Rabu, 06 Juni 2012

100%, Peluang Peluncuran Quantitative Easing Jilid 3

Hasil data non-farm payrolls pekan lalu kembali membuka peluang pelonggaran moneter dari Ben S. Bernanke dan kolega. Data tenaga kerja bulan April dirilis mengecewakan dengan kenaikan hanya sebesar 69.000 atau di bawah harapan pelaku pasar. Menurut Dennis Gartman, Editor dan Penerbit the Gartman Letter, laporan makroekonomi Amerika tersebut 'sangat mengecewakan'. "Jelas sudah bahwa the Fed tengah mempertimbangkan quantitative easing 3 (QE3)," urai Gartman kepada CNBC. Menurutnya, QE3 bisa muncul dalam waktu cepat yakni saat the Fed menggelar pertemuan pada 19 dan 20 Juni atau selambatnya pada meeting 31 Juli-1 Agustus mendatang. 

Pertimbangan terbesar tentu menyangkut popularitas pemerintah jelang pemilu November nanti. Administrasi Barack Obama pasti menginginkan bank sentral bergerak agresif menggenjot perekonomian dalam negeri supaya popularitas pemerintah tidak turun mendekati pilpres. Namun skenario pelonggaran kuantitatif dan peluncuran Long-term refinancing Operation (LTRO) dianggap Gartman tidak akan mampu memperbaiki sentimen secara signifikan. "Tetapi itu lebih baik daripada otoritas tidak melakukan apapun," imbuhnya.

Khusus untuk Eropa, Gartman menilai tidak seharusnya pemangku kepentingan di sana hanya fokus pada program pemangkasan anggaran. Uni Eropa dan lembaga terkait harus mampu menggenjot perekonomian dengan terlebih dahulu memulihkan kinerja perbankan. "Saya ingin optimis, tetapi Eropa justru belum melakukan rekapitalisasi bank dan memperbaiki sentimen konsumen," ujarnya lagi. Baik pemerintah maupun pengusaha seharusnya diberikan akses serta kemudahan untuk bernapas kembali, terutama di tengah efisiensi massal yang diwajibkan oleh otoritas Eropa.

"Di tengah ketidakpastian, investor sebaiknya memegang dana tunai ketimbang lari ke emas," rekomendasi Gartman. Pasalnya, emas sekarang tidak lagi memegang status safe-haven sehingga pelaku pasar sebaiknya menahan diri terlebih dahulu. "Tunggu dulu dua bulan sampai badai berlalu kemudian baru memikirkan strategi selanjutnya," tutup sang analis.

Tidak ada komentar: