Selasa, 04 Oktober 2011

Tidak Ada Skenario Default untuk Yunani


Tidak Ada Skenario Default untuk Yunani "Semua anggota zona euro berkomitmen untuk menjauhkan Yunani dari kemungkinan default!". Komentar tersebut diungkapkan oleh Jean-Claude Juncker, Perdana Menteri Luksemburg dan Presiden Grup Menteri Keuangan Eropa.
Pada sebuah telekonferensi, tidak ada satu negara pun yang meminta Yunani keluar dari euro zone. Juncker menegaskan pula bahwa belum ada wacana untuk memberi vonis default terhadap negara itu. Ketika ditanya apakah Eurogroup akan menunggu rekomendasi dari 'Troika', Juncker mengatakan bahwa auditor butuh waktu. Juncker tidak mengharapkan laporan Troika datang lebih cepat dari 13 Oktober. Setelah itu Eurogroup baru akan memutuskan apakah Yunani layak mendapat bantuan baru atau justru divonis bangkrut.
Seluruh anggota euro meminta Yunani supaya melakukan efisiensi lebih keras guna mengurangi defisit. Juncker melihat pembahasan soal rekapitalisasi perbankan Eropa yang bermasalah, sudah mengalami kemajuan berarti.

Emas Bakal Diuntungkan Dari Kebuntuan Eropa


Emas Bakal Diuntungkan Dari Kebuntuan EropaSeiring masih memburuknya kekhawatiran dan ketidakpastian krisis utang Eropa, harga emas berpotensi rebound meski penguatan dollar AS dapat membatasi kenaikan harga logam mulia ini.
Ketidakpastian bertambah setelah Yunani menyebutkan tidak akan mencapai target defisit yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai prasyarat penyaluran dana bailout ke negeri para dewa itu.
Setelah tingginya volatilitas di bulan September, emas berpeluang kembali menguat karena ditopang oleh pola musiman, ketidakpastian Eropa, perlambatan ekonomi Cina, dan potensi resesi AS.
Minggu ini Emas memiliki kisaran target resisten pada level $1675 dan $1700, tembus level $1700 dapat memicu bullish lanjutan ke $1770. Sementara koreksi Emas akan menyeret logam mulia ini ke support kuat di $1600, kemudian $1565 hingga $1535.50 yang merupakan titik terendah 26 September 2011.

Kisruh Eropa Akan Seret Euro ke $1.3

Ketidakpastian di kawasan Eropa akan menyebabkan Euro kian tertekan. Sukses menembus level 1.32, Euro berpotensi terbawa lagi ke area support 1.3160 dan 1.3100 bahkan ke psikologis 1.3. Sementara resisten terbatas pada 1.3240, 1.3280 hingga 1.3300

Carut Marut Eropa Dan QE Gasak Sterling


Carut Marut Eropa Dan QE Gasak Sterling  Ketidakpastian di kawasan Eropa sehubungan terancamnya defaultYunani turut menggasak performa Sterling hari ini (Selasa, 4/10).
Bahkan data sektor manufaktur Inggris yang kemarin muncul membaik di atas prediksi pasar,  tidak mampu mengangkat Sterling yang sebelumnya sudah tertekan oleh ekspektasi QE (quantitative easing) lanjutan dari Bank of England.
GBP terpantau bergerak tertekan di zona negatif di area $1.5440-an. Level support Sterling kini terlihat di kisaran $1.5420 untuk melanjutkan ke $1.5400 di jangka pendek. Sementara tahanan resisten terdekat berada pada level $1.5460 dan $1.5480 dengan tahanan kuat atas ada di $1.55.

Aksi Hindar Resiko Menerjang Sterling


Aksi Hindar Resiko Menerjang Sterling  Poundsterlingmengabaikan data sektor manufaktur Inggris yang lebih baik dari perkiraan dan anjlok terhadap Greenback pada perdagangan hari Senin seiring merebaknya kecemasan atas resiko default Yunani memicu aksi jual di pasar saham dan menyeret mata uang beresiko seperti Pound, yang telah lebih dulu tertekan oleh ekspektasi QE lanjutan dari Bank of England.
PMI sektor manufaktur Inggris meningkat ke 51,1 pada bulan September, mementahkan prediksi penurunan ke 48,6 yang akan mengindikasikan terjadinya kontraksi di sektor ini.
"Data hari Senin mungkin sedikit meredam kemungkinan peluncuran QE dalam waktu dekat, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa ekonomi masih lemah," kata John Hydeskov, analis mata uang dari Danske. "Pasar masih akan menantikan data PMI sektor jasa, yang diperkirakan akan merosot. Dan jika sampai terjadi kontraksi, tekanan jual Sterling akan kian kuat mengingat pasar mungkin akan berspekulasi jika QE lanjutan akan diluncurkan dalam minggu ini."
BoE dijadwalkan akan mengumumkan kebijakan moneternya pada hari Kamis mendatang. Sejumlah analis memperkirakan spekulasi tentang putaran baru QE masih akan terus berlangsung hingga menjelang rilis data PMI sektor jasa pada hari Rabu besok.

Krisis Memburuk, Euro Kian Terpuruk


Krisis Memburuk, Euro Kian Terpuruk  Menjelang siang, mata uang tunggal Euro kembali merosot tajam hingga berkisar di area $1.3180-an yang merupakan kisaran terendah dalam 8-bulan terakhir terhadap USD.
Terpuruknya EUR terutama akibat meningkatnya resiko ancaman default Yunani sehingga kondisi ini menyebabkan meningkatnya pula kecemasan investor terhadap kesehatan sektor perbankan zona Euro.
Ancaman bangkrutnya Yunani semakin meningkat setelah hari Minggu lalu, pemerintah Yunani mengakui jika negaranya mungkin tidak mampu memenuhi target pemangkasan defisit anggaran yang telah ditetapkan ECB dan IMF sebagai syarat pemberian bailout berikutnya.
Secara teknikal setelah sempat mencapai level $1.3160, EUR diperkirakan akan menguji level itu kembali guna melanjutkan pola bearish ke area $1.3100. Bahkan bila mengacu indikator harian seperti moving average dan stochastic, mata uang tunggal ini dapat terpuruk hingga ke psikologis $1.3.

Sterling : Masih Bearish

GBPUSD melanjutkan pergerakan bearishnya hingga area support dikisaran 1.54175 pada sesi perdagangan kemarin. Saat ini GBPUSD terlihat mulai bergerak bullish dan menguji area resistance dikisaran 1.54547. Pecahnya level resistance tersebut memungkinkan untuk terjadinya koreksi bullish menuju area 1.54962 hingga 1.55376. Sementara itu waspadai support dikisaran 1.54175 karena jika level tersebut ternyata pecah, besar kemungkinan harga akan melanjutkan trend dengan membidik area 1.53804 dan bahkan hingga area 1.53203.


Sterling Masih Bearish

Euro Kian Tenggelam

 EURUSD kembali tergelincir hingga area 1.31623 pada sesi perdagangan kemarin. Ada peluang terjadinya koreksi bullish pada pergerakan EURUSD saat ini jika resistance dikisaran 1.32136 berhasil ditembus. Koreksi terjauh untuk saat ini yang dapat diperkirakan adalah pada area 1.32711 hingga area 1.33285. Sebaliknya support terdekat untuk EURUSD saat ini berada dikisaran 1.31623 dan jika level itu break , maka kemungkinan besar EURUSD akan membidik area 1.31110 hingga 1.30792.


Euro Kian Tenggelam

Suku Bunga Australia Tidak Berubah


Suku Bunga Australia Tidak Berubah Bank Sentral Australia (RBA) hari ini baru saja mengadakan pertemuan moneter rutin. Dari meeting tersebut, otoritas memutuskan untuk tetap menahan suku bunga acuan pada level 4,75%.
Suku bunga tidak berubah dalam 11 bulan terakhir, namun RBA tidak menutup peluang kenaikan interest rates di masa depan. "Kondisi ekonomi global masih belum pasti, terutama di tengah gambaran buruk ihwal hutang Yunani dan perbankan Eropa," demikian komentar komite bank sentral. Pemerintah Australia juga memandang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi antar benua.
RBA mengklaim bahwa tingkat inflasi masih sejalan dengan target 2%-3% untuk tahun 2012 dan 2013. "Proyeksi inflasi yang bagus bisa membuka ruang bagi kebijakan moneter yang suportif," menurut RBA. Pasca pengumuman suku bunga, dollar Australia kehilangan pijakan dan anjlok ke 0.9493 terhadap USD dari level sebelum rilis RBA keluar (0.9527). Saat ini AUD/USD terpantau di level 0.9477.

Gold on the track


Reputasi Emas Tak TergoyahkanEmas kembali menegaskan reputasinya sebagai aset safe haven, menurut laporan analis ANZ. Logam mulia kemarin (03/10) melambung 2,1% sejalan dengan penguatan USD. Spot emas diperdagangkan pada level $ 1,660.60 per troy ons, turun 30 sen dari level penutupan namun 2,3% lebih tinggi sejak awal Oktober.
Reputasi emas sebagai alat penyimpan nilai yang aman sempat terguncang pada bulan September saat harga merosot sampai 11% dikarenakan sentimen makro ekonomi yang memburuk. Harga turun saat investor melikuidasi posisi mereka untuk menutupi kerugian di pasar lain, termasuk ekuitas dan komoditas industri. Kedua sektor tersebut mengalami kerugian berat bulan lalu karena kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan global. Dalam waktu dekat, emas diharapkan kembali melambung akibat permintaan fisik yang kuat dari investor yang tertarik untuk membeli emas di level terendah setelah kerugian bulan September.