Senin, 07 Februari 2011

Market Outlook 7 - 12 February 2011

 
Para pelaku pasar nampaknya masih berhati-hati menyikapi anjloknya data NFP (Non Farm Payroll). Hal ini bisa di lihat dengan tidak banyaknya pergerakan Dollar terhadap mata uang utama dunia pada akhir pekan lalu.

Data Non Farm Payroll anjlok akan tetapi jumlah pengangguran di Amerika mengalami banyak penurunan, sebesar 9.0%, dari 9.4%. Hal inilah yang membuat para pelaku pasar masih berhati-hati dengan Dollar.

Retail Sales, Perubahan nilai total inflasi di Australia pada sektor retail di prediksi naik sebesar 0.5%, dari 0.3%. Apabila di rilis di atas 0.5%, maka akan men-support Aussie mendekati level tertinggi terhadap Dollar.

Employment Change, Perubahan jumlah tenaga kerja di Asutralia di prediksi kembali mengalami kenaikan, sebesar 20.300, setelah bulan lalu mengalami penurunan tajam akibat banjir besar. Apabila di rilis di atas 20.300 maka akan berdampak positif bagi Aussie.

Unemployment Rate, Jumlah pengangguran di Australia yang aktif mencari pekerjaan di prediksi tidak ada perubahan dari bulan lalu, tetap 5.0%. Apabila di rilis di bawah 5.0%, maka akan menambah penguatan bagi Aussie.

Trade Balance, Selisih nilai antara barang ekspor dan impor di China di prediksi kembali menurun sebesar 10.3B, dari 13.1B. Apabila Trade Balance mengalami kenaikan, maka akan berdampak positif bagi Saham utama China dan Asia, karena  China merupakan Negara yang berpengaruh terhadap pergerakan saham-saham Asia.

Monetary Policy Committee (MPC) Rate Statement dan Official Bank Rate, BoE (Bank of England) akan menyampaikan pernyataan-pernyataan mengenai kondisi ekonomi Inggris, dan kebijakan yang di tempuh kedepannya. Di ikuti dengan di rilisnya suku bunga, di prediksi suku bunga tetap di 0.50%.

Trade Balance, Selisih nilai antara barang ekspor dan impor di Amerika di prediksi mengalami penurunan sebesar -40.4B, setelah 3 bulan terakhir berturut-turut mengalami kenaikan. Apabila Trade Balance mengalami kenaikan, maka akan berdampak positif bagi Dollar.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang akan diisi beberapa saja rilis berita ekonomi penting, di antaranya pengumuman suku bunga di Inggris yang diperkirakan masih tetap bertahan di level sebelumnya. China masih akan libur panjang Imlek sampai dengan Selasa depan. Secara umum, rilis data ekonomi yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

• Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Unemployment Claims mingguan yang biasa menjadi perhatian pasar –pada Kamis malam; kemudian Trade Balance atau Neraca Perdagangan dan Prelim UoM Consumer Sentiment di Jumat malam.
o Dari kawasan Inggris dan Eropa: berupa data Manufacturing Production Inggris pada Kamis petang dilanjutkan dengan pengumuman suku bunga Inggris yang kemungkinan bertahan di level 0.5%. Namun demikian, investor global sedang menantikan hasil MPC meeting yang bisa mengindikasikan bertambahnya kemungkinan kenaikan suku bunga pada periode berikutnya.

o Dari Australia: berupa pengumuman Retail Sales pada Senin pagi, lalu Unemployment Rate pada Kamis pagi.
Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar cukup volatile dengan melorot di awal minggu dan rebound di tengah sampai akhir minggu, lebih karena fluktuasi euro, dengan index dollar AS berakhir di level 78.020, terangkat juga oleh menurunnya tingkat pengangguran di AS.

Pekan yang lalu euro sempat mengalami rally sampai level 12 minggu tertinggi menjelang hari pengumuman rate ECB namun kemudian terpangkas hampir 250 pips setelah Trichet menyebutkan bahwa infasi di Eropa tergolong “moderat” dan berakhir di level 1.3589, nyaris flat dengan level penutupan minggu sebelumnya. Untuk minggu berjalan ini market range akan berada antara level resistance pada 1.3858 dan berikutnya di 1.4278, sedangkan level support di 1.3240 dan kemudian pada 1.2867.

Poundsterling minggu lalu umumnya menguat vs dollar tapi terpangkas di akhir minggu ke level 1. 6099, sejalan dengan membaiknya data pengangguran AS. Untuk minggu ini, level resistance terdekat pada 1.6300 dan kemudian 1.6460, sedang support berada pada 1.5745 dan kemudian 1.5340.

Untuk USDJPY minggu lalu cenderung menguat terbatas, dengan kenaikan USD secara global. Pasar di minggu ini nampaknya masih sama berada di antara support level 80.90 dan 80.22, serta resistance pada 83.67 dan 84.50. Sementara itu, Aussie dollar terpantau seminggu lewat menguat oleh prespek ekonomi dan kenaikan inflasi; ditutup pada level 1.0140. Range minggu ini tetap antara resistance 1.0230 dan 1.03 sementara support level di 0.9794.

Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu indeks Nikkei menguat sekitar 300 poin oleh membaiknya perkembangan bisnis, berakhir di 10540. Minggu nanti Nikkei berjangka akan dalam rentangan resistance terdekat pada 10630 yang bila tembus akan mengarah ke level berikutnya di 11393. Adapun support pada level 10150 dan lalu 9906. Sementara itu, Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong minggu lalu sempat tergelincir namun kemudian merangkak naik 730 poin, ditutup di level 23958. Minggu ini akan berada dalam range level resistance di 24477 dan berikutnya 24945, sementara support-nya di 23280 selanjutnya 22375.

Bursa saham Wall Street minggu lalu menguat terus di tengah keyakinan investor akan membaiknya fundamental ekoonomi AS –merupakan minggu terbaik di bursa dalam dua bulan terakhir. Dow Jones Industrial minggu ini masih dalam bullish-trend menjelang level resistance berikutnya ke 12600, sementara support di level 11515 dan kemudian pada 11320. Index S&P 500 minggu lalu juga menguat; resistance sekarang di level 1400, sementara level support berada di 1252 dan 1218.

Untuk pasar emas, minggu lalu menguat sebagai pilihan safe haven di tengah memanasnya situasi Mesir dan kawasan Arab. Emas di LLG minggu lalu berakhir pada level $1349.55 per troy ounce, terakhir sempat tergerus oleh penguatan dollar. Untuk sepekan ke depan emas akan cenderung positif, berada antara level support di $1307 serta support berikut $1275 per troy ounce. Sementara itu, resistance terdekat pada $1393 lalu level $1432.

Situasi politik terbukti mempunyai dampak kepada pergerakan arah pasar investasi. Apa yang terjadi di Mesir yang berdampak kepada bursa, baik bursa saham maupun komoditas, menunjukkan ada sejumlah factor non-ekonomi yang dapat menggerakkan pasar. Besar kecil dampaknya tergantung dari tingkat besaran (magnitude) dari factor itu sendiri. Saat ini Mesir masih bergejolak. Mungkin saja berikutnya beberapa negara lain di kawasan Arab akan ikut bergolak. Dalam situasi yang tidak menentu ini disarankan jadilah investor yang bijak.

Tidak ada komentar: