Selasa, 30 Oktober 2012

Kecemasan Global Masih Menekan Emas

Kecemasan Global Masih Menekan Emas Emas diperdagangkan di dekat level $1,710 per ons pada hari Senin seiring kecemasan mengenai outlook pertumbuhan global mendorong permintaan emas sebagai alat lindung nilai, namun penurunan pada bursasaham turut menekan harga. Emas yang kokoh di atas level $1,700 per ons, level yang telah berulang kali diuji emas pekan lalu, telah berhasil menenangkan pembali yang mencemaskan koreksi yang lebih dalam setelah turun menuju lebih dari level rendah 6 pekan pada $1,698.39 tanggal 24 Oktober lalu, menurut analis.
 
"Menurutku emas tidak akan menembus jauh dari $1,700 atau $1,715," ucap Simon Weeks, kepala perdagangan emas apda Bank of Nova Scotia. "Cukup banyak aksi beli fisik ketika harga turun." Analis dan trader juga memperkirakan bahwa emas akan diperdagangkan dalam range sempit mengugat ketidakpastian menjelang data non-farm payrolls AS di akhir pekan nanti. Meski masih terdukung, emas mencoba untuk naik pada hari Senin setelah bursa saham dan harga komoditas tertekan, dengan sejumlah laporan earnings perusahaan yang buruk belakangan ini serta investor yang bersiap atas dampak badai Sandy.

Kamis, 04 Oktober 2012

Pain in Spain

'Pain in Spain'Kenyataannya, sektor Perbankan Spanyol membutuhkan suntikan dana yang lebih besar supaya bisa memenuhi standar permodalan.
Pihak auditor independen baru saja menyelesaikan tugasnya dalam penerapan stress test kepada bank-bank asal Spanyol. Kesimpulannya, perbankan negara itu 'hanya' membutuhkan sekitar 59 miliar Euro (54 miliar euro setelah revisi dan perhitungan deal yang masih tertunda) untuk bisa memulihkan diri. Jumlah tersebut lebih kecil ketimbang perkiraan pengamat dan hasil stress test yang dilakukan Oliver Wyman sebulan sebelumnya. Tidak heran jika hasil uji tekanan justru mendapat cibiran banyak pihak. Lembaga pemeringkat Moody's dan Komisi Basel mempertanyakan simulasi pengujian dan tingkat kesesuaiannya terhadap kondisi ekonomi Spanyol serta sistem perbankan Eropa. Auditor independen disebut terlalu baik dalam menetapkan asumsi soal pertumbuhan ekonomi, kerugian kredit perumahan dan kualitas modal masing-masing bank.

Parameter yang dipakai lembaga independen untuk menguji daya tahan bank dipandang terlalu longgar. Misalnya, dalam sebuah studi skenario terburuk, pihak penguji menetapkan harga properti di Spanyol sebesar 37% di bawah harga tertinggi tahun 2007. Meski terdengar besar, rasio depresiasi harga tersebut tidak terlalu memberi tekanan jika dimasukkan ke dalam konteks riil. Tidak seperti kebanyakan negara di Uni Eropa, Spanyol mengalami aksi spekulasi sektor perumahan yang jauh lebih kronis sehingga membuat harga properti naik sampai 200%-250%. Tingkat gelembung harga setara dengan lonjakan harga hunian di Irlandia dan beberapa negara bagian di Amerika yang propertinya paling mahal pada masa pra-krisis, yaitu California, Arizona dan Nevada.

Kembali ke awal, pengujian menjadi tidak begitu relevan karena saat ini saja harga rumah di Spanyol sudah turun sekitar 30% dari titik tertinggi 2007. Artinya, skenario auditor hanya menetapkan penurunan harga 7% dari tingkat harga properti saat ini. Untuk perbandingan, harga hunian di Irlandia dan beberapa negara bagian Amerika Serikat sudah turun dengan rasio beragam dari titik termahal 2007, mulai dari 46% hingga 50%. Jadi, simulasi tekanan terhadap bank Spanyol dari komponen perumahan terbilang sangat longgar. Skenario tekanan bisa menjadi relevan jika pertumbuhan ekonomi negara ini lebi baik ketimbang Irlandia dan Amerika. Mengingat aktivitas ekonomi yang lebih cepat akan menaikkan daya beli konsumen terhadap kebutuhan hunian dan gairah investasi properti. Tetapi hal itu tampaknya sangat jauh dari harapan. Ekonomi Spanyol sedang masuk fase resesi dan angka pengaggurannya sangat sulit diterima akal, yaitu pada kisaran 25%. Jumlah pengangguran sebesar itu 10% lebih banyak dibanding total warga tanpa pekerjaan di Irlandia.

Moody's adalah pihak yang paling menentang hasil stress test bank Spanyol. Lembaga pemeringkat ini memperkirakan sektor perbankan membutuhkan setidaknya 105 miliar euro guna memenuhi standar kecukupan modal, atau nyaris dua kali lipat hasil pengujian Wyman yang diadakan satu bulan lalu. Ada pula rekomendasi yang menyebut pemerintah Spanyol hanya membutuhkan dana talangan 40 miliar euro dari total 100 miliar yang dijanjikan pemerintah Eropa. Namun dengan begitu, pihak bank harus ikut menggalang dana secara mandiri. Salah satu bank, Banco Popular, tampaknya sudah mengantisipasi hal itu kemarin dengan memunculkan rencana penerbitan saham baru. Dana yang masuk akan dipakai untuk menyeimbangkan neraca keuangan serta menghindari intervensi pemerintah tentunya.

Sekarang keputusan berada di tangan pemangku kepentingan Spanyol. Madrid sudah menolak ide permintaan bail out dengan nominal hanya sebesar 40 miliar euro. Pemerintah sudah memperhitungkan bahwa jumlah yang perbankan butuhkan jauh lebih besar daripada itu. Mariano Rajoy dan kolega bisa saja meminta pinjaman lebih besar mencapai batas ideal 100 miliar. Hal itu dimungkinkan karena pemerintah juga berkepentingan menstabilkan gejolak di pasar obligasi. Namun artinya makin berat pula beban yang harus ditanggung oleh negaranya untuk memenuhi persyaratan yang diajukan kreditur. Efisiensi jangka panjang bisa makin memperburuk kondisi ekonomi yang tengah resesi dan memicu kesakitan baru di kemudian hari.

Rajoy, Monti, dan Hollande Akan Mengadakan Pertemuan Pada Hari Jumat

Rajoy, Monti, dan Hollande Akan Mengadakan Pertemuan Pada Hari JumatPara pemimpin Spanyol, Prancis, dan Italia akan bertemu pada hari Jumat disela-sela pertemuan Mediterania di Malta, kata narasumber dari kantor Perdana Menteri Italia Mario Monti.Pertemuan antara Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy, Perdana Menteri Italia Mario Monti dan Presiden Prancis Francois Hollande  akan berlangsung pada pukul 23.00 WIB.

Dua nara sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa ketiga pemimpin ini akan membahas isu-isu keuangan di zona Eropa, termasuk rencana untuk membantu Spanyol dalam mengatasi masalah keuangannya.

Cadangan Emas ECB Naik 45.5 Milyar Euro Setelah Revaluasi Triwulan

Cadangan Emas ECB Naik 45.5 Milyar Euro Setelah Revaluasi TriwulanEmas dan piutang emas yang dimiliki oleh bank sentral zona Eropa meningkat sebanyak 45.5 milyar euro menjadi 479 milyar euro setelah  revaluasi triwulanan, Bank Sentral mengatakan pada hari Rabu.
Cadangan mata uang dalam Eurosystem bank sentral turun 5.8 milyar euro menjadi 229.2 milyar euro, ini juga menggambarkan kondisi revaluasi triwulanan, sedangkan gabungandari neraca keuangan ECB dan 17 bank sentral di wilayah Eropa bernilai lebih ari 3 triliun euro.

Emas Stabil Dekat Level Tinggi 11-Bulan

Emas Stabil Dekat Level Tinggi 11-BulanEmas diperdagangkan stabil meski komoditas lainnya seperti minyak merosot tajam di hari Rabu seiring prospek pelonggaran moneter global masih mendongkrak daya tarik emas meskipun harga berada di level tertinggi 11-bulan.
Terpantau sejauh ini harga Emas untuk kontrak bulan Desember menguat 0.25% ke level $1,778.85, setelah meraih titik tertinggi intraday di $1,781.72 dan level terendah hariannya di $1,771.27.
Selanjutnya para investor masih menunggu perkembangan Spanyol yang menjadi pusat krisis zona Euro, setelah PM Spanyol, Mariano Rajoy membantah adanya rumor untuk pengajuan bailout dalam waktu dekat.
Kebanyakan analis yakin, Emas masih berpotensi untuk melanjutkan periode konsolidasi, sebelum mendapatkan kepastian adanya implementasi program stimulus dari ECB.
Secara teknikal, bias intraday masih bullish terutama jika harga berhasil tembus secara konsisten diatas area 1795 untuk mengincar target bullishnya di area 1823.
Di sisi bawahnya, support terdekat tampak di area 1771, anjlok lagi dibawah area tersebut dapat mengkonfirmasi fase konsolidasi Emas namun skenario buy on dips masih dominan selama harga mampu bertahan diatas area strong support 1732.

Selasa, 02 Oktober 2012

Bernanke: Fed Tetap Tahan Suku Bunga di Level Rendah Walaupun Ekonomi Membaik

Bernanke: Fed Tetap Tahan Suku Bunga di Level Rendah Walaupun Ekonomi MembaikKetua FED Ben S. Bernanke  memperbaharui janjinya untuk mempertahankan rekor stimulus walaupun tingkat ekspansi AS telah meningkat, sambil mengatakan bahwa para pembuat kebijakan tidak berharap bahwa ekonomi akan terus melemah sampai tahun 2015.
 
“Kami perkirakan bahwa sikap yang sangat akomodatif dari pembuat kebijakan moneter akan tetap seusai untuk waktu yang cukup lama walaupun ekonomi telah menguat,” kata Bernanke hari ini dalam pidatonya di Indiana polis. Para pembuat kebijakan diperkirakan akan menahan suku bunga mendekati nol persen sampai pertengahan 2015 “ bukan berarti kita mengharapkan ekonomi akan melemah”sampai tahun tersebut.

Federal Open Market Comittee mengatakan pada bulan lalu akan membeli utang hipotek sebesar $ 40 milyar perbulan dalam putaran ketiga pelonggaran kuantitatif sampai pasar tenaga kerja menunjukkan “peningkatan yang berkelanjutan.” Para anggota panelis juga memperpanjang suku bunga rendah sejak akhir 2004.

Program OMT ECB Bukanlah QE

Dalam sebulan terakhir, beberapa bank sentral besar di dunia telah melonggarkan kebijakan moneternya untuk melindungi pemulihan ekonomi masing-masing negara. ECB meluncurkan Outright Monetary Transaction (OMT) untuk membeli obligasi pemerintah zona-euro dalam jumlah tak terbatas. BoJ menambah program pembelian aset sebanyak ¥10 triliun menjadi ¥80 triliun. Federal Reserve merilis program Quantitative Easing III dan memperpanjang komitmen suku bunga rendah hingga akhir 2015.  
 
Secara teoritis, pelonggaran moneter yang dilakukan oleh bank sentral seharusnya dapat meningkatkan performa ekonomi. Pelonggaran moneter dapat meningkatkan likuiditas di pasar sehingga diharapkan dapat memacu aktivitas perekonomian. Dengan tingkat suku bunga yang sudah sangat rendah maka bank sentral-pun berinovasi dengan meluncurkan program pembelian aset. Federal Reserve membeli obligasi pemerintah AS dan aset keuangan berbasis kredit perumahan. Bank of Japan membeli obligasi pemerintah, exchange-traded-funds berbasis saham dan perumahan. Namun, ECB hanya dapat membeli obligasi pemerintah jika ada anggota zona-euro yang meminta. Ini berarti ECB tidak akan bisa melakukan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut jika tidak ada yang meminta.

Patut juga diingat bahwa program OMT ECB tidak termasuk Quantitative Easing (QE) walaupun ECB pada akhirnya akan membeli obligasi seperti rekan-nya Fed dan BoJ. Ini karena program OMT akan disterilisasi sehingga tidak akan menambah likuiditas di pasar. Program pembelian obligasi yang diluncurkan Fed dan BoJ termasuk QE karena bank sentral membeli obligasi dari pasar dan sebagai akibatnya jumlah dana yang beredar di pasar juga akan bertambah sebesar jumlah pembelian bank sentral. Sebagai contoh, jika Fed membeli $40 miliar obligasi berbasis kredit perumahan setiap bulannya maka akan ada penambahan likuiditas dollar di pasar sebanyak $40 miliar.

Namun, ini tidak akan terjadi dengan program OMT ECB karena untuk setiap euro yang digunakan ECB untuk membeli obligasi pemerintah maka bank sentral akan menjual surat berharga dengan jumlah yang sama demi menyerap kelebihan likuiditas yang timbul dari program OMT. Sebagai contoh, jika Spanyol akhirnya meminta ECB untuk mengaktifkan program OMT maka ECB akan membeli obligasi pemerintah Spanyol (misal) sejumlah €20 miliar setiap bulannya. Namun, kini ada kelebihan likuiditas sebanyak €20 miliar di sistem keuangan zona-euro sehingga untuk menyerap kelebihan likuiditas maka ECB akan menjual surat berharga senilai €20 miliar. Program OMT ini akan disterilisasi sehingga tidak menciptakan kelebihan likuiditas di pasar.     

Di lain pihak, program OMT sepertinya hanya akan dapat meredam masalah utang Eropa dan bukannya menghilangkan ancaman resesi karena setiap negara yang ingin mengaktifkan program tersebut harus setuju untuk melanjutkan kebijakan reformasi ekonomi. Ini berarti akan ada kebijakan penghematan yang lebih drastis lagi yang mungkin harus dilakukan Spanyol dan Italia jika tidak ingin mengikuti nasib Yunani, Irlandia, dan Portugal yang telah jatuh ke dalam jurang krisis utang. Spanyol mungkin harus melakukan kebijakan penghematan melebihi kebijakan pemangkasan defisit yang baru diumumkan di akhir pekan lalu.

Outlook Tenaga Kerja AS Terlihat Memburuk

Outlook Tenaga Kerja AS Terlihat MemburukMelemahnya permintaan memaksa perusahaan untuk mempercepat pengurangan biaya operasional seperti yang terjadi di  beberapa perusahaan besar, seperti Bank of America Corp, Hewlett-Packard Co., Staples Inc. dan Eastman Kodak Co. Masalah ini semakin meredupkan outlook pasar tenaga kerja yang sedang berjuang. 
Bahkan saat kepercayaan konsumen  dan sektor perumahan menunjukkan tanda-tanda pemulihan, Indeks 500 Standard & Poor anjlok 0.9 persen dari tahun sebelumnya pada bulan Juli sampai September, penurunan kuartal kedua berturut-turut dan yang terbesar sejak 2009, menurut perkiraan analis yang di survei oleh Bloomberg. Di proyeksinya S&P 500  akan menguat sebanyak 1.2 persen  untuk bulan Oktober sampai Desember,  angka ini masih lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan pada tiga bulan pertama di tahun ini. 
“Pengetatan biaya adalah salah satu alasan utama pertumbuhan pekerjaan masih relatif lemah,” kata Charles Lieberman, kepala investasi di Advisors Capital Management LLC di Hasbrouck Heights, New Jersey, dan mantan kepala analisis FED Bank of New York. Perusahaan akan menhidari penerimaan kerja sampai stabilnya jumlah pesanan dan “ mereka tidak menemui permintaan dengan tenaga kerja yang ada.”

Rabu, 26 September 2012

Citi Tingkatkan Proyeksi Harga Emas & Perak Tahun 2012

Citi Tingkatkan Proyeksi Harga Emas & Perak Tahun 2012 Citigroup Inc. pada hari Selasa telah meningkat proyeksi rata-rata harga Emas dan Perak untuk tahun 2012 menyusul langkah beberapa bank sentral utama dunia meluncurkan kebijakan pelonggaran moneter, yang berpotensi mendongkrak daya tarik logam mulia.
Citigroup meningkatkan proyeksi rata-rata harga emas tahun ini sebanyak 2,3% menjadi $1681/oz. Bank Investasi ini juga merevisi proyeksi rata-rata harga perak 5% lebih tinggi menjadi $32/oz.
Emas diperdagangkan di atas level $1770/oz pada hari Selasa, meskipun sepanjang tahun ini lebih sering diperdagangkan di bawah level $1700/oz. Perak juga ditawarkan sekitar 1% lebih tinggi pada kisaran $34.30/oz, dan terus menunjukkan pergerakan yang positif sejak terperosok ke level $26/oz pada bulan Juni silam.
Rally ke-2 logam tersebut kian terlihat sejak Federal reserves AS mengumumkan program pembelian obligasi baru pada bulan Agustus sebagaiu upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Dengan Bank of Japan dan ECB juga menerapkan kebijakan serupa, mendorong para investor khawatir dengan resiko pengurangan nilai mata uang kertas. Sebaliknya, kondisi tersebut telah membuat emas dan perak lebih menarik sebagai alat investasi.
"Krisis hutang yang berkepanjangan di Eropa, masih tingginya tingkat pengangguran dan lemahnya pertumbuhan di AS, serta akselerasi perlambatan China telah memaksa bank-bank sentral utama dunia untuk menggunakan alat kebijakan moneter yang tidak konvensional," kata analis Citi. "Kelebihan likuiditas kemungkinan akan terserap ke dalam komoditas yang dapat dipegang sebagai investasi dan jaminan."

Solusi Krisis Zona Euro Masih Belum Tuntas

Pergerakan harga di pasar keuangan kini tidak lagi mencerminkan pengaruh dari kebijakan stimulus yang sudah dikeluarkan oleh beberapa bank sentral dunia seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Penguatan instrumen beresiko seperti komoditi, mata uang yang higher risk, dan indeks saham, tidak bertahan lama, harga-harga kembali terkoreksi.
 
Rupanya para pelaku pasar kembali fokus ke masalah krisis hutang Eropa yang berpengaruh pada pelambatan ekonomi dunia. Data-data ekonomi yang dirilis sesudah stimulus menunjukkan kerapuhan ekonomi global dimana aktivitas manufaktur masih berkontraksi dan tingkat pengangguran masih tinggi. Data-data ekonomi kini mulai lagi menjadi market mover, setiap gambaran negatif selalu menekan harga risk instrument dan sebaliknya gambaran yang positif menguatkan risk instrument.

Uni Eropa masih melakukan negosiasi-negosiasi terhadap beberapa opsi solusi. Pembahasan di Uni Eropa terasa berjalan sangat lambat. Ini dimaklumi karena Uni Eropa terdiri dari 27 negara anggota dimana 17 di antaranya merupakan pengguna mata uang tunggal euro. Dan krisis terjadi di negara-negara pengguna euro.
Beberapa solusi yang menjadi pembicaraan hangat di Eropa antara lain:
  1. Keputusan ECB untuk membeli obligasi pemerintah negara-negara bermasalah dengan tenor 1-3 tahun dan tanpa batas di pasar sekunder.
  2. Aktivasi lembaga bailout permanen European Stability Mechanism (ESM) tanggal 8 Oktober.
  3. Keputusan pemberian tahapan dana talangan kedua untuk Yunani pada akhir Oktober.
  4. Isu pengajuan permintaan bailout Spanyol ke Uni Eropa.
  5. Wacana penyatuan fiskal negara-negara Uni Eropa.
  6. Wacana penyatuan supervisi perbankan Eropa di tangan ECB.
Keputusan ECB (Bank Sentral Eropa) untuk membeli obligasi pemerintah negara-negara yang bermasalah sebenarnya memberikan angin segar ke pasar. Dengan amunisi yang bisa dibilang tanpa batas dari Uni Eropa, memberikan keyakinan di pasar bahwa persoalan hutang dapat teratasi. Namun ECB tidak akan serta merta membeli obligasi tersebut. Ada syarat yang harus dipenuhi oleh suatu negara yaitu di antaranya mengajukan permintaan bailout ke Uni Eropa.
Spanyol kini menjadi fokus pasar terkait keputusan ECB ini. Para kreditur Spanyol tentunya mengharapkan Spanyol mengajukan bailout sehingga surat hutang yang dikeluarkannya ada yang menalangi alias tidak default. Tapi pemerintah Spanyol yang dipimpin oleh PM Mariano Rajoy merasa tidak perlu karena yield atau tingkat imbal hasil obligasinya masih di bawah 7% dan masih sanggup membiayai hutang dengan yield yang demikian. Pertanyaan-pertanyaan muncul di pasar yang menyangsikan kekuatan pemerintah Spanyol untuk mengatasi krisis ekonomi yang terjadi di negara itu tanpa campur tangan ECB ataupun Uni Eropa. Pasar masih menantikan kabar dari Spanyol mengenai isu permintaan bailout ini.
Yunani masih disibukkan dengan evaluasi proposal penghematan anggaran yang menjadi syarat untuk mendapatkan dana bailout tahap kedua dari Troika (tiga pengawas: ECB, Uni Eropa dan IMF). Troika akan mengumumkan hasil evaluasinya sekitar akhir Oktober. Kalau Yunani tidak lolos evaluasi, hal ini akan kembali memberikan sentimen negatif ke pasar. Dalam internal Yunani sendiri, masih belum ada kesepakatan mengenai pos-pos mana saja yang harus dipangkas. Oposisi masih menolak beberapa usulan dari pihak penguasa. Perjalanan Yunani untuk mendapatkan tanda setuju dari Troika juga akan menjadi market mover ke depannya.

Dua wacana yang masih dalam tahap pembicaraan yaitu penyatuan fiskal dan penyatuan supervisi perbankan Eropa. Tujuan dari penyatuan fiskal ini adalah untuk memastikan bahwa negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa disiplin dalam menjalankan anggarannya sehingga dapat menghindari potensi pemakaian hutang yang berlebihan yang berpotensi membangkrutkan negara. Uni Eropa akan memberikan batasan defisit anggaran yang harus dijalankan dan bila ada negara yang melanggar, akan ada sanksi denda sebesar 0,1% dari GDP negara yang bersangkutan.

Sudah ada 25 negara yang setuju dengan program penyatuan fiskal ini. Hanya Inggris dan Republik Ceko yang menolak. Dan telah menjadwalkan tanggal 1 Januari 2013 sebagai tenggat waktu program ini sudah diratifikasi oleh masing-masing parlemen. Minimum 12 negara pengguna euro harus sudah meratifikasi dan saat ini sudah 9 negara yang meratifikasinya.

Sementara untuk wacana penyatuan supervisi perbankan masih menjadi perdebatan hangat seperti siapa yang akan mensupervisi, kapan dan berapa banyak bank yang harus dalam satu supervisi. ECB menjadi kandidat utama, tapi banyak kalangan menilai ini akan menambah beban ECB dan akan menjadi tidak efektif, sementara yang pro melihat bahwa ECB mempunyai kapasitas terkait dengan kesediaan dana bila diperlukan untuk membailout. Untuk wacana yang satu ini masih belum jelas kapan tenggat waktunya.

Kembalinya perhatian para pelaku pasar terhadap krisis Eropa memberikan gambaran betapa krisis Eropa menjadi momok bagi pertumbuhan ekonomi dunia. AS terhambat pemulihannya, China mengalami pelambatan dan akhirnya dunia terkena imbas negatif. Eropa akan menjadi topik utama hingga akhir tahun ini di samping isu Fiscal Cliff dari Amerika Serikat.

