Estimasi ke-2 GDP Inggris yang dirilis hari Kamis mengkonfirmasikan pertumbuhan ekonomi 0,5% pada Q3. Namun masih rendahnya permintaan, investasi bisnis yang turun tajam serta melemahnya ekspor membuat Sterling tidak mendapat cukup dukungan.
"Kontribusi ekspor yang lemah ditambah melambatnya pertumbuhan zona Euro telah menempatkan Sterling di bawah tekanan dalam jangka menengah," kata Sebastien Galy, analis mata uang Societe Generale.
Sementara, beberapa analis berpendapat bahwa meningkatnya yield obligasi Jerman berpotensi mengangkat daya tarik obligasi Inggris, yang masih dianggap sebagai safe haven, sehingga akan menyediakan dukungan bagi Pound. Pada hari Rabu, spreadantara CDS 5-tahun Jerman dan Inggris bertambah hampir 10 basis poin ke level terlebar sejak awal Oktober.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar