Rabu, 30 Maret 2011

Gold today :

Harga emas bergerak flat di kisaran antara resistance 1421.99 dan support 1414.15. Bias menjadi netral untuk sementara. Pecahnya resistance di 1421.99 berpotensi mengangkat harga emas untuk menguji area resistance selanjutnya yang berada di 1431.68. Sebaliknya, penembusan support di 1414.15 diperkirakan akan memicu koreksi untuk menguji kembali area support di 1406.31.

Gold: libya dan safe haven

Emas menguat akibat berlanjutnya pertempuran di Libya dan kekhawatiran utang Eropa mendongkrak permintaan terhadap aset safe haven. Pergerakan pemberontak di Sirte terhenti oleh serangan pasukan pendukung Muammar Qaddafi's. Standard & Poor's kemarin pangkas peringkat kredit Yunani dan Portugal.

"Faktor geopolitik masih mainkan peran," papar Peter Fertig, petinggi Quantitative Commodity Research. "Situasi Libya jauh dari selesai dan ada ketidakpastian terhadap masalah utang Eropa.” Di London, pemimpin koalisi anti-Qaddafi berjanji untuk bertindak lebih lanjut. Gejolak di Timur Tengah dan Afrika utara makin memanas dalam dua bulan terakhir. Kabinet pemerintahan Syria telah mengundurkan diri sebagai wujud protes terhadap kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad.

Meskipun demikian, reli mungkin terbatas seiring bank sentral negara maju mulai bersiap untuk ketatkan kebijakan moneter. “Pasar cukup mixed sekarang, mungkin pergerakan akan ranging untuk sementara waktu di kisaran $1410 -$1420,” papar  dealer Hong Kong yang diwawancarai Reuters.

Sektor Perumahan AS Bagai Bom Waktu

Sektor hunian Amerika Serikat (AS) masih belum menemukan momentum kebangkitan. Pasca krisis mortgage, nilai rumah tak kunjung menghampiri level ideal. Harga rumah bulan Januari bahkan anjlok untuk bulan ke-6 secara beruntun, mengindikasikan double-dip.

Indeks harga rumah versi S&P/Case-Shiller turun 3,1% (YoY), merapat ke level terndah yang dicapai pada April 2009. Sebelumnya, salah satu parameter perumahan juga dirilis negatif. Penjualan existing homes turun nyaris 10% pada bulan Februari, sedangkan penjualan rumah baru sudah menyentuh rekor terendah.

Dari 20 wilayah yang diteliti, hanya Washington dan San Diego yang mencetak kenaikan harga rumah, masing-masing 3,6% dan 0,1%. Sementara harga di Phoenix, Detroit dan Minneapolis anjlok dalam (9,1% - 8,1% dan 7,6%).

Beberapa pengamat ekonomi AS memperlihatkan pesimisme akan adanya prospek pemulihan. Berikut ini adalah pandangan analis yang dilansir dari CNN serta berbagai sumber:

1. David M. Blitzer, S&P

"Januari sangat buruk, tidak ada harapan dalam waktu dekat."

Blitzer melihat resesi sektor perumahan belum berakhir. Tidak ada satu pun statistik saat ini yang bisa memicu optimisme. Ketakutan terbesar cuma satu, yakni resesi double dip jilid baru.

2. Pat Newport, Analis Perumahan IHS Global Insight

"Begitu banyak rumah di luar sana, itulah mengapa harga jadi turun."

Newport melihat banyaknya stok hunian membuat harga sangat rendah. Meski demikian, konsumen masih sangat selektif dalam membeli tempat tinggal. Penurunan akan terus berlanjut sepanjang tahun ini, sehingga double dip hanya tinggal hitungan bulan.

3. Anthony Sanders, Direktur Kewirausahaan Real Estat, Universitas George Mason

"Jika suku bunga naik, maka itu bisa jadi awal dari double dip."

Harga rumah sudah jatuh di tengah suku bunga ekstra rendah. Seharusnya biaya bulanan konsumen jadi lebih efisien karena hal itu. Apabila the Fed benar menaikkan suku bunga, entah bagaimana daya beli warga nantinya.

Sterling Today : konsolidasi

Sterling bergerak dalam fase konsolidasi di kisaran antara 1.6037 sebagai resistance dan 1.5935 sebagai support. Selain itu, ada support di 1.5983 yang tengah diuji saat ini, di mana tembusnya support tersebut diperkirakan akan membawa sterling ke area 1.5935 terhadap USD.
Secara umum, bias adalah netral untuk saat ini. Namun pecahnya resistance di 1.6037 berpotensi memicu momentum bullish dan menyebabkan rebound hingga ke area 1.6092 – 1.6140


Uero Today : Potensi Koreksi Bearish

Euro masih berada dalam fase koreksi dan terlihat bergerak di dalam channel bearish minor yang berwarna oranye. Bias untuk jangka pendek masih bearish di mana penembusan support yang berada di 1.4057 berpotensi diikuti pergerakan ke area support selanjutnya di 1.3999. Area ini merupakan area support yang kuat karena merupakan titik pertemuan dengan trendline utama yang memperlihatkan bahwa trend masih naik untuk jangka panjang. Jika trendline tersebut tembus, koreksi bisa semakin dalam hingga ke 1.3868.
Akan tetapi perlu diingat bahwa trend jangka panjang masih naik. Penembusan di atas area channel minor tersebut di atas akan berpotensi membentuk pola bullish flag dan pergerakan selanjutnya diperkirakan ke area 1.4247. 
 
 

Kritik G-20 Atas Fed Mungkin Reda Pada Pertemuan di Cina

Para pemimpin negara-negara G20 mungkin akan membatasi kritik yang tertuju pada Federal Reserve yang membanjiri dunia dengan dana ketika mereka bertemu di Cina seiring hadirnya krisis hutang Eropa dan bencana di Jepang.
 
Menteri Keuangan AS, Timothy F. Geithner, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Wakil Perdana Menteri Cina, Wang Qishan dan gubernur ECB, Jean-Claude Trichet akan berkumpul di Nanjing untuk seminar sehari terkait sistem moneter internasional besok. Cina, Brazil dan Korea Selatan menolak program $600 miliar Feds untuk mengendalikan pergerakan dollar dan mengisi kelebihan aset di negara-negara berkembang.
 
Kritik untuk kebijakan moneter AS “sudah bukan barang baru”, dikatakan Chris Rupkey, seorang chief financial economist dari Bank of Tokyo – Mitsubishi UFJ di New York. “Para pemimpin dunia dan pejabat moneter memiliki hal yang lebih penting untuk dibahas”.

Waspadai Perubahan Peta Ekonomi!

Ketidakpastian ekonomi masih menghiasi lantai bursa. Mulai dari situasi politik kawasan, geliat emerging markets hingga bencana alam Asia, semua menjadi kerikil tajam bagi pelaku pasar finansial. Tim Riset Wealth Management UBS memaparkan beberapa poin penting yang harus diwaspadai investor. Berikut adalah kutipan outlook lembaga keuangan tersebut.



Inflasi memicu kenaikan suku bunga

Babak baru dari siklus ekonomi saat ini adalah kenaikan suku bunga. Emerging markets sudah memulai kebijakan tersebut dan otoritas eropa mula membuka kemungkinan serupa. ECB tampaknya segera menyesuaikan tingkat suku bunga acuan sepanjang semester awal 2011. Demikian pula dengan Bank of England.

Lonjakan harga, terutama komponen pangan, menimbulkan masalah baru di banyak pasar emerging. Kenaikan harga hasil bumi telah membuat tingkat inflasi konsisten meninggi.

Penyesuaian suku bunga untuk meredam inflasi merupakan langkah paling populer yang bisa dilakukan bank sentral dunia. Di samping itu, kenaikan interest rate juga bertujuan untuk menjaga stabilitas obligasi pemerintah.

Saham masih jadi pilihan

Meski performa saham tiap bursa regional cenderung mixed di awal 2011, aset ini masih sangat diminati investor. Konflik Timur Tengah dan Afrika Utara telah memicu kegugupan pasar, tetapi tren harga saham tetap positif. Sebagaimana terlihat sejauh ini pada bursa saham Amerika Serikat. Khusus bagi investor aset berbasis Eropa, direkomendasikan untuk menjual saham. Alihkan portofolio ke aset yang terafiliasi dengan struktur ekspor dan permintaan kuat, misalnya Jerman.

Emerging Markets semakin kompleks

Saham di negara perekonomian baru relatif lesu sepanjang 2011. Kenaikan harga pangan dan bahan bakar telah memicu inflasi dan kecemasan investasi. Fenomena ini tampaknya rawan mengikis kinerja ekonomi emerging markets untuk kuartal II nanti. Namun prospek pertumbuhan jangka panjang belum akan pudar. Kami memilih saham yang diuntungkan oleh konsumsi besar di AS. Di antaranya adalah eksportir besar seperti Taiwan, Korea Selatan dan Meksiko. Sedangkan China masih jadi favorit jangka panjang dan Rusia cukup prospektif karena potensi minyaknya.

Investasi berbasis komoditi akan cerah

Tensi ketegangan Timur Tengah dan Afrika Utara akan menjaga harga minyak. Isu-isu tersebut sering memberi pengaruh buruk dalam jangka pendek bagi harga ekuitas dan obligasi global. Investor disarankan untuk mengalihkan asetnya ke sektor yang bisa konsisten memberi hasil, seperti energi dan material. Emas adalah salah satu pemberi nilai terbaik, khususnya di tengah ketidakpastian.


Obligasi Pilihan

Return dari obligasi pemerintah anggota G7 tidak merefleksikan resiko kredit dan suku bunga sesungguhnya. Kami rekomendasikan untuk beralih ke aset saham atau obligasi yang terpilih. Surat hutang korporasi bisa dijadikan alternatif baru, terutama yang bersifat multinasional. Sektor industri dan utilisasi bisa dipilih, seraya menghindari perusahaan berbasis finansial. Sebagai tambahan, investor bisa mempertimbangkan obligasi emerging markets. Patut diingat bahwa suku bunga global lebih berpihak pada obligasi jangka pendek dan menengah.

Hangseng Today

Merosotnya minat resiko dan minimnya katalisator baru membuat Hang Seng bergerak rangebound.
Di lihat dari grafik MACD dan stockhastic, Hang Seng masih berpotensi naik ke level 23426. Sementara level support Hang Seng berada di kisaran 23200, kemudian 23130 dan 23050.
Resistance Level : 23426, 23600, 23900
Support Level       : 23200, 23130, 23050
Trading Range     : 23050 - 23900
Trend                      : Rangebound

Emas Menguat di Tengah Kecemasan

Emas menguat hari Rabu terkait stabilnya bursa saham, tetapi para investor masih resah setelah mengemukanya pembicaraan bahwa beberapa bank sentral akan mulai melakukan pengetatan kebijakan mometer secepatnya, sebuah pergerakan yang mungkin akan menahan pesona emas sebagai lindung nilai menghadapi inflasi.
Spot emas bertambah $2.35 per ons ke level $1,418.30 per ons, bertahan kuat dibawah tingginya selama ini disekitar $1.447 yang terjadi minggu lalu. Emas telah turun 0.1% hari Selasa seiring pembicaraan beberapa bank sentral yang melakukan pengetatan kebijakan moneter memicu penjualan.
 
Kontrak emas AS untuk bulan April naik $2.7 per ons ke level $1,418.9 per ons.

Emas Merosot Dalam Empat Hari Berturut

Emas berjangka melemah lagi dalam empat hari berturut, seiring dengan aksi profit taking para pelaku pasar paska meraih rekor tertinggi baru mendekati level $1450 per troy ons beberapa hari lalu.
 
Spekulasi kini mulai terdiskon dalam harga atas potensi kenaikan bunga ECB, ditambah rumor resolusi Libya setelah pasukan oposisi berhasil merebut kembali beberapa kota penting di Libya telah mengurangi permintaan safe haven seperti emas.
 
Berdasarkan studi teknikal, secara keseluruhan Emas masih dalam pola konsolidasi yang telah berlangsung sejak Q4-2010.  Namun bias intraday Emas masih kebawah mengincar area support 1392 – 1376 - 1360. Anjlok dibawah area tersebut dapat memicu momentum bearish lebih lanjut ke area 1309.10 – 1337.40. Slow stochastic cross pada area overbought mengindikasikan resisten kuat pada fase ini terletak di area 1444.

Outlook Bunga Grogoti Emas

Emas melemah akibat ekspektasi kenaikan suku bunga mulai grogoti sentimen; investor juga terlihat berhati-hati setelah emas gagal pertahankan rekor tinggi pekan lalu. Meskipun demikian, lemahnya dollar, kerusuhan Afrika Utara dan Timur Tengah, serta krisis utang zona-euro utang masih topang logam mulia.

"Emas terlihat kesulitan cetak harga tertinggi baru," ungkap analis Macquarie, Hayden Atkins. "Tingginya harga minyak, kerusuhan Timur Tengah, dan masalah utang Eropa belum cukup berikan tenaga reli kembali.”

Prospek kenaikan suku bunga kini mulai bayangi outlook emas. Kenaikan suku bunga dapat tingkatkan biaya berinvestasi di logam mulia sehingga kurangi minat investor. Komentar hawkish Fed’s Bullard dan Fed’s Plosser indikasi akan segera berakhirnya program pembelian obligasi Federal Reserve. Pernyataan ECB’s Trichet juga tegaskan kemungkinan kenaikan suku bunga ECB pada pertemuan 7 April. "Perbaikan ekonomi AS yang diikuti dengan berakhirnya program Quantitative Easing Fed akan picu kenaikan suku bunga riil AS secara bertahap untuk tahun 2011," tulis Goldman Sachs. "Jika suku bunga riil kembali ke level Februari 1,3% maka reli emas akan melambat.”