Menghitung mundur salah satu peristiwa besar mendasar di market,
yakni symposium tahunan para senior bank sentral dan ekonom ekslusif.
Para pelaku pasar cukup tegang menanti kesimpulan dari rapat tahunan The
Fed di Jackson Hole tersebut.
Rapat Jackson Hole ini menarik perhatian cukup banyak pejabat bank
sentral di seluruh dunia, bahkan Gubernur bank sentral China, Hu
Xiaolian yang biasanya tidak pernah datang pun kali ini ikut menghadiri
symposium tersebut.
Apa artinya kehadiran Ms.Hu yang juga pengelola cadangan devisa valas
China dalam jumlah besar tersebut pada rapat Jackson Hole? Kemungkinan
kehadiran beliau adalah upaya lanjutan China untuk menjalin kerjasama
lebih erat dengan para pemangku kebijakan global. Selain itu kehadiran
Gubernur PbOC juga mengingatkan kita bahwa keputusan kebijakan moneter
The Fed akan memiliki konsekuensi yang tak kalah penting bagi China. Hal
ini cukup wajar, mengingat kebijakan “easy money” the Fed sebelumnya
telah menyebabkan problem inflasi di China.
Rapat Jackson Hole sendiri akan dihadiri oleh para pejabat The Fed,
termasuk Ben Bernanke, dan wakilnya Janet Yellen serta 10 Presiden The
Fed dari 12 regional bank The Fed. Kejutan yang cukup menarik adalah
pembatalan Presiden ECB, Mario Draghi pada rapat kali ini dengan alasan
kesibukannya untuk merumuskan keputusan moneter pada rapat ECB 6
September nanti.
Peserta Jackson Hole, lainnya antara lain Gubernur BoE, Bundesbank,
BoJ dan daftar panjang dari otoritas moneter Swedia, Iraq, Malaysia,
Turki, Polandia, Malta, Denmark, Mexico, Hong Kong, Portugal, Albania,
Irlandia, Korea, Prancis, Finlandia, Luxembourg, Afrika Selatan,
Norwegia, Italia, Spanyol, Nigeria, Islandia, Hungaria, Ceko, New
Zealand, Brazil, Peru hingga Austria.
Selain daftar diatas, hadir juga Martin Feldstein yang sangat
berpengaruh pada symposium Jackson Hole. Mengapa beliau paling
berpengaruh bahkan melebihi Bernanke sendiri? Karena Martin Feldstein
yang merupakan professor ekonomi di Harvard University dan Presiden NBER
merupakan dosen dari kebanyakan pejabat bank sentral yang hadir di
Jackson Hole semasa kuliahnya. Beliau lah yang dianggap paling senior
diantara peserta lainnya, bahkan kebijakan QE1 yang dihasilkan dari
rapat Jackson Hole sebelumnya merupakan saran dari Martin Feldstein.
Pendapat Martin Feldstein yang terakhir seperti yang dilansir dari
Zerohedge, beliau memprediksikan resesi ekonomi AS masih kecil peluang,
dengan laju ekonomi yang masih lamban dan lemah akibat resiko resesi
Eropa yang berimbas pada laju ekspor AS yang makin lemah. Selain itu
resiko terbesar datang dari jurang fiskal yang disebabkan oleh kenaikan
pajak sebesar $5 trilyun di tahun mendatang , jika legislative AS gagal
meraih kesepakatan untuk menetapkan kebijakan spending yang terbaru.
Skenario jurang fiskal ini menurut Martin Feldstein akan memicu resesi
ekonomi yang sangat serious di tahun mendatang jika memang terjadi
kenaikan pajak tersebut. Namun disaat bersamaan Martin Feldstein juga
memperingatkan bahaya gelembung suku bunga rendah yang terlalu adiktif.
Entah anda setuju atau tidak, namun pesan dari Martin Feldstein ini
menunjukkan bahwa The Fed belum terlalu memerlukan QE3 di bulan
September nanti. Logika nya adalah jika bank sentral melanjutkan program
pembelian obligasi pemerintah dan mortgage, maka The Fed akan
menurunkan tingkat suku bunga, namun ternyata tingkat suku bunga rendah
juga tidak langsung memicu laju ekspansi sektor bisnis maupun konsumen,
Realita ini tampak dari QE1 dan QE2 yang telah diselesaikan The Fed,
kenyataannya semua pencetakan uang tersebut justru memicu ketakutan
inflasi, sehingga mendorong tingkat suku bunga menjadi naik, dan
sehingga QE justru tidak menolong ekonomi, dan kenaikan tingkat suku
bunga mencerminkan optimisme para investor untuk mengambil resiko
tambahan.
Terlepas dari keputusan The Fed dan komentar-komentar para ekonom
senior di Jackson Hole nanti, di pasar modal, Big boys lah yang
menentukan arah market (trending atau sideways), dan mereka juga yang
menentukan apakah nanti malam market menjadi bullish / bearish. Sebagai trader, kita hanya perlu mendeteksi langkah-langkah Big Boys
tersebut, dan kita termasuk beruntung karena Big Boys sebetulnya
membagikan sedikit petunjuk bagi kita dengan cara membagikan “News”.
Bagi Big Boys, NEWS itu sangat penting karena dengan cara itulah
mereka menyetir pasar. Para trader professional memahami fundamental
dengan baik, mereka memiliki dana besar, tetapi tidak sebesar Big Boys.
Sementara trader retail, memiliki kenekadan yang besar, sering disebut
sebagai “paper”, karena trader retail identik dengan barang yang murah
tetapi dibutuhkan. Trader retail tidak memahami fundamental tetapi nekad
dalam mengikuti arus.
Nah, NEWS ini akhirnya dipakai untuk menggerakkan trader professional, yang pada akhirnya akan menggerakkan trader retail. Bahkan ada pedoman seperti ini: Trader pro hanya membutuhkan 5 menit
untuk membaca hasil berita dan 5 menit berikutnya langsung bereaksi
dengan yakin. Sementara trader ritel hanya membutuhkan 1 menit untuk
membaca berita (karena banyak yang dilewati gara-gara kurang paham
maksudnya), namun akhirnya perlu menunggu seharian lamanya untuk
bereaksi setelah MACD memotong, atau menunggu closing candle melewati
indikator teknikal.
Big BOYS memiliki harta tak terbatas (kebanyakan yang masuk kategori
ini adalah “bankers”), sementara trader professional memiliki
ketergantungan yang kecil karena memainkan uang orang lain dan dapat
uang dari komisi, sehingga mereka bereaksi lebih cepat karena tidak ada
tekanan mental yang besar untuk kehilangan uang.
Jadi apa yang bisa kita pelajari dari perbedaan Big Boys, trader pro dan trader retail ini?
Kita dapat mengatasi kelemahan kita ini dengan analisis fundamental
yang mendasar. Yaitu, sebagai seorang trader kita membeli sesuatu yang
kita anggap memiliki nilai lebih (value) dan kita menjual sesuatu yang
kita anggap kurang/tidak bernilai.
Pada saat, kita membeli EURO dan menjual DOLLAR, apakah kita sudah
berpikir masak-masak bahwa nilai barang yang kita beli ini akan naik?
Mungkin Anda berpikir iya, kenyataanya pasar berkata tidak secara
mayoritas.
Jadi terlepas dari hasil Jackson Hole nanti, pada intinya adalah
dalam trading kita HARUS membeli sesuatu yang bernilai dan menjual
sesuatu yang tidak bernilai.
Hanya dengan pemahaman ini maka kita sebagai private traders dapat
mengatasi kelemahan mental dan mengabaikan trik-trik Big Boys untuk
mencuri uang dari pundi-pundi kita.
Tanpa mengetahui VALUE dari barang modal yang kita tradingkan maka
kita jangan buru-buru menyebut diri kita trader dulu, jika terlalu
mengandalkan feeling jangan-jangan malah kita seorang pemain jackpot.
Value dari dua pairing currency tidak serta merta berubah.
USD tidak tiba-tiba menjadi lebih valueable dibandingkan EUR hanya
gara-gara Bernanke berpidato, begitu juga pada saat Bank sentral Eropa
menurunkan suku bunga 25 bps, ternyata toh, orang tetap menganggap EUR
sudah terlalu murah dan tetap mau menjual DOLLAR nya dan membeli EUR.
Lagi, ini adalah masalah value dan apakah kita mampu membaca value
tersebut. Di era 1995 - 2000 USD lebih kuat dibanding EUR, lalu
terjadilah peristiwa yang sangat tidak diduga, 9/11 attack, itulah titik
balik EUR/USD, sejak tanggal itu sampai detik ini EUR menjadi lebih
kuat dibandingkan USD.
Ada 2 hal yang bisa kita pelajari dari fakta ini:
1. Coba kita lihat chart EUR/USD, kita bisa buktikan bahwa
reversalnya tidak terjadi secara serta merta, butuh waktu hampir 2 tahun
untuk orang (profesional trader sadar duluan) mulai memahami bahwa EUR
akan menguat dan USD akan melemah.
Faktanya, perubahan nilai / value tidak bisa terjadi secara cepat,
contoh saja meskipun pabrik2 jamu sudah berkampanye besar-besaran dan
memproduksi jamu yang tidak pahit hampir selama 10 tahun toh orang tetap
saja berpikiran kalau jamu itu pahit. Oleh sebab itulah bagi mereka
yang trade secara intraday (menggunakan TF M1, M5, M15, H1) ada baiknya
dipikirkan lagi rencana atau trading plannya. Apakah value EUR dapat secara serta merta berubah terhadap USD dan
sebaliknya hanya dalam hitungan jam atau lebih menyedihkan lagi,
hitungan menit?
Apakah yang sebetulnya kita lakukan? Trading atau bermain jackpot?
2. 9/11 adalah salah satu bukti bahwa BIG BOYS menggunakan NEWS
untuk mempengaruhi pasar. Mereka tahu betul bahwa untuk memanipulasi
pasar mereka harus menggunakan tools yang dibaca dan dipahami oleh semua
orang, baik profesional trader maupun private trader atau yang bukan
trader sekalipun (pebisnis dan politikus).
Mereka tidak bisa menggunakan newsletter atau milis yang dibaca hanya
oleh kumpulan orang tertentu atau menggunakan forum bebas seperti
monexnews untuk mempengaruhi pasar secara massal. Itulah alasan nya
mengapa BIG BOYS akan memanfaatkan NEWS untuk memberi isyarat bagi
mereka yang memahami untuk bersama-sama berinvestasi dengan mereka.