CURRENCY
|
RANGE
|
TREND
|
RESISTANCE
|
SUPPORT
|
BUY
|
SELL
|
OBJ
|
CUT
|
EUR/USD
|
1.2390-1.2560
|
Down
|
1.2620
|
1.2440
|
1.2500
|
1.2390
|
1.2560
| |
1.2560
|
1.2380
| |||||||
USD/JPY
|
78.50-80.20
|
Down
|
80.80
|
79.00
|
79.60
|
78.50
|
80.20
| |
80.20
|
78.40
| |||||||
GBP/USD
|
1.5390-1.5570
|
Down
|
1.5630
|
1.5450
|
1.5510
|
1.5390
|
1.5570
| |
1.5570
|
1.5390
| |||||||
USD/CHF
|
0.9540-0.9710
|
Up
|
0.9720
|
0.9540
|
0.9600
|
0.9710
|
0.9540
| |
0.9660
|
0.9480
| |||||||
AUD/USD
|
0.9780-0.9950
|
Down
|
1.0010
|
0.9830
|
0.9890
|
0.9780
|
0.9950
| |
0.9950
|
0.9770
| |||||||
NIKKEI
|
8330-8510
|
Down
|
8570
|
8390
|
8450
|
8330
|
8510
| |
8510
|
8320
| |||||||
HANGSENG
|
18690-18870
|
Down
|
18930
|
18750
|
18810
|
18690
|
18870
| |
18870
|
18680
| |||||||
KOSPI
|
248.30-250.10
|
Down
|
250.70
|
248.90
|
249.50
|
248.30
|
250.10
| |
250.10
|
248.20
| |||||||
GOLD
|
1599.20-1621.70
|
Down
|
1629.20
|
1606.70
|
1614.20
|
1599.20
|
1621.70
| |
1621.70
|
1599.20
|
Selasa, 12 Juni 2012
Technical Analysis, June 12nd , 2012
Sabtu, 09 Juni 2012
Presiden Barack Obama Terus Desak Merkel Untuk Atasi Krisis Eropa
Lima bulan menjelang pemilu Presiden AS, Obama berupaya mendesak Kanselir Jerman, Angela Merkel yang masih tampak alot untuk mengambil tindakan agresif mengatasi kehancuran ekonomi kawasan Eropa yang berpotensi mengancam ekonomi AS serta kampanye Obama.
Analis yakin, jika problem Eropa semakin memburuk maka Obama
kemungkinan besar tidak akan terpilih lagi, oleh sebab itu lah ada
keterkaitan antara kepentingan politik Obama dengan krisis utang yang
terjadi di Eropa. Sejauh ini Merkel masih menolak proposal penerbitan obligasi bersama
yang bisa memperbesar defisit pengeluaran negara member Eropa, meski
masih ada resiko kekacauan ekonomi atas bahaya keluarnya Yunani dari Uni
Eropa maupun upaya Spanyol untuk menyelamatkan sektor perbankan nya.
Ketua The Fed, Ben Bernanke juga memberikan pernyataan serupa
kemarin, bahwa krisis utang Eropa memberikan resiko signifikan untuk
sistem keuangan AS dan juga perekonomian. White House terus menekan Obama, Merkel dan kelompok negara G20
lainnya menjelang rapat G20 di Mexico pada 18 Juni nanti, yang akan
membahas problem Eropa, selain itu Obama telah berulang kali mendesak
Merkel untuk menggelontorkan dana lebih banyak membantu negara member
yang bermasalah, namun berbagai upaya tersebut masih menemui kegagalan
akibat sikap Merkel yang kurang fleksibel.
Merkel sendiri yang merupakan seorang fisikawan sebelum menjadi
Kanselir Jerman, meyakini punya resep tersendiri untuk memecahkan krisis
utang Eropa dan tidak memperdulikan kaitannya dengan pemilu Obama
maupun krisis AS.
Estimasi Pelemahan Permintaan Masih Potensial Tekan Emas
Emas
jatuh untuk hari kedua, dan menjaga pelemahan mingguan berturut-turut
yang terburuk sejak 11 tahun terakhir, akibat kecemasan pelambatan
ekonomi China dan AS, sehingga merubah prospek permintaan yang makin
lemah. Ketua Federal Reserve, Ben Bernanke mengatakan bahwa The Fed masih
memerlukan waktu untuk menilai kondisi pasar tenaga kerja sebelum
memutuskan langkah moneter yang baru untuk merangsang perekonomian jika
terimbas oleh krisis utang Eropa dan bahaya pengetatan kebijakan fiskal
AS.
Pengumuman rate cut China di lain sisi menandakan bahwa pelambatan
ekonomi China lebih buruk dibanding ekspektasi pemerintah sebelumnya,
karena terakhir kali nya China menurunkan bunga adalah pada tahun 2008
ketika terjadi puncak krisis subprime mortgage AS.Berbagai komoditas anjlok setelah tersusun estimasi pelemahan permintaan tersebut, termasuk minyak dan Emas.
Terpantau sejauh ini indeks Standard & Poor’s GSCI yang mengukur
nilai 24 jenis komoitas melorot 2.1 persen, dan membukukan pelemahan
sebesar 0.2% sepanjang pekan ini. Sementara minyak mentah AS anjlok
-2.59% di level 82.65, dan Emas turun ke $1578 per troy ons, setelah
meraih titik terendah intraday di $1556 per troy ons.
Rabu, 06 Juni 2012
Yunani Paksa Pemerintah China Memutar Otak
Beberapa negara sudah merancang strategi sebagai antisipasi bila Yunani benar-benar terdepak dari euro-zone.
Untuk pemerintah negara-negara maju,
krisis Yunani akan berdampak langsung terhadap kinerja ekonomi dalam
negeri. China bahkan sudah berasumsi bahwa perpecahan Eropa tidak bisa
dihindari sehingga Beijing mulai mempelajari strategi baru untuk
membendung efek negatifnya. Media China Daily mengutip pernyataan salah
seorang pejabat pemerintah, yang menyebut Kementerian Keuangan dan
Perdagangan tengah menerka potensi risiko dari keluarnya Yunani dari
komunitas euro. Komponen yang paling disoroti oleh pemerintah antara
lain nilai mata uang, aliran dana masuk serta kinerja sektor
perdagangan. Akan tetapi belum ada laporan terbaru terkait konklusi apa
saja yang sudah dihasilkan oleh tim analisa otoritas keuangan.
Kabar dari China itu muncul setelah
lembaga pemerinhkat kredit S&P memaparkan peluang 1:3 untuk Yunani
hijrah dari zona euro. Adapun momentum yang paling menentukan nantinya
adalah pemilihan umum 17 Juni mendatang. Peran Yunani secara langsung
tidaklah besar terhadap perekonomian China. Namun imbasnya akan sangat
besar ke Eropa, salah satu mitra dagang dan rekan investasi terbesar
raksasa Asia itu. Kepergian Yunani dapat menganggu stabilitas pasar
modal dan nilai tukar yuan serta merusak tatanan kontrak perdagangan
China di masa depan. Padahal Beijing sedang giat menggenjot kembali
perekonomian supaya tidak mengalami hard landing.
Jika demikian adanya, maka status China
sebagai negara yang kebal guncangan finansial luntur sudah. Bank-bank
Eropa yang sudah mengoleksi obligasi Yunani akan sangat terpukul oleh
disintegrasi euro. Mereka akan mengurangi akses permodalan dan kredit
yang mengarah ke negara-negara berkembang, termasuk China. Eksposur
perbankan China ke aset-aset berbasis Eropa memang tidak besar namun
likuiditas yang tadinya diparkir di negara itu bisa terbang
sewaktu-waktu. Pasar aset berisiko bisa sangat sepi karena selama ini
roda pasar modal selalu dimotori pemodal dari negara barat. Jika mereka
pesimis untuk menempatkan dana di bursa saham dan sektor riil, maka
kekuatan ekonomi China pasti tergerus.
Di saat bersamaan, pemerintah Beijing
masih dicemaskan oleh beberapa isu dalam negeri. Di antaranya adalah
ekspektasi peluncuran stimulus baru, booming pasar properti serta risiko
di pasar kredit. Otoritas juga tengah mencurigai aksi spekulasi di
pasar properti dan saham, yang dilakukan oleh perusahaan baja nasional.
Regulator menyelidiki bagaimana perusahaan manufaktur bisa meminjam
begitu banyak dana ke bank untuk ditanamkan pada aset-aset di luar inti
bisnisnya.
100%, Peluang Peluncuran Quantitative Easing Jilid 3
Hasil data non-farm payrolls pekan lalu kembali membuka peluang pelonggaran moneter dari Ben S. Bernanke dan kolega. Data tenaga kerja bulan April dirilis
mengecewakan dengan kenaikan hanya sebesar 69.000 atau di bawah harapan
pelaku pasar. Menurut Dennis Gartman, Editor dan Penerbit the Gartman
Letter, laporan makroekonomi Amerika tersebut 'sangat mengecewakan'.
"Jelas sudah bahwa the Fed tengah mempertimbangkan quantitative easing 3
(QE3)," urai Gartman kepada CNBC. Menurutnya, QE3 bisa muncul dalam
waktu cepat yakni saat the Fed menggelar pertemuan pada 19 dan 20 Juni
atau selambatnya pada meeting 31 Juli-1 Agustus mendatang.
Pertimbangan terbesar tentu menyangkut
popularitas pemerintah jelang pemilu November nanti. Administrasi Barack
Obama pasti menginginkan bank sentral bergerak agresif menggenjot
perekonomian dalam negeri supaya popularitas pemerintah tidak turun
mendekati pilpres. Namun skenario pelonggaran kuantitatif dan peluncuran
Long-term refinancing Operation (LTRO) dianggap Gartman tidak akan
mampu memperbaiki sentimen secara signifikan. "Tetapi itu lebih baik
daripada otoritas tidak melakukan apapun," imbuhnya.
Khusus untuk Eropa, Gartman menilai tidak
seharusnya pemangku kepentingan di sana hanya fokus pada program
pemangkasan anggaran. Uni Eropa dan lembaga terkait harus mampu
menggenjot perekonomian dengan terlebih dahulu memulihkan kinerja
perbankan. "Saya ingin optimis, tetapi Eropa justru belum melakukan
rekapitalisasi bank dan memperbaiki sentimen konsumen," ujarnya lagi.
Baik pemerintah maupun pengusaha seharusnya diberikan akses serta
kemudahan untuk bernapas kembali, terutama di tengah efisiensi massal
yang diwajibkan oleh otoritas Eropa.
"Di tengah ketidakpastian, investor
sebaiknya memegang dana tunai ketimbang lari ke emas," rekomendasi
Gartman. Pasalnya, emas sekarang tidak lagi memegang status safe-haven
sehingga pelaku pasar sebaiknya menahan diri terlebih dahulu. "Tunggu
dulu dua bulan sampai badai berlalu kemudian baru memikirkan strategi
selanjutnya," tutup sang analis.
Euro Menaruh Harap Pada Wacana ‘never Greece exit’
Hingga sesi tengah pekan (Rabu, 30/5),
kinerja mata uang tunggal Euro semakin memburuk dengan mencatatkan
keterpurukan hingga ke bawah level $1.2500 yang merupakan kisaran
terendah dalam dua tahun terakhir terhadap dollar (USD).
Terpuruknya Euro kali ini terutama akibat
pasar di gegerkan kembali oleh penurunan peringkat utang negara Spanyol
oleh lembaga pemeringkat Egan-Jones Ratings. Peringkat kredit Spanyol
diturunkan menjadi level ‘B’ dari sebelumnya ‘BB-minus‘ dan pemangkasan
ini merupakan kali ke tiga dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.
Sinyal bakal terkikisnya Euro sebenarnya
sudah mulai santer tercium sejak pekan lalu yang di awali dengan
merebaknya kecemasan terhadap rencana keluarnya Yunani dari zona Euro
serta meluasnya ketidakpuasan pasar terhadap hasil pertemuan puncak
Eropa yang digelar pada Rabu (23/5) minggu lalu. Pasar merasa belum puas
dengan hasil pertemuan (meeting) informal para pemimpin Uni
Eropa tersebut lantaran mereka dalam pertemuannya belum mampu membuat
langkah konkrit guna mencegah krisis utang yang semakin dalam di
kawasan.
Bahkan kesepakatan yang tercapai dalam
pertemuan kelompok G-8 akhir pekan silam (19-20 Mei) belum juga
meredakan sikap apatis pasar terhadap upaya pencegahan meluasnya krisis
utang Eropa. Padahal kelompok delapan (G-8) yang terdiri dari Amerika
Serikat, Jepang, Jerman, Kanada, Prancis, Inggris, Rusia dan Italia
telah sepakat untuk mengambil langkah guna mengatasi krisis keuangan.
Mereka mendukung langkah penghematan anggaran untuk mengurangi beban
utang di Eropa khususnya memberikan jaminan atas penyelesaian masalah
Yunani.
Upaya pencegahan krisis sempat pula
‘dikotori’ oleh perselisihan pendapat antara negara Jerman dan Prancis
mengenai obligasi zona eropa. Negara Jerman mentah-mentah menolak usulan
dari PM Perancis Holande untuk menerbitkan obligasi bersama zona Eropa,
dimana usulan tersebut merupakan skema yang dinilai para ekonom dapat
menjadi salah satu cara paling efektif untuk mengembalikan optimisme
pasar. Hollande juga mengusulkan untuk fokus pada pertumbuhan daripada
pengetatan.
Alhasil, semua kecemasan dan kekhawatiran
tersebut langsung menurunkan minat pasar terhadap aset-aset beresiko.
Euro terkoreksi tajam hingga pecah ke bawah level terendah sepanjang
tahun 2012 pada $1.2624 yang tercatat di bulan Januari silam. Kini Euro
telah ambruk hingga menorehkan angka di $1.2431.
Dan minggu ini begitu kabar downgrade
Spanyol mencuat, imbal hasil obligasi (yield) Spanyol bertenor 10-tahun
ikut melonjak hingga ke kisaran 6,5%. Melonjaknya imbal hasil obligasi
Spanyol tersebut mensinyalkan bahwa investor semakin khawatir dengan
prospek ekonomi di negara terbesar ke-4 Eropa tersebut. Bahkan banyak
kalangan kini memperkirakan Euro masih akan terus melemah oleh ketakutan
tentang masalah perbankan Spanyol.
Namun kali ini kekhawatiran terhadap
negara Yunani sedikit mereda lantaran suasana politik di negara tersebut
juga mulai kondusif setelah Partai Demokrat Baru di Yunani mendukung
kebijakan pengetatan yang dilakukan pemerintah. Selain itu sentimen
pasar sedikit terangkat karena didorong oleh adanya sinyal bahwa Yunani
tidak akan keluar dari Eropa atau never Greece exit. Laporan
terakhir turut mengindikasikan bahwa partai konservatif Yunani adalah
partai yang akan memegang kekuasaan pada pemilu bulan depan, sehingga
hal tersebut juga telah memberikan sinyal kemajuan stabilitas bagi
krisis hutang kawasan.
Maka terkait wacana pemulihan nilai
valuta, kini Euro tidak bisa berharap banyak kecuali terciptanya sebuah
langkah konkrit guna mencegah meluasnya krisis utang di kawasan. Namun
setidaknya faktor kondusif Yunani untuk tetap bertahan di zona euro
dengan slogan ‘never Greece exit’ serta upaya terhadap negara Spanyol agar tidak ‘keburu’ minta bailout, dapat membatasi keterpurukan Euro lebih lanjut.
Sementara kondisi teknikal Euro terlihat
masih melanjutkan pola teknis seperti pada sesi-sesi sebelumnya dimana
beberapa indikator utama masih menunjukkan pola bearish.
Indikator Stochastic harian yang sebelumnya mulai nampak reversal ke
atas, akhirnya kembali bermanuver turun sehingga kondisi ini bisa memicu
penurunan Euro lebih lanjut.
Demikian pula dengan indikator MACD dan Moving Average yang masih menunjukkan pola downtrend.
Maka dengan sejumlah indikator yang terpola bearish tersebut, penguatan
EUR kembali akan terbatas namun setidaknya masih bisa membawa mata uang
ini ke beberapa resisten seperti tahanan 1.2470 kemudian 1.2540 hingga
1.2600 atau bahkan 1.2700. Sementara koreksi akan berpotensi kembali
menuju level support 1.2400 guna melanjutkan ke level 1.2350 hingga ke
support 1.2300.
ECB Mungkin Akan Pangkas Suku Bunga Bila Krisis Memburuk
Bank sentral Eropa atau ECB mungkin
semakin dekat dengan pemangkasan tingkat suku bunga ke rendahnya selama
ini saat semakin kuatnya tekanan krisis hutang Eropa yang semakin
memperburuk perekonomian disana dan mengancam pertumbuhan ekonomi global.
Sementara para petinggi ECB sedang melakukan pertemuan di Frankfurt mungkin masih tidak akan melakukan pemangkasan dengan masih menahan tingkat suku bunga di angka 1% hari ini, sebagaimana menurut sekitar 32 dari 44 ekonomi yang disurvei Bloomberg News, 11 responden lainnya memperkirakan adanya pemangkasan sekitar 25 bps dan 1 orang memperkirakan adanya pemangkasan sekitar 50 bps.
Dengan para pemerintah Eropa yang
berjuang untuk mengatasi krisis hutang yang terjadi saat ini yang
menggelayuti Spanyol dan mungkin akan memaksa Yunani meninggalkan Eropa,
tekanan untuk ECB untuk segera memangkas tingkat suku bunga dan desakan
untuk dukungan likuiditas perbankan semakin mengemuka.
Selasa, 05 Juni 2012
Fundamental Analysis, June 5th, 2012
Gold falls after data-inspired rally; Europe in focus
Gold fell on Monday as bullion investors cashed in some of the previous session's sharp gains to cover losses in U.S. equities, which came under pressure from signs of a U.S. economic slowdown and Europe's debt crisis.
Gold fell on Monday as bullion investors cashed in some of the previous session's sharp gains to cover losses in U.S. equities, which came under pressure from signs of a U.S. economic slowdown and Europe's debt crisis.
The metal, which rallied 4.3 percent on Friday, took a hit from renewed selling on Wall Street as financial markets focused on Tuesday's emergency talks among Group of Seven finance chiefs to discuss the euro zone's woes.
Bullion broke its trend of trading in sync with riskier assets last week with a 3.5 percent rise, after Friday's surprisingly weak U.S. payrolls report stoked talk that further stimulus measures may be necessary to reignite growth. But the metal has so far this year failed to draw sustained safe-haven bids despite the turmoil in Europe and signs of economic slowdown in the United States and China.
Spot gold <XAU=> was down 0.7 percent at $1,614.89 an ounce by 2:21 p.m. EDT (1821 GMT). U.S. COMEX gold futures for August delivery <GCQ2> settled down $8.20 at $1,613.90 an ounce, with volume sharply below its 30-day average and the previous session's turnover.
Euro rises as investors pare bearish bets on euro zone hopes
The euro rebounded from last week's record lows against the dollar and yen on Monday as investors pared bearish bets on hopes that European authorities will seek greater fiscal integration within the euro zone. The euro, which was ripe for a bounce given a recent record high in net speculative short positioning, was buoyed by news that France and the European Commission signaled their support for an ambitious plan to use the euro zone's permanent bailout fund to rescue the bloc's stricken banks.
In a sign of heightened global alarm about strains within the 17-member euro currency area, finance chiefs of the Group of Seven leading industrialized powers will hold emergency talks on the euro zone debt crisis on Tuesday. While European officials are trying to reassure investors they can contain an escalating crisis, many market participants remain bearish on the single currency and believe the euro's strength should prove temporary, especially if yields on Spanish and Italian bonds hover near unsustainable levels.
The euro last traded 0.5 percent higher at $1.2498 <EUR=>, up from $1.2286 on Friday - its lowest since July 2010. Monday's peak of $1.2509 was a four-day high.
Against the yen, the euro <EURJPY=> traded up 0.9 percent at 97.86 yen, well above Friday's 11-1/2-year low of 95.57 yen, according to Reuters data.
S&P 500 ends flat but Europe, U.S. worries weigh
The S&P 500 ended flat on Monday after recent sharp losses, though worries about the European debt crisis and weaker U.S. data kept investors wary of equities. Signs of economic weakness around the globe and Europe's intensifying debt crisis have rattled investors, who have been dumping riskier investments like commodities and equities for the safety of government bonds.
The flat session follows Friday's slide of more than 2 percent that erased the Dow industrial average's gains for the year. The S&P 500 is now up just 1.6 percent for 2012 and is approaching correction territory, which would be a decline of at least 10 percent from its most recent high in April. On Monday, U.S. data showed orders for manufactured goods dropped 0.6 percent in April, its third decline in four months and confounding expectations calling for a 0.2 percent gain.
In a potential boost to markets looking for measures to end the debt crisis, German Chancellor Angela Merkel is pressing for much more ambitious measures, including a central authority to manage euro-area finances and major new powers for the European Commission, European Parliament and European Court of Justice. The S&P financial sector <.GSPF>, seen as most exposed to Europe's debt crisis, was down 1 percent. The S&P's economically sensitive industrial sector <.GSPI> was also down 1 percent, leading the day's declines.
The Nasdaq ended higher, helped by gains in Amazon <AMZN.O>, up 3.1 percent at $214.57.
The Dow Jones industrial average <.DJI> slipped 17.11 points, or 0.14 percent, to 12,101.46 at the close. The Standard & Poor's 500 Index <.SPX> inched up just 0.14 of a point, or 0.01 percent, to 1,278.18. The Nasdaq Composite Index <.IXIC> rose 12.53 points, or 0.46 percent, to close at 2,760.01.
US crude ends higher on euro, bargain hunting
U.S. crude futures rebounded on Monday after four days of losses and last week's slide of 8.4 percent, as the euro rallied on hopes that European authorities can contain the euro zone debt crisis.
Bargain hunting also encouraged some buyers to step back in, after the recent sell-off had dragged prices to near eight-month lows and, according to a technical indicator, put the market in a sharply oversold condition.
Ahead of weekly inventory reports, domestic crude stockpiles were forecast to have fallen by 900,000 barrels in the week to June 1. That would snap 10 straight weeks of builds in government stocks data, with analysts citing lower imports.
On the New York Mercantile Exchange, crude for July delivery <CLN2> settled at $83.98 a barrel, gaining 75 cents, or 0.9 percent. It earlier dropped to a session low of $81.21, the lowest since Oct. 6. In London, ICE Brent crude for July delivery <LCON2> settled at $98.85 a barrel, rising 42 cents, or 0.43 percent. It dropped early to a session trough of $95.63, its lowest since Jan. 26, 2011.
Nikkei set to rebound ahead of emergency G7 talks
Japanese shares are expected to rebound on Tuesday after the Topix <.TOPX> index plumbed a near 30-year low the session before, with investors looking to cut bearish bets ahead of emergency talks by the Group of Seven leading indistrialized powers.
The Nikkei share average
<.N225> is likely to trade between 8,300 and 8,400 after shedding
1.7 percent to a six-month closing low at 8,295.63 on Monday,
strategists said. The broader Topix fell 1.9 percent to 695.51 on
Monday, its lowest in more than 28 years. Nikkei futures in
Chicago <0#NIY:> closed at 8,335 on Monday, up 0.5 percent from
the Osaka <JNIc1> close of 8,290.
"The Nikkei is at a
critical level. Its November low of 8,134 is extremely important," said
Eiji Kinouchi, chief technical analyst at Daiwa Securities. "I
think that support level will likely hold. It's interesting to see what
the G7 will discuss ahead of the ECB (European Central Bank) meeting
tomorrow. They may put pressure on the ECB to do something and such
expectations will help support stocks."
The emergency talks
by the G7 finance chiefs on Tuesday come as alarm is intensifying over
strains in the 17-nation European currency area. The benchmark
Nikkei has fallen 19.1 percent since hitting a one-year peak on March 27
on concerns over the deepening euro zone debt crisis and slowing global
growth.
Seoul shares seen rangebound, eyes on G7 meeting
Seoul shares are seen rangebound on Monday as investors look to emergency talks by the Group of Seven leading industrialised nations, and technical support cushions a beaten-down market hovering just above its annual low. "The corrections on (Monday) were a little too exaggerated so the pace of decline may brake significantly today, although another poor data showing from the United States could pressure the market," said Lee Eun-taek, an analyst at Dongbu Securities.
Seoul shares seen rangebound, eyes on G7 meeting
Seoul shares are seen rangebound on Monday as investors look to emergency talks by the Group of Seven leading industrialised nations, and technical support cushions a beaten-down market hovering just above its annual low. "The corrections on (Monday) were a little too exaggerated so the pace of decline may brake significantly today, although another poor data showing from the United States could pressure the market," said Lee Eun-taek, an analyst at Dongbu Securities.
Adding more fuel to worries about an uncertain global growth outlook,
U.S. data released on Monday showed orders for manufactured goods fell
in April, missing expectations for a rise. Battered investor
confidence could receive a much needed boost when the chiefs of the G7
countries meet to discuss the euro zone debt crisis on Tuesday amidst
heightened global alarm about strains in the single currency bloc.
The Korea Composite Stock Price Index (KOSPI) <.KS11> fell 2.8 percent to close at 1,783.13 points on Monday. South Korea's financial markets will be closed on Wednesday for a public holiday.
Hong Kong stocks set to rise 1 percent at open
Battered Hong Kong shares are set to open firmer on Tuesday, partly on short-covering ahead of emergency G7 talks on the euro zone debt crisis, though investors remain reluctant to take on fresh positions amid an increasingly gloomy global outlook. The Hang Seng index <.HSI> was set to open up just over 1 percent at 18,373.22. The China Enterprises index <.HSCE> of top locally listed mainland firms was indicated to open up 0.8 percent.
Technical Analysis, June 5th , 2012
CURRENCY
|
RANGE
|
TREND
|
RESISTANCE
|
SUPPORT
|
BUY
|
SELL
|
OBJ
|
CUT
|
EUR/USD
|
1.2380-1.2590
|
Up
|
1.2520
|
1.2380
|
1.2450
|
|
1.2590
|
1.2380
|
1.2590
|
1.2310
|
|||||||
USD/JPY
|
77.60-79.40
|
Up
|
78.80
|
77.60
|
78.20
|
|
79.40
|
77.60
|
79.40
|
77.00
|
|||||||
GBP/USD
|
1.5310-1.5480
|
Up
|
1.5410
|
1.5310
|
1.5340
|
|
1.5480
|
1.5310
|
1.5480
|
1.5240
|
|||||||
USD/CHF
|
0.9510-0.9720
|
Down
|
0.9720
|
0.9580
|
|
0.9650
|
0.9510
|
0.9720
|
0.9790
|
0.9510
|
|||||||
AUD/USD
|
0.9610-0.9820
|
Up
|
0.9750
|
0.9610
|
0.9680
|
|
0.9820
|
0.9610
|
0.9820
|
0.9540
|
|||||||
NIKKEI
|
8220-8460
|
Up
|
8380
|
8220
|
8300
|
|
8460
|
8220
|
8460
|
8140
|
|||||||
HANGSENG
|
17760-18120
|
Up
|
18000
|
17760
|
17880
|
|
18120
|
17760
|
18120
|
17640
|
|||||||
KOSPI
|
235.00-238.30
|
Up
|
237.20
|
235.00
|
236.10
|
|
238.30
|
235.00
|
238.30
|
233.90
|
|||||||
GOLD
|
1603.70-1628.50
|
Down
|
1628.50
|
1611.90
|
|
1620.20
|
1603.70
|
1628.50
|
1636.70
|
1603.70
|
Langganan:
Postingan (Atom)