Dollar AS masih terjerembab terhadap mayoritas rival-rival utamanya di hari Selasa terkait data-data ekonomi A.S yang dirilis belakangan ini tidak memberikan performa yang baik bagi para pelaku pasar.
Data-data ekonomi AS akhir-akhir ini telah memperburuk pelemahan dollar. Contohnya minggu lalu, belanja konsumen AS hanya tumbuh 0,4% di bulan April dari bulan sebelumnya yang direvisi naik ke 0,5%, lebih rendah dibandingkan estimasi pertumbuhan 0,5%, menurut laporan Departemen Perdagangan di Washington.
Dari pihak National Association of Realtors merilis data penjualan rumah yang tertunda di AS anjlok hampir 12% pada bulan April dari kenaikan sebesar 3,5% pada bulan Maret. Sementara penurunan juga terjadi pada data durable goods orders sebesar 3,6%, data GDP pun meleset dari prediksi analis yang +2,2% menjadi 1,8% dan ditambah dengan data klaim pengangguran yang malah bertambah dibandingkan pekan sebelumnya.
Secara umum angka-angka yang bermunculan negatif tersebut menambah spekulasi bahwa Federal Reserve akan tertinggal oleh bank-bank sentral lain dalam hal menaikkan suku bunga dan kondisi ini bakal sulit terutama bagi momentum penguatan dollar AS selanjutnya.