Kamis, 27 Desember 2012

Industrial Profit China Berangsur Normal

Industrial Profit China Berangsur NormalAngka industrial profits di China tumbuh cukup bagus di bulan November sekaligus melanjutkan kenaikan yang sudah terjadi satu bulan sebelumnya. Hal ini menjadi pertanda bahwa gairah ekonomi di negara perekonomian terbesar Asia mulai membaik di penghujung tahun. 
Tingkat keuntungan perusahaan industri utama China melonjak 22.8% dibandingkan bulan November 2011. Akselerasi kenaikannya bahkan menjadi yang tercepat sejak Desember 2011. Sementara di bulan Oktober, profit pelaku bisnis sudah naik sebanyak 20.8%, demikian laporan dari National Bureau of Statistics hari Kamis.
Data keuntungan perusahaan kian memperkuat rangkaian hasil bagus yang dicatat oleh China. Sejak bulan September lalu, serial data ekonomi dirilis menguat, mulai dari laporan industrial production hingga purchasing managers index. Industrial profit sendiri sudah turun selama enam bulan pertama tahun ini sebelum akhirnya mampu pulih kembali di bulan September. "Terdapat tiga tiga lini yang mencatat pertumbuhan signifikan, namun yang terpenting adalah membaiknya profit margin," ulas Lu Ting, Ekonom Bank of America-Merril Lynch.
Kabar ini akan menjadi sentimen bagus bagi investor yang menyukai saham lapis atas di bursa China. Komponen blue chips sendiri telah mencatat rally apik bulan ini setelah sempat mengalami fase sulit selama setahun terakhir. "Jelas sekali bahwa saham golongan A merespon langsung rangkaian data bagus. Namun pada akhirnya tingkat profit emiten-lah yang akan menjadi pendorong utama," tambah Lu. Indeks benchmark Shanghai Composite mengakhiri sesi pagi dengan pelemahan 0.2% ke 2216.55. Indeks telah menguat sekitar 12% bulan ini setelah sempat anjlok 10.0% dalam sebelas bulan terakhir. Data industrial profit China mencakup pendapatan pelaku bisnis dan industri terbesar nasional dengan jumlah laba minimal CNY20 juta.

2013, Inggris Rawan Kebanjiran Rumah Tangga Miskin

2013, Inggris Rawan Kebanjiran Rumah Tangga MiskinBerbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, warga Inggris bersiap menyambut hari Natal dengan penuh kegalauan. Pengetatan sabuk belanja harus dilakukan sejak sekarang karena kondisi ekonomi tahun depan bisa jadi semakin suram.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Markit menyebut bahwa sebanyak 43% rumah tangga sudah meyakini bahwa pos keuangan masing-masing akan lebih buruk di tahun 2013. Sementara hanya 24% responden yang memperkirakan daya beli dan koceknya jadi lebih baik di tahun yang baru. "Sebanyak tiga perempat kepala keluarga tidak melihat potensi perbaikan keuangan sehingga tingkat permintaan konsumen rentan menyusut untuk jangka pendek," urai Tim Moore, Ekonom Senior Markit. Moore juga menambhakan bahwa persepsi inflasi Inggris masih belum stabil dan jaminan pekerjaan belum terlalu jelas di seluruh Inggris.
Inggris terjebak dalam program pemangkasan anggaran melalui komponen penghematan belanja dan kenaikan pajak. Hal inilah yang memicu perlambatan ekonomi dan penurunan daya beli konsumen dalam satu tahun terakhir. Pemerintah pusat bahkan memperkirakan langkah efisiensi berlanjutu hingga 2018, atau satu tahun lebih lama dibanding rencana sebelumnya. Meski perekonomian Inggris mulai bergeliat lagi di kuartal III lalu, rasionya justru direvisi turun oleh dari 1.0% menjadi 0.9%. Kalaupun ada faktor yang menopang kinerja ekonomi tahun ini tak lain adalah penyelenggaraan Olimpiade London.
GDP Inggris masih berada di kisaran 3% di bawah level pra-resesi. Namun analis pasar keuangan memprediksi negara perekonmian terbesar ke-enam dunia ini kembali mengalami kontraksi di kuartal IV. Pemerintah juga masih berjuang menurunkan bunga obligasi yang membengkak. Data terbaru memperlihatkan bahwa defisit anggaran nasional sudah mencapai £17.5 miliar di bulan November, ataumasih di atas catatan tahun lalu yang sebesar £16.3 miliar.
Kombinasi antara pemangkasan anggaran, penurunan jumlah pendapatan, inflasi dan warisan hutang berpotensi mengekang daya beli konsumen. Padahal banyak orang Inggris yang kondisi ekonominya tidak sebaik satu dasawarsa lalu. Hasil penelitian lembaga independen Resolution Foundation menyebut bahwa terdapat 3.6 juta keluarga memiliki beban hutang di luar batas kemampuan. Mereka menghabiskan lebih dari seperempat pendapatan untuk membayar hutang, baik yang berupa pinjaman dengan jaminan atau tanpa agunan. "Inti dari pesimisme di tahun 2013 berada di lini keuangan warga, yaitu soal rendahnya pendapatan dan bertambah tingginya biaya hidup," tambah Moore. Skenario terburuk untuk tahun ini adalah kian banyaknya kepala keluarga yang harus mencari bahan pangan dari donasi orang-orang yang merayakan Natal. The Trussell Trust, lembaga yang memiliki pos makanan gratis di 250 lokasi, memperkirakan ada 15.000 orang yang datang meminta bantuan makanan sepanjang liburan akhir tahun. Jumlah tersebut dua kali lebih banyak dibanding tahun lalu.

Pembahasan Fiskal AS (Masih) Pangkas Kinerja Emas

Pembahasan Fiskal AS (Masih) Pangkas Kinerja EmasHarga emas bergerak turun hari Kamis, membuat logam mulia untuk menyerahkan gain semalam pasca hari Natal kemarin, dengan para investor yang terus mengawasi pembicaraan antara Gedung Putih dan Kongres untuk menghindarkan ekonomi AS dari kejatuhannya ke dalam jurang resesi tahun depan.
Spot emas telah turun sebanyak $2.83 per ounce ke $1,656.66, tetapi masih berada dalam kisaran rendahnya 4 bulan yang terjadi di pekan lalu.
Kontrak emas AS untuk bulan Februari merosot sebanyak $3.10 per ounce ke $1,657.60.