Komoditi logam mulia kehilangan sinarnya di awal tahun 2011. Meski dunia diterpa kecemasan hutang, inflasi dan instabilitas politik, emas gagal menguntit pergerakan saham dan obligasi. Emas sudah jatuh hingga 6% sejak awal tahun dan kini bertengger pada level rendah 3-bulan. Instrumen ini digunakan investor sebagai pelindung aset di tengah tekanan inflasi. Peta ekonomi dunia saat ini dipandang relatif lebih kondusif dibandingkan tahun lalu. Oleh karena itu, komoditi ini sedikit kehilangan peminat. Untuk mengetahui prospek emas lebih lanjut, mari Kita simak analisa beberapa pakar berikut ini:
1. Carlos Sanchez, Analis Logam Mulia CPM Group
"Beberapa pekan terakhir, pasar saham melonjak ke level tinggi di tengah situasi politik dalam dan luar negeri yang lebih stabil."
Dengan demikian, investor lebih percaya diri masuk ke portofolio berbasis saham dan obligasi.
"Emas akan naik dalam dua atau tiga bulan ke depan."
2. Daniel Brebner, Analis Logam Mulia Deutsche Bank
"Terlihat indikasi bahwa perekonomian Amerika Serikat (AS) membaik dan the Fed bisa mulai kebijakan ultra-akomodatif."
Berdasarkan data Morningstar, investor menarik aset emas nyari $ 1 miliar pada kuartal IV tahun lalu. Padahal emas sedang berada di level tinggi. Hal tersebut dipengaruhi oleh rangkaian data ekonomi AS yang kondusif. Jika memang tren ke depan demikian, maka emas tidak lagi bisa dipertimbangkan sebagai alat investasi.
3. Asharaf Laidi, Chief Market Strategist CMC Markets, London
"Semakin China memperketat kebijakan, kian cemas pula investor terhadap adanya ledakan."
Hal ini akan berdampak pada permintaan komoditi. Anehnya, emas selalu cenderung berlawanan arah dengan harga USD.Namun sejak awal tahun, keduanya bergerak seirama.
Brebner yakin bahwa emas akan mengakhiri 2011 di level $1,600 per ons. Sedangkan target harga 2012 berada pada $2,000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar