Rabu, 09 Maret 2011

Stress Test Tidak Hasilkan Apapun?

Stress test yang dilakukan Uni Eropa (EU) terhadap institusi perbankan menuai kritikan dari berbagai pihak. Hans-Werner Sinn, kepala sebuah perusahaan riset finansial Jerman, menilai pengujian ini sia-sia dan tidak akan mampu membuka komponen pinjaman bank yang rentan default.

"Hasil tes yang akurat bisa memperlihatkan ketidakmampuan bank dalam mengelola beban hutang dalam jumlah besar," tutur Kepala IFO Munich tersebut. Hal ini terjadi karena EU hanya mensyaratkan perbankan untuk membuka nilai nominal instrumen hutangnya, bukan nilai pasar yang lebih rendah. Termasuk di dalamnya adalah obligasi pemerintah Yunani yang sedang diperdagangkan 70% lebih rendah dari nilai nominalnya. "Stress test yang baru akan sama buruknya dengan pengujian terdahulu," tegasnya.

Uji perbankan bertujuan untuk mengukur daya tahan bank-bank di EU untuk bertahan jika resesi ekonomi kembali menerjang kawasan. Pihak pelaksana, European Banking Authority, sedang mempersiapkan rangkaian tes tersebut. Hans-Werner Sinn menyerukan para pemerintah untuk menaikkan rasio ekuitas setidaknya menjadi 8% agar sistem finansial bisa lebih kebal guncangan.

Tahun lalu, hanya 7  dari 91 bank dinyatakan gagal menempuh pengujian ini. Bank dari Irlandia bahkan dinyatakan lulus, padahal beberapa bulan kemudian pemerintah memasukkan bank tersebut dalam daftar bail out internasional.

Tidak ada komentar: