Berdasarkan hal tersebut, para investor telah mengantisipasi pelonggaran moneter yang agresif dengan memperdagangkan pairing USDJPY
ke level tertinggi dalam 2,5 tahun terakhir dan terapresiasi hampir 14%
sejak awal November, meski pada akhirnya terjadi profit taking sehari
menjelang pengumuman BoJ.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para investor pada
pengumuman BoJ, antara lain: target inflasi BoJ, sementara ini target
inflasi BoJ hanya sebesar 1% dan ini berarti bank sentral harus
mempertahankan kebijakan suku bunga rendah sampai setidaknya target
inflasi tercapai, dengan menaikkan target inflasi menjadi 2%, maka hal
ini juga akan menaikkan komitmen pembelian obligasi Jepang. Maka jika
BoJ tidak jadi menaikkan target inflasi, maka kekecewaan para investor
akan tampak pada pelemahan USDJPY yang tentunya negatif untuk indeks
saham gabungan Nikkei.
Faktor lainnya yang perlu diperhatikan adalah program pembelian aset
yang ditambah, selain target inflasi, para investor juga ingin mencari
kejelasan rencana dan action dari BoJ dengan setidaknya penambahan
program pembelian aset sebesar 10 trilyun Yen, atau lebih besar. Angka
yang lebih dari 10 trilyun Yen potensial untuk menyeret USDJPY dan
Nikkei.
Selain itu para pelaku pasar turut memperhatikan komentar terhadap
pelemahan Yen Jepang, jika pejabat BoJ mengekspresikan pelemahan mata
uang Yen Jepang yang terlampau cepat, maka kenaikan USDJPY akan
terbatas.
(Sap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar