Selasa, 22 Maret 2011

Libia memanas, harga minyak naik 2,1%

MELBOURNE: Harga kontrak minyak naik di New York setelah Amerika Serikat, Inggris dan Prancis meluncurkan peluru kendali jelajah dan serangan udara di sejumlah target di Libia dan adanya kekhawatiran gejolak terus menyebar dan mengganggu pasokan.

Kontrak minyak terus naik 2,1% setelah pemimpin Libia Muammar Khadafi berjanji untuk mengusir tentara sekutu yang terus mengincar instalasi militernya.

Sekitar 90% karyawan Petroleum Co Bahrain menyatakan mogok sebagai respons terhadap tindakan keras polisi terhadap demonstrasi anti-pemerintah, sementara Yaman menyatakan keadaan darurat pada 18 Maret.

"Bahrain lebih terlihat sebagai titik panas daripada Libia. Fokus akan berada di Arab Saudi
dan Iran, dan itu berdasarkan Bahrain,"  kata Jonathan Barrat, managing director Commodity Broking
Services Pty di Sydney.

Minyak mentah untuk pengiriman April naik sebesar US$2,12 menjadi US$103,19 per barel, dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan berada di level US$102,71 pada jam 10:17 waktu Sydney.

Kontrak tersebut yang akan berakhir besok, turun 35 sen menjadi US$101,07 pada 18 Maret. Kontrak Mei yang lebih aktif diperdagangkan naik sebanyak US$2,20 ke US$104,05.

Minyak mentah Brent untuk penyelesaian transaksi Mei meningkat US$2,26, atau 2% menjadi US$116,19 per barel di ICE Futures yang berbasis di London.

Tidak ada komentar: