Selasa, 13 Januari 2015

FOMC Minutes: Kenaikan Suku Bunga Tidak Terkait Laju Inflasi



FOMC Minutes: Kenaikan Suku Bunga Tidak Terkait Laju Inflasi Laju inflasi tidak harus beranjak dari level saat ini agar Federal Reserve dapat mulai menaikkan tingkat suku bunga, menurut minutes pertemuan terkini yang dirilis hari Rabu. Pertemuan fedreal open market di bulan Desember tidak menghasilkan keputusan untuk menaikkan suku bunga, namun sejumlah anggota mengindikasikan bahwa kondisi sedang berubah. Bagaimanapun juga, minutes mengindikasikan bahwa penggunaan kata "sabar" dalam pernyataan pasca pertemuan akan memberikan indikasi pada pasar bahwa the fed tidak siap untuk menaikkan suku bunga setidaknya dalam beberapa pertemuan kedepan, yang menurut Janet Yellen dua pertemuan kedepan yaitu hingga bulan April. 
"Sebagian besar peserta rapat sepakat bahwa penting jika menurut Komite pihaknya dapat bersabar dalam memulai langkah normalisasi kebijakan moneter, mereka memperingatkan bahwa bahasa tersebut dapat memberikan lebih banyak fleksibilitas untuk menyesuaikan kebijakan dalam respon terhadap informasi yang masuk ketimbang bahasa sebelumnya, yang mana mengaitkan awal normalisasi dengan berakhirnya program penjualan aset," menurut minutes.
Pasar nyaris tidak merespon dirilisnya minutes pertemuan tersebut, dengan bursa saham mempertahankan rally tajam dan yield obligasi pemerintah diperdagangkan mix. Petinggi Fed pada pertemuan terakhir mengindikasikan bahwa mereka setidaknya membutuhkan optimisme bahwa laju inflasi sedang bergerak menuju target 2%. Untuk perekonomian, anggota Fomc melihat adanya peluang peningkatan, dengan rendahnya harga minyak dan membaiknya kondisi pasar tenaga kerja menopang perekonomian. Petinggi Fed memperkirakan laju inflasi akan tetap jinak, meski menilai penurunan harga energi belakangan ini dan juga penguatan dollar sebagai hal yang sementara. Petinggi Fed melihat pelemahan global sebagai ancaman utama bagi keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di AS.

Emas Menguat, Waspada Support 1230

Harga emas bergerak menguat kemarin karena aksi safe haven dengan melemahnya pasar saham akibat penurunan harga minyak mentah. Harga menyentuh level tinggi $1235 per troy ons kemarin dan pagi ini menambah penguatannya ke area $1240. 

Harga kini berada di kisaran $1234. Pada grafik 1 jam, terlihat indikator RSI dan MACD masih mendukung potensi penguatan, namun indikator stochastics mulai menunjukkan potensi penurunan.

Support terdekat di kisaran 1230. Pelemahan lanjutan membutuhkan konfirmasi penembusan ke bawah kisaran support ini dengan potensi ke area 1222. Dan pergerakan di atas 1230 masih membuka potensi penguatan kembali ke kisaran tertinggi hari ini 1240.

Emas Menguat, Waspada Support 1230

Emas Capai Level Tertinggi Sejak Oktober Lalu

Emas Capai Level Tertinggi Sejak Oktober LaluEmas memperpanjang rally menuju level tertinggi dalam hampir selama 12 pekan seiring investor menilai kekuatan perekonomian AS di tengah anjloknya harga Minyak, dan dampaknya terhadap waktu kenaikan tingkat suku bunga. Emas diperdagangkan naik sebanyak 0.4% di kisaran $1,238 per ons, level tertinggi sejak 23 Oktober. Emas diperdagangkan menguat selama 3 hari berturut-turut setelah data pekan lalu menunjukkan penurunan pada tingkat upah di AS meski seiring membaiknya sektor pekerjaan. Minyak yang berada pada level terendah dalam 5-1/2 tahun menekan bursa saham global dan mengancam akan mendorong inflasi jauh di bawah target Fedral Reserve pada 2%. Indeks dollar tampil defensif pekan ini menjelang data yang mungkin akan menunjukkan biaya hidup di AS turun paling banyak dalam 6 tahun dan penjualan ritel turun di bulan Desember, memicu spekulasi The FED mungkin akan menahan diri untuk tidak menaikkan suku bunga.
“Arah jangka pendek emas dipicu oleh dollar, minyak, dan sentimen resiko secara umum pada pasar,” ucap Zou Lihu, analis pada Citics Futures Co. di Shenzhen. “Arah dalam jangka yang lebih panjang utnuk emas masih akan mengacu pada outlook suku bunga AS.” Presiden Federal Reserve Bank of San Francisco, John Williams, yang merupakan anggota voting kebijakan tahun ini, mengatakan menaikkan suku bunga di bulan Juni akan menjadi beresiko di tengah "momentum yang kuat" pada pasar tenaga kerja dan lemahnya tingkat kenaikan upah. Presiden Fed bagian Atlanta, Dennis Lockhart, yang juga merupakan anggota voting FOMC tahun ini, mengtakan bahwa kenaikan suku bunga di pertengahan tahun 2015 mungkin cukup bijak.