Salah satu pelajaran yang diambil dari krisis utang Eropa yang telah
berumur 4-tahun dan hingga saat ini masih menjadi momok untuk zona Eropa
adalah konsep mata uang tunggal yang tidak akan berhasil jika tetap
dipertahankan dengan platform seperti saat ini.
Suatu kebijakan moneter yang terintegrasi di seluruh kawasan Eropa
tanpa dibarengi dengan kebijakan fiskal yang sama ternyata malah membawa
malapetaka untuk perekonomian, seperti yang terbukti pada situasi zona
Eropa saat ini.
Terlepas dari kekuatan market yang menghancurkan nilai Euro, para
pemangku kebijakan Eropa sudah berupaya untuk memberikan pondasi bagi
masa depan Euro yang lebih aman melalui pakta-pakta fiskal yang
berpotensi mengarah pada satu menteri keuangan namun sisi buruknya
pemerintah individu akan kehilangan power untuk menambah pengeluaran
ataupun mengurangi pajak, dengan kata lain zona Eropa semakin dekat
mengarah pada negara federal seperti Amerika Serikat.
Kesatuan politik memang dibutuhkan jika Euro ingin selamat dari badai
krisis, tanpa hal tersebut, akan sangat sulit karena adanya perbedaan
kebijakan pengeluaran fiskal di setiap negara member, disertai dengan
laju kecepatan pertumbuhan yang berbeda-beda di tiap negara akan kembali
memicu kecemasan proyek Eropa yang gagal.
Namun sayangnya kesatuan fiskal secara menyeluruh bukanlah hal yang
diinginkan oleh negara member, khususnya Jerman yang merupakan negara
paling disegani sekaligus menjadi pemimpin Eropa, melalui Angela Merkel
yang paling disegani pemimpin Eropa lainnya semakin jelas menunjukkan
bahwa integrasi politik yang menyeluruh bukanlah solusi yang diinginkan
oleh Uni Eropa.
Alih-alih memikirkan dilemma tersebut, para pemangku kebijakan Eropa
masih harus menghadapi tantangan efek berantai (contagion) dari default
Yunani, terutama jika Yunani tidak mau menerima prasyarat bailout nya
dan disaat bersamaan pemerintah Spanyol terpaksa harus menyelamatkan
salah satu bank terbesar di negara nya, Bankia, dengan jumlah utang yang
melampaui ekspektasi semua orang, dan mengakibatkan keraguan atas
kemampuan Spanyol untuk selamat tanpa adanya bailout internasional.
Ketegangan Spanyol makin meningkat setelah biaya jaminan (CDS)
terhadap default utang Spanyol meningkat ke level rekor tertinggi di
level 560 bps, sementara yield obligasi tenor 10-tahun Spanyol naik ke
6.44% mendekati level 7%, suatu level yield obligasi yang sama dengan
negara Eropa lainnya seperti Portugal dan Irlandia yang akhirnya
menyerah dan meminta bailout internasional. Dengan situasi seperti ini
tentunya para pemimpin Eropa akan menghadapi permintaan bailout dalam
skala yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Pelajaran yang dapat diambil adalah dengan kehancuran ekonomi Eropa
serta berbagai masalah yang menimpa mata uang Euro menimbulkan
pertanyaan di benak para investor dan pelaku pasar, apakah proyek Uni
Eropa dan konsep mata uang tunggal merupakan proyek yang tidak
dipersiapkan secara penuh untuk didukung oleh masyarakat Eropa sendiri?
Sejak Euro menjadi mata uang tunggal Uni Eropa tahun 2002 ternyata
sangat sulit sekali melakukan koordinasi fiskal antara negara. Banyak
negara anggota yang memiliki defisit anggaran jauh lebih tinggi dari
kesepakatan yang ditetapkan (3 persen dari PDB).
Koordinasi moneter Uni Eropa hanya bisa efektif jika didukung oleh
koordinasi fiskal. Sayangnya hal itu sangat sulit terjadi karena
masing-masing negara memiliki kewajiban sosial dan ekonomi yang berbeda.
Pilihan lain negara Eropa yang tidak memiliki disiplin fiskal terpaksa
harus dikeluarkan dari Uni Eropa. Alternatif yang lebih baik adalah
penurunan nilai Euro ke 1.0 – 1,1 dollar AS per euro. Walaupun Euro
lemah sangat tidak disukai Jerman, tetapi kebijakan itu akan memperkuat
daya saing negara-negara Eropa dan berpotensi meningkatkan pertumbuhan
ekonomi negara Eropa yang bermasalah dengan hutang seperti PIGS.
Studi Teknikal EUR/USD
:
Setelah terkoreksi dari swing low 2012 di 1.2624, diekspektasikan
masih ada potensi rebound untuk redakan kondisi oversold ke resisten
1.2910 dan level psikologis 1.3000 sebelum akhirnya dapat melanjutkan
pelemahan menuju 1.2624 dan target berikutnya di 1.2500. Hanya
penembusan diatas area 1.3000 baru bisa menetralkan kondisi bearish saat
ini.
Kebalikannya dengan mata uang AS, pemulihan indeks Dollar telah
melampaui area resisten kunci 81.78 (Swing high 13 January), sehingga
memasuki area overbought dan berpeluang terkoreksi namun tidak lebih
rendah dari 79.80.
EURUSD Daily Chart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar