Rabu, 07 September 2011

Emas Lanjutkan Pelemahan Mengincar Moving Average 18 Day


Emas Lanjutkan Pelemahan Mengincar Moving Average 18 DayHargaemas melemah dari level rekor tertinggi sejalan dengan aksi jual para speculator di level harga tinggi dipicu oleh kenaikan pasar saham Eropa & Asia ditengah negosiasi yang berlangsung untuk mengatasi krisis utang Uni Eropa.
Disaat bersamaan Presiden Obama kemungkinan akan berikan detail program penciptaan lapangan kerja senilai 300 milyar dollar mulai tahun depan untuk mendongkrak perekonomian. Hal ini telah memicu risk appetite / minat atas aset berisiko para investor dan berimbas pada berkurangnya permintaan safe haven seperti Emas.
Secara teknikal, indicator MACD dan RSI pada emas mulai membentuk divergensi, mengindikasikan tekanan bearish, jika terjadi koreksi jangka pendek, target penurunan berpotensi menuju area MA-18 day yang terletak di area 1800. Momentum secara keseluruhan masih naik, sehingga jika terjadi penurunan masih berpotensi terjadi teknikal rebound kembali menguji resisten 1850 - 1861.90 - 1890.

Aksi Beli Lesatkan Emas


Aksi Beli Lesatkan Emas Emas terdorong aksi beli besar-besaran di pasar, menurut dealer logam mulia yang bermarkas di London, Ross Norman yang merupakan CEO Sharps Pixley dalam komentarnya di Kitco.com. "Sulit untuk menjelaskan dimana aksi itu terjadi namun kami tidak terkejut jika China menjadi pembeli emas."
Norman menambahkan, cadangan emas China mencapai 600 ton tahun 2003 dan hal ini mengejutkan pasar saat China kembali mengumumkan cadangan emas nyaris mencapai dua kali lipat menjadi 1,054 ton tahun 2008. Jika China ingin mengkonversikan 5% dari cadangan devisa resmi senilai $3 triliun ke dalam emas, maka China harus membeli sekitar 2,460 ton. Spot emas di $1,875.30/ons, naik $1.70 dari level penutupan.

GBPUSD Tertekan, Incar Target 1.5900?


 Bias intraday masih bearish di jangka pendek mengincar area support 1.5900, tembus secara konsisten dibawah area 1.5900 dapat memicu skenario bearish lebih lanjut mengincar level terendah bulan Juli di kisaran 1.5780.
Resisten terdekat tampak di area 1.6000, berbalik lagi diatas area tersebut dapat membawa harga ke zona netral karena arahnya menjadi tidak jelas di jangka pendek menguji area 1.6110 - 1.6150, namun selama harga bertahan dibawah area 1.6250 skenario bearish secara keseluruhan masih lebih dominan. 
GBPUSD Tertekan, Incar Target 1.5900?

Berdasarkan Data CFTC, Spekulator Pangkas Posisi Beli Emas


Berdasarkan Data CFTC, Spekulator Pangkas Posisi Beli EmasSpekulator telah reduksi posisi beli logam mulia di bursa, berdasarkan data pemerintah AS. Figur laporan posisi CFTC menunjukkan speculator telah kurangi posisi di emas berjangka maupun options comex di bursa.
Dalam laporan tersebut terindikasi pengelola dana mengurangi 11,622 posisi beli secara keseluruhan, sementara non-commercial juga kurang posisi beli emas sebanyak 21,761 kontrak menjadi 232,638 kontrak.
Menurut analis logam mulia dari Agricole CIB swing harga secara ekstrim dan aksi profit taking telah memicu likuidasi posisi beli sehingga emas tidak lagi bergerak satu arah, penurunan dapat memicu minat beli emas, namun di satu sisi jika harga naik terlampau tinggi pasar dengan mudah melakukan aksi profit taking.

Selasa, 06 September 2011

Dunia Tidak Akan Alami Resesi Kembali


Dunia Tidak Akan Alami Resesi KembaliEkonomi global tidak mungkin jatuh kembali ke dalam jurang resesi, tutur Presiden World Bank Robert Zoellick. "Saya tidak percaya AS atau dunia akan alami resesi double dip meski tingkat ketidakpastian cukup tinggi," ujar Zoellick. “AS lebih cenderung alami pertumbuhan lambat dengan tingkat pengangguran yang tinggi.”
Komentar ini muncul setelah Menteri Keuangan Singapura, Tharman Shanmugaratnam, katakan dunia lebih mungkin alami resesi akibat terhambatnya pertumbuhan ekonomi AS dan Eropa. Mengenai Eropa, Zoellick utarakan Uni Eropa harus pertimbangkan kerjasama fiskal demi atasi perbedaan. "Satu satu solusi adalah perdalam serikat fiskal," kata Zoellick. “Penciptaan Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa dan pembelian obligasi ECB hanya bisa berikan waktu sementara bagi Eropa untuk atasi masalah yang dihadapi.”
Sementara itu, bursa saham dunia mencoba untuk pulih di sesi London. Indeks saham Inggris (FTSE) menguat 1,4% sedangkan bursa saham Jerman (DAX) dan Perancis (CAC) masing-masing naik 1% dan 0,9%. Namun, Dow futures masih terpuruk di teritori negatif meski berhasil kurangi pelemahan. 

Gold


Emas Mencoba Untuk Pulih emasmelemah di sesi London akibat maraknya aksi profit-taking setelah snb umumkan kebijakan intervensi untuk redam penguatan franc. Meski demikian, logam mulia mencoba bangkit dari level rendah harian 1858 seiring masih tingginya minat beli aset safe-haven di tengah memburuknya krisis utang Eropa dan ancaman resesi global.
Analis optimis reli dapat berlanjut akibat belum ditemukannya solusi atas krisis zona-euro dan bertambahnya bukti akan ancaman resesi global. Investor waspadai serangkaian event politik pekan ini di Eropa untuk melihat apakah dapat ditemukan upaya penyelesaian krisis setelah kreditur internasional tunjukkan kekecewaan atas lambatnya tindakan Athena untuk kendalikan defisit. "Emas telah menembus $1900, target berikutnya adalah $2000," ujar Peter Fung, pimpinan di Wing Fung Precious Metals.
Investor kini nantikan indeks non-manufaktur AS yang akan dirilis nanti malam. "Jika datanya negatif, maka ini tentunya menambah bukti akan kekhawatiran investor terhadap resesi global sehingga dapat dorong Fed berikan stimulus," tutur Ong Yi Ling, analis Phillip Futures. “Selama emas bertahan di atas $1700, tren bullish masih terjaga dan harga dapat mencapai $2000 pada akhir tahun.”

Gold : Waspadai Resisten Emas 1920

 Emas mencapai rekor tertinggi baru di 1920.90. Resistance kunci emas saat ini berada di 1920.90. Jika pecah ke atas level tersebut maka ada kemungkinan harga emas akan naik lagi hingga ke 1946.22. Support terdekat berada di 1895.58, kemungkinan rebound akan terjadi setelah pullback ke level tersebut. Tetapi jika tembus ke bawah 1895.58, maka koreksi bisa berlanjut hingga ke kisaran di 1879.91 - 1867.25. Lebih dalam lagi, koreksi bisa berlanjut ke 1854.59 jika harga jatuh ke bawah 1879.91.


Waspadai Resisten Emas 1920

Siap-siap! Resisten Emas Berikutnya $1930/oz


Siap-siap! Resisten Emas Berikutnya $1930/ozSetelah berhasil mencatat rekor baru pada $1920.30 di hari Selasa,komoditi emas kemungkinan bisa meraih resisten berikutnya di $1930 atau bahkan kemudian ke $1970 berdasarkan analisa teknikal menurut Barclays Capital.
Sementara menurut penjelasan Morgan Stanley, emas telah pulih banyak dari pelemahannya baru-baru ini, namun tingginya minat terhadap aset-aset safe-haven, seperti emas, akan terus diuntungkan dari ketidakpastian dari dua benua.
Mengecewakannya Payrolls AS hari Jumat silam, disusul oleh lemahnya angka aktivitas bisnis Eropa, turut menambah kekhawatiran dan ketakutan terhadap resesi double-dip.
Dan suramnya prospek ekonomi kemungkinan akan membuat emas tetap tertopang baik karena dianggap sebagai lindung nilai terutama selama sektor finansial bergerjolak.

EURUSD Mengantisipasi Keputusan Suku Bunga ECB


EURUSD Mengantisipasi Keputusan Suku Bunga ECB euro/dollarsejauh ini belum keluar dari range trading nya namun mengakhiri pekan kemarin dengan anjlok 300 poin. Melihat kedepan akankah range terbawahnya ditembus?
Pekan ini akan dipenuhi dengan kalender ekonomi yang cukup sibuk terdiri dari beberapa keputusan suku bunga, Krisis utang Yunani kembali menjadi tema di market, setelah Yunani gagal memenuhi kewajiban Uni Eropa serta IMF. Ekonom senior IMF juga mengatakan default akan terjadi dalam waktu dekat, selain itu di AS gambaran sektor tenaga kerja semakin suram setelah laporan non payroll dirilis di angka nol.
Berikut ini outlook beberapa event yang bakal mempengaruhi Eur/usd :
  1. Final Services PMI: para pelaku pasar akan memperhatikan downgrade laporan manufaktur PMI, laporan dibawah 50.0 mengindikasikan kontraksi.
  2. Sentix Investor Confidence: Setelah setahun angka ini dirilis di teritori positif, indikator ekonomi ini terakhir anjlok -13.5 point, angka yang negatif mencerminkan pesimisme analis dan investor yang dijajaki.
  3. Retail Sales: Laporan ini diekspektasikan masih positif, dimotori oleh kenaikan volume penjualan Jerman, sedangkan anak untuk kawasan keseluruhan diperkirakan menunjukkan pertumbuhan untuk dua bulan berturut.
  4. Revised GDP: Berdasarkan laporan estimasi awal, pertumbuhan ekonomi zona Eropa hanya tumbuh 0.2% di Q2. Namun setelah terindikasi laporan pertumbuhan Jerman melambat ke 0.1%, kemungkinan laporan zona Eropa juga tidak mengalami perubahan.
  5. Germany Factory Orders: Cukup kontras dengan laporan indikator lainnya, produksi industri bulan lalu dirilis mengecewakan dengan penurunan sekitar 1.1%, namun laporan pekan ini diekspektasi mengalami sedikit kenaikan.
  6. German Trade Balance: Meskipun trade balance zona Eropa mengalami defisit, namun Jerman menikmati surplus yang cukup besar.
  7. Rate Decision: Diperkirakan belum ada perubahan tingkat suku bunga pada 1.50%, seiring dengan pelambatan yang cukup signifikan begitu juga halnya penurunan laju inflasi, terutama core inflation. Trichet juga menyebutkan ekspektasi inflasi masih dipelajari, para pelaku pasar memprediksi Trichet sedikit melonggarkan ekspektasi inflasi dimana resiko masih seimbang dan ketidakpastian cukup tinggi. Estimasi CPI flash yang terakhir menunjukkan laju inflasi tahunan berada di level 2.5%, meskipun cukup tinggi untuk rate cut namun sudah cukup untuk mempertahankan level suku bunga ECB. Mata uang euro kemungkinan anjlok duluan mengantisipasi event ini.
  8. French Industrial Production: Ekonomi terbesar kedua di Eropa mengalami fluktuasi produksi industri, bulan lalju anjlok 1.6%, namun pekan ini diperkirakan naik lagi.
Kesimpulan secara keseluruhan EURUSD masih bearish akibat system perbankan yang masih rapuh terutama di Yunani, imbasnya euro/dollar masih memiliki ruang untuk jatuh tergantung pada hasil konferensi pers Trichet nanti, jika beliau masih agresif dalam hal suku bunga, maka choppy trading masih dapat berlanjut, dimana harga akan sulit anjlok dibawah range terbawahnya.

Krisis Hutang Zona Euro Kian Mencemaskan


Krisis Hutang Zona Euro Kian Mencemaskan  EURO anjlok ke level rendah 1-bulan versus Dollar AS di seluruh bursa pada hari Senin seiring meningkatnya kecemasan krisis hutang zona Euro yang dipicu memburuknya kondisi fiskal Yunani dan Italia, ditambah kekalahan telak partai berkuasa Jerman dalam pemilu regional hari Minggu.
Yield obligasi pemerintah Italia melonjak hingga mendekati level puncak 1-bulan seiring kian bertambahnya tekanan terhadap ekonomi terbesar ke-3 zona Euro tersebut untuk segera membenahi kondisi fiskalnya. Ketidakmampuan Italia untuk memenuhi komitmen anggaran sejauh ini terus menyakiti pasar obligasi negara ini.
Penundaan perundingan antara Uni Eropa/IMF dengan Yunani pada minggu lalu juga telah menimbulkan keraguan investor mengenai kemampuan Athena dalam mencapai target pemangkasan defisit anggaran yang diperlukan untuk mengamankan penyaluran bailout.
Sementara kekalahan telak partai Christian Democrats pimpinan Angela merkel dalam pemilu di wilayah Mecklenburg-Vorpommern turut menambah beban Euro mengingat hasil pemungutan suara tersebut mengindikasikan turunnya popularitas kanselir Jerman dan meningkatnya ketidakpuasan masyarakat Jerman yang harus berkontribusi dalam dana talangan zona Euro.
"Bias negatif Euro masih domiman akibat berita-berita negatif yang muncul, namun belum ada cukup katalis untuk menekannya hingga di bawah $1.4000," kata Geoffrey Yu, analis mata uang UBS.
Sejumlah analis teknikal menilai penembusan di bawah retracement 61,8% dari rally Juli-Agustus di $1.4110 telah menambah tekanan negatif, sementara MA 200-hari di sekitar $1.4010 akan bertindak sebagai support kunci bagi Euro.

Emas Incar Posisi Puncak


Emas Incar Posisi Puncak Emas berpotensi menuju kisaran $ 1.930/ons lalu $ 1.970/ons, menurut analisis teknis Barclays Capital. Logam mulia menembus level resistensi psikologis di $ 1.900/ons, di sekitar level $ 1,912.29/ons pada 23 Agustus.
"Emas pulih dari level rendah, namun aset safe haven diantaranya emas masih mendapat keuntungan dari ketidakpastian global," menurut catatan Morgan Stanley. Data payrolls AS hari Jumat yang mengecewakan, diikuti oleh kondisi ekonomi Eropa yang lemah menambah kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi dan juga resesi. Prospek ekonomi yang suram turut mendukung emas yang dianggap sebagai alat penyimpan nilai terutama selama kondisi keuangan yang bergejolak. Spot emas di $ 1,897.80/ons, turun $ 2,50 dari penutupan lalu.
Barclays Capital mengharapkan perak akan mengikuti emas dan menguji level puncak di $ 44.23/ons. Target selanjutnya di $ 46/ons. Spot perak di    $ 42.87/ons, sama dengan level penutupan. 

Kecemasan Global Lambungkan Emas


Kecemasan Global Lambungkan Emas Hargaemas kembali melambung ke atas ,900 per ons hari Senin seiring berkembangnya eskpektasi AS akan mengimplementasikan QE3 pasca data payrolls yang buruk hari Jumat lalu, sementara kecemasan krisis hutang Eropa kembali mencuat.
Analis Standard Bank Walter de Wet mengatakan penentuan hari Rabu yang dapat mengurangi kebebasan pemeirntah Jerman untuk membiayai bantuan terhadap negara terserang krisis seperti Yunani meningkatkan minat terhadap safe-haven seperti emas, sementara pertemuan European Central Bank hari Kamis akan terus menjadi fokus. "Ada ekspektasi berkembang di pasar bahwa ada respon kebijakan dari ECB pada tahapan tertentu."

BOK Akan Tahan Bunga

BOK Akan Tahan Bunga BOK diperkirakan akan manahan suku bunga untuk bulan ketiga pada hari Kamis terkait ketidakpastian eksternal yang meningkat lebih besar dibandingkan dengan kekhawatiran mengenai inflasi. Lima belas dari 18 analis yang disurvei oleh Dow Jones mengatakan BOK  akan menahan bunga di kisaran 3,25%, tiga analis memperkirakan suku bunga naik 25bp menjadi 3,50%, di lihat dari inflasi yang tinggi yang berada di level tinggi tiga tahun di 5,3% untuk bulan Agustus. "Tingkat inflasi yang kuat dan pertumbuhan produksi industri yang lemah menimbulkan merupakan tantangan besar bagi BOK. Keputusan suku bunga dijadwalkan akan dirilis hari Kamis pukul 08.00 WIB. 

G7 Berusaha Dorong Pertumbuhan


G7 Berusaha Dorong Pertumbuhan Menteri Keuangan Grup G7, yang cemas mengenai resiko terhadappertumbuhan global, nampaknya pekan ini akan setuju untuk menahan agar kebjakan moneter tetap akomodatif, memperlambat konsolidasi fiskal di negara-negara yang memungkinkan dan mengimplementasikan reformasi struktural, menurut sumber G7. Menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Jerman, Perancis, Italia, dan Inggris (G7) akan bertemu pada hari Jumat pada pelabuhan Marseilles di Perancis untuk mendiskusikan tindakan apa yang akan diambil untuk mendorong pertumbuhan global yang sedang melambat.
"Permasalahan utamanya adalah perlambatan pada perekonomian global dan cara terbaik untuk menangani itu," menurut seorang sumber yang terkait denganpertemuan. Ia juga mengatakan bahwa ada pemikiran diantara negara-negara G7 bahwa perekonomian global telah memasuki masa paling sulit sejak runtuhnya Lehman Brothers dan ada resiko resesi – baik secara teknikal, yang terlihat dari kontraksi selama 2 kuartal, atau dengan pertumbuhan yang positif namun output yang melebar. 

Senin, 05 September 2011

Gold May Top $6,000, Silver $600: Asset Manager


Gold prices may reach $6,200 per ounce in a bull run which will “end all major bull markets,” Urs Gmuer, asset manager at Dolefin, a Swiss investment advice firm, told CNBC.




Gmuer’s prediction is based on analysis of the last major gold boom of the 1970s, during which gold prices rose from $35 per ounce to $850 per ounce. Gmuer said that in the current bull run, prices would be pushed upwards by a protracted period of global economic difficulty—potentially lasting years—during which investors would continue to search for so-called safe havens.
“Gold prices have risen over the last few years, as the macroeconomic picture has become worse. The deterioration of the fundamental situation has now gone even further.
“Purchases by investors of gold will be based on fears of systemic risk or banking crashes,” Gmuer said.
The investment manager said that as no "safe" currencies remain, cautious investors had no choice but to opt for precious metals.
“The ultimate currency, which has stood the test of time, which has no political support behind it, is gold. Nobody can print gold out of a machine or a PC.
What the Swiss National Bank did two-and-a-half weeks ago, increasing the supply of the Swiss franc, means the safe currencies are all gone. That is why gold will have a revival,” he said.
Gmuer said the precious metal had entered a “super-cycle,” which he likened to the 1998-to-2000 boom in technology media and telecommunications.
He added, “This bull trend will end all the other major bull markets,” and singled out debt capital as an asset class for which demand and prices would decline.
However, Gmuer denied that high and rising gold prices could be indicative of a bubble. “If everybody is saying a particular asset is a bubble, that reflects the fact that most people have disposed of it,” he said.
Other calculations indicate that gold prices could peak at $3,500 or $4,000 per ounce. This is based on historical data regarding the long-term ratio of gold prices to the global money supply.
On Sept. 2, gold [GCCV1  1899.30    22.40  (+1.19%)    peaked at $1884.60.

Silver Set for 14-Fold Price Rise?
In addition, Gmuer said silver is set for an even greater upward run than gold, with the market due to correct a distortion in its pricing of silver in relation to gold.
Gold and silver currently price at a ratio of around 45:1. However, Gmuer said declining silver output over the last 60 years—as a result of inventory depletion and mine closures—meant silver supplies currently outnumber gold by a ratio of less than 10:1, thus indicating a market correction is due.
Once this occurs, Gmuer said silver prices would settle at 6.7 percent to 10 percent of gold prices. This implies that if gold reaches $6,200 per ounce, silver could peak at $620 per ounce.
On Sept. 2, silver [SICV1  42.92    -0.149  (-0.35%)  peaked at $43.24.


Gmuer added that markets for all precious metals were benefiting from the surge in demand for commodities, food, and energy from developing countries.
“Since World War II, the world population has almost quadrupled. However, most of the increase was in countries that had closed political systems, such as the Soviet Union, China and India," he said. “When these countries started to open up in the 1990s, these people saw they could increase their level of well-being. It is pent-up demand.”

Emas Stabil Dekat $1900


Emas Stabil Dekat $1900 Harga Spot emas perlahan tapi terus menguat sejauh ini bertengger dekat level rekor tertinggi  bulan lalu di $1900 seiring dengan kecemasan pertumbuhan global memicu para investor membuang aset berisiko untuk membeli aset safe haven yang relative aman.
Likuiditas akan kembali jadi isu di kondisi perdagangan choppy / berombak naik turun karena pasar AS ditutup libur hari buruh.
Laporan tenaga kerja AS hari jumat lalu yang buruk menjadi penopang utama harga emas, karena data tersebut telah memicu spekulasi pemangkasan moneter lebih lanjut yang dapat membebani dollar AS.
Di Eropa, fokus pasar pada pasar keuangan seiring pembuat kebijakan sedang memproses ratifikasi perubahan dana bailout zona Eropa, yang dikenal dengan istilah EFSF. Konstitusi Jerman juga akan memainkan peranan penting terkait legalitas paket penyelamatan Yunani.
Para pelaku pasar melihat penembusan Emas ke rekor harga tertinggi hanya masalah waktu ditengah kekacauan pasar keuangan dunia. Emas selalu dipertimbangkan sebagai alternative aset yang memiliki nilai tinggi ditengah ketidakpastian ekonomi.
Satu-satunya katalis negatif di hari Senin, adalah pengumuman oleh Shanghai goldExchange bahwa mereka akan menaikkan margin requirement serta menerapkan limit batas atas dan batas bawah untuk perdagangan kontrak Emas dan perak, yang mulai efektif hari Jumat. Margin untuk Emas akan dinaikkan menjadi 13% dari sebelumnya 12%, sementara margin untuk perak dinaikkan menjadi 16% dari sebelumnya 15%.

Moody’s Masih Pertimbangkan Downgrade Perbankan Inggris


Moody’s Masih Pertimbangkan Downgrade Perbankan Inggris Moody’s masih kaji kemungkinan pemangkasan (downgrade) peringkat kredit perbankan inggris akibat reformasi sektor perbankan yang akan diumumkan pemerintah minggu depan. “Moody siap downgrade peringkat beberapa bank besar di Inggris setelah Komisi Independen Perbankan (ICB) terbitkan laporan 12 September mendatang,” lapor Sky News.
Laporan ICB merupakan pengkajian atas reformasi industri perbankan Inggris yang diprediksi akan melukai divisi trading demi lindungi pembayar pajak dari krisis keuangan di masa depan. Dalam menanggapi laporan Sky News, Moody’s katakan belum merubah posisinya setelah 2 Agustus silam utarakan kemungkinan pemangkasan peringkat beberapa bank Inggris.
"Seperti yang diumumkan 2 Agustus, review atas lembaga keuangan Inggris masih berlanjut. Ini juga akan pertimbangkan proposal ICB dan dampaknya. Kami akan umumkan hasil review,” ujar juru bicara Moody’s.
Sementara itu, bursa saham Inggris melemah 3,3%, dimana kejatuhan didominasi oleh sektor perbankan. Royal Bank of Scotland bahkan merosot 12,3% ke level 21.78. Di lain pihak, GBP/USD juga melemah, diperdagangkan 1.6088, dekat level rendah harian 1.6061

IMF: Outlook Ekonomi Global Memburuk


IMF: Outlook Ekonomi Global Memburuk DanaMoneyer Internasional (imf) desak AS dan Eropa untuk abaikan kebijakan penghematan fiskal dan berikan stimulus seraya peringatkan Ekonomi Globalhadapi "ancaman penurunan." Christine Lagarde, manajer direktur IMF, katakan outlook ekonomi global memburuk selama musim panas. "Jelas, ada krisis kepercayaan yang perburuk situasi. Tindakan perlu diambil untuk pastikan vicious circles terputus,” ujar Lagarde.
"Pilihan kebijakan terbatas karena telah banyak amunisi yang digunakan pada tahun 2009. Namun, jika pemerintah, institusional, dan bank sentral bekerja sama maka kita akan hindari resesi," ujar Lagarde kepada harian Der Spiegel. Lagarde utarakan AS masih punya ruang untuk abaikan kebijakan penghematan dalam jangka pendek dan perkenalkan kebijakan yang dapat gairahkan aktivitas ekonomi yang konsisten dengan strategi utang kredibel dalam jangka menengah. Lagarde juga katakan Eropa harus rem kebijakan penghematan fiskal dan beralih kepada kebijakan pro-pertumbuhan hingga bahaya berlalu.
Sementara itu, bursa saham dunia masih terpuruk pada perdagangan Senin. Bursa saham Inggris (FTSE) melemah 2,2% sedangkan Jerman (DAX) dan Perancis (CAC 40) masing-masing anjlok 3,6% dan 3,5%.

Gold today

Setelah cukup lama tertahan di atas support, hari ini emas terlihat menguat cukup tajam dan harga berpeluang bergerak ke atas untuk menyentuh 161.8% Fibonacci pada resistan 1922.33. Secara teknikal indikator stochastic berada dalam kondisi jenuh beli. Jika emas tertahan kuat di bawah resistan 1922.33 maka ada peluang emas akan terkoreksi.


Emas Lanjutkan Penguatan

Euro analysis

Pergerakan euro terlihat terkoreksi cukup tajam sejak jumat dan hari ini euro menguat tipis terhadap dollar. Secara teknikal indikator stochastic berada dalam kondisi jenuh jual dimana ada potensi euro akan menguat. Pecahnya resistan 1.41847 berpotensi akan membawa euro menguat kembali dan bergerak ke atas menuju resistan 1.42671. Waspadai jika euro tertahan kuat dibawah resistan 1.41847 maka euro cenderung akan melemah kembali dan bergerak menuju support 1.41023.


Euro Perlahan Bangkit