Tidak semua orang percaya The Fed akan memulai program pembelian
obligasi, selain itu juga maish banyak pihak yang meragukan keefektifan
langkah tersebut. Tapi Ketua Fed Ben Bernanke telah memperjelas bahwa bank sentral
tidak akan duduk diam sementara angka pengangguran saat melejit ke 8,1
persen, masih cukup tinggi di atas angka pengangguran yang konsisten
dengan pemulihan ekonomi yang sehat.
Banyak ekonom masih optimis bahwa hasil rapat FOMC akan menyediakan
QE3. "Sentimen market menunjukkan optimisme QE3 akan disedakan, namun
pertanyaannya adalah seberapa besar stimulus kali ini," kata Brad
Bechtel, managing director Faros Trading di Stamford, Connecticut. Memang, rincian jumlah pembelian obligasi masih menjadi subyek perdebatan sengit. Banyak ekonom melihat The Fed condong menyediakan QE3 secara bertahap
yang akan tergantung pada perkembangan data ekonomi, tidak seperti
halnya dengan QE1 dan QE2 yang jumlahnya sudah ditetapkan dari awal.
Harapan terhadap QE3 tersebut telah menopang saham global &
berbagai mata uang berisiko lainnya dalam beberapa pekan terakhir. Satu setengah jam setelah keputusan moneter nya, The Fed akan
memberikan proyeksi ekonomi baru yang bisa menunjukkan proyeksi
pelemahan pertumbuhan ekonomi serta level pengangguran yang lebih
tinggi, dimana skenario ini justru akan menjadi alasan tambahan bagi The
Fed untuk menyediakan QE3 secara bertahap.
Sebagian ekonom masih khawatir langkah tersebut tidak akan mengatasi
masalah mendasar dalam ekonomi AS, yakni tingkat belanja konsumen yang
lemah akibat suramnya pasar tenaga kerja AS. Apalagi, Partai Republik
dan sejumlah pejabat Fed lainnya merasa bank sentral telah melakukan
lebih dari cukup untuk berupaya memacu pertumbuhan.
Selain itu prospek QE3 kali ini telah menempatkan The Fed dalam
sorotan politik menjelang pemilu Presiden AS. Calon presiden dari partai
Republik Mitt Romney mengatakan dia meragukan QE3 akan berbuat banyak
untuk ekonomi.
Bagaimanapun Pejabat The Fed, telah bersumpah untuk mengabaikan
politik, dan dengan banyaknya sektor konsumen maupun bisnis yang
mengeluh terhadap lemahnya akses ke kredit, mereka berharap program
pembelian obligasi lebih lanjut bisa mendorong arus pinjaman perbankan
ke sektor konsumen maupun bisnis tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar