EUR/USD
Mata uang safe haven seperti dollar, yen dan franc rally di tengah gejolak politik di Mesir yang ditakutkan meningkat dan mengancam stabilitas di Timur Tengah. Ketiga mata uang itu juga menguat terhadap mata uang berisiko seperti euro dan sterling di saat gelombang protes mewarnai Kota Kairo dan lainnya menuntut Presiden Hosni Mobarak mundur. Demonstrasi belum menunjukkan tanda-tanda mereda, pasar keuangan semakin cemas gejolak ini bisa menyebar ke kawasan lain di Timur Tengah. Aksi protes di Mesir, terinspirasi oleh gerakan sama di Tunisia yang berhasil menggulingkan Presiden Ben Ali, merupakan cerminan ketidakpuasan atas pemerintah yang dinilai tidak mampu mengatasi kemiskinan dan justru bergelimang korupsi. Pasar khawatir gejolak politik ini tidak terbatas di Tunisia dan Mesir. Meningkatnya kecemasan mengenai stabilitas di Timur Tengah bisa semakin mengurangi minat terhadap mata uang berisiko. Sebaliknya, ini akan semakin mendorong risk aversion. Euro menjadi salah satu korban risk aversion itu, dimana tumbang ke kisaran $1,35 dari $1,37. Sterling juga terkena imbasnya, dengan merosot ke kisaran $1,58. Sedangkan aussie, sering bergerak searah dengan euro dan sterling, mampu bertahan karena kenaikan harga minyak. Gejolak politik di Mesir berhasil mendongkrak harga minyak karena kecemasan akan terjadinya gangguan aliran pasokan melalui Terusan Suez. Harga minyak ini juga menjadi perhatian karena dianggap barometer dampak ekonomi dari gejolak di Mesir.
Dollar juga terangkat oleh data PDB AS, yang meski tidak sesuai prediksi tetap disambut pasar. PDB AS tumbuh 3,2% selama kuartal keempat 2010 dari tahun lalu, sedangkan prediksinya adalah 3,5%. Euro tertekan meski para pejabat Eropa menyampaikan hal yang postif. Menteri Keuangan Jerman dan Perancis kembali menegaskan siap mencari solusi komprehensif untuk mengatasi krisis utang, sembari menyatakan keyakinan kondisi terburuk sudah terlewati. Selain mengamati perkembangan di Mesir, pasar juga menantikan serangkaian data seperti penjualan ritel Jerman, PDB Kanada, serta pembelanjaan dan pembelanjaan konsumen AS. (By seputarforex.com)
EMAS
Kekacauan di Mesir percepat kenaikan harga emas
Harga emas berada di level US$1.344.00/troy ounce setelah naik sebesar US$3,30/troy ounce pada perdagangan pukul 07:15 WIB hari ini untuk pengiriman Februari 2011.nPeningkatan harga emas pada hari ini merupakan kelanjutan dari kebangkitan harga dari posisi terendah sejak 1997. Kebangkitan harga terjadi sejak awal 2011. Penguatan harga emas sejak pekan lalu, didorong oleh kehawatiran meluasnya krisis politik di Mesir sehingga permintaan logam mulia meningkat. David Hightower, President Research Firm berbasis di Chicago, seperti dikutip Bloomberg, memprediksikan harga logam naik menjadi US$1.630 pada akhir Juni. Data yang dikumpulkan Bloomberg menunjukkan harga emas naik tiga kali lipat pada 2010 dari harga rata-rata selama 150 hari. Sejak 1 Agustus, harga emas meningkat 13%. Harga emas menyentuh rekor di level US$1.432,50/troy ounce pada perdagangan 7 Desember. Harga logam tidak jatuh ke bawah harga rata-rata sejak Januari 2009. “Masyarakat menjadikan harga rata-rata yang bertahan dalam jangka waktu panjang ini sebagai kunci keyakinan untuk berinvestasi emas," jelas Hightower. Proyeksi Hingtower bahwa harga emas akan naik di atas US$1.400.00/troy ounce pada tahun lalu tepat. Lebih jauh, dia menjelaskan krisis politik yang terjadi di Mesir, sejak pekan lalu, telah mempercepat kenaikan harga emas karena investor khawatir krisis itu akan meluas dan menggangu investasi. Emas dinilai menjadi investasi yang aman. (By bisnis.com)
MINYAK
Krisis politik Mesir picu kenaikan harga minyak
Harga kontrak berjangka minyak untuk pengiriman Februari naik sebesar US$1,47 barel menjadi US$90,8/barel pada perdagangan pukul 07:16 WIB hari ini di New York Mercantile Exchange. Dengan demikian harga minyak naik untuk hari ketiga setelah krisis politik di Mesir meningkatkan kekhawatiran bahwa unjuk rasa yang dilakukan rakyat akan menganggu produksi dan distribusi minyak di kawasan Timur Tengah. Seperti dikutip Bloomberg, Menteri Energi Amerika Serikat Steven Chu melalui konferensi jarak jauh mengatakan harga kontrak berjangka naik sebesar 4,3% sejak 28 Januari 2011, kenaikan tertinggi sejak September 2008. Kenaikan harga itu terjadi setelah terjadi bentrokan antara aparat militer dan demonstran di Mesir yang menuntut Presiden Mesir Hosni Mubarak mundur dari jabatannya yang telah berlangsung selama 30 tahun. Steven Chu menilai gangguan pasokan minyak di Timur Tengah akan meningkatkan harga. Senada dengan Chu, Ben Westmore, ekonom mineral dan energi National Australia Bank Ltd berbasis di Melbourne, mengatakan masalah di Mesir akan berdampak pada harga komoditas dan pasar keuangan. (By bisnis.com)
















