Kamis, 03 November 2011

Bernanke: Masih Ada Stimulus

Bernanke: Masih Ada Stimulus Pimpinan Federal Reserve AS, Ben Bernanke mengatakan bahwa tingkat pengangguran masih terlalu tinggi dan Feds mungkin akan mengambil langkah untuk mendorong pertumbuhan, dengan mengatakan bahwa pembelian obligasi mortgage atau mengubah komunikasi target kebijakan kepada publik.
Stimulus tambahan “masih ada”, dikatakan Bernanke hari ini dalam sebuah konferensi pers di Washington, menolak memberikan perincian yang akan memicu langkah tersebut. “Sementara ini kami masih memperkirakan bahwa aktivitas ekonomi dan kondisi pasar tenaga kerja masih membaik dari waktu ke waktu, pergerakan cenderung melambat”.
Bernanke berbicara setelah pertemuan FOMC yang mengatakan bahwa ekonomi membaik di kuartal III dan mengulang pernyataan di bulan September bahwa ada resiko penurunan terhadap perkiraan. Para pejabat pembuat kebijakan membuat kebijakan masih tidak berubah, mengatakan bahwa mereka mungkin akan memperpanjang jatuh tempo portofolio obligasi Feds dan menahan tingkat suku bunga mendekati 0 (nol) di 2013 apabila tingkat pengangguran masih tinggi dan perkiraan inflasi melemah.
Bernanke dan rekan-rekannya di dewan organisasinya memangkas perkiraan pertumbuhan untuk 2012 dan mengatakan tingkat pengangguran akan berada secara rata-rata 8.5% menjadi 8.7% dalam 3 bulan terakhir tahun depan, naik dari kisaran sebelumnya 7.8% menjadi 8.2%.

Euro Tunggu Kepastian Status Yunani

Euro Tunggu Kepastian Status YunaniPergerakan euro melemah ke level 1.3688 dan dalam jangka pendek diprediksi masih akan melemah terkait trend bearish pasar akibat pertanyaan baru yang muncul apakah Yunani masih akan menjadi bagian dari negara zona Eropa, menurut Jesper Bargmann, kepala perdagangan forex untuk Asia Pacific di RBS. "Tidak aman untuk memegang euro dan saya memilih untuk menjual mata uang saat rally," kata Bargmann. Trend pergerakan euro masih lemah dan perdagangan masih sepi dengan bias pelemahan

Carut Marut Krisis Eropa Benamkan Asia


Carut Marut Krisis Eropa Benamkan AsiaSecara umum hampir semua lantai bursa di Asia kembali bergerak di kawasan negatif di hari Kamis (03/11).
Bahkan kali ini indeks Asia tidak menghiraukan bursa Wall Street yang ditutup menguat. Anjloknya bursa Asia terutama karena pasar semakin kekhawatir dengan krisis utang Eropa sehingga mendorong investor untuk mengurangi aset berisikonya dan beralih ke aset yang lebih aman seperti dollar AS atau ke Emas.
Untuk indeks Hang Seng, penurunan selain karena sentimen negatif akibat kekhawatiran krisis utang, namun juga akibat aksi profit taking dari investor. Dan aksi take profit terbesar didapat dari aksi jual sektor keuangan dan perbankan. Indeks Hang Seng futures tercatat sempat melemah hingga ke level 19445 atau sebanyak -291 poin.
Di China daratan, Shanghai Composite Index naik 0,4 persen menuju level 2.514,3. Sementara indeks saham Seoul anjlok, tertekan oleh penurunan tajam saham teknologi, termasuk LG Electronics, di tengah ketidakpastian zona euro yang terus-menerus. Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) tercatat anjlok 1,2 persen ke area 1.874,7.

GBPUSD: Terbuka Peluang Koreksi Menuju 1.5756 – 1.5630

 Grafik4-jam GBPUSD berpotensi membentuk pola head and shoulders pattern dengan level konfirmasi yang berada pada area neckline. Secara teknikal pecahnya area neckline tersebut membuka peluang terjadinya koreksi menuju area support dikisaran 1.5756 hingga area 1.5630. Hal tersebut juga terkonfirmasi oleh kondisi CCI dan Stochastic yang saat ini cenderung bergerak turun. Waspadai terjadinya rebound menuju area 1.6037 jika neckline tersebut mampu bertahanGBPUSD: Terbuka Peluang Koreksi Menuju 1.5756 – 1.5630

Oposisi: Berbahaya, Papandreou Harus Turun

Oposisi: Berbahaya, Papandreou Harus Turun
Sikap George Papandreou terus menuai kritik dari kaum politik berseberangan. Partai oposisi konservatif melihat bahwa sang perdana menteri adalah sosok yang berbahaya.
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Giannis Mihelakis, juru bicara Partai Demokrasi Baru hari Kamis ini. "Sikap Papandreou menunjukkan keraguan Yunani untuk tetap berada di Uni Eropa dan eurozone," ujar Mihelakis. Partainya menilai bahwa masalah penyelamatan Yunani sebenarnya sudah terpecahkan. Namun tiba-tiba Papandreou menciptakan masalah baru dengan keputusan (referendum)nya. Atas dasar itu, banyak musuh politik menginginkan kepala pemerintahan Yunani itu untuk segera lengser. Apalagi tindakannya awal pekan ini telah membahayakan eksistensi negara dalam kerjasama kawasan.
Sikap berani Papandreou dipertanyakan pihak oposisi. Mengingat parlemen mulai optimis dengan klausul penyelamatan dalam bailout Uni Eropa. Arus perlawanan politik tampaknya akan terus berlanjut. Dan mosi tidak percaya akan menjawab legitimasi sang perdane menteri di mata kolega politiknya.

EURUSD: Cenderung Bearish, Bidik Area Support 1.3606

Bias EURUSD pada grafik 4-jam terlihat cenderung bearish dan membidik area support pada kisaran 1.3606. Secara teknikal pecahnya level support tersebut membuka peluang terjadinya pergerakan bearish menuju area 1.3456. Waspada pecahnya area resistance pada kisaran 1.3850 karena berpotensi memicu akselerasi bullish menuju area 1.4000EURUSD: Cenderung Bearish, Bidik Area Support 1.3606

Ketidakpastian Meningkat, Emas Siap Rally

Ketidakpastian Meningkat, Emas Siap Rally
Referendum dinilai memperbesar risiko gagal bayar Yunani dan mengancam penyebaran krisis lebih luas lagi. Kestabilan pasar keuangan dunia pun terancam. Aset safe haven seperti emas jadi perburuan.
Secara umum rally harga emas masih akan diuntungkan oleh ketidakpastian penanganan krisis utang Eropa. Jika penanganan itu tidak memiliki kepastian atau titik temu, jelas akan menguntungkan harga emas.
Ketidakpastian bertambah setelah muncul berita negatif dari Yunani yang memungkinkan negeri Para Dewa itu batal menerima bailout. Padahal, negara itu merupakan prioritas bakal di-bailout. Kenyataannya, Yunani tidak memberikan kelancaran terhadap pihak Uni Eropa untuk memberikan bantuan tersebut.
Salah satunya, ketika Perdana Menteri Yunani George Papandreou mengajukan mosi kepercayaan parlemen Athena 2-4 November dan referendum nasional untuk mendapat persetujuan reformasi ekonomi. Sontak pernyataan tersebut membuat harga emas kembali rally. Sebab, referendum Yunani memicu ketidakpastian kembali soal penanganan krisis utang di Eropa.
Alhasil, investor akan keluar dari aset-aset berisiko ke aset safe haven yang lebih aman tapi pasti. Karena itu, meski emas sempat anjlok, akhirnya kembali rally.

Diusir dari Eurozone, Yunani Lebih Diuntungkan


Yunani menunjukkan aksi berontak terhadap ketentuan-ketentuan bailout yang diberlakukan Uni Eropa. Pemerintah Athena mulai tergerak untuk berpihak kepada rakyat, meskipun sesungguhnya sikap itu tidak menjamin kenaikan taraf hidup warga negara.
Pelaku perekonomian dunia dikejutkan oleh gagasan referendum yang diusung Perdana Menteri George Papandreou. Lebih lanjut, pemerintah mulai mencium modus ekonomi di balik 'pertolongan' Jerman dan Prancis. Ya, bailout dirasa lebih menguntungkan armada eurozone dibandingkan benefit yang diterima oleh Yunani. Beberapa poin berikut bisa menerjemahkan apa yang sesungguhnya terjadi di Eropa:
- Jerman dan Prancis meminta Yunani menerima paket bantuan. Secara moril, hal itu dilihat sebagai wujud kepedulian dua negara perekonomian terbesar Eropa terhadap rekannya yang lebih kecil. Solidaritas adalah apa yang Nicolas Sarkozy dan Angela Merkel giat dengungkan satu tahun terakhir. Namun patut dipahami bahwa sesungguhnya pemerintah Jerman dan Prancis tengah berupaya menyelamatkan kinerja perbankan mereka sendiri. Default Yunani akan menjerumuskan bank-bank ke jurang kebangkrutan. Jika demikian, maka cakupan rencana rekapitalisasi perbankan pasti makin luas. Bank dan perusahaan asuransi (pemegang surat hutang Yunani) asal dua negara itu terancam masuk ke dalam daftar restrukturisasi modal. Pengorbanan untuk menyelamatkan perbankan dan lini finansial nantinya bisa jauh lebih mahal dan memakan waktu dibanding meluncurkan bailout.
Diusir dari Eurozone, Yunani Lebih DiuntungkanDi lain pihak, Jerman sesungguhnya diuntungkan oleh depresiasi nilai tukar euro. Patut dicatat bahwa valuasi euro saat ini adalah representasi dari nilai tukar negara dengan kinerja ekonomi terburuk, Yunani. Sedangkan kurs euro sekarang tentu tidak mencerminkan reputasi Jerman sebagai negara industri besar. Dengan demikian, Jerman diuntungkan oleh valuasi kurs yang luar biasa rendah. Pebisnis dan produsen bisa menggenjot ekspor sebesar mungkin untuk meraup pemasukan masif. Mengingat barang-barang hasil produksi mereka memiliki daya jual lebih bagus di tengah pelemahan kurs valuta tunggal.
- Yunani seharusnya mafhum bahwa rencana bailout bukan untuk menyelamatkan dirinya. Atau pemerintah Athena sebenarnya sudah mengetahui ini sejak lama. Ditendang dari eurozone justru bisa menguntungkan, baik bagi Yunani maupun bagi euro sendiri. Kinerja euro bisa lebih baik karena Yunani selama ini cenderung menjadi duri dalam daging bagi negara anggota lain. Sementara Athena bisa lebih leluasa mengelola negaranya tanpa harus terikat norma institusi euro. Yunani bisa mempunyai mata uang sendiri, serta keleluasaan untuk men-devaluasi hingga daya saing dalam negeri meningkat. Yunani bahkan dapat menjadi objek wisata paling berbahaya di Eropa jika kurs murah bisa diberlakukan pemerintah. Pun jika nantinya gagal menggenjot perekonomian dalam negeri setelah keluar dari euro, pemerintah bisa lebih bebas menentukan nasibnya sendiri.
- Terlepas dari apakah Yunani tetap di eurozone atau terusir dari komunitas, program pemangkasan anggaran harus tetap berlanjut. Mulai dari reformasi pelayanan publik, efisiensi anggaran dan kenaikan pajak besar-besaran. Namun itu adalah cara terbaik untuk mencapai kesehatan jangka panjang. Yang membedakan adalah cara mereka melakukan itu semua, atas bantuan Eropa atau bertindak mandiri. Keduanya nyaris tidak berbeda.

Sterling Tertekan, Uji Support di 1.5880

Sterling Tertekan, Uji Support di 1.5880
Sterling masih mempertahankan kecenderungan melemah di Asia, menembus area harga 1.5915 (rendahnya kemarin) di awal perdagangan untuk membukukan rendah barunya selama 9 hari di level 1.5878, turun dari level tinggi sebelumnya di 1.5954.

Pergerakan harga terjadi setelah terjadinya kontraksi untuk minat resiko yang membantu kenaikan harga dollar AS ditengah ketidakpastian terhadap referendum Yunani dan naiknya kemungkinan Yunani yang akan meninggalkan Eropa.

Saat ini, Sterling berada di level area 1.5895, 50 pips dibawah harga pembukaan. Untuk pergerakan turunnya, Valeria Bednarik, Valeria Bednarik, pimpinan analis dari FXstreet.com memperkirakan adanya level support berikutnya di 1.5850, sementara untuk pergerakan naiknya, level resistance terdekat berada di 1.5955

Bursa Asia Diperdagangkan Melemah Jelang G20

Bursa Asia Diperdagangkan Melemah Jelang G20
Sebagian besar bursa saham Asia diperdagangkan melemah hari Kamis, dengan sector keuangan yang secara umum melemah ditengah pertanda baru bahwa Eropa sedang berusaha bersama-sama untuk mengatasi krisis hutang.
Indeks bursa saham Hong Kong turun 2.4%, indeks Korea Selatan KOSPI turun 1.2% dan indeks bursa saham Australia, S&P/ASX 200 juga merosot 0.8%.

Indeks Shanghai sendiri justru dalam tren bullish, naik 0.6%.
Kejatuhan bursa saham Asia tersebut menjelang pertemuan negara-negara G20, dimana krisis Eropa diperkirakan menjadi prioritas tinggi dalam agenda.

Sektor perbankan, property dan asuransi melemah di Hong Kong, dengan Ping An Insurance Co turun 3.2%, Henderson Land Development Co turun 3.3%, Standard Chartered PLC turun 3.2% dan Industrial & Commercial Bank of China Ltd turun 2.6%.

Sektor-sektor tersebut juga melemah di Australia, dengan National Australia Bank Ltd yang menurun 1.8% dan Macquarie Group Ltd turun 2.5%.
Australia dan New Zealand Banking Group Ltd diperdagangkan turun 1.6% setelah melaporkan pertumbuhan labanya, walau positif, tetapi secara signifikan melambat di pertengahan tahun keuangan berjalan keduanya.

Sektor keuangan dilanda aksi jual di Asia dengan sector-sektor industry yang berkaitan dengan masalah hutang di Eropa.

Fed Pangkas Perkiraan GDP, Tidak Mensinyalkan QE3


Fed Pangkas Perkiraan GDP, Tidak Mensinyalkan QE3 Federal Reserve menahan diri untuk mengambil kebijakan tambahan untuk mendorong perekonomian, meski kondisi menandakan bahwa AS masih jauh untuk bertumbuh dan seiring kekacauan pada pasar global. Sementara banyak investor mengharapkan bank sentral meluncurkan QE3 setidaknya di tahun depan,Open Market Committee mengatakan akan menahan tingkat suku bunga dekat nol dan melanjutkan usahanya untuk menekan turun tingkat suku bunga jangka panjang. Federal Reserve juga memangkas  perkiraan GDP, dan menaikkan perkiraan untuk tingkat pengangguran, serta mengatakan bahwa krisis hutang Eropa menimbulkan resiko yang besar terhadap perekonomian AS. Bagaimanapuin, Fed menilai perekonomian AS menguat di kuartal ketiga dan tidak mengubah kebijakan moneter.
Sementara bank sentral AS dalam pernyataannya tidak memberikan petunjuk langsung mengenai langkah baru untuk membantu perekonomian, salah satu pejabat mendesak adanya langkah tambahan. Komite, dalam hasil voting 9-1, mengatakan kondisi ekonomi telah membaik dan outlook inflasi telah mereda seiring penurunan harga komoditas. "Tingkat pertumbuhan ekonomi menguat di kuartal ketiga," menurut pernyataan bank sentral. "Meski begitu, indikator ekonomi belakangan ini mengacu pada berlanjutnya pelemahan pada kondisi pasar buruh, dan tingkat pengangguran masih tinggi." "Ada resiko penurunan yang signifikan pada outlook ekonomi, termasuk hambatan pada pasar keuangan global.” 

Pernyataan Fed Selamatkan Greenback

Pernyataan Fed Selamatkan Greenback
Greenback mampu mengurangi penurunan terhadap rival-rival utamanya pada hari Rabu setelah Federal Open Market Committee, dalam pernyataan yang dikeluarkan bersamaan dengan pengumuman kebijakan suku bunga, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan sedikit penguatan pada kuartal ke-3. Pernyataan tersebut mendorong para investor menghapus peluang adanya kebijakan pelonggaran kuantitatif lebih lanjut, setidaknya untuk saat ini.
"Kalimat yang menyebutkan jika belanja rumah tangga meningkat dan pertumbuhan secara keseluruhan sedikit menguat, telah sedikit memberikan dorongan bagi Dollar," kata Omer Esiner, analis pasar senior pada Commonwealth Foreign Exchange di Washington. "Untuk sekarang, peluang kehadiran QE3 telah sirna, sehingga akan mengembalikan fokus ke Eropa."
Federal Reserve AS masih memegang teguh komitmennya untuk mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol setidaknya hingga pertengahan 2013, selama tingkat pengangguran tetap tinggi dan prospek inflasi tidak banyak berubah. Bank sentral telah mempertahankan tingkat suku bunga pada kisaran 0-0,25% sejak Desember 2008. 

Rabu, 02 November 2011

Euro Perlu Lewati MA 100

Pada grafik 4 jam, euro berhasil keluar dari channel bearish dan kini stabil diperdagangkan di atas trendline barunya. Naiknya stokastik dapat dukung penguatan, namun diperlukan kenaikan melewati MA 100 untuk lanjutkan rally. Waspadai area trendline karena kejatuhan melewati area tersebut dapat picu penurunan yang lebih dalam. 1.3870 dan 1.3915 (harga tertinggi 1 November dan 17 Oktober) adalah resisten. 1.3745 dan 1.3700 (harga tertinggi 20 September dan 21 Oktober) merupakan support.


Euro Perlu Lewati MA 100

Sterling Konsolidasi di Pola Segitiga

Pada grafik 4 jam, sterling terlihat konsolidasi di dalam pola segitiga; diperlukan penembusan segitiga untuk tentukan arah selanjutnya. Kenaikan lewati MA 50 dan area trendline dapat berikan peluang bagi sterling untuk reli kembali. Namun, kejatuhan menembus batas bawah pola segitiga dapat dorong sterling untuk menguji MA 100. 1.6050 and 1.6090 (harga tertinggi 2 dan 1 November) merupakan resistance. 1.5960 dan 1.5890 (harga terendah 31 Oktober dan 1 November) adalah support.


Sterling Konsolidasi di Pola Segitiga

Kecil, Peluang Perubahan Suku Bunga ECB


Kecil, Peluang Perubahan Suku Bunga ECBAktifitas manufaktur euro-zone bulan Oktober kontraksi pada laju paling tajam sejak Juli 2009. Data terbaru, yang hanya dirilis sehari sebelum pertemuan suku bunga ECB, menunjukkan bahwa pertumbuhan kawasan terhenti.
Rabu ini, Markit Economics mengumumkan Purchasing Manager Index (PMI) di 17 negara pengguna euro turun ke 47,1 pada bulan Oktober. Pada bulan September lalu, PMI tercatat pada angka 48,5. Ambang batas 50 menunjukkan bahwa kinerja PMI telah menyusut selama tiga bulan.
Jerman bahkan terlihat kontraksi untuk pertama kali sejak Juni 2009. Aktifitas pabrik-pabrik melambat sejak satu bulan lalu di semua negara, kecuali Irlandia. "Resesi baru di blok euro sekarang hampir pasti," kata Alan Clarke, Ekonom di Scotia Capital.
ECB akan mengumumkan keputusan suku bunganya hari Kamis besok. Pelaku pasar ingin mencari tahu apakah ECB akan tetap mematok suku bunga di 1,50%. Namun ekonom yang disurvei oleh Dow Jones pekan lalu tidak mengharapkan adanya perubahan kebijakan. Mengingat tingkat inflasi pada bulan Oktober masih 3,0% atau jauh di atas target bank sentral yang hanya 2,0%. Kecil kemungkinan bank sentral mengubah suku bunga di tengah ketidakpastian saat ini. 

Morgan Stanley Sarankan Sell Euro


Morgan Stanley Sarankan Sell Euro Morgan Stanley rekomendasikan investor untuk menjual EUR/USD yang dapat alami rebound mendekati area 1.3845. Morgan Stanley yakin euro dapat mencapai 1.3365 sebelum akhirnya raih level rendah Oktober 1.3145.
Morgan Stanley melihat terbatasnya pemulihan EUR/USD dari pertemuan pra G-20 antara Yunani, Jerman, Perancis dan IMF. Hasil voting mosi kepercayaan parlemen Yunani, yang akan berlangsung Jumat, akan tentukan kecepatan penurunan euro. Jika pemerintah kalah dalam voting maka euro dapat terima katalis positif karena hilangnya ancaman referendum. Meski demikian, Morgan Stanley prediksi pemerintahan Yunani akan memenangkan hasil voting mosi kepercayaan yang tentunya akan tingkatkan tekanan bagi euro. EUR/USD kini diperdagangkan 1.3775 

Euro Masih ‘Lampu Kuning’, Rentan Koreksi


Euro Masih ‘Lampu Kuning’, Rentan Koreksi  Menjelang sesi perdagangan Eropa (Rabu, 02/11), mata uang tunggalEuro terlihat mendapat momentum pemulihan bila di banding pergerakan sebelumnya yang sempat mencatatkan level terburuknya di $1.3608.
Namun lagi-lagi penguatan EUR kembali terbatas dan hanya bergerak mondar mandir di kisaran $1.3735. Pelemahan tajam EUR kemarin terutama karena para investor mengurangi eksposur ke mata uang tunggal pasca munculnya referendum tak terduga dari negara Yunani. Dan berita referendum tersebut memicu adanya ketidakpastian kembali mengenai penanganan krisis hutang zona Euro.
Karena bila sampai ada penolakan rakyat Yunani atas kesepakatan bailout terbaru melalui referendum, ini  akan mengancam penyaluran dana bantuan berikutnya bagi Yunani. Ini berarti memperbesar resiko terjadinya default dan penyebaran krisis serta ketidakstabilan pasar keuangan dunia.
Alhasil, berita negatif tersebut membuat Euro masih ‘lampu kuning’ atau rentan terhadap koreksi lebih lanjut padahal besok sudah akan di gelar pertemuan tingkat tinggi para pemimpin negara G-20. Namun demikian bila hasil pertemuan nantinya memberikan finalisasi sepakat terhadap penanganan masalah krisis utang, EUR kemungkinan dapat rally kembali seperti sedia kala.

ADP: Sektor Swasta Menambah 110.000 Pekerjaan Di Bulan Oktober


ADP: Sektor Swasta Menambah 110.000 Pekerjaan Di Bulan Oktober Automatic Data Processing Inc. (ADP) pada hari Rabu melaporkan bahwa sektor swasta AS menambah sekitar 110.000 pekerjaan di bulan Oktober, yang sedikit lebih baik dari perkiraan, meskipun masih mengindikasikan lemahnya perbaikan pasar tenaga kerja.
Sementara data lainnya yang dirilis sebelumnya menunjukkan turunnya rencana PHKpada perusahaan-perusahaan AS di bulan Oktober, setelah sempat mencapai level tertinggi dalam lebih dari 2 tahun di bulan sebelumnya. Berkurangnya PHK pada sektor keuangan dan pemerintah telah mendorong terjadinya penurunan bulan lalu, meskipun pengurangan pekerjaan pada sektor industri masih memperlihatkan jumlah yang cukup signifikan sepanjang tahun ini.
"Angka yang dirilis cukup konsisten, sehingga bisa dikatakan jika tingkat pengangguran konstan," kata Joel Prakken, ketua Macroeconomic Advisors, dalam sebuah wawancara.
Laporan pertumbuhan pekerjaan sektor swasta dari ADP ini keluar beberapa menjelang dirilisnya laporan penting Non Farm Payrolls dari pemerintah, dan seringkali mendorong para ekonom untuk merevisi perkiraan mereka terhadap data NFPtersebut.

Wall Street Optimis Menyambut FOMC

Wall Street Optimis Menyambut FOMC
Saham-saham di Wall Street mengawali perdagangan hari Rabu dengan kenaikan cukup tajam, setelah sempat merosot cukup dalam pada 2 sesi sebelumnya, menjelang pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve AS. Laporan sektorpekerjaan dari ADP yang mampu melampaui estimasi juga turut menyumbang dukungan positif di lantai bursa.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat lebih dari 100 poin, dengan dipimpin saham BofA dan JPMorgan. Sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite juga dibuka lebih tinggi dengan masing-masing naik 1,2% dan 0,7%, meskipun untuk pergerakan tahunan masih tertahan di area negatif. Ke-10 sektor kunci S&P diperdagangkan di zona hijau, dengan sektor perbankan dan energi memperlihatkan performa terbaik.
Fokus para investor hari ini tertuju pada konferensi pers Ketua Fed Ben Bernankeyang akan digelar setelah pengumuman keputusan suku bunga Fed, dimana sebagian pelaku pasar memperkirakan jika bank sentral belum akan mensinyalkan tentang stimulus moneter, bahkan jika kemudian terjadi gejolak pada pasar keuangan sekalipun.
Sementara data ketenagakerjaan yang dirilis ADP hari ini menunjukkan jika sektor swasta AS menambah 110.000 pekerjaan di bulan Oktober, yang melampaui ekspektasi pertumbuhan 101.000 pekerjaan dari para ekonom. 

Keyakinan di Pundak Bernanke


Keyakinan di Pundak BernankeSpekulasi soal Quantitative Easing (QE) Amerika Serikat (AS) merebak di antara pelaku pasar keuangan. Namun Federal Reserve tampaknya tidak bergeming dan enggan merilis kebijakan krusial bulan ini.
The Fed akan menghelat pertemuan 2 hari sebelum konferensi pers hari Rabu (02/11). Pelaku pasar tidak mengharapkan revisi suku bunga pekan ini. Mengingat otoritas sudah memberi sinyal bahwa interest rate dekat level nol masih relevan hingga 2013 mendatang. Adapun fokus utama tertuju pada kepastian soal pelonggaran moneter dari bank sentral.
Dalam 6 pekan belakangan, Ben S. Bernanke tidak memberi sinyal apapun terkait kebijakan baru. Merasa gemas dengan sikap sang pemimpin, beberapa anggota bank sentral mulai bersuara lantang. Salah satunya adalah Charles Evans, Presiden Fed Chicago, yang meminta otoritas supaya lebih transparan. Terutama dalam menentukan parameter pengangguran dan inflasi, yang bisa menggeser suku bunga dari kisaran nol persen.
Sementara gubernur lainnya, Daniel Tarullo, menyerukan agar central bank memberlakukan pelonggaran kuantitatif demi menopang ekonomi dan pasar hunian. Sayangnya, mulut Bernanke sama sekali tidak terbuka menyikapi semua masukan kepada institusinya. Ia punya hak untuk bungkam karena Ia adalah bos penentu keputusan.
Meski demikian, pasar bisa menarik kesimpulan dari apa yang akan diucapkan oleh sang chairman. Terutama menyangkut proyeksi ekonomi dalam negeri. Di awal Oktober lalu, Bernanke mengatakan bahwa ekonomi 'mendekati stagnan'. Namun sampai taraf inflasi dan tingkat pengangguran seperti apa, yang bisa membuat Bernanke merilis pelonggaran baru. Sulit untuk mengetahuinya sampai konferensi pers digelar. Apapun keputusan the Fed pekan ini, sentimennya ke pasar akan berdampak lama. Mengingat bank sentral akan 'berhibernasi' sampai musim semi.