Jumat, 11 Mei 2012

Yunani Menanti Lobi-lobi Koalisi

Deadlock politik di Athena makin memperbesar peluang Yunani untuk hijrah dari euro-zone.
 
Sejak krisis hutang berlangsung di Eropa, persentase keluarnya Yunani dari komunitas euro tidak pernah sebesar saat ini. Hasil pemilihan umum memperlihatkan rakyat tidak berkenan dengan program efisiensi anggaran pemerintah terdahulu. Sekarang kondisi makin tidak menentu karena kursi kendali pemerintahan masih kosong.

Tiga partai yang dinilai pro-kebijakan Eropa, PASOK, Demokrasi Kiri dan Demokrasi sayap kanan, terus menggelar diskusi untuk membentuk pemerintahan baru. Evangelos Venizelos, Fotis Kouvelis dan Antonis Samaras bertemu kembali hari Jumat ini guna mencapai kesepakatan anyar.

Samaras sebelumnya sempat berupaya membentuk koalisi sendiri dengan merangkul Alexis Tsipras dari Partai sayap kiri Syriza. Namun pembicaraan keduanya gagal dan Samaras terpaksa harus mencari mitra lain. Jika tidak ada pihak yang mampu membentuk koalisi pemerintahan sampai 17 Mei, Yunani diharuskan menggelar pemilu baru.

Survei memperlihatkan sebagian besar warga memang masih menginginkan negaranya memakai valuta euro. Namun mereka keberatan bila pemerintah harus mengikuti pra-syarat bailout yang ditetapkan oleh Uni Eropa. Venizelos sendiri mengaku bahwa rakyat tidak mempercayai partai apapun karena tidak ada yang mampu menawarkan solusi jelas. Singkat kata, tidak ada partai dengan visi sama yang mencukupi kuota pembentukan pemerintahan. Jadi tiap partai harus mampu merangkul rivalnya agar bisa mencapai tujuan tersebut. Koalisi antara PASOK, Demokrasi Kiri dan Demokrasi Kanan memang paling realistis saat ini. Jika kesepakatan terjadi dalam beberapa jam ke depan, maka pemerintahan pro-Eropa kembali terbangun.

Tidak ada komentar: