Senin, 31 Januari 2011

OIL drop

Harga Minyak Terus Menyusut 

Harga minyak mentah dunia terus turun, karena investor mengantisipasi kenaikan suku bunga di China yang merupakan salah satu negara konsumen energi terbesar di dunia. Pada perdagangan Jumat (28/1/2011), minyak light sweet pengiriman Maret turun 49 sen menjadi US$ 85,15/barel. Minyak Brent pengiriman Maret juga turun 2 sen menjadi US$ 97,37/barel. Laporan mengenai Arab Saudi yang dikabarkan memompa minyak lebih banyak juga memicu koreksi lanjutan pada harga minyak. "Faktor lain mungkin investor khawatir China akan menambah kebijakan ketatnya menjelang tahun baru China," ujar Ong Yi Ling, analis dari Philips Futures seperti dikutip dari AFP. Media-media di China melaporkan bahwa pada bulan ini, suku bunga dapat dinaikkan sekitar awal Februari atau berdekatan dengan tahun baru China, guna melawan lonjakan inflasi pada semester I-2011 ini. Harga minyak memang telah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti data ekonomi yang kurang baik yakni seputar klaim pengangguran yang lebih tinggi dan data pemesanan barang-barang tahan lama yang turun. Termasuk juga kabar dari penurunan peringkat Jepang oleh Standard & Poor's. (By detikfinance.com)

Cadangan naik, harga minyak diprediksi turun pekan depan

Harga minyak mentah diperkirakan bakal merosot pada perdagangan pekan depan, karena meningkatnya cadangan di AS. Hal itu ditenggarai akibat berkurangnya permintaan bahan bakar dan penurunan tingkat pemanfaatan kilang. Sejumlah 17 dari 37 analis yang disurvei Bloomberg, memproyeksikan harga minyak akan turun hingga 4 Februari mendatang. Pada 26 Desember lalu, pasar Energi menyebutkan pasokan minyak mentah naik 4,84 juta barel menjadi 340,6 juta barel per pekan lalu. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak Oktober. Adapun, hingga 21 Januari, kapasitas operasi kilang berada di tingkat terendah sejak Oktober yaitu 81,8%. Sementara, permintaan bahan bakar turun 1,6% menjadi 18,9 juta barel per hari pada pekan lalu. Ini tingkat terendah sejak November.

James Zhang, analis komoditas dari Standard Bank di London, menyebutkan laporan terakhir menegaskan persediaan AS sudah mulai mengalami penumpukan musiman, yang akan berlanjut sampai Juni. "Tren ini sepertinya menekan pasar," ujarnya. Hingga pukul 13.30 WIB, minyak mentah WTI untuk kontrak pengiriman Maret 2011 turun tipis dari US$ 85,64 per barel menjadi US$ 85,58 per barel. Jika dihitung dari Jumat lalu (21/1) di US$ 89,11 sebarel, minyak bahkan sudah terkoreksi 3,96% dalam sepekan. (By kontantan.co.id)

Tidak ada komentar: