Senin, 03 Oktober 2011

Waspadai Tekanan Jual Emas

Waspadai Tekanan Jual Emas Harga emas melambung di sesi Asia namun untuk jangka pendek masih dalam tekanan penjualan, menurut analis Credit Agricole, Robin Bhar. Spot emas di $1,633.50/ons, naik $8.70 dari level penutupan namun turun hampir 15.0% dari level rekor di $1,920.94 pada 6 September. Trader dan analis memprediksi level support emas di kisaran $1,550/ons. Meski investor mencemaskan mengenai volatilitas logam akhir-akhir ini, minat untuk emas fisik masih kuat. "Permintaan fisik sangat kuat sejak Lunar New Year."

Sabtu, 01 Oktober 2011

Fed Akan Mengambil Tindakan Jika Perekonomian Terus Melemah


Fed Akan Mengambil Tindakan Jika Perekonomian Terus Melemah  Federal Reserve AS akan bertindak apabila perekonomian terus melemah dan Fed mempunyai kekuatan untuk melakukannya, ucap salah satu pejabat tinggi Fed hari Jumat. Presiden Fed bagian St. Louis James Bullardmemperkirakan ekonomi akan bertumbuh dengan lambat hingga tahun depan, meski rentan terhadap guncangan. "Jika performa ekonomi kian buruk, kebijakan moneter akan merespon," ucap Bullard. "Untuk saat ini maupun nanti, Fed tidak pernah ‘kehabisan amunisi’."
Dengan tingkat suku bunga dekat nol, Bullard mengatakan Fed dapat mendukung perekonomian melalui inflasi dan ekspektasi inflasi serta pembelian aset. Hasil polling oleh Reuters pada awal bulan ini menunjukkan peluang sebesar 32% bahwa Fed akan meluncurkan quantitative easing tahap ketiga.

Kuartal Terburuk Wall Street Sejak Krisis

Kuartal Terburuk Wall Street Sejak Krisis
saham As ditutup dekat level rendah sesi hari Jumat seiring investor enggan untuk tetap berada dalam pasar menjelang akhir pekan dan mencetak kuartal terburuk dalam hampir selama 3 tahun ditengah kecemasan mengenai pemulihan global. Ketiga  indeks utama anjlok lebih dari 10% untuk tingkat kuartal. “Ketika proteksi dari Fed hilang, investor merasa Fed tidak mendukung mereka, jadi mereka tidak akan mengambil resiko,” ucap Joe Saluzzi, wakil manajer perdangangan pada Themis Trading. “Ada banyak keraguan, ditunjukkan adanya rebound yang cepat pasca data ekonomi.”
Saham bank besar di AS juga turun, seperti Morgan Stanley dan Citigroup, sementara Goldman Sachs juga anjlok setelah Mediobanca Securities memangkas target harganya menjadi $106 dari $120. Investor milyuner Warren Buffett mengatakan perusahaanya Berkshire Hathaway telah mulai membeli kembali saham, namun pembelian tersebut tidak akan mencegah perusahaan melakukan akuisisi lebih lanjutan atau berbelanja infrastruktur. Buffett juga menegaskan dukungannya terhadap Bank of America.

Wall Street: Selamat Tinggal Kuartal Buruk!


Wall Street: Selamat Tinggal Kuartal Buruk! Hari ini adalah sesi perdagangan terakhir dari periode kuartal III 2011. Mulai pekan depan, investor bisa mengucapkan 'selamat tinggal' pada tiga bulan paling buruk setelah masa krisis 3 tahun silam. Namun demikian, Wall Street butuh sentimen lebih untuk kembali ke performa awal sepanjang sisa tahun ini. Apalagi bursa ekuitas sudah merugi sampai 12% sepanjang tiga bulan yang suram.
Indeks S&P 500 sudah kehilangan 12,1% atau kerugian triwulan terbesar sejak Q4 2008. Ketika itu indeks loss sampai 22% dalam satu kuartal. Sementara Dow Jones tergerus 10,2% sekaligus menandai kuartal terburuk sejak Q2 2010. Penurunan Dow sendiri adalah yang terbesar sejak periode Q1 2009, masa puncak krisis finansial di Amerika Serikat (AS).
Hingga akhir tahun ini, pasar saham masih dibayangi isu klasik, hutang Eropa dan resesi dalam negeri. Investor juga wajib mengamati pembahasan ihwal defisit oleh komite kongres antar partai. Legislatif tengah mengolah rekomendasi agar rasio defisit AS bisa berkurang pada tenggat waktu November mendatang.
"Target S&P mencapai kisaran 1,300 kemungkinan pupus karena isu luar negeri masih bergejolak," ujar Stuart Freeman, Chief Equity Strategist Wells Fargo. Freeman membidik range harga 1,250 hingga 1,300 untuk diraih S&P pada akhir tahun nanti.
Indeks utama AS kemarin bergerak tidak kompak karena dibayangi sentimen beda. S&P dan Dow terpantau positif dengan kenaikan masing-masing sebesar 0,81% (9.34 poin) dan 1,3% (143.08 poin) ke level 1160.40 dan 11153.98. Adapun indeks Nasdaq justru anjlok 0,43% (10.82 poin) ke level 2480.76. Ketiga indeks idealnya mampu mencetak gain pada sesi perdagangan terkhir di kuartal III. Dengan demikian, investor bisa lebih optimis bertransaksi di hari perdana triwulan akhir 2011 Senin mendatang. 

Jumat, 30 September 2011

GBPUSD Akhiri Fase Konsolidasi ?


 Pada grafik H1 dapat kita perhatikan harga telah bergerak sideways dalam 3 hari terakhir tanpa arah dan momentum yang jelas, namun telah tembus dibawah channel bullish utama. Fakta ini mengindikasikan bias netral di jangka pendek, namun jika anjlok dibawah area 1.5540 seharusnya berpotens memicu tekanan bearish mengincar area 1.5475 sebelum menuju ke strong support 1.5325.
Di sisi atasnya, resisten terdekat tampak di area 1.5715, tembus secara konsisten diatas area tersebut berpotensi mengancam skenario bearish yang mengkonfirmasi fase koreksi keatas lebih lanjut.
Akankah GBPUSD Akhiri Fase Konsolidasi ?

Soros Buy Back Emas Di Level 1600


Soros Buy Back Emas Di Level 1600Soros terpantau telah melakukan pembelian Emas lagi di kisaran $1600 per troy ons, setelah sebelumnya beliau sempat lakukan penjualan posisi Emasnya.
Berdasarkan rumor, posisi Soros tersebut terpicu oleh antisipasi pembukaan bursa Emas Pan Asia di Kunming City pada Juni 2012 nanti, bursa Emas di Asia Tenggara tersebut termasuk salah satu strategi China untuk mendominasi pasar keuangan global dan ekonomi global dalam 5 tahun.
Pan Asian Gold Exchange akan menyebabkan para pelaku pasar China bisa berspekulasi kontrak Emas berjangka atau bahkan membeli emas fisik melalui akun bank atau melalui broker. Sekitar 320 juta konsumen Agricultrual Bank of China kemungkinan akan memanfaatkan akun bank nya untuk bertransaksi Emas dalam renminbi.
Hal ini juga berarti kiblat pasar spot Emas kemungkinan akan menuju China dari sebelumnya di London’s Metal Exchange atau Comex di New York, misalnya jika terjadi kenaikan margin requirement Comex untuk meredakan aksi spekulatif, namun jika tidak diikuti oleh bursa China kemungkinan jadi tidak lagi berpengaruh.
Faktor ini juga berpotensi mempengaruhi perubahan pola perdagangan Emas selama ini, selain menjadi katalis kenaikan harga emas kedepannya.

Emas Hasilkan Kinerja Bulanan Terburuk Sejak Oktober 2008


Emas Hasilkan Kinerja Bulanan Terburuk Sejak Oktober 2008Meski emas sejauh ini terkerek naik 0.47% di hari Jumat ditopang oleh kelegaan sementara dari para investor atas situasi utang zona Eropa, namun secara keseluruhan Emas membukukan kinerja bulanan yang terburuk sejak 3 tahun terakhir.
Apalagi krisis utang zona Eropa tampaknya belum akan terselesaikan dalam waktu dekat, sehingga para investor masih terfokus pada Yunani yang berada dalam tekanan untuk ambil langkah penghematan anggaran yang lebih radikal untuk mencegah penularan krisis ke kawasan Eropa lainnya.
Titik terangnya masih terdapat pada permintaan emas fisik yang tampak menguat seiring pengusaha perhiasan China tampak membeli emas untuk stok libur nasional Golden Week pekan depan, selain itu minat beli juga tinggi di India menjelang musim pernikahan India.

Bearish Emas Masih Ada


 XAU/USD memasuki fase konsolidasi, namun harga emas secara umum masih tertekan. Stochastic 4 jam mempertahankan peluang pullback hingga ke resistance di 1674.65. Tekanan bearish masih ada dan stochastic mendekati area overbought, sehingga kemunculan sinyal bearish dari indikator tersebut memungkinkan pergerakan bearish untuk menguji kembali support di 1599.78. Hati-hati jika pecah ke atas resistance 1674.65 karena berpotensi akan memperbesar momentum bullish yang bisa mendorong emas hingga ke 1749.52.
Waspadai juga penembusan ke bawah support 1599.78 karena sangat mungkin akan menekan harga emas untuk menguji kembali support yang berada di 1532.85. 
Tekanan Bearish Emas Masih Ada

Vonis Resesi Membutuhkan Konfirmasi


Vonis Resesi Membutuhkan KonfirmasiPerekonomian Amerika Serikat (AS) masih statis di kuartal II lalu. Namun pelaku investasi masih bisa bersyukur karena angka Produk Domestik Bruto (GDP) terkini lebih baik dibanding prediksi pasar.
Pada periode tiga bulan yang berakhir Juni, GDP Amerika tumbuh 1,3%. Data Departemen Perdagangan membaik jika dibandingkan dengan ekspektasi analis yang disurvei CNNMoney, 1,1%. Sementara untuk kuartal III, pertumbuhan GDP diprediksi sebesar 1,8%.
Idealnya, AS harus mencetak pertumbuhan GDP sampai 3% supaya sektor tenaga kerja bisa berekspansi. Tetapi nyaris mustahil mewujudkan hal itu, setidaknya hingga 2012 mendatang. Ekonom kini berpendapat bahwa peluang untuk resesi naik menjadi 1 berbanding 3 dalam 6 bulan ke depan. Potensi resesi kali ini jauh lebih tinggi dibanding ekspektasi 3 bulan lalu yang hanya kurang dari 20%. Dari 24 ekonom yang disurvei CNN, 3 responden bertaruh peluang resesi sudah mencapai 50-50.
Meski demikian, hasil GDP kuartal II memberi sedikit harapan bahwa perekonomian dapat membaik dalam waktu dekat. Untuk menjaga optimisme pasar dibutuhkan rilis angka pengangguran dan sentimen konsumen yang juga mengarah ke jalan perbaikan.
Joseph LaVorgna, Kepala Ekonom Deutsche Bank wilayah AS, kombinasi antara revisi naik pada data pengeluaran konsumen dan laba korporasi telah memberi harapan baru. "Di tengah risiko resesi, laporan pendapatan korporasi menjadi indikator utama pemulihan AS," tulisnya dalam sebuah laporan.
Sementara Paul Dales dari Capital Economics menilai bahwa dibutuhkan lebih dari sekedar data ekonomi positif untuk memicu optimisme pasar. Sektor rumah tangga dipandang Dales masih harus berjuang menutup beban hutang. Situasi diperburuk oleh persiapan pemerintah untuk memangkas anggaran. "Pertumbuhan tampaknya tidak lebih baik dibanding tahun ini, Saya perkirakan GDP 2012 hanya sebesar 1,5%," ujar Dales.
Komentar berbeda dilontarkan oleh eks-Kepala Strategis Morgan Stanley, Byron Wien. Ia optimis menanti kemajuan dan memperkirakan pasar saham tetap positif hingga akhr tahun 2011. "Saya rasa Kita tidak sedang berada dalam resesi," ujar pria yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden Blackstone Advisory Partners. Wien merujuk pada data klaim awal pengangguran dan capital goods orders yang makin bagus. Sedangkan kenaikan laba korporasi pasti terjadi secara gradual. "AS sudah melalui masa terburuk, Saya yakin kondisi tidak bisa lebih buruk lagi," tutupnya.
Jika berkaca pada pendapat pelaku pasar dan ekonom, ekonomi AS memang sedang serba tidak jelas. Performa data GDP bisa menunjukkan bahwa risiko resesi sudah di depan mata. Dari sisi lain, sektor korporasi dan bisnis masih berdenyut meski detaknya kecil. Tidak heran jika investor konsisten waspada menyikapi perkembangan terbaru. Mengingat vonis resesi maupun recovery membutuhkan konfirmasi.

Industrial Production Jepang Naik 0.8%


Industrial Production Jepang Naik 0.8%Data industrial production Jepang bulan Agustus naik 0.8% berdasarkan basis bulanan, menurut data yang dikeluarkan pemerintah pada hari Jumat. Para ekonomi telah memperkirakan kenaikan produksi sekitar 1.5%, menurut data yang dikumpulkan oleh Dow Jones Newswire.
Kenaikan di bulan Agustus memperlihatkan kenaikan produksi dalam 5 bulan berturut-turut dan badan statistik pemerintah mencatat bahwa data industrial production nyaris pulih dari dampak gempa yang terjadi di bulan Maret.

Downgrade S&P dan Fitch Muluskan Kejatuhan NZD


Downgrade S&P dan Fitch Muluskan Kejatuhan NZDDollar New Zealand terus menjadi sorotan setelah S&P menurunkan peringkat hutang negara tersebut 1 tingkat, perkiraan masih stabil. Keputusan itu keluar setelah downgrade dari Fitch. Dollar New Zealand telah turun untuk menguji kembali level rendahnya di 0.7650, dengan semua mata yang terpusat pada bagaimana harga akan menyentuh level rendah terkininya di 0.7634 yang terjadi selama gejolak harga minggu lalu. Harga saat ini berada di 0.7678 setelah pulih sedikit dari rendah sesinya.

Menurut S&P sendiri: “Penurunan rating mata uang lokal melihat adanya kecenderungan bahwa posisi eksternal New Zealand akan semakin memburuk pada saat kebijakan fiskal telah melemah oleh tekanan akibat gempa dan stimulus fiskal untuk mendukung pertumbuhan…”.
“Ketidakseimbangan eksternal New Zealand yang sangat tinggi, yang dikombinasikan tingginya tingkat hutang sektor rumahtangga dan agrikultur, ketergantungan pada hasil komoditi, dan bangkitnya tekanan fiskal berkaitan dengan populasi yang bertambah. Tekanan penurunan rating hutang dapat kembali terjadi apabila posisi eksternal New Zealand kembali memburuk”, dikatakan badan rating tersebut.

Komentar SNB Dorong Apresiasi Sterling


Komentar SNB Dorong Apresiasi SterlingPoundsterlingmelesat ke level tinggi 1-minggu terhadap Dollar AS pada hari Kamis setelah salah seorang pejabat Swiss National Bank mengatakan bahwa bank sentral kemungkinan akan meningkatkan proporsi Sterling dalam portofolionya untuk 12 bulan ke depan. Sebelumnya, persetujuan parlemen Jerman terhadap rencana penambahan fasilitas dana penyelamatan zona Euro juga turut membantu Sterling dan mata uang beresiko lainnya untuk diperdagangkan menguat versusGreenback.
Bagaimanapun, setiap apresiasi yang ditunjukkan Sterling diperkirakan hanya akan terbatas mengingat masih tersisanya keprihatinan atas rapuhnya ekonomi Inggris dan kerentanan terhadap setiap eskalasi krisis hutang zona Euro, ditambah kian meningkatnya ekspektasi pasar bahwa Bank of England akan segera meluncurkan putaran baru pelonggaran kuantitatif.
"Sterling nampaknya masih berada dalam downtrend," kata Richard Wiltshire, kepala broker forex pada ETX Capital. "Resiko yang mengancam Cable untuk sementara sedikit teralihkan, mengingat pasar masih terus berfokus ke zona Euro."
Dari sudut pandang teknikal, analis dari Societe Generale menilai bahwa penembusan posisi puncak hari Selasa berpotensi memicu pergerakan naik menuju zona resistensi di $1.5780-1.5820, yang di dalamnya terdapat level fibonacci retracement serta MA 21-hari dan 100-minggu. Sebaliknya, level support dapat dijumpai pada posisi rendah 1-tahun di $1.5328. 

Wall St Sambut Gembira Data AS


Wall St Sambut Gembira Data AS  Perdagangansaham di Wall Street mencatat kenaikan tajam di awal sesi hari Kamis seiring para investor merespon positif data ekonomi AS, serta persetujuan parlemen Jerman terhadap perubahan EFSF.
Indeks Dow Jones Industrial Average melesat lebih dari 200 poin atau sekitar 2,24% lebih tinggi dengan dipimpin saham BofA dan JPMorgan, setelah menghentikan rally 3 hari beruntun pada sesi sebelumnya.
S&P 500 dan Nasdaq Composite juga menguat cukup signifikan dengan masing-masing mengumpulkan 2,07% dan 1,81%. Seluruh sektor kunci S&P diperdagangkan lebih tinggi, dengan sektor perbankan dan energi menunjukkan kinerja terbaik.
Pada hari Kamis Departemen Perdagangan AS merevisi naik pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal kedua menjadi 1,3% dari publikasi sebelumnya 1,0%, yang cenderung mengindikasikan melambatnya pertumbuhan ketimbang resesi. Sementara itu, klaim pengangguran mingguan yang dirilis Departemen Tenaga Kerja menunjukkan penurunan sebanyak 37.000 ke level 391.000, lebih baik dari perkiraan penurunan ke 420.000.

Emas Masih Didukung Permintaan Fisik


Emas Masih Didukung Permintaan Fisik Harga emas memangkas gain-nya pada hari Kamis, terdukung oleh tingginya permintaan fisik dan penguatan euro, namun terlepas dari level tinggi setelah persetujuan Parlemen Jerman untuk menambah dana bantuan zona Eropa mengurangi daya tarik emas sebagai safe haven. Sebelumnya emas sempat naik akibat diskusi bahwa Kanselir Jerman Angela Merkel dapat menghadapi perlawanan dari partainya sendiri dalam voting dana bantuan, namun harga kembali turun seiring berita itu memudar.
"Emas adalah mata uang yang tidak terkait hutang, sehinnga jika ada kecemasan mengenai situasi hutang di AS dan zona Eropa, emas yang akan dicari-cari," ucap Danske Bank analis Christin Tuxen. "Masih ada banyak alasan menganggap emas sebagai safe-haven." Emas masih terdukung oleh aksi beli fisik pasca aksi jual pekan ini membawa harga menuju level rendah beberapa minggu. Investor juga melikuidasi emas untuk menutupi kerugian pada pasar lainnya. 

Kamis, 29 September 2011

5 Hal Penting Jelang Sesi New York

5 Hal Penting Jelang Sesi New York
Faktor yang pengaruhi Bursa AS, Kamis 29 September :
  1. Market Tone: Aset berisiko mendapat topangan setelah pembuat kebijakan Jerman meloloskan kebijakan penambahan dana penyelamatan zona Eropa. Euro bertahan diatas level 1.3600 setelah sentimen tertopang oleh laporan voting parlemen Jerman, sementara pasar saham Eropa melorot lagi ke teritori negatif seiring fokus kembali pada Athena yang saat ini masih dalam review delegasi Troika untuk menentukan apakah negara tersebut layak diberikan paket penyelamatan tahap berikutnya.
  2. GDP Growth: Para investor akan mendapatkan laporan final GDP triwulan kedua, diperkirakan mengalami revisi kenaikan dari 1% menjadi 1.2% ditunjang oleh kenaikan pengeluaran konstruksi dan ekspor. Meskipun laporan triwulan kedua sudah cukup tertinggal namun hal ini mampu meredakan kecemasan AS menuju resesi double dip. Di satu sisi, revisi kenaikan pertumbuhan belum bisa menurunkan proyeksi tingkat pengangguran dalam waktu dekat.
  3. Economic Data: Dua data ekonomi lain yang ditunggu diantara lain, laporan initial jobless claims dan laporan pending home sales, diperkirakan penjualan rumah masih jatuh 5% di bulan Agustus akibat ekonomi yang lemah serta merosotnya keyakinan konsumen.
  4. Fed Speakers: Fokus selanjutnya akan bergeser pada pidato 2 presiden Fed yang cukup vocal pada ekonomi dan kebijakan moneter. Dimulai dari pidato Presiden Fed Charles Plosser pada pukul 19.30 WIB, yang merupakan salah satu anggota dewan FOMC yang menentang program Operation Twist dari Bank sentral, dilanjutkan pidato Presiden Fed Boston Eric Rosengren.
  5. Note Sale: Hasil lelang obligasi yang terakhir senilai $29 milyar untuk tenor 7-tahun, dari serangkaian lelang surat berharga AS diekspektasikan masih menunjukkan permintaan solid sebelum penawaran surat obligasi sebelumnya.

Emas Masih Tertekan


Meskipun mulai terlihat memasuki fase konsolidasi, namun harga emas secara umum masih tertekan setelah gagal menembus resistance di 1674.65. Emas saat ini tengah menguji support di 1599.78, di mana sinyal bullish dari stochastic dan CCI 4 jam memberikan peluang pullback hingga ke resistance di 1674.65. Pecah ke atas resistance tersebut berpotensi akan memperbesar momentum bullish yang bisa mendorong emas hingga ke 1749.52.
Waspadailah penembusan ke bawah support 1599.78 karena sangat mungkin akan menekan harga emas untuk menguji kembali support yang berada di 1532.85. 
Emas Masih Tertekan

Waspadai Koreksi Minyak

Minyak mentah mengalami rebound. Stochastic dan CCI 1 jam telah berada di area jenuh beli namun baru stochastic yang memberikan sinyal bearish. Ada kemungkinan harga minyak mentah akan kembali terkoreksi hingga ke support di 80.92 dan dilanjutkan ke 78.90 jika berhasil tembus ke bawah 80.92. Namun akselerasi ke atas 82.94 akan mengembalikan bias bullish dengan sasaran di 84.75. Oleh karena itu, skenario bearish harus memperhatikan faktor tersebut.


Waspadai Koreksi Minyak

Potensi Koreksi Euro


EUR/USD sepertinya kembali mendapat tekanan dan sempat terkoreksi hingga ke support di 1.3518. Rebound terjadi menguji resistance di 1.3603 seiring stochastic dan CCI yang juga hampir mendekati area jenuh beli. Kemunculan sinyal bearish dari kedua indikator tersebut kemungkinan akan menjadi sinyal untuk koreksi hingga ke 1.3559, jika resistance di 1.3603 bertahan. Tembus ke bawah 1.3559 berpotensi memperdalam koreksi hingga ke support di 1.3518 dan tembusnya support ini akan memperbesar momentum bearish hingga ke 1.3478.
Di lain pihak, pecah ke atas resistance di 1.3603 akan menciptakan momentum bullish bagi EUR/USD yang bisa mendorong pair ini hingga ke resistance selanjutnya di 1.3648. Akselerasi ke atas 1.3648 akan mengembalkan bias bullish untuk menguji kembali 1.3668. Karena itu skenario bearish harus mewaspadai kemungkinan-kemungkinan ini. 
Potensi Koreksi Euro

Sterling Uji Level Support


Bias bearish jangka pendek terlihat pada grafik 1 jam GBP/USD setelah tembusnya trendline naik. Koreksi terhenti di area support 1.5541 dan pullback terjadi menguji resistance di 1.5622. Sementara itu stochastic terlihat hampir mendekati area jenuh beli. Jika sinyal bearish muncul dari indikator tersebut sebelum resistance 1.5622 pecah, maka proyeksi selanjutnya adalah bearish dengan sasaran pertama di support 1.5579. Tembus ke bawah support tersebut berpotensi menekan cable untuk kembali menguji support di 1.5541. Bias bearish akan bertambah kuat jika support ini tembus, di mana sasaran berikutnya adalah 1.5502.
Waspadai akselerasi ke atas resistance 1.5622 karena hal tersebut akan mengembalikan bias bullish dan cable akan mendapat kesempatan untuk kembali berada dalam uptrend dan menguji area 1.5655 – 1.5704.
Sterling Uji Level Support

Hague: Euro Ibarat Bangunan yang Terbakar


Hague: Euro Ibarat Bangunan yang Terbakar Zonaeuro sekarang ibarat 'bangunan terbakar' dan tidak memiliki jalan untuk keluar dari krisis hutang. Negara besar seperti Jerman harus memberi subsidi bagi negara perekonomian lemah untuk selamanya.
Demikian pendapat Menteri Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris, William Hague, hari Kamis (29/09). Komentar tersebut dilontarkan jelang voting parlemen Jerman terkait mekanisme bailout Eropa. Tokoh penting kaum konservatif ini menilai pada akhirnya nanti konsep euro hanya akan menjadi monumen bersejarah.
Hague menganalogikan zona euro seperti bangunan yang terbakar. Perumpamaan tersebut mengulang prediksinya tahun 1998 lalu. Ketika itu Hague menjabat sebagai pemimpin Partai oposisi Konservatif yang paling giat menyerukan supaya Inggris tetap memegang teguh penggunaan poundsterling.
"Saya melihat tidak ada jalan keluar bagi euro dan sekarang sudah terbukti," ujarnya sinis. Hague mengakui bahwa perumpamaan tersebut berlebihan namun Ia bersikukuh bahwa pendirian zona euro tidak disertai fundamen kuat. Pemimpin Eropa sekarang tidak memiliki jalan keluar untuk menghadapi krisis secara kolektif.
Hagu melihat masalah Yunani, Italia dan Portugal sebagai dampak keikutsertaan mereka dalam area euro. Kondisi kemungkinan bisa lebih baik bagi ketiga negara seandainya tidak bergabung dengan komunitas valuta tunggal Eropa. Sedangkan Jerman, menurut Hague, terpaksa men-subsidi negara-negara bermasalah 'untuk seumur hidup'.
Kritik Hague kali ini terlontar di tengah tekanan terhadap Perdana Menteri David Cameron. Parlemen meminta pemerintah meninjau kembali keanggotaan Inggris di Uni Eropa. Legislatif bahkan meminta untuk segera diadakan referendum guna memutuskan wacana tersebut.