Pihak auditor independen baru saja
menyelesaikan tugasnya dalam penerapan stress test kepada bank-bank asal
Spanyol. Kesimpulannya, perbankan negara itu 'hanya' membutuhkan
sekitar 59 miliar Euro
(54 miliar euro setelah revisi dan perhitungan deal yang masih
tertunda) untuk bisa memulihkan diri. Jumlah tersebut lebih kecil
ketimbang perkiraan pengamat dan hasil stress test yang dilakukan Oliver
Wyman sebulan sebelumnya. Tidak heran jika hasil uji tekanan justru
mendapat cibiran banyak pihak. Lembaga pemeringkat Moody's dan Komisi
Basel mempertanyakan simulasi pengujian dan tingkat kesesuaiannya
terhadap kondisi ekonomi Spanyol serta sistem perbankan Eropa. Auditor
independen disebut terlalu baik dalam menetapkan asumsi soal pertumbuhan
ekonomi, kerugian kredit perumahan dan kualitas modal masing-masing
bank.
Parameter yang dipakai lembaga independen
untuk menguji daya tahan bank dipandang terlalu longgar. Misalnya,
dalam sebuah studi skenario terburuk, pihak penguji menetapkan harga
properti di Spanyol sebesar 37% di bawah harga tertinggi tahun 2007.
Meski terdengar besar, rasio depresiasi harga tersebut tidak terlalu
memberi tekanan jika dimasukkan ke dalam konteks riil. Tidak seperti
kebanyakan negara di Uni Eropa, Spanyol mengalami aksi spekulasi sektor
perumahan yang jauh lebih kronis sehingga membuat harga properti naik
sampai 200%-250%. Tingkat gelembung harga setara dengan lonjakan harga
hunian di Irlandia dan beberapa negara bagian di Amerika yang
propertinya paling mahal pada masa pra-krisis, yaitu California, Arizona
dan Nevada.
Kembali ke awal, pengujian menjadi tidak
begitu relevan karena saat ini saja harga rumah di Spanyol sudah turun
sekitar 30% dari titik tertinggi 2007. Artinya, skenario auditor hanya
menetapkan penurunan harga 7% dari tingkat harga properti saat ini.
Untuk perbandingan, harga hunian di Irlandia dan beberapa negara bagian
Amerika Serikat sudah turun dengan rasio beragam dari titik termahal
2007, mulai dari 46% hingga 50%. Jadi, simulasi tekanan terhadap bank
Spanyol dari komponen perumahan terbilang sangat longgar. Skenario
tekanan bisa menjadi relevan jika pertumbuhan ekonomi negara ini lebi
baik ketimbang Irlandia dan Amerika. Mengingat aktivitas ekonomi yang
lebih cepat akan menaikkan daya beli konsumen terhadap kebutuhan hunian
dan gairah investasi properti. Tetapi hal itu tampaknya sangat jauh dari
harapan. Ekonomi Spanyol sedang masuk fase resesi dan angka
pengaggurannya sangat sulit diterima akal, yaitu pada kisaran 25%.
Jumlah pengangguran sebesar itu 10% lebih banyak dibanding total warga
tanpa pekerjaan di Irlandia.
Moody's adalah pihak yang paling
menentang hasil stress test bank Spanyol. Lembaga pemeringkat ini
memperkirakan sektor perbankan membutuhkan setidaknya 105 miliar euro
guna memenuhi standar kecukupan modal, atau nyaris dua kali lipat hasil
pengujian Wyman yang diadakan satu bulan lalu. Ada pula rekomendasi yang
menyebut pemerintah Spanyol hanya membutuhkan dana talangan 40 miliar
euro dari total 100 miliar yang dijanjikan pemerintah Eropa. Namun
dengan begitu, pihak bank harus ikut menggalang dana secara mandiri.
Salah satu bank, Banco Popular, tampaknya sudah mengantisipasi hal itu
kemarin dengan memunculkan rencana penerbitan saham baru. Dana yang
masuk akan dipakai untuk menyeimbangkan neraca keuangan serta
menghindari intervensi pemerintah tentunya.
Sekarang keputusan berada di tangan
pemangku kepentingan Spanyol. Madrid sudah menolak ide permintaan bail
out dengan nominal hanya sebesar 40 miliar euro. Pemerintah sudah
memperhitungkan bahwa jumlah yang perbankan butuhkan jauh lebih besar
daripada itu. Mariano Rajoy dan kolega bisa saja meminta pinjaman lebih
besar mencapai batas ideal 100 miliar. Hal itu dimungkinkan karena
pemerintah juga berkepentingan menstabilkan gejolak di pasar obligasi.
Namun artinya makin berat pula beban yang harus ditanggung oleh
negaranya untuk memenuhi persyaratan yang diajukan kreditur. Efisiensi
jangka panjang bisa makin memperburuk kondisi ekonomi yang tengah resesi
dan memicu kesakitan baru di kemudian hari.