
Harga
emas diperdagangkan stabil pada hari Senin (05/12). Pelaku pasar masih menunggu hasil pertemuan zona
euro sehingga banyak pemodal menahan posisi.
Hari ini, Presiden Prancis, Nicholas Sarkozy dan Kanselir Jerman, Angela Merkel akan bertemu untuk menyelaraskan visi masing-masing. Setelah itu, fokus beralih ke pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) hari Kamis dan pertemuan puncak Uni Eropa jelang weekend. Meskipun pasar keuangan rally pekan lalu berkat inisiatif 6 bank sentral, hasil dari KTT ini jauh lebih besar.
Spot emas bergerak di kisaran $1,743-1744.95 per ons pasca kenaikan hampir 4% pada minggu sebelumnya. Sementara Emas Amerika Serikat turun tipis 0,1% ke level $1,749.10. Logam mulia ini berpotensi untuk naik lebih tinggi dalam jangka pendek.
Pengaruh negatif untuk jangka menengah datang dari penurunan inflasi negara China. Pelonggaran moneter Beijing tengah dilakukan guna menggenjot kinerja manufaktur yang merosot pada bulan November. Atas dasar itu, otoritas memberi dukungan kebijakan dengan kelonggaran moneter seperti pemangkasan angka Giro Wajib Minimum pekan lalu. Pelonggaran kebijakan moneter menunjukkan bahwa pemerintah nyaman dengan tingkat inflasi saat ini, suatu hal yang negatif untuk emas.
Untuk jangka waktu yang lebih panjang, prospek emas justru makin cerah. "Aksi beli bank sentral Korea pekan lalu merupakan pertanda bahwa emas layak koleksi dan membantu tingkat harga dunia," ujar Paul A. Ebeling Jr, penulis dan pakar investasi keuangan. Bank of Korea memborong 15 metrik ton emas dari pasar London yang terbagi dalam beberapa kesempatan terpisah. Dengan demikian, total cadangan bullion bank itu sudah mencapai 54.4 ton sampai bulan November. Saat berita ini ditulis, spot emas terpantau di $1744.80 per ons.