Jumat, 14 September 2012

Peluang QE3 & Dampaknya Terhadap Dollar

Peluang QE3 & Dampaknya Terhadap DollarThe Fed tampaknya akan memulai ronde ketiga stimulus moneter pada hari Kamis Kamis, di saat bersamaan ekonomi AS yang masih lemah dapat menjamin tingkat suku bunga sangat rendah untuk setidaknya selama 3 tahun mendatang.
Tidak semua orang percaya The Fed akan memulai program pembelian obligasi, selain itu juga maish banyak pihak yang meragukan keefektifan langkah tersebut. Tapi Ketua Fed Ben Bernanke telah memperjelas bahwa bank sentral tidak akan duduk diam sementara angka pengangguran saat melejit ke 8,1 persen, masih cukup tinggi di atas angka pengangguran yang konsisten dengan pemulihan ekonomi yang sehat.

Banyak ekonom masih optimis bahwa hasil rapat FOMC akan menyediakan QE3. "Sentimen market menunjukkan optimisme QE3 akan disedakan, namun pertanyaannya adalah seberapa besar stimulus kali ini," kata Brad Bechtel, managing director Faros Trading di Stamford, Connecticut. Memang, rincian jumlah pembelian obligasi masih menjadi subyek perdebatan sengit. Banyak ekonom melihat The Fed condong menyediakan QE3 secara bertahap yang akan tergantung pada perkembangan data ekonomi, tidak seperti halnya dengan QE1 dan QE2 yang jumlahnya sudah ditetapkan dari awal.

Harapan terhadap QE3 tersebut telah menopang saham global & berbagai mata uang berisiko lainnya dalam beberapa pekan terakhir. Satu setengah jam setelah keputusan moneter nya, The Fed akan memberikan proyeksi ekonomi baru yang bisa menunjukkan proyeksi pelemahan pertumbuhan ekonomi serta level pengangguran yang lebih tinggi, dimana skenario ini justru akan menjadi alasan tambahan bagi The Fed untuk menyediakan QE3 secara bertahap.

Sebagian ekonom masih khawatir langkah tersebut tidak akan mengatasi masalah mendasar dalam ekonomi AS, yakni tingkat belanja konsumen yang lemah akibat suramnya pasar tenaga kerja AS. Apalagi, Partai Republik dan sejumlah pejabat Fed lainnya merasa bank sentral telah melakukan lebih dari cukup untuk berupaya memacu pertumbuhan.
Selain itu prospek QE3 kali ini telah menempatkan The Fed dalam sorotan politik menjelang pemilu Presiden AS. Calon presiden dari partai Republik Mitt Romney mengatakan dia meragukan QE3 akan berbuat banyak untuk ekonomi.
Bagaimanapun Pejabat The Fed, telah bersumpah untuk mengabaikan politik, dan dengan banyaknya sektor konsumen maupun bisnis yang mengeluh terhadap lemahnya akses ke kredit, mereka berharap program pembelian obligasi lebih lanjut bisa mendorong arus pinjaman perbankan ke sektor konsumen maupun bisnis tersebut.

Tidak ada komentar: