Selasa, 05 Juli 2011

China terpengaruh gossip


Kinerja perbankan China tidak terlalu baik dalam beberapa waktu mendatang. Masalah hutang di China menjadi perhatian utama lembaga pemeringkat Moody's.
Auditor resmi negara China mencatat bahwa total beban pinjaman pemerintah daerah di China mencapai 10,7 triliun yuan. Namun Moody's menilai bahwa angka tersebut 3,5 triliun lebih kecil dibanding perhitungan mereka. Lembaga pemeringkat kredit ini melihat banyak sekali ketidakcocokan dalam berbagai data keuangan yang dirilis oleh berbagai institusi terkait. "Skala beban pemerintah daerah jauh lebih mencemaskan," demikian pernyataan resmi Moody's. 
 
Moody's melihat rasio kredit macet sesungguhnya mencapai 8-12% atau jauh di atas batas 5-8%. Hal ini rentan mengikis prospek perbankan China menjadi negatif. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi matang untuk mengatasi masalah hutang secara cepat. 
 
Untuk memupus kecemasan investor, baik pemerintah, auditor negara, regulator bank maupun bank sentral sudah rekonsiliasi. Namun identifikasi masalah sulit tercapai karena setiap lembaga memakai definisi dan metode perhitungan yang berbeda-beda. "Hal ini mengindikasikan bahwa dokumentasi hutang sangat buruk sehingga menambah resiko," ujar Yvonne Zhang, analis Moody's. Ia juga mengharapkan pemerintah menerapkan disiplin secara berkala terhadap aturan pinjaman pemerintah daerah. Dengan demikian, perbankan bisa leluasa menyelesaikan masalah hutangnya sendiri. Jika problem hutang terus berlarut, maka Moody's bisa menurunkan rating kredit China.

Tidak ada komentar: