Kemarin beredar kabar bahwa Standard & Poor's segera merevisi penilaian terhadaprating kredit Prancis. Jika laporan dari media La Tribune itu terbukti, maka negara pimpinan Nicolas Sarkozy bisa mengalami downgrade dalam hitungan bulan.Dalam 10 hari ke depan, reputasi kredit Prancis dipertaruhkan. Meski S&P menolak berkomentar soal kebenaran berita ini, pelaku pasar sudah mulai menyerap spekulasi itu. Seandainya downgrade terbukti dalam beberapa bulan mendatang, maka keberlangsungan Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF) sangat terancam. Padahal EFSF di-plot sebagai benteng pelindung Eropa dari penyebaran krisis lebih luas. Posisi Prancis saat ini adalah pelopor EFSF ke-dua setelah Jerman. Paris memberi topangan dana jaminan senilai 158 miliar euro pada paket penyelamatan. Berita di pasar menyebut total bailout yang dipersiapkan mencapai 780 miliar euro. Namun analis melihat bahwa jumlah sesungguhnya tidak sebesar itu.
Lalu, bagaimana kelanjutan resolusi Eropa jika Prancis sendiri gagal menjaga kualitas kreditnya? Beberapa analis ternama berbagi pandangan ihwal kecemasan downgrade terhadap negara tersebut. Berikut kutipannya:
1. Kathy Jones, Strategis Fixed Income, Charles Schwab
"Bukan hal yang mengejutkan bila Prancis akhirnya di-downgrade."
Jones menilai banyak negara Eropa layak diturunkan peringkat hutangnya. Namun untuk Prancis, downgrade sama artinya dengan ancaman terhadap substansi EFSF. Jumlah dana bailout dari Paris bisa berkurang sewaktu-waktu karena Sarkozy pasti ingin terlebih dahulu menyehatkan kondisi fiskal dalam negeri. Bukannya berekspansi, dana EFSF justru rawan tergerus oleh kabar ini.
2. Tobias Blattner, Ekonom Daiwa Capital Markets, London
"Investor akan beralih ke obligasi Jerman dan EFSF."
Ya, pelaku pasar sudah alergi terhadap aset obligasi negara dengan rating rentan. Pilihan utama tentu pada surat hutang pada negara dengan peringkat AAA, seperti Jerman. Kasus Yunani memberi pelajaran bahwa investasi risiko bisa sangat merugikan. Tdak hanya itu, downgrade Prancis juga bisa memupus gagasan obligasi bersama yang sedang digodok oleh komisi Eropa. Untuk Prancis sendiri, pemangkasan rating tidak berarti pada kenaikan bunga obligasinya. Mengingat harga pasar terkini sudah terkondisi dengan kemungkinan terburuk, sebuah berita baik bagi Paris. Yield obligasi Prancis 10-tahun naik melampaui 3,7% di tengah periode kenaikan obligasi Eropa. Pada hari Selasa kemarin, yield bergerak di kisaran 3,5% atau naik tajam dibanding catatan bulan September silam (2,5%). Blattner memperkirakan downgrade Prancis terjadi pada awal tahun depan. Kombinasi antara ketidakmampuan EFSF, eksposur perbankan Prancis terhadap negara penghutang Eropa dan defisit anggaran pemerintah membuat segala sesuatunya mungkin.