Pasukan Muammar Gaddafi kembali bombardir area hub ekspor minyak di timur Libya untuk hari kedua meskipun negara-negara Arab tengah pertimbangkan rencana untuk akhiri gejolak yang terus memburuk. Namun, pimpinan pemberontak katakan tidak ingin berdialog dengan Gaddafi yang telah memimpin Libya selama 41 tahun.
Saksi mata melihat pesawat perang membom terminal minyak di Brega, sehari setelah pasukan setia Gaddafi luncurkan serangan yang berhasil dihalau pemberontak. Pemberontak, yang dipersenjatai peluncur roket, senjata anti-pesawat dan tank, telah serukan agar PBB menyerang militer Libya. Namun, negara lain cukup berhati-hati setelah Gaddafi peringatkan intervensi asing dapat timbulkan “perang Vietnam lainnya".
Sekjen Liga Arab Amr Moussa tengah pertimbangkan rencana perdamaian Libya yang akan ditengahi oleh Presiden Venezuela Hugo Chavez, sahabat dekat Libya di perpolitikan internasional. Liga Arab telah berbicara dengan beberapa pemimpin namun belum tahu apakah Gaddafi menerima usulan ini. Televisi Al Jazeera utarakan rencana Chavez akan libatkan Amerika Latin, Eropa, dan Timur Tengah yang akan berusaha membantu negosiasi antara pemimpin Libya dan pasukan pemberontak. Namun, pimpinan pemberontakan 'Dewan Nasional Libya, Mustafa Abdel Jalil, menolak untuk berdialog dengan Gaddafi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar