Selasa, 09 Desember 2014

WGC: Permintaan Emas Tidak akan Naik Tajam Meski India Perlonggar Aturan

WGC: Permintaan Emas Tidak akan Naik Tajam Meski India Perlonggar AturanBadan peneliti komoditas emas, World Gold Council (WGC), memperkirakan tidak ada impor emas secara berlebihan dari India tahun ini meski pemerintahnya sudah memperlonggar aturan. Oleh karena itulah badan ini tidak mengubah proyeksi permintaan emasnya untuk tahun 2014.  
Reserve Bank of India mencabut salah satu aturan yang membatasi ruang gerak importir logam mulia domestik. Sebelumnya, importir diwajibkan menyisihkan 20% dari total impor emasnya untuk dijadikan produk perhiasan, yang harus di-ekspor kembali ke luar negeri. Kebijakan otoritas sempat memunculkan harapan bahwa permintaan emas akan meningkat tajam dalam beberapa waktu mendatang. Namun dalam statement-nya, WGC mementahkan ekspektasi itu.
"Kami tetap mempertahankan perkiraan volume permintaan emas di tahun 2014 pada kisaran 850-950 ton, atau sedikit lebih rendah dibandingkan tahun lalu," ujar P.R. Somasundaram, Direktur Pelaksana World Gold Council. Lembaga itu menganggap kenaikan impor dalam beberapa bulan belakangan tidak dipicu oleh perubahan di sisi permintaan namun lebih kepada antisipasi pasar terhadap potensi keluarnya kebijakan baru. Menurut Somasundaram, timing keluarnya aturan ini tetap akan memberikan kepercayaan diri terhadap pelaku pasar logam mulia.

Emas Sideways Pada Kisaran 1185 - 1215

Koreksi dollar pada perdagangan Senin membuat emas menguat. Permintaan emas juga meningkat akibat lemahnya data ekonomi global, dan membawa emas menembus di atas $1200. Ekspor yang menjadi tumpuan ekonomi China mencatat pelambatan di bulan November, ekonomi Jepang memasuki resesi, dan pertumbuhan produksi industri Jerman lebih rendah dari ekspektasi. Namun penguatan emas masih terlihat rapuh setelah SPDR Gold Trust kembali melaporkan penurunan kepemilikan aset pasca mencatat kenaikan 0,5% pada pekan lalu. 
Pada grafik 1 jam, emas terlihat bergerak sideways dengan rentang perdagangan 1185 - 1215. Indikator MACD terlihat mendatar sementara stochastic terlihat berkonsolidasi. Penembusan kembali di bawah level 1200 dan bergerak konsisten di bawah area tersebut berpotensi membawa harga turun menguji area 1195 sebelum menuju 1185. Sementara jika bertahan di atas area 1200, emas berpotensi menguat menguji kembali area 1208, dengan potensi ke area 1215 jika tertembus.

Emas Sideways Pada Kisaran 1185 - 1215

Minyak Mentah Dunia Sentuh Titik Rendah 5 Tahun Baru

Minyak Mentah Dunia Sentuh Titik Rendah 5 Tahun BaruHarga minyak mentah dunia anjlok lagi menyentuh titik terendah 5 tahun baru akibat spekulasi meningkatnya pasokan minyak global hingga tahun depan sementara laju permintaan cenderung menurun.
Morgan Stanley di hari Senin memangkas proyeksi harga crude oil untuk 5 tahun kedepan lebih rendah, akibat kekhawatiran atas melimpahnya supply yang menekan harga minyak di level rendah untuk periode yang lebih lama.
Berbagai analis juga melihat skenario utama minyak akan diperdagangkan di harga rata-rata $70 per barrel sepanjang 2015, turun sekitar 30% atau lebih rendah $28 per barrel dibanding proyeksi semula. Sementara skenario terburuknya, adalah harga minyak turun 38% harga rata-rata.
Sementara pemulihan harga minyak kemungkinan baru akan terjadi secara gradual di rata-rata $100 per barrel pada tahun 2017, dengan asumsi tidak ada intervensi dari negara produsen OPEC ataupun tidak ada gangguan pasokan utama dari negara produsen kunci minyak dunia.
Terpantau sejauh ini harga minyak mentah AS berjangka melorot -2.00% di level $64.51 per barrel, setelah meraih titik tertinggi intraday di $65.55 dan level terendah hariannya di $64.10 per barrel.

Minyak Tetap Bearish

Pada grafik harian, turunnya indikator MACD dapat menyediakan tekanan penurunan bagi minyak. Sentimen cukup bearish dengan minyak yang masih diperdagangkan di bawah MA 50-100-200 harian dan di dalam bearish channel. Namun, minyak perlu mencatatkan level penutupan harian yang semakin rendah setiap harinya untuk menambah tekanan penurunan; dimana kegagalan dapat mendorong aksi bargain-hunting terutama dengan indikator Stochastic yang berada di area oversold.
Dari sisi fundamental, investor masih cemas dengan melimpahnya supplai di pasar setelah OPEC tetap mempertahankan kuota produksinya. Kecemasan juga diperburuk oleh laporan bahwa Irak telah memberikan diskon bagi konsumen yang membeli minyak dari negara tersebut. Langkah ini mengikuti kebijakan serupa dari Arab Saudi yang di akhir pekan juga memberikan diskon untuk ekspor minyaknya. Ini mungkin dapat menjaga sentimen negatif untuk minyak.
Meski demikian, mulai masuknya musim dingin di berbagai negara sepertinya dapat memberikan harapan akan terjaganya outlook permintaan. Permintaan minyak cenderung meningkat ketika dunia mengalami musim dingin yang jatuh pada periode Desember - Februari.
Outlook minyak masih bearish, dimana minyak dapat alami pelemahan dengan target penurunan $60.00 dan stop-loss $63.80. Minyak WTI mungkin akan diperdagangkan di kisaran $60.00 hingga $63.80 untuk hari ini.
Resistance Level : $63.80, $65.00, $66.85
Support Level     : $61.50, $60.00, $58.50
Minyak Tetap Bearish

Outlook Ekspor Indonesia Bayangi Rupiah

Outlook Ekspor Indonesia Bayangi Rupiah Rupiah melemah ke level rendah 6 tahun seiring kontraksi pada perekonomian Jepang dan melambatnya tingkat permintaan di China memperburuk outlook sektor eksporIndonesia. Resesi di Jepang lebih dalam dari estimasi sebelumnya, menurut data hari ini. Perekonomian Jepang berkontraksi sebesar 1.9% di kuartal ketiga, lebih rendah dari penurunan sebeasr 1.6% yang dilaporkan data sebelumnya. Yen mencapai level terendah sejak 2007 terhadap dollar. Tingkat impor China, negara perekonomian terbesar di Asia, diluar perkiraan turun sebesar 6.7% di bulan November dari setahun lalu, menurut rilis data pemerintah hari ini. 
“Saat ini kecemasan lebih ke sektor eksternal, sehingga saya memperhatikan trend permintaan global dan penguatan dollar secara luas,” ucap Gundy Cahyadi, ekonom pada DBS Group Holdings Ltd. di Singapura. “Saya melihat petunjuk dari yen, yang mana dapat menyeret sentimen terhadap rupiah dan mata uang kawasan lainnya untuk ikut melemah.” Data pekan lalu menunjukkan tingkat ekspor Indonesia turun di bulan Oktober untuk pertama kalinya dalam 3 bulan.

Chicago Fed surveys

Chicago Fed survey: Perekonomian AS Bertumbuh; Laju Inflasi Melambat
Tingkat pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan akan bertambah cepat tahun depan, dipicu oleh penurunan pada tingkat pengangguran, namun laju inflasi diperkirakan melambat tipis, menurut hasil survey yang dirilis hari Senin oleh Federal Reserve Bank of Chigago. Perkiraan, mulai dari sektor manufaktur, bankir, analis dan lainnya yang berpartisipasi pada simposium outlook tahunan regional the Fed pekan lalu, juga menunjukkan tingkat suku bunga naik secara bertahap. Yield obligasi 1-tahunan diperkirakan naik sebanyak 0.46% hingga kuartal keempat tahun 2015, dari 0.11% kuartal ini.
The Fed telah mempertahankan tingkat suku bunga dekat nol selama 6 tahun hingga saat ini, dan membaiknya pasar tenaga kerja dan sinyal pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat menguatkan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga tahun depan. Hasil survey sejalan dengan ekspektasi tersebut. Petinggi the Fed sedang memperhatikan laju inflasi dengan seksama, dan sebagian banyak telah berpandangan bahwa laju inflasi akan perlahan kembali menuju target the Fed pada 2% dalam beberapa tahun mendatang.
Hasil survey the Fed bagian Chicago memberikan sedikit kelegaan, dengan responden memproyeksikan laju pertumbuhan pada CPI akan turun menajdi 1.7% di kuartal keempat tahun 2015, dari estimasi sebelumnya sebesar 1.8% pada kuartal ini. Mereka juga memperkirakan harga minyak sedikit naik dalam periode yang sama. Hasil survey menunjukkan Yield obligasi 10-tahunan AS akan naik menjadi 3% setahun dari sekarang. Survey juga memperkirakan tingkat pengangguran untuk turun menjadi 5.6% pada kuartal keempat tahun 2015, dari 5.8% saat ini. Perekonomian AS dperkirakan akan bertumbuh sebesar 2.7%, lebih cepat dari rata-rata historikal negara.

Minyak Ditutup di Level Terendah 5-Tahun Baru

Minyak Ditutup di Level Terendah 5-Tahun BaruMinyak mentah ditutup di titik terendah 5-tahun baru pada hari Senin seiring lesunya pertumbuhan ekonomi di Asia dan pemangkasan harga oleh Irak memperburuk kekhawatiran investor tentang melimpahnya pasokan global.
Irak pada hari Senin memangkas harga minyak mentah kontrak Januari untuk pembeli Asia dan AS, namun menaikkannya untuk pelanggan di Eropa. Eksportir minyak terbesar, Arab Saudi, pada awal bulan ini juga telah melakukan langkah serupa.
Sentimen negatif diperparah oleh data yang menunjukkan ekonomi Jepang berkontraksi lebih tajam dibandingkan estimasi awal, dengan ekspor China memperlihatkan pertumbuhan di bawah ekspektasi. China dan Jepang merupakan konsumen minyak terbesar ke-2 dan ke-3 setelah AS.

Musim belanja terbesar di Amerika tahun 2014: Thanksgiving menembus $1 miliar dan Black Friday melampaui $1,5 miliar

2014-Thanksgiving-turkey-kalkun-inovasi-comWalaupun beberapa situs web mengalami kerusakan (seperti, BestBuy) dan juga akses ke toko online lewat desktop, laptop dan perangkat mobile mengalami penurunan kecepatan pada tahun ini, namun orang Amerika cenderung berbelanja online daripada pergi antri di depan toko pada musim belanja terbesar tahun 2014 ini.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah perdagangan online atau e-commerce, perusahaan riset terkemuka comScoremencatat bahwa total belanja online pada hari Thanksgiving menembus $1 miliar dan Black Friday (satu hari setelah Thanksgiving) melampaui $1,5 miliar.
Ketika orang Amerika dan keluarganya duduk di meja panjang mencicipi potongan ayam kalkun dengan saus cranberry, memotong irisan ham panggang, makan sayur Brussels sprout yang dioseng setengah matang, dan minum anggur pilihan pada hari Thanksgiving (Kamis, 27 November 2014), sebagian besar penduduk meluangkan waktu berbelanja online dengan menggunakan ponsel pintar, tablet, dan laptop. Karena tergiur dengan harga diskon besar, maka total belanja selama 24-jam pada hari Thanksgiving mengalami kenaikan 32 persen dibandingkan pada hari yang sama satu tahun lalu.
Tidak cukup hanya belanja pada hari Thanksgiving, orang Amerika juga meneruskan belanja pada hari Jumat setelah makan ayam kalkun sehari sebelumnya, atau dikenal sebagai Black Friday. Total belanja lewat online pada hari Jumat (28 November) mengalami kenaikan 26 persen dibandingkan pada hari Jumat setelah Thanksgiving tahun 2013.
e-commerce-spending-2014-holiday-season-comScore-
comScore juga melaporkan bahwa total penjualan e-commerce dari tanggal 1 sampai 28 bulan November 2014 mencapai $22,7 miliar dollar, dibandingkan pada waktu yang sama satu tahun yang lalu hanya mencapai $19,8 miliar. Secara keseluruhan, belanja online selama bulan November terjadi peningkatan sebanyak 15 persen dari satu tahun sebelumnya.
Penjualan lewat online pada musim belanja terbesar di Amerika tahun 2014 akan mencapai puncaknya pada hari Senin (1 Desember) yang dikenal dengan istilah Cyber Monday. Rekor baru berbelanja online pada hari Senin ini didukung oleh karyawan pria yang menggunakan komputer milik kantor dengan akses berkecepatan tinggi berbelanja peralatan elektronik, dan karyawan wanita berbelanja pakaian fashion terbaru.
Banyak pengamat percaya bahwa promosi dengan penawaran harga istimewa dan pengiriman gratis yang dilakukan toko online sejak awal bulan November, menyebabkan pembeli segera memutuskan untuk berbelanja online daripada harus menunggu menit-menit terakhir menjelang malam hari Natal dan Tahun Baru. Demikian pula, faktor-faktor lain seperti kesehatan ekonomi Amerika mulai pulih kembali, angka pengangguran semakin merosot, pasar saham yang meroket, dan bahan bakar bensin lebih murah, mendorong pertumbuhan e-commerce di negara adi kuasa ini.

Dollar AS Melambung Paska Komentar Pejabat The Fed

Dollar AS Melambung Paska Komentar Pejabat The FedDollar AS menguat tajam terhadap berbagai major currencies di hari Selasa akibat komentar dua pejabat Federal Reserve yang cukup berpengaruh di bank sentral.
Wakil Gubernur Fed Stanley Fischer dan Presiden Fed New York, William Dudley menegaskan bahwa harga minyak yang murah hanya berdampak sementara dalam menekan harga-harga barang di AS. Mengindikasikan bahwa The Fed tidak terganggu oleh fluktuasi harga energy dalam menetapkan keputusan suku bunga.
Komentar ini dinilai oleh para investor bahwa bank sentral AS masih dalam jalurnya untuk mengetatkan suku bunga acuan di pertengahan 2015, sementara ECB dan BoJ yang justru terancam deflasi malah perlu melonggarkan suku bunga.
Perbedaan yang mencolok antara outlook kebijakan moneter The Fed dengan bank sentral lainnya menjadi faktor utama pendorong reli Dollar vs Euro, Poundsterling, Aussie serta Yen Jepang.
Alhasil indeks Dollar AS berbalik menguat ke level 88.41, atau melejit 0.49% dibanding penutupan sehari sebelumnya di level 88.03. Sementara USDJPY melejit diatas level 119.19, EURUSD melorot ke 1.2417, GBPUSDanjlok ke 1.5654 dan AUDUSD melemah ke 0.8446.

Market Movers: Pasca Terkoreksi, Dollar Berbalik Menguat

Market Movers: Pasca Terkoreksi, Dollar Berbalik Menguat Dollar pada perdagangan kemarin terkoreksi dari level tertinggi 5 tahun, namun pada perdagangan pagi sesi Asia hari ini dollar terlihat kembali menguat. Indeks dollar terhadap mata uang utama terpantau menguat 0,1%. Penguatan tersebut menunjukkan sentimen positif masih terus menaungi dollar, dimana setiap penurunan akan memicu aksi beli kembali. Namun minimnya data ekonomi penting yang dirilis AS hingga hari Rabu kemungkinan akan membatasi penguatan dollar.
Pada pagi ini National Australia Bank, melaporkan sentimen bisnis di bulan Desember turun menjadi 1 dari bulan sebelumnya 5 membuat aussie melemah. Aussie juga masih dibayangi sentimen negatif akibat penurunan harga komoditas. Sore ini data ekonomi penting datang dari Inggris, Office for National Statistic akan merilis data produksi manufaktur bulan Oktober yang diperkirakan naik 0,2% dari bulan sebelumnya yang naik 0,4%. Rilis data yang seusai perkiraan atau lebih rendah dapat memberikan tekanan bagi pound sterling, sebaliknya jika lebih tinggi maka mata uang Inggris tersebut berpeluang menguat. 
Dari lantai bursa, Wall Street pada perdagangan Senin mencatat penurunan harian terbesar dalam tujuh pekan terakhir, memberikan sentimen negatif bagi bursa Asia pagi ini, Indeks utama bursa Asia terpantau melemah, terus merosotnya harga minyak menyeret pergerakan saham sektor energi yang berimbas pada kinerja bursa. 
Harga minyak mentah WTI turun ke level terendah dalam lima tahun terakhir, potensi berlebihnya supply minyak dunia sementara permintaan yang masih lemah membuat minyak terus tertekan. OPEC pada bulan November memproduksi 30,56 juta barel per hari, melebihi target sebanyak 30 juta barel dalam enam bulan beruntun. Sementara itu Energy Information Administration melaporkan produksi minyak AS naik menjadi 9,08 juta barel perhari pada pekan yang berakhir 28 November, menjadi yang tertinggi sejak EIA mulai mencatat data pada tahun 1983. Pelemahan juga dipicu langkah Irak yang menurunkan harga jual minyak untuk pasar Asia, langkah tersebut mengikuti Arab Saudi yang telah lebih dulu memberikan potongan harga.
Emas terlihat bertahan dikisaran $1.200 setelah menguat pada perdagangan kemarin akibat koreksi dollar. Namun emas masih rentan mengalami penurunan kembali, hal tersebut setidaknya tercermin dari penurunan kepemilikan aset di SPDR Gold Trust, ETF berbasis emas terbesar di dunia, yang kembali mencatat penurunan pada hari Senin kemarin, setelah pada pekan lalu mencatat kenaikan 0,5%, terbesar sejak bulan Agustus. 

Bos ECB Akui Kebijakannya Tidak Berjalan Efektif

Bos ECB Akui Kebijakannya Tidak Berjalan EfektifSatu per satu, pemangku kebijakan di Bank Sentral Eropa (ECB) menerima kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi di kawasan tidak berjalan sesuai harapan. Mereka yang dahulu mati-matian menentang pelonggaran moneter, kini mulai bersikap lunak.
Anggota dewan kebijakan ECB, Ewald Nowotny, mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi Eropa memang 'luar biasa lambat'. Dalam sebuah forum di kota Frankfurt, Jerman beberapa jam lalu, Nowotny memperkirakan laju inflasi masih akan rendah setidaknya sampai kuartal perdana 2015. "Zona Euro akan menjadi titik lemah dalam peta perekonomian dunia," ujarnya.
Pernyataan Nowotny tersebut bertentangan dengan sikapnya beberapa bulan lalu. Ia adalah salah satu orang penting di ECB yang meminta publik untuk menunggu efektivitas kebijakan bank sentral dan menolak adanya stimulus moneter baru. Namun jelang akhir tahun, kondisi ekonomi tidak juga berubah sesuai harapan sehingga Nowotny mengakui bahwa otoritas menghadapi masalah besar.

Indikator Fed: Momentum Pasar Pekerjaan AS Melambat

Indikator Fed: Momentum Pasar Pekerjaan AS MelambatMeskipun pertumbuhan pekerjaan terus melaju di dekat level terbaik 3-tahun, momentum di pasartenaga kerja kemungkinan melambat, menurut data yang dirilis oleh Federal Reserve hari Senin.
Indeks kondisi pasar tenaga kerja Fed, yang didasarkan pada 19 variabel pekerjaan di pasar yang berbeda, turun menjadi 2,9 pada bulan November dari 3,9 pada bulan Oktober. Kendati masih berada di atas rata-rata jangka panjang, angka itu merupakan yang terburuk sejak Januari. Ketua Fed Janet Yellen diketahui juga memantau multi-faktor seperti ini untuk mengukur kesehatan pasar pekerjaan, serta sebagai pembanding tingkatpengangguran.
Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat lalu melaporkan pertumbuhan 321.000 pekerjaan pada bulan November, dengan tingkat pengangguran stabil di 5,8%.