 2015
Federal Reserve utarakan akan bersabar untuk menentukan waktu kenaikan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2006. “Komite menilai dapat bersabar untuk mulai menormalisasikan kebijakan moneter,” tulis pernyataan Federal Open Market Committee (FOMC). Pernyataan tersebut menggantikan frase komitmen untuk mempertahankan suku bunga dekat level rendah nol persen sementara waktu. “Komite menilai acuan masih konsisten dengan pernyataan sebelumnya yakni suku bunga akan berada dekat level nol persen untuk sementara waktu.”
Fed juga lebih optimis dengan perbaikan kondisi pasar tenaga kerja AS “Pasar tenaga kerja terus membaik. Underutilization tenaga kerja terus berkurang,” tulis pernyataan FOMC yang menggantikan pernyataan perbaikan tenaga kerja akan bertahap.
Acuan kebijakan suku bunga tersebut mempertegas rencana Federal Reserve untuk memulai kenaikan suku bunga di 2015. Menurut proyeksi FOMC, 15 dari 17 petinggi Fed memprediksi bank sentral AS akan menaikan suku bunga di 2015. Ini juga dipertegas oleh pernyataan Ketua Fed Janet Yellen yang mengatakan acuan yang baru tidak mencerminkan perubahan kebijakan dan hampir semua petinggi Fed memperkirakan kenaikan suku bunga di 2015. Fed's Yellen mengatakan kenaikan suku bunga akan bertahap dan akan bergantung kepada kondisi ekonomi.
Dollar AS dan bursa saham AS mempertahankan penguatan setelah publikasi FOMC dan pidato Fed's Yellen. Namun, emas melemah dan minyak mengurangi penguatan setelah tangguhnya kinerja Dollar AS mengurangi daya tarik komoditas. 

Emas Rebound Pada Sesi Asia

Emas Rebound Pada Sesi Asia Emas berhasil rebound dari level rendah 2 pekan seiring aksi beli investor setelah mencerna keputusan bank sentral AS untuk melepas janji untuk mempertahankan tingkat suku bunga untuk "waktu yang lebih lama." Harga emas pulih ke kisaran $1,192 pada sesi Asia setelah sempat uturun menuju level $1,183, level terendah sejak 1 Desember kemarin. Emas masih menuju untuk mengakhiri rally selama 2 pekan seiring anjloknya harga energi mengancam untuk mendorong laju inflasimenjauh target the Fed sebesar 2%. Sementara data kemarin menunjukkan laju inflasi konsumen AS naik 1.3%, kenaikan terkecil sejak Februari dengan harga minyak berada pada level rendah 5 tahun, data ekonomi lainnya termasuk payrolls dan penjualan ritel menguatkan peluang untuk kenaikan suku bunga.
“Ada sejumlah minat beli di bawah level $1,200,” ucap Lv Jie, analis pada Cinda Futures Co. di Hangzhou, China. “Pernyataan the Fed membuat dollar dan bursa saham AS menguat, keduanya bearish bagi emas.”