Kamis, 03 Maret 2011

Emas masih terlalu low trend

Emas kembali jadi bahan pembicaraan setelah menembus rekor baru. Prospeknya juga belum terlihat memudar dalam waktu dekat. Bahkan, kenaikan lebih tinggi akan terus terjadi sampai harga minyak dunia benar-benar turun.

Emas dan minyak lazimnya diperdagangakan secara tandem. Ketika isu inflasi, politik dan pelemahan USD merebak, minyak pasti memanfaatkan momen tersebut. Emas kemudian selalu menyusul di belakangnya. Meski emas sudah menembus level sangat tinggi ($1,440 per ons), penguatannya masih terlihat di bawah valuasi normal dibandingkan harga minyak saat ini. Paul R. La Monica dari CNN pernah membuat komparas pergerakan harga minyak dan emas sejak dua tahun lalu. Singkatnya, saat minyak bertengger di kisaran $102, maka harga emas normal adalah $1,530.

Atas alasan ini pula, Richard Ross, analis teknikal di Auerbach Grayson NY, menyatakan tidak heran bila emas dalam waktu dekat mampu merangsek ke $1,527. Tentu saja minyak akan rehat sesaat di tengah krisis Timur Tengah, namun kenaikan lebih lanjut akan terpicu juga.

Ross juga melihat harga emas masih bergerak malu-malu, khususnya jika diperhitungkan dengan perak. Emas saat ini diperdagangkan pada level 40 kali lipat dari nilai perak, sebuah harga yang relatif murah. Mengingat biasanya komparasa harga emas - perak adalah 1:50. Atau berarti seharusnya logam kuning sekarang sudah ada di level $1,630. "Perak adalah Robin dan emas adalah Batman-nya. Jika Anda menyukai silver, maka Anda pasti juga menggemari gold," tutup Ross.

Tidak ada komentar: