“Perekonomian global saat ini jauh lebih besar dari sebelumnya, sehingga anaolginya seperti kereta yang lebih besar ditarik oleh mesin tunggal, yaitu Amerika,” menurut Kaushik Basu kepala ekonom World Bank. “Hal ini membuat outlook global buruk.” World Bank menaikkan proyeksi untuk pertumbuhan AS menjadi 3.2% tahun ini dari 3% di bulan Juni lalu, dan juga memangkas proyeksi pertumbuhan untuk zona euro dan Jepang, terkait dampat krisis keuangan dan "penyempitan struktural." World Bank juga memangkas proyeksi pertumbuhan China, mengatakan negara perekonomian terbesar kedua dunia tersebut sedang mengalami "perlambatan teratur."
Rabu, 14 Januari 2015
World Bank Pangkas Outlook Pertumbuhan Global
Minyak Menyentuh Level Terendah 5-1/2 Tahun Baru
Melemahnya permintaan global dan booming produksi minyak shale AS dipandang sebagai 2 faktor utama di balik kejatuhan harga, dengan keengganan OPEC memangkasoutput juga turut berkontribusi. Bahkan torehan rekor impor minyak mentah chinadi bulan Desember pun gagal mengangkat sentimen pasar.
Untuk pertama kalinya China mengimpor minyak lebih dari 7 juta bpd pada bulan Desember, seiring konsumen minyak terbesar ke-2 di dunia itu memanfaatkan harga yang lebih rendah untuk membangun persediaan.
Spekulasi “Greek Exit” Menopang Harga Emas
"Masih ada beberapa kekhawatiran nyata tentang Yunani, dan itu mendatangkan dorongan bagi Emas untuk bergerak naik," kata Phil Streible, analis pasar senior pada RJO Futures di Chicago. "Pelaku pasar berpandangan bahwa zona Euro mungkin akan berada dalam kesulitan sepanjang beberapa minggu mendatang, dengan Yunani menjadi puncaknya."
Selasa, 13 Januari 2015
FOMC Minutes: Kenaikan Suku Bunga Tidak Terkait Laju Inflasi
"Sebagian besar peserta rapat sepakat bahwa penting jika menurut Komite pihaknya dapat bersabar dalam memulai langkah normalisasi kebijakan moneter, mereka memperingatkan bahwa bahasa tersebut dapat memberikan lebih banyak fleksibilitas untuk menyesuaikan kebijakan dalam respon terhadap informasi yang masuk ketimbang bahasa sebelumnya, yang mana mengaitkan awal normalisasi dengan berakhirnya program penjualan aset," menurut minutes.
Pasar nyaris tidak merespon dirilisnya minutes pertemuan tersebut, dengan bursa saham mempertahankan rally tajam dan yield obligasi pemerintah diperdagangkan mix. Petinggi Fed pada pertemuan terakhir mengindikasikan bahwa mereka setidaknya membutuhkan optimisme bahwa laju inflasi sedang bergerak menuju target 2%. Untuk perekonomian, anggota Fomc melihat adanya peluang peningkatan, dengan rendahnya harga minyak dan membaiknya kondisi pasar tenaga kerja menopang perekonomian. Petinggi Fed memperkirakan laju inflasi akan tetap jinak, meski menilai penurunan harga energi belakangan ini dan juga penguatan dollar sebagai hal yang sementara. Petinggi Fed melihat pelemahan global sebagai ancaman utama bagi keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di AS.
Pasar nyaris tidak merespon dirilisnya minutes pertemuan tersebut, dengan bursa saham mempertahankan rally tajam dan yield obligasi pemerintah diperdagangkan mix. Petinggi Fed pada pertemuan terakhir mengindikasikan bahwa mereka setidaknya membutuhkan optimisme bahwa laju inflasi sedang bergerak menuju target 2%. Untuk perekonomian, anggota Fomc melihat adanya peluang peningkatan, dengan rendahnya harga minyak dan membaiknya kondisi pasar tenaga kerja menopang perekonomian. Petinggi Fed memperkirakan laju inflasi akan tetap jinak, meski menilai penurunan harga energi belakangan ini dan juga penguatan dollar sebagai hal yang sementara. Petinggi Fed melihat pelemahan global sebagai ancaman utama bagi keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di AS.
Emas Menguat, Waspada Support 1230
Harga emas bergerak menguat kemarin karena aksi safe haven dengan melemahnya pasar saham akibat penurunan harga minyak mentah. Harga menyentuh level tinggi $1235 per troy ons kemarin dan pagi ini menambah penguatannya ke area $1240.
Harga kini berada di kisaran $1234. Pada grafik 1 jam, terlihat indikator RSI dan MACD masih mendukung potensi penguatan, namun indikator stochastics mulai menunjukkan potensi penurunan.
Support terdekat di kisaran 1230. Pelemahan lanjutan membutuhkan konfirmasi penembusan ke bawah kisaran support ini dengan potensi ke area 1222. Dan pergerakan di atas 1230 masih membuka potensi penguatan kembali ke kisaran tertinggi hari ini 1240.

Harga kini berada di kisaran $1234. Pada grafik 1 jam, terlihat indikator RSI dan MACD masih mendukung potensi penguatan, namun indikator stochastics mulai menunjukkan potensi penurunan.
Support terdekat di kisaran 1230. Pelemahan lanjutan membutuhkan konfirmasi penembusan ke bawah kisaran support ini dengan potensi ke area 1222. Dan pergerakan di atas 1230 masih membuka potensi penguatan kembali ke kisaran tertinggi hari ini 1240.
Emas Capai Level Tertinggi Sejak Oktober Lalu
“Arah jangka pendek emas dipicu oleh dollar, minyak, dan sentimen resiko secara umum pada pasar,” ucap Zou Lihu, analis pada Citics Futures Co. di Shenzhen. “Arah dalam jangka yang lebih panjang utnuk emas masih akan mengacu pada outlook suku bunga AS.” Presiden Federal Reserve Bank of San Francisco, John Williams, yang merupakan anggota voting kebijakan tahun ini, mengatakan menaikkan suku bunga di bulan Juni akan menjadi beresiko di tengah "momentum yang kuat" pada pasar tenaga kerja dan lemahnya tingkat kenaikan upah. Presiden Fed bagian Atlanta, Dennis Lockhart, yang juga merupakan anggota voting FOMC tahun ini, mengtakan bahwa kenaikan suku bunga di pertengahan tahun 2015 mungkin cukup bijak.
Selasa, 06 Januari 2015
Fluktuatif di Awal 2015, Minyak Lanjutkan Pelemahan
HSBC pada hari Rabu melaporkan indeks aktivitas manufaktur final China turun menjadi 49,6 dari 50 di bulan November, sementara laporan dari Pemerintah China menunjukkan aktivitas manufaktur melambat menjadi 50,1 dari sebelumnya 50,3. Data tersebut memberikan kekhawatiran akan penurunan permintaan minyak dari konsumen terbesar kedua di dunia. Sementara konsumen minyak terbesar di dunia, Amerika Serikat, melaporkan indeks aktivitas manufaktur turun ke level terendah enam bulan 55,5, dari 58,7 di bulan November.
Output minyak Rusia naik 0,3% di bulan Desember mencapai rekor tertinggi pasca pecahnya Soviet, 10,667 juta barel per hari. Sementara Irak mengekspor 2,94 juta barel perhari di bulan Desember, menjadi yang tertinggi sejak tahun 80an.
Minyak pada perdagangan Jumat ditutup pada level $52.81 per barel, dengan level tertinggi harian $55,11, dan terendah $52,03.
Minyak Mentah Alami Tahun Terburuk sejak Krisis 2008
Sejak bulan Juni lalu, harga minyak dunia konsisten tertekan hingga memecah beberapa level psikologis termurahnya. Minyak akhirnya menutup 2014 dengan penurunan tahunan terbesar ke-dua dalam sejarah perdagangan. Sebelum pasar ditutup hari Rabu kemarin, harga sempat naik dari posisi terendah harian. Data terbaru dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa jumlah persediaan memang turun dibandingkan prediksi, tetapi di saat yang sama volume stok di kilang Cushing, Oklahoma justru meningkat.
Harga minyak jatuh tajam sepanjang tahun karena Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) memilih untuk mempertahankan target produksi di tengah tren pelemahan pasar. OPEC melihat harga masih kondusif meskipun suplai minyak dunia berlimpah akibat datangnya hasil produksi shale Amerika Serikat. Padahal sampai dengan saat ini volume permintaan tidak juga meningkat karena perekonomian negara maju, semacam China, sedang lesu.
Harga minyak Brent ditutup pada posisi $57.33 per barel atau turun 57 sen pada sesi terakhir di bulan Desember. Selama empat hari beruntun, varian Brent berakhir di bawah level psikologis $60 per barel. Sementara harga minyak mentah Amerika turun 85 sen ke $53.27, setara penurunan 45% dibandingkan penutupan akhir tahun 2013 silam atau penurunan terburuk ke-dua dalam setahun sejak krisis 2008. Sedangkan kontrak berjangka minyak mentah memulai 2015 dari level $53.82 per barel.
Pergerakan Harga Emas di Awal 2015
Harga emas masih dibayangi tekanan turun sepanjang 2014. Harga emas ditutup di kisaran $1209.39 per troy ons di 2013 dan di awal 2014 sempat menguat hingga ke area 1391.97 yang terjadi pada bulan Maret. Namun tekanan naik tidak bertahan lama, harga kembali tertekan dan bergerak sideways. Pada bulan September, harga akhirnya berhasil menembus ke bawah area penutupan 2013 dan membentuk level terendah di area 1130.10 pada bulan November. Level terendah ini adalah kisaran terendah sejak April 2010.
Beberapa faktor fundamental yang membuat harga emas belum bisa beranjak dari tekanan turunnya yaitu penguatan dollar AS karena prospek kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS di 2015 dan pelambatan ekonomi China dimana China merupakan salah satu konsumen emas terbesar dunia.
Dan faktor-faktor fundamental tersebut masih belum akan berakhir terutama di awal tahun 2015. Pasar masih menantikan kenaikan suku bunga acuan AS yang kemungkinan akan terjadi di awal semester ke-2 2015 dan mungkin akan dilanjutkan dengan serangkaian kenaikan suku bunga lagi hingga akhir tahun. Sementara perekonomian China di 2015, banyak diprediksi oleh berbagai analis bahwa ekonomi China akan tumbuh di bawah pertumbuhan 2014 sekitar 7,0-7,1%.
Selain itu ada isu bahwa Bank Sentral Rusia kemungkinan akan menjual sebagian cadangan emasnya untuk mencegah dan membantu penguatan kembali nilai tukar Rubel terhadap dollar AS. Rencana penjualan ini memang baru sebatas isu atau rumor namun sudah bisa memberikan sentimen negatif ke harga emas.
Berdasarkan data permintaan emas yang dilaporkan oleh World Gold Council, harga emas memang sudah sewajarnya masih tertekan. Total permintaan kuartal pertama hingga kuartal ketiga 2014 di bawah total permintaan kuartal pertama hingga kuartal ketiga 2013. Permintaan Q1-Q3 2014 turun sebesar 5,63% dibandingkan permintaan Q1-Q3 2013. Total permintaan Q1-Q3 2014 sebesar 2963,5 ton sementara total permintaan Q1-Q3 2013 sebesar 3140,2 ton.
Bila kita menilik grafik harga emas bulanan, harga masih terlihat tertekan di bawah Moving Average (MA) 20. Indikasi tekanan turun juga ditunjukkan oleh indikator RSI (14) yang masih berada di bawah angka 50 atau di kisaran 40. Demikian pula indikator Stochastics dan MACD yang masih membuka peluang tekanan turun.
Namun demikian, divergensi yang terlihat pada indikator RSI terhadap harga dimana RSI terlihat terangkat naik sementara harga terlihat turun, membuka peluang harga kemungkinan akan mencapai level rendah dan kembalirebound.
Harga berpeluang menguji kembali level rendah 1130. Pergerakan di bawah 1130, membuka peluang pelemahan lanjutan ke kisaran 1075-1045. Sementara penguatan kemungkinan terbatas di kisaran 1257-1290. Pergerakan di atas kisaran tersebut, membuka peluang penguatan kembali ke area 1390.
Jumat, 19 Desember 2014
Federal Reserve tidak ubah kebijakan moneter
The Fed mempertahankan suku bunga utamanya, suku bunga federal fund pada 0-0,25 persen, yang telah berada pada posisi tersebut selama enam tahun untuk membantu AS bangkit dari resesi yang dalam, lapor AFP.
Pihaknya secara moderat menaikkan proyeksi ekonomi, memperkirakan pengangguran jatuh pada tahun depan ke serendah 5,2 persen dan inflasi berada antara 1,0 persen dan 1,6 persen.
Proyeksinya untuk pertumbuhan 2015 berada di 2,6-3,0 persen, setelah naik 2,3-2,4 persen pada tahun ini.
Tetapi terhadap ekspektasi unit kebijakan The Fed, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), terjebak bahasa bahwa pihaknya hanya akan memulai normalisasi "pada waktu yang cukup" setelah akhir stimulus pelonggaran kuantitatif Oktober lalu.
Alih-alih menjatuhkan pesan itu dan mengindikasikan kenaikan suku bunga mungkin bisa datang lebih awal dari yang diproyeksikan pertengahan 2015, FOMC menyatakan, setelah pertemuan dua hari, bahwa pihaknya bisa bertahan lebih lama lagi.
Proyeksi oleh anggota-anggota komite menunjukkan mereka mengharapkan kenaikan suku bunga lebih lambat daripada yang mereka perkirakan tiga bulan lalu.
"Berdasarkan penilaian saat ini, Komite menilai bahwa pihaknya bisa bersabar dalam memulai menormalkan sikap kebijakan moneter," kata FOMC.
Klaim Pengangguran AS Turun Ke Level Terendah Enam Pekan
Klaim tunjangan pengangguran turun sebanyak 6,000 menjadi 289,000 pada pekan yang berakhir 13 Desember, itu adalah yang terkecil sejak awal Novemver, di tunjukkan oleh departemen tenaga kerja pada hari ini di Washington. Estimasi median dalam survei Bloomberg terhadap 51 ekonom menyerukan untuk 295,000 klaim. Klaim telah berada di bawah level 300,000 untuk 13 dari 14 pekan terakhir.
Para pengusaha membatasi pemecatan dan menerima pekerja dalam laju terkuat sejak tahun 1999, ini adalah sebuah tanda mengetatnya pasar kerja mungkin akan berikan peningkatan tekanan pada pertumbuhan upah. Ketua Fed Janet Yellen dan rekan-rekannya kemarin meningkatkan penilaian mereka terhadap pasar kerja dan mengatakan bahwa mereka akan bersabar pada waktu kenaikan suku bunga pertama.
"Faktanya permintaan terhadap tenaga kerja sedikit meningkat," kata Stephen Stanley, kepala ekonom di Amherst Pierpont Securities LLC di Connecticut. "Yellen terus menetapkan perbaikan kondisi di pasar kerja sebagai persyaratan utama untuk membenarkan pengambilan beberapa kebijakan krusial pada tahun depan, dan data terus mendukung skenario tersebut."
Kamis, 18 Desember 2014
Minyak Mentah Masih Melemah, Support Penting di $53.50
Harga minyak mentah masih dalam tekanan turun dan belum terlihat tanda perubahan tren untuk jangka menengah.
Level support terdekat saat ini adalah di kisaran level $53.50 per barel. Penembusan ke bawah level support ini berpeluang mendorong pelemahan harga ke area 49-51.
Sementara pergerakan naik kemungkinan terbatas di kisaran 57-58.
Penguatan dollar AS membantu penurunan harga minyak di samping data-data yang menunjukkan pelambatan ekonomi China dan keengganan OPEC untuk memangkas produksi. Pasar menunggu hasil rapat moneter FOMC Kamis dinihari nanti.
Uni Eropa Akan Memperketat Sanksi Rusia
Langkah tersebut diambil dengan tujuan mengincar proyek-proyek eksplorasi minyak dan gas Rusia di Laut Hitam, yang mensinyalkan jika Barat tidak akan mencabut sanksi terhadap Rusia terkecuali Moscow menghentikan dukungan mereka untuk pemberontak di timur Ukraina. Penambahan sanksi diharapkan akan diumumkan dalam pertemuan European Council di Brussel pada hari Kamis dan Jumat.
Sedangkan di AS, Gedung Putih pada hari Selasa malam telah mengatakan bahwa Presiden Barack Obama akan segera mengotorisasi paket sanksi baru terhadap Rusia.
Fed Masih Akan Menaikan Suku Bunga Di 2015
Federal Reserve utarakan akan bersabar untuk menentukan waktu kenaikan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2006. “Komite menilai dapat bersabar untuk mulai menormalisasikan kebijakan moneter,” tulis pernyataan Federal Open Market Committee (FOMC). Pernyataan tersebut menggantikan frase komitmen untuk mempertahankan suku bunga dekat level rendah nol persen sementara waktu. “Komite menilai acuan masih konsisten dengan pernyataan sebelumnya yakni suku bunga akan berada dekat level nol persen untuk sementara waktu.”
Fed juga lebih optimis dengan perbaikan kondisi pasar tenaga kerja AS “Pasar tenaga kerja terus membaik. Underutilization tenaga kerja terus berkurang,” tulis pernyataan FOMC yang menggantikan pernyataan perbaikan tenaga kerja akan bertahap.
Acuan kebijakan suku bunga tersebut mempertegas rencana Federal Reserve untuk memulai kenaikan suku bunga di 2015. Menurut proyeksi FOMC, 15 dari 17 petinggi Fed memprediksi bank sentral AS akan menaikan suku bunga di 2015. Ini juga dipertegas oleh pernyataan Ketua Fed Janet Yellen yang mengatakan acuan yang baru tidak mencerminkan perubahan kebijakan dan hampir semua petinggi Fed memperkirakan kenaikan suku bunga di 2015. Fed's Yellen mengatakan kenaikan suku bunga akan bertahap dan akan bergantung kepada kondisi ekonomi.
Dollar AS dan bursa saham AS mempertahankan penguatan setelah publikasi FOMC dan pidato Fed's Yellen. Namun, emas melemah dan minyak mengurangi penguatan setelah tangguhnya kinerja Dollar AS mengurangi daya tarik komoditas.
Emas Rebound Pada Sesi Asia
“Ada sejumlah minat beli di bawah level $1,200,” ucap Lv Jie, analis pada Cinda Futures Co. di Hangzhou, China. “Pernyataan the Fed membuat dollar dan bursa saham AS menguat, keduanya bearish bagi emas.”
Jumat, 12 Desember 2014
Wall St Menghijau Pasca Data Penjualan Ritel AS
Penjualan ritel AS melonjak ke level puncak 8-bulan seiring pembeli memanfaatkan perbaikan pasar pekerjaan dan harga bahan bakar yang lebih murah. Kenaikan 0,7% dalam penjualan ritel bulan lalu sesuai dengan estimasi tertinggi para ekonom. Sementara klaim pengangguran mencatat penurunan sebesar 3.000 menjadi 294.000 dalam pekan yang berakhir 6 Desember. Klaim telah mencatat angka di bawah 300.000 dalam 12 dari 13 minggu terakhir.
Dow Jones Industrial Average menghentikan penurunan 3-sesi beruntun dan ditutup naik 0,4%, dipimpin oleh saham WAlt Disney. Kinerja apik sektor utilitas membantu S&P500 naik 0,5%. Nasdaq Composite juga menguat 0,5%.
Minyak Bertahan di Level Rendah 5 Tahun Karena Pernyataan Dari Saudi
Minyak Brent hanya sedikit berubah di London setelah kemarin turun sebesar 3.9%. Pasar akan mengkoreksi dirinya sendiri, berdasarkan pernyataan dari Menteri Perminyakanan Arab Saudi Ali -Naimin. Permintaan global untuk minyak dari OPEC akan turun pada tahun depan untuk menjadi sekitar 300,000 barel per hari untuk menjadi 28.9 juta barel, itu adalah level yang terlihat setidaknya sejak tahun 2003, menurut prediksi OPEC kemarin.
Minyak telah anjlok ke pasar bear seiring tiga anggota terbesar OPEC menawarkan diskon untuk ekspor ke Asia. OPEC, yang menyuplai sekitar 40% dari minyak dunia, memutuskan untuk mengurangi produksi kuota pada pertemuan bulan lalu walaupun AS memompa pada laju tercepat dalam lebih dari tiga dekade.
"Minyak mentah akan terus di perdagangkan di level rendah," kata Jonathan Barratt, kepala investasi di Ayers Alliance Securities di Sydney pada hari ini. " Ada masalah dengan pasokan dan OPEC tidak akan mengurangi selama AS tetap memproduksi di tingkat tinggi."
Minyak Brent Januari berada di level $64.42 per barel di London, naik sebesar 18 sen pada hari ini. Sementara itu minyak WTI Januari 45 sen lebih tinggi di $61.39 per barel di Nymex. Minyak kemarin melemah sebesar $2.88 menjadi $60.94.
Rusia Dibayangi Ancaman Gagal Bayar Hutang
Di mata bank investasi Saxo Bank, ancaman bangkrut di sektor bisnis dan pemerintahan Rusia bisa sama dengan apa yang terjadi di tahun 1998 silam. Kala itu, pemerintah Moskow mengalami gagal bayar surat hutang luar negerinya sehingga nilai tukar Ruble melemah tajam dan inflasi naik ke atas 80%. Masalah ini memperburuk citra Rusia dan menghancurkan kredibilitas negara ini di pasar kredit internasional selama bertahun-tahun.
Menurut pemangku kebijakan Rusia pekan lalu, perekonomian dalam negeri akan melambat atau kontraksi sebanyak 0,8% di tahun 2015. Pemerintah merevisi anggaran belanjanya tahun depan dengan mempertimbangkan dinamika yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, termasuk depresiasi kurs mata uang Ruble dan perubahan asumsi harga minyak dari $100 menjadi $80 per barel. Kabar buruknya, kondisi perekonomian Rusia tahun depan bisa semakin buruk karena harga minyak jenis Brent sekarang sudah lebih rendah dibandingkan harga asumsi, di kisaran $71 per barel.
Pemerintah sudah memperkirakan skenario terburuk, di mana perekonomian bisa melambat antara 3,5% dan 4% apabila harga rata-rata minyak berkisar di $60 per barel sepanjang tahun depan. Separuh pemasukan Rusia memang sangat bergantung pada ekspor migas ke luar negeri sehingga penurunan harganya di pasar internasional merupakan pukulan telak bagi negara yang sedang di-embargo oleh Amerika ini. Berkurangnya pendapatan ekspor berpengaruh terhadap kenaikan defisit anggaran dan berujung pada pelemahan nilai tukar mata uang Ruble. Depresiasi kurs domestik kemudian akan membuat harga-harga barang menjadi lebih mahal dan menyakiti konsumen. Penurunan daya beli akan membuat laju bisnis dan konsumsi melambat sehingga perekonomian berbalik lesu.
Untuk tahun 2014, arus inflasi diprediksi menembus 9,7% atau jauh di atas proyeksi sebelumnya di 7,5%. Sementara untuk tahun depan, inflasi diperkirakan berkisar di level 9%. Tekanan inflasi sebesar itu akan memaksa pemerintah untuk menaikkan tunjangan kesejahteraan dan dana pensiun warganya. Sekali lagi, kebijakan ini juga akan berujung pada perlambatan ekonomi nasional.
Di saat yang sama, pemerintah harus mencermati benar pos cadangan devisanya untuk tahun depan. Jumlah simpanan devisa harus cukup untuk menalangi keperluan bank sentral, seperti biaya intervensi pasar uang untuk menjaga kurs Ruble
Program Pinjaman ECB Raup Permintaan Sebanyak 161 Milyar Dollar
Hasil ini kemungkinan akan menguatkan ekspektasi bahwa ECB akan menambah program stimulus-nya tahun depan dengan membeli obligasi pemerintah dalam jumlah besar untuk menambahkan sekitar 1 trilyun euro pada neraca keuangannya, jumlah aset yang dimilikinya, yang mana saat ini sedikit di atas 2 trilyun euro. Presiden ECB Mario Draghi pekan lalu mengatakan petinggi ECB akan kembali mempertimbangkan kebijakan stimulus mereka, yang mana termasuk pinjaman murah untuk sektor perbankan dan pembelian sekuritas berbasis aset dan covered bonds, pada awal tahun 2015 dan memutuskan apakah akan mengambil langkah lanjutan untuk memastikan bahwa laju inflasi tahunan bergerak mendekati targetnya yaitu berada tipis di bawah 2%.
Bank of England Akan Lebih Terbuka Mengenai Kebijakannya
Bank Of England mengumumkan perubahan besar pada cara memberikan informasi mengenai keputusan kebijakan moneternya, mengatakan akan merilis minutes diskusi bersamaan dengan pengumuman tingkat suku bunga mulai Agustus 2015 nanti.BoE saat ini merilis minutes diskusi Monetary Policy Committee, dan hasil voting 9 anggotanya, dengan jeda hampir selama 2 pekan. BoE pada hari Kamis juga mengatakan akan mulai merilis transkrip diskusi kebijakannya dengan jeda selama 8 tahun.
Pertemuan pertama yang akan dicakup oleh rencana transkrip baru akan digelar pada bulan Maret 2015. Di bawah recana perubahan ini, MPC akan menggelar pertemuan selama 3 hari di bawah sistem saat ini dan deliberasi pada hari pertama tidak akan dilaporan melalui transkrip. Perubahan lainnya adalah, BoE mengatakan sedang meminta anggota MPC untuk menggelar pertemuan 8 kali dalam setahun, dimulai tahun 2016, dari 12 kali saat ini. Perubahan tersebut membutuhkan persetujuan parlemen Inggris. "Hari ini saya ingin mengumumkan perubahan paling signifikan pada bagaimana kami mempresentasikan dan menjelaskan keputusan tingkat suku bunga kami sejak Monetary Policy Committee dibentuk tahun 1997 lalu," ucap Gubernur Bank of England Mark Carney. Carney telah mencoba membuat bank sentral lebih transparan sejak menjabat di pertengahan tahun 2013 lalu.
Langganan:
Postingan (Atom)