Selasa, 05 April 2011

Euro Sideways Nantikan Keputusan ECB

Euro bergerak sideways di kisaran tinggi dalam 5 bulan terhadap dollar seiring pasar saat ini menantikan keputusan suku bunga dari ECB.
Bank sentral Eropa (ECB) diprediksi akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dari rekor rendah 1% pada pertemuan hari Kamis lusa yang bertujuan untuk meredam tekanan inflasi di zona euro.
 
Pasar saat ini pun masih berharap adanya kenaikan 25 basis poin sebanyak 2 x lagi hingga akhir tahun 2011. Sementara aksi beli bank sentral di Asia juga berhasil meredam koreksi di bawah level support $1.4190, dengan stop-loss $1.4150.

Nikkei 225 Today : Bearish , Anjloknya Saham TEPCO

Indeks Nikkei dibuka langsung merosot terutama terkait anjloknya saham TEPCO (operator reaktor nuklir) terkait kekhawatiran krisis kerusakan nuklir yang berkepanjangan.
 
Setelah merosot tajam koreksi naik akan sulit bagi Nikkei, namun setidaknya tembus di atas area 9660 dapat memicu momentum bullish lanjutan menuju area 9700. Sementara pergerakan konstan di bawah 9600 akan memuluskan laju gerak menuju 9550 sebagai support selanjutnya sebelum menguji area 9500.
 
 
 
Resistance Level :  9660, 9700, 9750
Support Level      :  9600, 9550, 9500
Trading Range     :  9500 – 9700
 

Gold today

Emas masih bergerak flat menguji area resistance dikisaran 1431.68. Pecahnya level resistance tersebut membuka peluang penguatan lanjutan menuju area resistance selanjutnya dikisaran 1447.35. Namun sementara itu, waspadai terjadinya koreksi menuju area trendline jika emas gagal menembus area resistance. Hal tersebut juga dimungkinkan oleh kondisi CCI dan juga stochastic yang telah berada dalam area overbought.

Nikkei 225 Today

Indeks Nikkei dibuka langsung merosot hingga 1 persen terutama terkait anjloknya saham TEPCO (operator reaktor nuklir) terkait kekhawatiran krisis kerusakan nuklir yang berkepanjangan.
Saham Tokyo Electric Power (TEPCO) saat turun 11.5% dan sempat anjlok hingga 15% ke rekor terendah di harga 376 yen.
 
Setelah merosot tajam koreksi naik akan sulit bagi Nikkei, namun setidaknya tembus di atas area 9660 dapat memicu momentum bullish lanjutan menuju area 9700. Sementara pergerakan konstan di bawah 9600 akan memuluskan laju gerak menuju 9550 sebagai support selanjutnya sebelum menguji area 9500.

Bursa Saham Jepang down trend

Bursa saham Jepang bergerak melemah diawal perdagangan hari Selasa, dengan saham-saham kendaraan yang melemah terkait kekhawatiran persediaan setelah Toyota Motor Corp yang melaporkan bahwa akan menghentikan sementara seluruh produksi di pabrik-pabrik Amerika Utara karena kekurangan suku cadang. Indeks harga saham rata-rata turun 0.5% ke level 9,669.82, sementara indeks Topix turun 0.6% di level 854.27. Saham Toyota Motor Corp turun 1.4%, sementara Honda Motor Co turun 1.5% dan Nissan Motor Co merosot 1.1%. Beberapa saham bluechip juga turun, dengan saham Panasonic yang turun 1.6% dan Elpida Memory Inc turun 1.8%.

Perak : Termahal Sepanjang Masa

Harga perak melonjak ke level tertingginya sejak 1980 terkait kekhawatiran inflasi hari ini (05/04). Kenaikan kepemilikan di ETF juga terpantau pada rekor baru, begitu pula dengan permintaan sektor industri. Di saat bersamaan, emas nyaris tidak bergerak bersama dengan euro yang tertahan dibawah level tertinggi 5-bulan terhadap dollar AS.
 
Perak kini dipandang sebagai aset alternatif bagi investasi yang lebih murah diandingkan emas. Ekspektasi ihwal kenaikan volume permintaan dari China sangat menopang harga logam putih ini. Sepanjang kuaral I 2011, perak sudah melonjak sebanyak 22%, menandai kenaikan selama 9 kuartal beruntun. 
 
Perak naik ke level tertinggi $38.73 per ons dan tenang di level $38.64 per ons (naik 22 sen). iShares Silver Trust mengatakan kepemilikan perak naik ke rekor baru, 11.162,45 ton pada 4 April. Pada 24 Maret lalu, volume kepemilikan perak sebesar 11.139,52 ton .

Inflasi tinggi

Emas ditutup dekat level $1,432 hari Senin, seiring investor cemasan mengenai inflasi dan pelemahan dollar terhadap euro setelah pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga oleh ECB.
"Emas terangkat oleh naiknya ekspektasi inflasi ditengah kuatnya perekonomian dan tingginya harga minyak. Di lain pihak, kenaikan suku bunga ECB membantu menekan dollar," ucap Bart Melek, kepala strategis komoditas pada TD Bank Financial Group. Emas juga mendapat dorongan naik dari kecemasan beberapa negara di zona Eropa seperti Portugal dan Irlandia yang terbelit masalah hutang pemerintah, dan juga keresahan di Timur Tengah dan Afrika Utara. Kenaikan harga minyak dan bahan pangan juga membantu menambah daya tarik emas sebagai alat lindung inflasi.

Emas & Perak Naik Ditengah Kekhawatiran Inflasi

Kekhawatiran atas inflasi global terpicu oleh harga minyak mentah dunia yang menyentuh titik tertinggi 2,5 tahun telah mendongkrak permintaan terhadap emas dan terutama perak yang berhasil menyentuh level puncak 31 tahun.
 
Terpantau harga emas diperdagangkan pada level 1,434.50 atau naik 0.41%, sementara Perak di level 38.42 atau menguat 1.67%.
 
Emas dan Perak memang biasanya selalu menjadi alat hedging inflasi, maka para investor yang cemas terhadap potensi inflasi yang meroket akan melakukan pembelian komoditi emas, sementara Perak hari ini menguat cukup banyak akibat persentase kenaikan perak cukup tertinggal dibanding emas.
 
Kecemasan atas inflasi dipicu oleh meroketnya harga minyak hingga ke area $108.78 per barrel hari ini. Meski terakhir diperdagangkan sedikit melemah ke area $108.06 per barrel namun level tersebut masih cukup tinggi sehingga berpotensi menaikkan tingkat harga konsumen dan produsen yang menjadi indikator inflasi.
 
Level harga pangan dan energi di AS sendiri telah mengalami kenaikan, meskipun laju core inflation masih cukup moderat.
 
Di negara lain, juga serupa dimana terindikasi kenaikan harga konsumen sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. China salah satunya telah melakukan pengetatan moneter sejalan dengan ancaman inflasi yang semakin tinggi di negara tersebut. Pada hari Senin ini, bank sentral Chili turut menaikkan outlook inflasi nya pada tahun ini sebagai imbas dari kenaikan harga minyak.
 
Perak selain dijadikan alat lindung nilai inflasi juga sering digunakan sebagai bahan material elekronik, maka kenaikan perak juga menjadi indikasi semakin tingginya permintaan terhadap investasi dan industri secara bersamaan.
 
Berdasarkan studi teknikal, Emas masih mendapatkan tahanan kuat di level 1,444, bersamaan dengan perpotongan slow stochastic di level overbought, seharusnya level tersebut dapat mencegah penguatan lebih lanjut dan melanjutkan pola konsolidasi yang telah berlangsung sejak triwulan terakhir 2010. Level supportterlteak di area 1410.10, jika anjlok dibawah area tersebut dapat memicu momentum bearish lebih lanjut mengincar area support kunci di 1380.70.
 
Sementara perak setelah meroket ke area 38.45 hari ini, mengindikasikan penembusan konsisten diatas resisten 38.1. Fakta ini sekaligus mencerminkan uptrend untuk mengincar Fibonacci projection 100% pada area 40.00. Di sisi bawahnya, level support terletak di area 36.43 – 35.00 – 33.56.

Senin, 04 April 2011

Gold trend up

Harga emas naik seiring menguatnya euro dan tingginya harga minyak akibat krisis Afrika Utara dan Timur Tengah. Meskipun bagusnya data tenaga kerja AS sempat grogoti performa emas, namun krisis berlanjutnya kerusuhan di Timur Tengah kembali bangkitkan permintaan terhadap aset safe-haven. "Ada risiko geopolitik di tengah gejolak Afrika Utara dan Timur Tengah yang turut pacu reli minyak. Emas terlihat ikuti jejak kenaikan harga minyak dan euro dalam beberapa hari terakhir," kata Darren Heathcote, manajer Investec Australia.

Emas masih berupaya raih rekor $1447 bahkan setelah terkoreksi tajam hingga sentuh $1412 pada hari Jumat lalu, ungkap analis teknikal Reuters Wang Tao. "Reli emas masih bertahan, namun akan diperdagangkan sideways sembari menanti katalis lebih lanjut," papar dealer Singapura yang diwawancarai Reuters seraya katakan emas akan bergerak ranging di kisaran $1410 hingga $1445. Data CFTC juga tunjukkan meningkatnya posisi long emas seiring logam mulia dekati rekor tertingginya.

Gold today

Emas masih bergerak flat menguji area resistance dikisaran 1431.68. Pecahnya level resistance tersebut membuka peluang penguatan lanjutan menuju area resistance selanjutnya dikisaran 1447.35. Namun sementara itu, waspadai terjadinya koreksi menuju area trendline jika emas gagal menembus area resistance. Hal tersebut juga dimungkinkan oleh kondisi CCI dan juga stochastic yang telah berada dalam area overbought.

Euro Today : Uji 1.4247

EURUSD saat ini berada dikisaran 1.42230 dan cenderung menguji area resistance dikisaran 1.42473. Pecahnya level resistance tersebut, besar kemungkinan harga akan melanjutkan penguatan ke area 1.43400. Sementara itu, waspadai tejadinya koreksi menuju area support dikisaran 1.41546 hingga 1.40509 jika area resistance mampu bertahan. Hal tersebut juga dimungkinkan oleh kondisi CCI dan juga Stochastic yang sudah berada dalam area overbought.

Sterling Today : Bidik 1.6150

Bias GBPUSD masih cenderung flat dengan area resistance terdekat dikisaran 1.6150 dan support terdekatnya dikisaran 1.60994. Secara teknikal merujuk pada pergerakan CCI dan juga stochastic yang telah berada dalam area overbought, GBPUSD berpeluang mengalami koreksi bearish menuju area support dikisaran 1.60994 hingga 1.60427 jika resistance mampu bertahan. Namun sebaliknya jika area resistance dikisaran 1.61501 pecah, hal tersebut dapat membuka peluang terjdinya penguatan lanjutan menuju area 1.6200.

Analisa pekan ini : Sterling & Komoditi Siap

Pekan lalu, USD/JPY menguat setelah G7 menjual Yen. Pasangan valuta tersebut berhasil melampaui resisten utama 84.50 pada Jumat malam, namun kembali surut ke bawah level tersebut. Kami melihat adanya tekanan jual kuat saat pair menyentuh 84.50 dan menggiring kurs kembali ke area 82.00 karena alasan teknikal. Alternatif pergerakannya, minat beli diperkirakan terpicu pada kisaran 80.70 saat tren turun terjadi.


EUR/USD berayun kuat di hari Jumat lalu. Mata uang tunggal jatuh ke 1.4060, kemudian melambung hingga dekat 1.4232. Untuk pekan depan, Kami memperkirakan level support berada di area 1.4150. Jika pair turun ke bawah level tersebut, aksi jual akan terjadi. Tetapi, pergerakan EUR/USD akan terbatasi di 1.4250, namun jika mampu melewati 1.4282, minat beli bisa terhenti.

GBP/USD terlihat akan mengulang tren kenaikan ke sekitar 1.6250 pekan ini. Poundsterling bangkit dari level bawah 1.5972 hari Jumat lalu dan mengakhiri pekan di 1.6108. Kami melihat level support dan beli ideal di area 1.6050, dengan pemecahan ke atas 1.6150 menandai sentimen bullish. Abaikan proyeksi jangka panjang Anda bila GBP/USD menembus level 1.5950.    

Harga emas kokoh bertengger di area support 1410 pekan lalu. Untuk pekan ini, Kami perkirakan bullish emas berlanjut sampai ke atas 1440 lagi. Support bagus terlihat pada kisaran 1420 di awal pekan, level dimana para pembeli potensial bisa kembali meminati emas. Abaikan proyeksi jangka panjang Anda bila logam mulia ini jatuh ke bawah 1410!

WTI crude prices sempat turun akibat data payrolls hari Jumat lalu. Namun minyak mentah mampu berbalik melampaui resisten utama 107.00 hingga ditutup pada rekor baru tahun ini (108.40). Satu pekan ke depan, Kami perkirakan support kuat terletak di area 106.50. Sementara celah level atas terbuka bagi tren naik hingga level 120.00 dalam 2-3 pekan mendatang.

Emas Diuntungkan oleh EUR-Minyak

Spot emas beranjak naik hari Senin (04/04), didukung oleh stabilitas mata uang euro. Valuta tunggal optimis karena ECB diperkirakan segera menaikkan tingkat suku bunga pekan ini. Harga minyak yang kuat juga menguntungkan emas.

Spot emas naik 0.2% ke level $1,403.39 per ons, setelah mengakhiri kuartal I dengan penguatan tipis 0.7%. Kontrak emas Amerika Serikat (AS) juga naik 0.2% ke $1,431.70.
 
Kuatnya data employment AS memberi optimisme ihwal pemulihan ekonomi AS. Oleh karena itu, pesona emas yang dianggap sebagai aset lindung nilai ditengah ketidakpastian ekonomi, langsung terkikis.

Sabtu, 02 April 2011

Emas Terjungkal Pasca Data Pekerjaan AS

Emas turun untuk ditutup di bawah $1,429 pada hari Jumat setelah bagusnya data pekerjaan AS mengangkat dollar, namun kecemasan hutang zona Eropa dan keresahan politik di Timur Tengah mengangkat emas dari level rendah.


Data nonfarm payrolls dan aktivitas pabrik yang positif mengkonfirmasi bahwa perekonomian AS sedang menguat, namun ekonom mengatakan data masih belum cukup kuat untuk mendorong agar Fed mengetatkan kebijakan moneternya, yang mana telah mendorong emas ke rekor tinggi. "Seiring membaiknya kondisi ekonomi, terbukti dengan data hari ini, emas tertekan turun sebagai alat lindung ketidakpastian fiskal atau finansial," ucap Mark Luschini, kepala strategis investasi pada Janney Montgomery Scott.

Emas Redup, Investor Lirik Saham

Emas diperdagangkan melemah hingga 1,4% di Comex, New York Mercantile Exchange, setelah rilis data sektor pekerjaan AS bulan Maret yang positif. Emas berjangka untuk kontrak pengiriman Juni diperdagangkan turun sekitar $19 pada kisaran $1422 per ons. "Posisi Emas menjadi terdesak untuk saat ini," kata seorang manajer investasi yang berbasis di AS. "Investor mungkin akan mengalihkan dananya ke dalam aset-aset yang lebih beresiko seperti saham. Dan yang lebih penting, jika pasar pekerjaan terus mempertahankan momentum, Fed bisa mendapatkan keberanian untuk menghentikan program pelonggaran moneter dan akhirnya akan menaikkan suku bunganya."

Jumat, 01 April 2011

Gold today

Harga emas terus merambat naik namun masih berada di kisaran support di 1431.68. Jika support ini tembus, ada peluang harga emas akan terkoreksi hingga ke area support berikutnya di 1421.99, apalagi kondisi stochastic masih terlihat mempertahankan sinyal bearish. Namun, CCI yang terlihat cenderung datar membuat bias menjadi netral. Oleh karena itu, peluang untuk pergerakan naik menguji area tertinggi sepanjang masa di 1447.35 juga sama besarnya dengan peluang koreksi.

Payrolls AS & Fokus Pasar

Data Non-Farm Payrolls A.S atau tenaga kerja di luar sektor pertanian akan menjadi perhatian utama pasar hari ini di akhir pekan.
Prediksi menurut survei Reuters saat ini adalah +190 ribu pekerja dibanding bulan lalu di angka +192 ribu pekerja. Dan tingkat pengangguran AS diprediksi tetap 8,9%.
 
Dari pengalaman sebelumnya pergerakan pasar akan cenderung fluktuaktif tanpa tren yang jelas sesaat setelah diumumkannya data-data ini. Namun data yang muncul diatas ekspektasi mencerminkan membaiknya pertumbuhan ekonomi AS dan dapat memicu sentimen risk appetite terutama minat terhadap bursa saham.
 
Markets Movers Hari Ini 
  • Jumat 01 April, 2011
-       Jepang              : Tankan Manufacturing Index, Tankan Non-Manufacturing Index
-       China                : Manufacturing PMI, HSBC Final Manufacturing PMI
-       Inggris              : Halifax HPI m/m, Manufacturing PMI
-       Swiss                : Retail Sales y/y, SVME PMI
-       Eropa                : Final Manufacturing PMI, Unemployment Rate
-       AS                     : Non-Farm Payroll, Unemployment Rate,
                                    ISM Manufacturing PMI, Construction Spending m/m

Sterling Today : Support 1.6017

Setelah berhasil mencapai area 1.6150, sterling terkoreksi hingga ke area 1.6017 dan saat ini tengah meguji resistance di 1.6042. Jika harga berhasil naik ke atas resistance tersebut, maka diperkirakan harga selanjutnya akan bergerak ke area 1.6083. Akan tetapi, waspadai jika ada penurunan ke bawah 1.6017, apalagi bila diikuti oleh tembusnya support di 1.5985, karena itu berarti akan mengkonfirmasi terbentuknya pola head and shoulders dan pergerakan selanjutnya diperkirakan ke area 1.5935 atau bahkan 1.5885.

Uero Today

Pola bullish flag yang terlihat di grafik 4 jam telah terkonfirmasi setelah penembusan ke atas area 1.4130, dan harga telah berhasil naik menguji area 1.4247. Pullback sedang terjadi saat ini untuk menguji area support di 1.4130, di mana jika support tersebut tembus, maka koreksi kemungkinan akan terus berlanjut hingga ke area 1.4057 atau area major trendline. Sebaliknya, penembusan atas resistance yang berada di area 1.4247 berpotensi akan melanjutkan pergerakan sesuai dengan target bullish flag paling tidak ke kisaran 1.4364.

Hangseng Today

Secara teknikal trend-line warna hijau pada grafik Hang Seng (HSI) berikut menandakan bias masih bullish menuju 23680 sebagai target selanjutnya sebelum berlanjut naik menuju area 23880. Tak mampu melanjutkan bullishnya ke atas 23680 akan memicu koreksi bearish bagi Hang Seng. Level support terdekat ada pada area 23410, break ke bawah area ini akan memicu koreksi bearish lanjutan menuju area 23320.  
 
 
 
Resistance Level : 23680, 23880, 24000
Support Level      : 23410, 23320, 23170
Trading Range     : 23320 – 23880

HSI Diuntungkan oleh Harga Minyak

Bursa Hong Kong melesat kuat dalam 3 sesi awal di hari Jumat, (01/04). Saham-saham sektor energi memimpin penguatan seiring dengan kenaikan harga minyak mentah ke level di atas $107 per. Isu Timur Tengah dan Afrika Utara masih mendukung harga oil. Indeks Hang Seng naik 0.3% ke level 23,585.75, sedangkan indeks Hang Seng China Enterprises bertambah 0.3% ke level 13,359.49. Saham CNOOC Ltd meraup gain 1% dan PetroChina naik 1.4%. Kejatuhan sebesar 1% menimpa saham HSBC Holdings PLC. HSBC mengikuti arahan dari Wall Street sehingga kerugiannya membatasi penguatan di pasar.

HSI Terkoreksi di Antara PMI China dan Payrolls

Setelah sempat mencapai level tertingginya, indeks Hang Seng (HSI) terkoreksi cukup tajam di hari Jumat terutama terkait data sektor manufaktur Cina (NBS dan HSBC PMI) yang muncul dibawah ekspektasi pasar.
Sementara investor juga waspada terhadap data ekonomi penting Amerika Non Farm Payrolls (NFP) nanti malam.
 
Secara teknikal trend-line warna hijau pada grafik Hang Seng (HSI) berikut menandakan bias masih bullish menuju 23680 sebagai target selanjutnya sebelum berlanjut naik menuju area 23880.
 
Tak mampu melanjutkan bullishnya ke atas 23680 akan memicu koreksi bearish bagi Hang Seng. Level support terdekat ada pada area 23410, break ke bawah area ini akan memicu koreksi bearish lanjutan menuju area 23320.

Hang Seng Incar Level 24000

Bias penguatan Hang Seng untuk jangka pendek masih terlihat akibat adanya ekspektasi melonggarnya pengetatan moneter. "Inflasi dan data aktifitas makro mensinyalkan bahwa pengetatan moneter Cina mulai berkurang.


Pada gilirannya hal ini membuat para ekonom mengharapkan melonggarnya kebijakan," menurut Goldman Sachs. Pekan ini, HSI  naik 1.6%, saham- H gain 2.6%. Credit Suisse mengatakan Cina merupakan negara pertama yang melakukan pengetatan, "masih ada kesempatan bagi Cina menjadi negara pertama yang melengkapi pengetatannya." 

HSI kemarin ditutup naik 0.3% di 23,527, di atas MA 50-day di 23,272, dengan volume perdagangan yang meningkat menjadi HK$92.76 milyar; Hang Seng kemungkinan akan mencoba level psikologis di 24,000 dalam waktu dekat.

Sentimen AS & Inggris Bebani Emas

Target emas masih di kisaran $1,500/ons dalam beberapa bulan ke depan meskipun emas hanya naik 1%  di Q 1 tahun 2011. Ini merupakan kenaikan terendah sejak krisis keuangan dimulai tahun 2008, menurut Phillip Futures.
"Prospek kenaikan suku bunga zona Eropa dan berkurangnya ekspektasi pelonggaran kuantitatif oleh AS membebani harga emas," menurut broker. Namun demikian emas masih dijadikan sebagai alat lindung di tengah ketidak pastian pasar. "Pengetatan moneter, ketidak pastian di Timur Tengah dan masalah hutang di zona Eropa tampaknya tidak akan menjadikan emas sebagai komoditi dengan performa terbaik," menurut broker.
Spot emas di $1,430.60/ons, turun $1.20 sejak penutupan pasar New York hari Kamis.

Emas Goyah Jelang Payrolls

Harga emas turun di hari Jumat (01/04) menjelang data tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Laporan ini lazimnya sangat mempengaruhi kurs USD dan nilai emas. Sementara itu, kepemilikan aset berbasis emas di ETF turun pada level kuartalan terendah dalam sejarah.

Spot emas turun $4.33 ke level $1.432.15 per ons, setelah naik nyaris 1% hari Kamis akibat kekhawatiran inflasi  memicu rally minyak dan harga komoditi lain. Emas berada di bawah puncak tertinggi $1,447 pada minggu lalu.
Kontrak emas AS untuk bulan April turun $6.2 ke level $1,432.7 per ons.

Kamis, 31 Maret 2011

Perhatian : Data penting Akhir bulan

Data Non-Farm Payrolls A.S atau tenaga kerja di luar sektor pertanian akan menjadi perhatian utama pasar pada akhir pekan ini.
Prediksi menurut survei Reuters adalah +188 ribu pekerja dibanding bulan lalu di angka +192 ribu pekerja. Dan tingkat pengangguran AS diprediksi tetap 8,9%.
 
Dari pengalaman sebelumnya pergerakan pasar akan fluktuaktif tanpa tren yang jelas sesaat setelah diumumkannya data-data ini. Namun data yang muncul diatas ekspektasi mencerminkan membaiknya pertumbuhan ekonomi AS dan dapat memicu sentimen risk appetite terutama minat terhadap bursa saham. (Dar)
 
Data Ekonomi Utama Hingga Akhir Pekan
 
  • Kamis 31 Maret, 2011
-       Inggris              : GfK Consumer Confidence
-       Eropa                : German Unemployment Change, CPI Flash Estimate y/y
-       Inggris              : BOE Credit Conditions Survey
-       AS                     : Jobless Claims, Chicago PMI, Factory Orders m/m
-        
  • Jumat 01 April, 2011
-       Jepang              : Tankan Manufacturing Index, Tankan Non-Manufacturing Index
-       China                : Manufacturing PMI, HSBC Final Manufacturing PMI
-       Inggris              : Halifax HPI m/m, Manufacturing PMI
-       Swiss                : Retail Sales y/y, SVME PMI
-       Eropa                : Final Manufacturing PMI, Unemployment Rate
-       AS                     : Non-Farm Payroll, Unemployment Rate,
                                    ISM Manufacturing PMI, Construction Spending m/m

Sterling Today : Koreksi bearish

Sterling sedikit terkoreksi dan tengah berada di kisaran resistance 1.6092. Sinyal bearish sudah muncul dari stochastic dan CCI 1 jam sehingga jika harga tetap bertahan di bawah 1.6092, maka peluang untuk koreksi ke area 1.6062 atau bahkan 1.6013 cukup besar. Sebaliknya, pergerakan ke atas 1.6112 justru akan memperbesar potensi bullish ke 1.6140.

Uero Today : Resistance di 1.4155

EURUSD sedang menguji resistance di 1.4155 dan juga area atas dari channel bearish minor. Bisa dikatakan bahwa level ini adalah resistance kunci di mana pecahnya area tersebut akan mengkonfirmasi pola bullish flag di mana ekspektasi pergerakan selanjutnya adalah menguji resistance berikutnya di 1.4248. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa stochastic dan CCI 4 jam sudah overbought, sehingga masih terbuka peluang koreksi ke area support di 1.4051 jika resistance tersebut bertahan.

Hangseng Today : koreksi bearish

Seperti terlihat pada grafik Hang Seng (HSI) berikut, secara teknikal indeks berada pada fase koreksi bearish setelah gagal menembus ke atas reisisten area 23500. Bila indeks tidak mampu menembus keatas 23500, koreksi akan kembali terjadi menuju 23400 sebagai support terdekat sebelum melanjutkan menguji area 23200 bahkan hingga 23000. Sementara break ke atas 23500 akan melanjutkan outlook bullish menuju 23680 untuk jangka pendek.


 
Resistance Level : 23500, 23680, 23880
Support Level      : 23400, 23200, 23000
Trading Range     : 23200 – 23880

Waspadai Pasar, Nikkei Turun Tipis

Nikkei turun tipis di sesi pagi, di 9710. Fokus pasar saar ini pada apakah Fed AS akan mengakhiri program pelonggaran moneter yang kedua. Indeks diprediksi akan berada di kisaran 9600-9800 hari ini, menurut Kazuhiro Takahashi, manajer investasi Daiwa Securities Capital Markets. Nissan Motor naik 1.0% di Y738 setelah surat kabar Nikkei melaporkan bahwa produsen mobil sedang mempertimbangkan untuk bererja sama dengan produsen mobil asal Perancis, Renault SA namun sampai saat ini Nissan masih membantah rencana tersebut. Kuraray melonjak 4.4% menjadi Y1,066 akibat laporan dari surat kabar Nikkei bahwa Kuraray diperkirakan akan membukukan laporan pendapatan yang meningkat. Bridgestone turun 1.4% menjadi Y1,747. Tepco melambung 8.6% menjadi Y506.

China Nudges World Closer To New Gold Standard

On the night our documentary, I.O.U.S.A., made its nationwide premiere in August 2008, the film was followed up by a live panel discussion, broadcast via satellite. Our friend David Walker, the former U.S. comptroller general and “star” of the film, took part along with several other luminaries.

At one point, the question was asked: Might America’s trading partners one day sell off their U.S. Treasury holdings? Impossible, said Warren Buffett. In fact, he insisted, they couldn’t, because they’d need to convert it into some other currency, which would be little better than the dollar. No one else chimed in to challenge the assertion.

“Buffett’s answer assumes that there is no alternative,” author, friend and local Baltimore resident Bill Baker writes in his 2009 book, Endless Money: The Moral Hazards of Socialism, “because for generations, all the world’s currencies have been backed only by the promise that governments would accept them in payment of taxes. But that ignores a currency that has been used effectively by man for thousands of years: gold. China and other countries might exchange their U.S. dollars for it now.”

Indeed, China is quietly building its gold reserves. They totaled 600 metric tons in 2004. Then in April 2009 came an announcement they’d grown to 1,054 metric tons. And the buzz from Beijing is that the central bankers want to grow that stash another tenfold.

Meanwhile, China has trimmed its US Treasury holdings for three months in a row. The January total was $1.15 trillion – down 1.75% from October.  These are the first steps toward what Baker sees as the “remonetization” of gold, coming soon to a country near you.

History is a pendulum.  “Once gold and silver had been written into the Constitution,” Baker says, “no one might have thought that it would be replaced by paper within 60 years.” But the pendulum swung, the Union issuing its infamous greenbacks during the Civil War.

Then the pendulum swung back, the greenbacks’ critics were “able to successfully push for an agenda of gold resumption. But before the London Economic Conference of 1933, the world would be shocked by Roosevelt’s rejection of the gold standard.” The pendulum swung again.
Now, “a series of crises such as was the case in Rome might ultimately bring the pendulum back toward gold,” Baker writes.

In other words, we’re approaching the end of the great dollar standard we wrote about in The Demise of the Dollar. The only world anyone younger than 40 has ever known, in which all the world’s currencies float freely against each other, is nearly over.

Hang Seng Masih Kuat

HSI menguat setelah sebelumnya investor melakukan profit-taking, namun nampaknya indeks akan menyamai performa di hari Rabu dan trend indeks menguat sepanjang sesi ini. Pergerakan indeks di kisaran 23,300-23,700.

Saham ICBC kemungkinan menguat pasca melaporkan hasil pendapatannya namun Bank of Communications kemungkinan anjlok akibat pemangkasan dividen. Foxconn International melemah setelah membukukan kerugian senilai $218.3 juta. Hang Seng naik 1.7% menjadi 23,451.43 hari Rabu dengan volume pasar yang meningkat menjadi HK$89.08 milyar, level tertinggi dalam lebih dari dua pekan.

Pulihnya Selera Resiko Topang Emas

Emas beranjak naik dalam sesi perdagangan yang bergejolak di hari Rabu, mengakhiri penurunan selama 4 sesi berturut-turut, seiring pulihnya kembali selera resiko investor memicu aksi beli emas dan aset lainnya.
Emas terdukung oleh pelemahan dollar terhadap euro setelah pejabat ECB mengatakan kenaikan tingkat suku bunga Eropa akan dilakukan secara bertahap, dan bursa saham global yang menguat lebih dari 1% setelah data tenaga kerja AS melambungkan bursa AS dan Eropa. "Nampaknya selera resiko telah pulih dan mengalir kembali menuju emas dan bursa saham, serta memicu kenaikan," ucap Zachary Oxman, direktur manajer TrendMax Futures. Aksi beli pada awal bulan April dan permulaan kuartal kedua juga turut mendukung emas, ucap Oxman. Emas bersama minyak sempat turun tajam setelah dirilisnya data yang menunjukkan tingginya suplai minyak mentah. Bagaimanapun, keduanya jauh pulih dari level rendah sesi.

Asian Stocks Rise, Erasing Losses Since Japan Quake, on Economy, Earnings

Asian stocks rose, with the benchmark regional index erasing losses since the March 11 earthquake in Japan, as a jobs report boosted optimism in the U.S. economy and Chinese companies posted earnings that beat analyst estimates.

HTC Corp. (2498), the Taiwanese maker of mobile phones that gets about half of its sales from America, and Toyota Motor Corp., the world’s No. 1 carmaker, rose at least 0.9 percent after a report showed U.S. companies added more workers in March. Industrial & Commercial Bank of China Ltd., the world’s largest lender by market value, and rival Bank of Communications Ltd. gained at least 1.1 percent in Hong Kong after posting 2010 earnings that surpassed analyst estimates.
“There’s been solid earnings from Chinese companies and U.S. data has also been encouraging,” said Ng Soo Nam, the Singapore-based chief investment officer at Nikko Asset Management Co., which oversees about $126 billion. “The worst of the nuclear crisis in Japan could be behind us.”

The MSCI Asia Pacific Index rose 0.3 percent to 135.19 as of 12:23 p.m. Tokyo, heading for its highest close since March 10, the day before Japan’s strongest earthquake on record struck the nation. About the same number of stocks advanced as declined in the measure, which is set for a 1.7 percent decline this month.
Gains today helped trim the index’s loss this quarter to 1.8 percent. The gauge, which was trading around 135.10 on March 11 before the earthquake and the ensuing tsunami struck, tumbled to as low as 121.69 on March 15.

Economic Impact

The Asia-Pacific gauge last week had its biggest weekly gain since November as Japan moved to stabilize nuclear reactors damaged by the earthquake and as companies from Cnooc Ltd. to Bank of China Ltd. reported earnings that surpassed estimates.

Japan’s Nikkei 225 (NKY) Stock Average was little changed, paring earlier gains of as much as 0.6 percent after a report showed the nation’s manufacturing deteriorated at the fastest pace in at least nine years in March, underscoring forecasts the economy will shrink in the aftermath of the earthquake.

“It’ll take more time for the impact of the earthquake on the economy to be clear,” said Mitsushige Akino, who oversees about $450 million in Tokyo at Ichiyoshi Investment Management Co.
Hong Kong’s Hang Seng Index increased 0.2 percent. South Korea’s Kospi Index, Australia’s S&P/ASX 200 Index and New Zealand’s NZX 50 Index all gained 0.1 percent. China’s Shanghai Composite Index declined 0.9 percent.

U.S. Employment

Futures on the Standard & Poor’s 500 Index slid 0.1 percent today. The index rose 0.7 percent yesterday, extending its biggest first-quarter rally in 13 years, as a report from ADP Employer Services showed U.S. companies hired 201,000 workers in March, marking the third time in four months that the nation added more than 200,000 jobs.

A Labor Department report tomorrow may show total U.S. non- farm payrolls rose 190,000 in March and the unemployment rate held at 8.9 percent, economists predict. The jobless rate fell below 9 percent in February for the first time in 22 months.

HTC, which counts America as its biggest market, climbed 3.2 percent to NT$1,130 in Taipei. Toyota Motor Corp., which gets about 30 percent of sales from North America, gained 0.9 percent to 3,360 yen in Tokyo. Techtronic Industries Co., the maker of Hoover vacuum cleaners and Ryobi power tools, advanced 1.2 percent to HK$10.54 in Hong Kong.

The MSCI Asia Pacific Index lost 2.1 percent this year through yesterday, compared with gains of 5.6 percent by the S&P 500 and 1 percent by the Stoxx Europe 600 Index. Stocks in the Asian benchmark are valued at 13.6 times estimated earnings on average, compared with 13.7 times for the S&P 500 and 11.2 times for the Stoxx 600.

A gauge of finance companies posted the biggest advance among the 10 industry groups in the MSCI Asia Pacific Index. All but three of the sub-indexes gained.

Chinese Banks Climb

Industrial & Commercial Bank of China, the nation’s biggest lender, rose 1.1 percent to HK$6.45 in Hong Kong. The company said full-year net income increased 28 percent to 165.2 billion yuan ($25.2 billion) from a year earlier. That exceeded the 163.8 billion yuan average estimate of 19 analysts surveyed by Bloomberg.
Bank of Communications, China’s fifth-largest lender, climbed 2.2 percent to HK$8.50 after saying full-year net income rose 30 percent to 39 billion yuan from a year earlier. That beat the 38 billion yuan average estimate of 17 analysts surveyed by Bloomberg.

Energy companies fell after crude oil for May delivery declined 0.5 percent to settle at $104.27 a barrel on the New York Mercantile Exchange yesterday. Inpex Corp., Japan’s biggest energy explorer, lost 1 percent to 626,000 yen. Woodside Petroleum Ltd. (WPL), Australia’s No. 2 oil and gas producer, sank 1.9 percent to A$46.86.

Sarkozy Backs IMF as Currency Enforcer at G-20 China Opening

The International Monetary Fund should get the power to police rules envisioned to promote currency-market stability, French President Nicolas Sarkozy told Group of 20 finance chiefs in Nanjing, China.
“Greater supervision by the IMF” of nations’ balance of payments and reserves “appears indispensible,” Sarkozy said today in remarks prepared for a one-day seminar that he initiated. “France supports modifying the IMF’s status to expand its oversight capacity.”

With France holding the presidency of the G-20 this year, Sarkozy has made the monetary system one of his priorities. In his opening remarks, he omitted mention of the two biggest economies -- the U.S. and China -- whose policy makers have been criticized for keeping their currencies weak to promote growth.
Sarkozy sought to summon the G-20’s unity at the height of the global financial crisis in 2009. Now, nations pursuing their own interests risked a “proliferation of unilateral measures during crises resulting in a new financial protectionism in which all economies suffer,” he said.

The conference, attended by economists including Nobel laureate Robert Mundell and Jim O’Neill, chairman of Global Sachs Asset Management, is intended to lay the groundwork for an agreement at the G-20 summit in Cannes, France, in November that would lead to a more “stable and resilient” monetary order, said the French leader, who is up for re-election next year.

G-20 Disputes

The last gathering of G-20 finance ministers in February underscored the difficulties, with China fighting against the inclusion of foreign-exchange reserves as a yardstick for gauging global imbalances. Sarkozy views China’s decision to host the conference as a first step toward a more flexible yuan that should result in its inclusion in the IMF’s currency basket, known as Special Drawing Rights, according to a French official who spoke to reporters before the gathering.

Chinese President Hu Jintao told Sarkozy yesterday in Beijing that China views the internationalization of the yuan as inevitable, with only the pace of the move in question, the French official said.
In promoting the IMF’s role, Sarkozy would boost the power and prestige of a potential presidential challenger in 2012, IMF Managing Director Dominique Strauss Kahn. Strauss-Kahn, a former Socialist finance minister who has yet to announce his intentions, would be the top vote-getter, French polls show.
--James Hertling. Editors: Paul Panckhurst, Stephanie Phang.

Gold Heads for Longest Quarterly Winning Streak Since 1979 on Haven Demand

Gold headed for a 10th straight quarterly rise, the longest in three decades, as turmoil in the Middle East, fighting in Libya and Japan’s nuclear crisis increased demand for an investment haven.
Bullion for immediate delivery traded little changed at $1,424.88 an ounce at 1:10 p.m. in Melbourne, taking the quarterly gain to 0.3 percent. The June-delivery contract in New York was also little changed at $1,425.40, heading for a 0.3 percent quarterly rise.

“There is a lot of uncertainty around the globe in terms of political events,” David Lennox, a Sydney-based resource analyst at Fat Prophets, said by phone today. Fighting could escalate in Libya, while there is uncertainty surrounding Bahrain and the nuclear crisis in Japan, he said.


Gold reached a record $1,447.82 an ounce on March 24 amid tension in northern Africa and the Middle East and after a March 11 earthquake and tsunami in Japan killed thousands and caused radiation to leak from a nuclear plant. Libyan rebels were forced to retreat this week by troops loyal to Muammar Qaddafi after earlier advances were helped by U.S.-led air strikes.
“We are now starting to see that the air strikes may not be completely effective against Qaddafi, and that’s going to raise the next bar,” Lennox said.

Gold advanced for nine consecutive quarters through Dec. 31, 2010, partly because investors bought the metal as a hedge against dollar and euro weakness. Gains were limited this quarter on signs the U.S. economy is improving, boosting investor appetite for higher-yielding assets like stocks.

Payroll Gains

Companies in the U.S. added 201,000 workers in March, a sign the labor market may be strengthening, according to figures from ADP Employer Services yesterday. Employment increased by a revised 208,000 in February, the report, based on payrolls, showed.

Economists project a Labor Department report tomorrow will show the jobless rate held at 8.9 percent. It has fallen by 0.9 percentage point over the last three months, the biggest decline since 1983.
The Standard & Poor’s 500 index rose 0.7 percent yesterday and is up 5.6 percent this quarter.
“Buoyant equities and a positive U.S. ADP employment report removed some of the safe-haven premium” in the gold market, Mark Pervan, head of commodity research at Australia & New Zealand Banking Group Ltd., wrote in a note today.

Silver for immediate delivery climbed 0.3 percent to $37.5687 an ounce, heading for a 21 percent rise this quarter, the ninth straight quarterly gain. The metal has more than doubled in the past year and reached a 31-year high of $38.165 on March 24.
Immediate-delivery platinum was little changed at $1,773.25 an ounce and palladium gained 0.5 percent to $757 an ounce.