Senin, 31 Januari 2011

Global ekonomi tak menentu

Forum World Economic (WEF) di Davos memang cenderung tidak akan menghasilkan efek konkrit. Namun, event ini dianggap penting oleh pelaku sektor keuangan, terutama dengan melihat pada sentimen yang bisa diberikan oleh para petinggi dunia di sana.

Ekonom sejauh ini belum mendapat gambaran berarti tentang pergerakan ekonomi antar kawasan. Bubbles ekonomi China, krisis hutang Eropa hingga stimulus ekonomi Amerika Serikat (AS), semua belum mampu menggiring optimisme. Hanya sebagian kecil analis mampu menerjemahkan gejala-gejala perekonomian secara akurat. Meski demikian, bukan jaminan bahwa analisa mereka bisa berhasil lagi di kemudian hari. Berikut ini adalah pendapat berbagai ekonom dan analis ternama dunia. Kutipan kecil di bawah bisa merefleksikan betapa sulitnya pelaku ekonomi meramalkan apa yang terjadi di masa depan.

1. Prof. Carmen Reinhart, Penulis dan Ekonom University of Maryland

"Sulit menentukan waktu pemulihan krisis global pada waktu yang tepat."

Investasi di emerging markets memang melaju pesat. Namun hal itu lebih karena peta fundamental ekonomi sudah bergeser. Di samping itu rendahnya suku bunga AS membuat investor beralih ke area yang menawarkan return lebih tinggi.

2. Raghuram Rajan, Eks-Direktur Riset IMF

"Sejauh ini, Kami (ekonom) selalu salah dalam memprediksi titik balik pemulihan."
Kami juga selalu salah dalam memproyeksikan ekonomi Afrika. Ketika optimisme terhadap benua hitam mencuat, selalu ada konflik yang bisa mengikis perekonomian hingga 20%.

3. Robert Shiller, Profesor Yale University

"Ekonom terlalu mengagungkan model analisa masing-masing."

Situasi dunia saat ini mungkin seharusnya dianalisa menggunakan cara dan metode berbeda. Itu pun tidak menjamin bahwa proyeksi ekonomi bisa akurat.

4. Joe Stiglitz, Penerima Nobel Ekonomi dan Kepala Ekonom World Bank

"Saat the Fed memegang paradigma baru, kemudian ditentang oleh para ekonom, lalu siapa yang harus dipercayai investor?"

Pasar tentu lebih berpedoman pada sang pembuat kebijakan (the Fed). Analis sendiri  tidak gagal memprediksi arah perekonomian. Akan tetapi, kebanyakan orang justru lebih mempercayai berbagai petunjuk yang salah.

Tidak ada komentar: