Sejak krisis hutang berlangsung di Eropa,
persentase keluarnya Yunani dari komunitas euro tidak pernah sebesar
saat ini. Hasil pemilihan umum memperlihatkan rakyat tidak berkenan
dengan program efisiensi anggaran pemerintah terdahulu. Sekarang kondisi
makin tidak menentu karena kursi kendali pemerintahan masih kosong.
Tiga partai yang dinilai pro-kebijakan
Eropa, PASOK, Demokrasi Kiri dan Demokrasi sayap kanan, terus menggelar
diskusi untuk membentuk pemerintahan baru. Evangelos Venizelos, Fotis
Kouvelis dan Antonis Samaras bertemu kembali hari Jumat ini guna
mencapai kesepakatan anyar.
Samaras sebelumnya sempat berupaya membentuk koalisi
sendiri dengan merangkul Alexis Tsipras dari Partai sayap kiri Syriza.
Namun pembicaraan keduanya gagal dan Samaras terpaksa harus mencari
mitra lain. Jika tidak ada pihak yang mampu membentuk koalisi
pemerintahan sampai 17 Mei, Yunani diharuskan menggelar pemilu baru.
Survei memperlihatkan sebagian besar
warga memang masih menginginkan negaranya memakai valuta euro. Namun
mereka keberatan bila pemerintah harus mengikuti pra-syarat bailout yang
ditetapkan oleh Uni Eropa. Venizelos sendiri mengaku bahwa rakyat tidak
mempercayai partai apapun karena tidak ada yang mampu menawarkan solusi
jelas. Singkat kata, tidak ada partai dengan visi sama yang mencukupi
kuota pembentukan pemerintahan. Jadi tiap partai harus mampu merangkul
rivalnya agar bisa mencapai tujuan tersebut. Koalisi antara PASOK,
Demokrasi Kiri dan Demokrasi Kanan memang paling realistis saat ini.
Jika kesepakatan terjadi dalam beberapa jam ke depan, maka pemerintahan
pro-Eropa kembali terbangun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar