Aussie tidak mampu melewati level 1.0200 terhadap Dollar, walaupun perubahan jumlah tenaga kerja di Asutralia mengalami kenaikan sebesar 24.000. Tetapnya prosentasi pengangguran di Australia yang aktif mencari pekerjaan sebesar 5.0%. Hal ini membuat Aussie gagal melanjutkan penguatannya terhadap Dollar. Monetary Policy Meeting Minutes, RBA (Reserve Bank of Australia) pada 15 Februari 2011 akan mengumumkan pandangannya mengenai ekonomi Australia, termasuk tingkat suku bunga dan kebijakan ekonomi kedepan. Pernyataan yang optimistik akan menguntungkan Aussie.
Monetary Policy Statement, BOJ (Bank of Japan) pada 15 Februari 2011 akan menyampaikan pernyataan mengenai perekonomian Jepang, di barengi dengan penetapan tingkat suku bunga pada Overnight Call Rate, dilanjutkan dengan BOJ Press Conference. Diprediksi tingkat suku bunga tetap di bawah 0.10%.
BOE (Bank of England) Gov King Speaks, Gubernur Bank of England – Mervyn King, akan menyampaikan pidatonya pada 16 Februari 2011 mengenai perekonomian Inggris, dibarengi dengan BOE Inflation Report. Pernyataan yang optimistik akan menguntungkan Pound sterling. BOE (Bank of England) Inflation Report, laporan presiode 4 bulanan ini memberi gambaran mengenai analisa ekonomi dan nilai inflasi Inggris kedepannya. Laporan tersebut juga akan memberi gambaran mengenai inflasi Inggris dalam 2 tahun kedepan.
FMOC (Federal Open Market Committee) Meeting Minutes, pertemuan yang diadakan pada 17 Februari 2011 (dini hari WIB) ini The Fed akan menentukan tingkat suku bunga acuan Amerika Serikat kedepannya.
Unemployment Claims, Jumlah warga Amerika Serikat yang masuk dalam asuransi pengangguran diprediksi mengalami sedikit kenaikan, sebesar 401.000, dari 383.000. Apabila di rilis di atas 401.000, maka akan berdampak negatif bagi dollar.
Untuk indikator ekonomi global, pada minggu ini akan diisi beberapa saja rilis berita ekonomi penting, di antaranya pengumuman suku bunga di Inggris yang diperkirakan masih tetap bertahan di level sebelumnya. China masih akan libur panjang Imlek sampai dengan Selasa depan. Secara umum, rilis data ekonomi yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
• Dari kawasan Amerika: berupa rilis data retail sales dan TIC Long-Term Purchases yang merupakan kepemilikan surat berharga AS oleh pihak asing pada Selasa malam; lalu data perumahan yaitu Building Permits pada Rabu malam; data inflasi Core CPI, data industry Philly Fed Manufacturing Index, serta data tenaga kerja Unemployment Claims mingguan yang biasa menjadi perhatian pasar – semuanya pada Kamis malam.
o Dari kawasan Inggris dan Eropa: berupa data German ZEW Economic Sentiment pada Selasa sore; data inflasi Inggris dalam BOE Inflation Report pada Kamis petang dilanjutkan dengan Retail Sales pada hari Jumat sore.
o Dari Jepang dan China: berupa pengumuman Overnight Call Rate dari Bank of Japan serta inflasi CPI China pada Selasa siang.
Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar beranjak menguat terhadap kelompok major currencies lainnya sebagai mata uang pilihan di tengah gejolak di Mesir dan krisis hutang Eropa, dengan index dollar AS berakhir di level 78.420. Pekan yang lalu Euro cenderung melemah walau agak sideways apalagi setelah rating hutang Irlandia kembali terpangkas, berakhir di level 1.3550. Untuk minggu berjalan ini market range akan berada antara level resistance pada 1.3744 dan berikutnya di 1.3858, sedangkan level support di 1.3393 dan kemudian pada 1.3240. Poundsterling minggu lalu umumnya melemah vs dollar ke level 1. 6003, sejalan dengan menguatnya USD secara gloal. Untuk minggu ini, level resistance terdekat masih pada 1.6300 dan kemudian 1.6460, sedang support berada pada 1.5745 dan kemudian 1.5340. Untuk USDJPY minggu lalu cenderung menguat, dengan kenaikan USD secara cross the border. Pasar di minggu ini berada di antara resistance pada 84.50 dan 86.00, serta support level pada 80.90 dan 80.22. Sementara itu, Aussie dollar terpantau seminggu lewat terkoreksi oleh kemungkinan bertahannya suku bunga RBA; ditutup pada level 1.0021. Range minggu ini tetap antara resistance 1.0230 dan 1.03 sementara support level di 0.9794.
Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu indeks Nikkei cukup volatile dan secara mingguan menguat tipis, berakhir di 10685. Minggu nanti Nikkei berjangka akan dalam rentangan resistance terdekat pada 10930 dan level berikutnya di 11393. Adapun support pada level 10150 dan lalu 9906. Sementara itu, Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong minggu lalu sempat tergelincir sampai total 1600’an poin, akibat kenaikan suku bungan China 25bp, ditutup di level 22743. Minggu ini akan berada dalam range level resistance di 24007 dan berikutnya 24477, sementara support-nya di 21538 selanjutnya 20239.
Bursa saham Wall Street minggu lalu kembali menguat terus oleh data perekonomian AS yang membaik serta berita positif dari Timur Tengah dengan mundurnya Hosni Mubarak. Dow Jones Industrial minggu ini masih dalam bullish-trend menjelang level resistance berikutnya ke 12600, sementara support di level 11800 dan kemudian pada 11515. Index S&P 500 minggu lalu juga menguat; resistance sekarang di level 1400, sementara level support berada di 1294 dan 1252.
Untuk pasar Emas, minggu lalu menguat sebagai pilihan safe haven di tengah memanasnya situasi kawasan Arab, walau agak tertahan oleh penguatan dollar. Emas di LLG minggu lalu berakhir pada level $1357.05 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas kemungkinan lebih konsolidatif, berada antara level support di $1323 serta support berikut $1307 per troy ounce. Sementara itu, resistance terdekat pada $1393 lalu level $1432.
Situasi politik pada minggu ini kembali terbukti mempunyai dampak kepada pergerakan arah pasar investasi. Gejolak di Mesir sampai mundurnya Mubarak terlihat berdampak kepada bursa, baik bursa saham, komoditas, maupun forex. Kombinasi pengetahuan fundamental dengan ketrampilan teknikal akan memberikan akurasi analisis pasar yang menguntungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar