Rabu, 06 Juni 2012

Euro Menaruh Harap Pada Wacana ‘never Greece exit’

Hingga sesi tengah pekan (Rabu, 30/5), kinerja mata uang tunggal Euro semakin memburuk dengan mencatatkan keterpurukan hingga ke bawah level $1.2500 yang merupakan kisaran terendah dalam dua tahun terakhir terhadap dollar (USD).

Terpuruknya Euro kali ini terutama akibat pasar di gegerkan kembali oleh penurunan peringkat utang negara Spanyol oleh lembaga pemeringkat Egan-Jones Ratings. Peringkat kredit Spanyol diturunkan menjadi level ‘B’ dari sebelumnya ‘BB-minus‘ dan pemangkasan ini merupakan kali ke tiga dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.

Sinyal bakal terkikisnya Euro sebenarnya sudah mulai santer tercium sejak pekan lalu yang di awali dengan merebaknya kecemasan terhadap rencana keluarnya Yunani dari zona Euro serta meluasnya ketidakpuasan pasar terhadap hasil pertemuan puncak Eropa yang digelar pada Rabu (23/5) minggu lalu. Pasar merasa belum puas dengan hasil pertemuan (meeting) informal para pemimpin Uni Eropa tersebut lantaran mereka dalam pertemuannya belum mampu membuat langkah konkrit guna mencegah krisis utang yang semakin dalam di kawasan.  

Bahkan kesepakatan yang tercapai dalam pertemuan kelompok G-8 akhir pekan silam (19-20 Mei) belum juga meredakan sikap apatis pasar terhadap upaya pencegahan meluasnya krisis utang Eropa. Padahal kelompok delapan (G-8) yang terdiri dari Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Kanada, Prancis, Inggris, Rusia dan Italia telah sepakat untuk mengambil langkah guna mengatasi krisis keuangan. Mereka mendukung langkah penghematan anggaran untuk mengurangi beban utang di Eropa khususnya memberikan jaminan atas penyelesaian masalah Yunani.

Upaya pencegahan krisis sempat pula ‘dikotori’ oleh perselisihan pendapat antara negara Jerman dan Prancis mengenai obligasi zona eropa. Negara Jerman mentah-mentah menolak usulan dari PM Perancis Holande untuk menerbitkan obligasi bersama zona Eropa, dimana usulan tersebut merupakan skema yang dinilai para ekonom dapat menjadi salah satu cara paling efektif untuk mengembalikan optimisme pasar. Hollande juga mengusulkan untuk fokus pada pertumbuhan daripada pengetatan.

Alhasil, semua kecemasan dan kekhawatiran tersebut langsung menurunkan minat pasar terhadap aset-aset beresiko. Euro terkoreksi tajam hingga pecah ke bawah level terendah sepanjang tahun 2012 pada $1.2624 yang tercatat di bulan Januari silam. Kini Euro telah ambruk hingga menorehkan angka di $1.2431.

Dan minggu ini begitu kabar downgrade Spanyol mencuat, imbal hasil obligasi (yield) Spanyol bertenor 10-tahun ikut melonjak hingga ke kisaran 6,5%. Melonjaknya imbal hasil obligasi Spanyol tersebut mensinyalkan bahwa investor semakin khawatir dengan prospek ekonomi di negara terbesar ke-4 Eropa tersebut. Bahkan banyak kalangan kini memperkirakan Euro masih akan terus melemah oleh ketakutan tentang masalah perbankan Spanyol.

Namun kali ini kekhawatiran terhadap negara Yunani sedikit mereda lantaran suasana politik di negara tersebut juga mulai kondusif setelah Partai Demokrat Baru di Yunani mendukung kebijakan pengetatan yang dilakukan pemerintah. Selain itu sentimen pasar sedikit terangkat karena didorong oleh adanya sinyal bahwa Yunani tidak akan keluar dari Eropa atau never Greece exit. Laporan terakhir turut mengindikasikan bahwa partai konservatif Yunani adalah partai yang akan memegang kekuasaan pada pemilu bulan depan, sehingga hal tersebut juga telah memberikan sinyal kemajuan stabilitas bagi krisis hutang kawasan.

Maka terkait wacana pemulihan nilai valuta, kini Euro tidak bisa berharap banyak kecuali terciptanya sebuah langkah konkrit guna mencegah meluasnya krisis utang di kawasan. Namun setidaknya faktor kondusif Yunani untuk tetap bertahan di zona euro dengan slogan ‘never Greece exit’ serta upaya terhadap negara Spanyol agar tidak ‘keburu’ minta bailout, dapat membatasi keterpurukan Euro lebih lanjut.

Sementara kondisi teknikal Euro terlihat masih melanjutkan pola teknis seperti pada sesi-sesi sebelumnya dimana beberapa indikator utama masih menunjukkan pola bearish. Indikator Stochastic harian yang sebelumnya mulai nampak reversal ke atas, akhirnya kembali bermanuver turun sehingga kondisi ini bisa memicu penurunan Euro lebih lanjut.

Demikian pula dengan indikator MACD dan Moving Average yang masih menunjukkan pola downtrend. Maka dengan sejumlah indikator yang terpola bearish tersebut, penguatan EUR kembali akan terbatas namun setidaknya masih bisa membawa mata uang ini ke beberapa resisten seperti tahanan 1.2470 kemudian 1.2540 hingga 1.2600 atau bahkan 1.2700. Sementara koreksi akan berpotensi kembali menuju level support 1.2400 guna melanjutkan ke level 1.2350 hingga ke support 1.2300.

Tidak ada komentar: