Minggu, 13 November 2011

Wall Street Kembali Positif Untuk Tahun 2011


Wall Street Kembali Positif  Untuk Tahun 2011  Bursa saham AS ditutup naik tajam pada hari Jumat, memperpanjang gain sesi lalu, ditengah tanda stabilisasi di zona Eropa dan data konsumen yang positif. Ketiga indeks utama saat ini berada dalam area positif untuk tahun 2011. “Fokus tetap pada Eropa- karena pasa tidak tahu harus berbuat apa dan hal itu akan berlanjut. Eropa mungkin ada beberapa langkah di belakang kami di AS,” ucap Peter Coleman, direktur riset pada JMP Securities. “Keadaan ekonomi AS membaik, namun dengan tingkat pertumbuhan saat ini, kita tidak akan terkena dampak luar negeri.”
Senat Italia menyetujui anggaran baru yang membuka jalan bagi persetujuan Parlemen pada akhir pekan dan pembentukan pemerintaan darurat. Langkah ini juga membuka jalan bagi pengunduran diri Perrdana Menteri Silvio Berlusconi dan pengangkatan Mario Monti untuk menggantikannya. Sementara itu, Perdana Menteri Yunani yang baru Lucas Papademos akan memberi nama kabinet krisis yang baru. Namun, Papademos akan menghadapi hambatan, dengan banyaknya pihak yang keberatan dengan kebijakan pengetatan.

Harapan Italia, Eropa Cerahkan Emas


Harapan Italia, Eropa Cerahkan EmasEmasnaik sebanyak 1% pada hari Jumat, mengikuti rally pada Wall Street, seiring senat Italia menyetujui kebijakan pengetatan yang dipinta oleh UniEropa, memicu harapan bahwa perpecahan zona Eropa dapat dihindari. Emas menambah gain bersama dengan bursa saham AS, seiring S&P 500 melejit sekitar 2% seiring investor lebih tertarik pada aset beresiko di tengah optimisme pasar Eropa.
Emas sedang menuju kenaikan mingguan ketiga berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang sejak bulan Agustus, setelah Italia membuka jalan untuk mendapat persetujuan penuh paket anggaran dan membentuk pemerintahan darurat menggantikan Perdana Menteri Silvio Berlusconi. "Optimisme Eropa sedang berkembang karena outlook ekonomi yang membaik. Aksi beli dari Asia dan Eropa terus berlanjut seiring meredanya kecemasan di zona Eropa mengenai ketatnya kredit perbankan," ucap George Gero, wakil presiden RBC Capital Markets.

Roubini: Italia Mungkin Harus Tinggalkan Euro


Roubini:  Italia Mungkin Harus Tinggalkan Euro Italy mungkin harus meninggalkan euro dan beralih pada mata uangnya sendiri untuk mengatasi krissi hutang, dan denggan itu memecah zona Eropa, menurut Nouriel Roubini dalam kolom opini pada Financial Times hari Jumat. Alasan Roubini adalah yield obligasi Italia yang dekat 7% akan membuat akses pasar terbatas. Resstrukturisasi hutang dapat membantu memcahkan masalah, namun tidak dapat mengatasi masalah lain yang terjadi di Italia, seperti tidak adanya kompetitif, defisit anggaran yang besar dan rendahnya GDP, tulisnya.
Kecuali adanya bantuan terakhir untuk negara yang terserang hutang di zona Eropa yang dapat membeli obligasi pemerintah, yield akan terus berada dalam level berbahaya, menurut Roubini. Bagaimanapun, ECB telah menegaskan bahwa tidak akan menjadi opsi terakhir bagi perekonomian zona Eropa. Roubini juga mengingatkan akan pentingnya pihak yang menjadi opsi terakhir zona Eropa.