$1755 Entry Point Yang Bagus Untuk Emas

Seperti terlihat pada grafik 4 jam, emas sering kali terpantul pada area $1755. Fakta ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengambil entry point. Trader yang agresif dapat mengambil posisi long pada area tersebut dan mengharapkan agar emas masih berkonsolidasi antara area $1755 -  $1785. Sementara dari sisi lain, kami menemukan adanya bearish divergence pada grafik 4 jam, yang mengindikasikan bahwa trend naik saat ini kurang kuat dan resiko terjadi koreksi atau reversal cukup besar. Berdasarkan hal tersebut, trader juga dapat memanfaatkan level $1755 sebagai entry point untuk mengambil posisi short, dengan mengharapkan harga akan terkoreksi lebih lanjut menuju area $1715.

$1755 Entry Point Yang Bagus Untuk Emas

Komentar Draghi Selamatkan Euro

Komentar Draghi Selamatkan Euro Euro beranjak menjauh dari posisi terendah 1-minggu versus Dollar AS pada hari Rabu seiring Presiden ECB Mario Draghi melontarkan dukungan terhadap rencana pembelian obligasi bank sentral. Euro sebelumnya sempat terbebani oleh pemberitaan sebuah media yang menyebutkan jika Bundes Bank tengah memeriksa legalitas rencana ECB.
"Euro sempat tertekan sepanjang sesi perdagangan Eropa menyusul adanya berita yang menyebutkan jika program ECB tengah diperiksa secara hukum," kata Camilla Sutton, kepala analis mata uang pada Scotiabank di Toronto. "Namun komentar Draghi telah berhasil meredam ketidakpastian yang beredar dan membantu menopang Euro."
Bagaimanapun, kekhawatiran tentang jumlah defisit Yunani masih membayangi setiap pergerakan Euro. Terlebih setelah majalah Der Spiegel Jerman memberitakan kemungkinan defisit yang bisa mencapai €20 milyar, hampir 2 kali lipat dari perkiraan sebelumnya. Pelaku pasar juga terlihat was-was menantikan pengumumam reformasi struktural dan rancangan anggaran Spanyol untuk tahun 2013 serta hasil stress test sektor Perbankan, yang diperkirakan akan dirilis pekan ini.

ECB Demetriades: Serikat Perbankan Layak, Mendesak

ECB Demetriades: Serikat Perbankan Layak, MendesakPembuat kebijakan ECB Panicos Demetriades mengatakan pada hari Selasa bahwa rencana Uni Eropa untuk mempersiapkan mekanisme pengawasan tunggal untuk perbankan di zona euro pada akhir 2012 adalah ambisius, tapi layak. “Dalam pandangan saya, setiap usaha harus dilakukan segera mungkin namun harus dilakukan secara bertahap dalam setiap pendekatannya,” kata Demetriades, yang merupakan Gubernur Bank Sentral Siprus. Dia mengatakan skema pengawasan itu sangat diperlukan karena itu adalah prasyarat untuk rekapitalisasi langsung oleh ESM, dana bailout permanen Uni Eropa.

Rencana untuk pengawasan tunggal serikat perbankan Eropa telah menjadi satu komponen dari kerangka yang lebih luas, bersamaan dengan asuransi deposito Eropa dan itu merupakan bagian dari skema resolusi untuk mengatasi krisis keuangan saat ini dengan membantu memutuskan hubungan antara pemerintah dengan bank, katanya. Uni Eropa bertujuan untuk menjadi suatu badan serikat perbankan pada awal 2013. “Untuk negara dengan sistem perbankan yang besar seperti Siprus, serikat perbankan sangat penting karena akan memisahkan resiko pemerintah dari resiko perbankan, kata Demetriades.

IMF Ingin Eropa Bertindak Lebih Untuk Yunani

IMF Ingin Eropa Bertindak Lebih Untuk YunaniIMF menginginkan para pengambil kebijakan Eropa untuk pertimbangkan penghapusan sebagian utang untuk Yunani. "Masalah utang Yunani harus diatasi," tutur Direktur IMF, Christine Lagarde. IMF telah isyaratkan bantuan tambahan untuk Yunani harus bersumber dari Eropa; ini isyarat agar Eropa pertimbangkan kerugian atas obligasi Yunani yang dimiliki ECB ataupun pemerintah.
"Kekurangan pendanaan Yunani tidak dapat diselesaikan hanya dengan kebijakan anggaran karena outlook pertumbuhan ekonomi Yunani sangat lemah," ujar Lagarde yang mengatakan upaya tambahan penghematan €11,5 miliar tidak cukup untuk meningkatkan upaya bailout yang berada di bawah pengawasan IMF, Komisi Eropa, dan ECB.
Yunani telah menerima bantuan keuangan sebanyak €240 miliar. Investor telah kehilangan 53,5% nilai obligasi pemerintah Yunani ketika Athena melakukan restrukturisasi utang tahun lalu dan ini berhasil mengurangi beban utang Yunani sebanyak €100 miliar. "Karena tidak banyak obligasi yang dimiliki oleh sektor swasta maka Eropa kini mungkin harus pertimbangkan untuk ikut program restrukturisasi," ujar Carsten Brzeski, ekonom ING Groep. Brzeski memperkirakan ECB memiliki obligasi pemerintah Yunani sebanyak €40 miliar dan zona-Euro juga telah menyalurkan pinjaman bilateral sebesar €53 miliar kepada Yunani.
Sementara itu, euro menguat di sesi New York. EUR/USD kini diperdagangkan 1.2947, tidak begitu jauh dari level tinggi harian 1.2970

Fundamental Analysis, September 26th, 2012

Hong Kong shares set to open weaker as growth worries weigh

Hong Kong shares were set to start weaker on Tuesday as worries about global growth following a fall in German business sentiment kept equities in check.
   The Hang Seng index <.HSI>, which has risen for each of the past three weeks, closed down 0.2 percent on Monday as investors locked in gains ahead of the quarter-end.

Seoul shares seen weakening on German data, Spain eyed

Seoul shares <.KS11> are seen faltering early on Tuesday from a German confidence survey that dragged down global stock markets overnight, adding to concerns over the euro zone debt crisis despite recent measures taken by central banks to shore up growth.
    German business sentiment fell for a fifth straight month in September to its lowest level since early 2010, reflecting that even the euro zone's strongest economy is sensitive to the region's economic woes.
    Investors now await cues from the Spanish government which is set to present its draft budget for 2013 on Thursday.
    "A possible bailout request from Spain will pump liquidity from the European central bank, ease the burden of the euro zone crisis and eventually lead to some stability in the global financial markets," said Ma Ju-ok, an analyst at Kiwoom Securities in Seoul.
    Ma said in a research note that the South Korean stock market was expected to settle near the key psychological level of 2,000 points this week as retail investors and institutions finished their profit-taking from last week's rally.

Nikkei seen weaker after German data, Caterpillar forecast

Japan's Nikkei share average was seen dropping on Tuesday as investors trim risk exposure on renewed concerns about the global economy caused by weak German business sentiment data and a cut in forecast earnings from Caterpillar Inc <CAT.N>.
    Market players said the Nikkei was likely to trade between 8,950 to 9,050 after Nikkei futures in Chicago <0#NIY:> closed at 8,985, down 0.1 percent from the close in Osaka <JNIc1>.
    "The German data is just the latest sign of a global slowdown and is likely to drag on the market today," said Toshiyuki Kanayama, senior market analyst at Monex.
    German business sentiment dropped in September to its lowest since early 2010, suggesting the euro zone's largest and strongest economy is succumbing to a downturn despite the European Central Bank's recent efforts to safeguard the single currency.
    A firmer yen, around 77.85 yen to the dollar, is also likely to weigh on exporters as it threatens to erode their overseas revenues once repatriated and makes them less competitive.
    Japanese suppliers for Apple Inc could also be sold off after supply constraints kept sales of the iPhone 5 below some market forecasts and investors worried the Apple would not be able to keep up with demand.

Gold falls on weak commodities, option expiry eyed


Gold fell on Monday, retreating from the previous session's nearly seven-month high as broadly lower crude oil and grain prices prompted investors to take profits.
Palladium dropped 4 percent for its biggest one-day decline since March on signs of platinum output returning to normal in top producer South Africa, triggering heavy speculative selling.
Traders said volatility could increase ahead of Tuesday's U.S. COMEX gold option expiration, while open interest in U.S. gold futures rose to a one-year high for a third straight session.
Bullion's rally is showing signs of fatigue after five straight weeks of higher prices. Repeated failures to break above key technical resistance above $1,790 an ounce to set a new 2012 high also prompted some investors to lessen their bullish bets.
Spot gold <XAU=> was down 0.6 percent at $1,762.20 an ounce by 2:11 p.m. EDT (1811 GMT). On Friday, gold hit a high of $1,787.20, just short of this year's peak of $1,790.30 reached on Feb. 29.
U.S. COMEX gold futures <GCZ2> for December delivery settled down $13.40 an ounce at $1,764.60. Trading volume totaled around 150,000 lots, in line with its 30-day average, preliminary Reuters data showed.
Silver <XAG=> fell 1.5 percent to $33.91 an ounce.

Euro declines to more than one-week low vs dollar, yen

The euro fell to its lowest in more than a week against the dollar and yen on Monday as a weak German business sentiment report and uncertainty about debt-plagued Spain added to concerns about the euro zone's slumping economy.
The drop in German business sentiment in September to its lowest since early 2010 raised worries that Germany, the largest euro zone economy, is succumbing to a downturn despite the European Central Bank's recently announced bond-buying plan.
Spain is also adding to the euro zone's pain. Spanish government bond yields rose on signs Madrid is making slow progress toward asking for the international bailout that markets are anticipating. Italian yields also rose.
Many market participants also believe the euro is poised for a pullback after a sharp rally in recent weeks that took the common currency to a four-month high against the dollar at $1.3169 on Sept. 17.

The euro hit a session low of $1.2889, its lowest since Sept. 13. It last traded at $1.2928 <EUR=>, down 0.4 percent.  Initial support is seen at $1.2905, the 23.6 percent retracement of the July to September rally, followed by its 200-day moving average, which comes in around $1.2828.
Against the yen, the euro last traded at 100.63 yen <EURJPY=>, down 0.8 percent. It dropped to 100.33, a more than one-week low.

Wall St drops after Caterpillar forecast, German data


U.S. stocks edged lower on Monday as a disappointing forecast from Caterpillar <CAT.N> and weak German data increased concerns that global growth may remain sluggish. Minutes before the close, Caterpillar cut its earnings forecast for 2015, citing weakness in the world economy. Its stock fell 0.9 percent to $90.87 and was the top drag on the Dow. After the bell, Caterpillar's stock lost another 2.1 percent to $88.99.
An index of German business sentiment declined for a fifth consecutive month in September, showing Europe's strongest economy was moving closer toward recession as the euro zone's debt crisis remains unresolved.
Concerns about a stalling global economy also were reflected in energy and technology shares, with the S&P energy index <.GSPE> down 0.5 percent and the S&P 500 technology index <.GSPT> down 0.8 percent.
But the S&P 500 is on track for a 7.6 percent gain for the quarter. Analysts said investors are probably now participating in "window dressing," where fund managers add some of the latest outperformers to their portfolio.
The gains have largely been tied to central bank stimulus plans. On Sept. 6, the European Central Bank announced its bond-buying plan; a week later, the Federal Reserve unveiled a third round of quantitative easing intended to bolster the economy and reduce U.S. unemployment.
The Dow Jones industrial average <.DJI> declined 20.55 points, or 0.15 percent, to close at 13,558.92. The Standard & Poor's 500 Index <.SPX> shed 3.26 points, or 0.22 percent, to 1,456.89. The Nasdaq Composite Index <.IXIC> dropped 19.18 points, or 0.60 percent, to end at 3,160.78.

Crude Declines for Fifth Time in Six Days


Oil dropped for the fifth time in six days as discord over the handling of Europe debt crisis and a decline in German business sentiment renewed concern that the European crisis will reduce oil demand. Prices fell 1 percent after German Chancellor Angela Merkel and French President Francois Hollande disagreed at a meeting Sept. 22 on a timetable to introduce joint oversight of Europe̢۪s banks. German business confidence unexpectedly fell to the lowest level in more than two years, helping push the euro down against the dollar.
Oil for November delivery declined 96 cents to settle at $91.93 a barrel on the New York Mercantile Exchange, down 7.1 percent since Sept. 14 and 7 percent for the year. Brent oil for November settlement decreased $1.61, or 1.4 percent, to end at $109.81 a barrel on the London-based ICE Futures Europe exchange. The European benchmark grade̢۪s premium to West Texas Intermediate narrowed for the first time in three days, falling to $17.88.
In speeches marking Franco-German reconciliation after World War II, Merkel rejected Hollande appeal to activate oversight of the banking union as soon as possible. Deadlock over regulation may delay a key building block in resolving the single currency debt crisis.

Technical Analysis,September 26th, 2012

CURRENCY
RANGE
TREND
RESISTANCE
SUPPORT
BUY
SELL
OBJ
CUT
EUR/USD
1.2800-1.3010
Down
1.3080
1.2870

1.2940
1.2800
1.3010
1.3010
1.2800
USD/JPY
77.00-78.80
Up
78.80
77.00
77.60

78.90
77.00
78.20
76.40
GBP/USD
1.6090-1.6300
Down
1.6370
1.6160

1.6230
1.6090
1.6300
1.6300
1.6090
USD/CHF
0.9280-0.9490
Up
0.9490
0.9280
0.9350

0.9490
0.9280
0.9420
0.9210
AUD/USD
1.0280-1.0490
Down
1.0560
1.0350

1.0420
1.0280
1.0490
1.0490
1.0280
NIKKEI
8830-9040
Down
9110
8900

8970
8830
9040
9040
8830
HANGSENG
20430-20790
Down
20910
20550

20670
20430
20790
20790
20430
KOSPI
261.50-264.80
Down
265.90
262.60

263.70
261.50
264.80
264.80
261.50
GOLD
1750.20-1774.95
Down
1783.20
1758.50

1766.70
1750.20
1774.95
1774.95
1750.20

Jumat, 14 September 2012

Technical Analysis,September 14th, 2012

CURRENCY
RANGE
TREND
RESISTANCE
SUPPORT
BUY
SELL
OBJ
CUT
EUR/USD
1.2910-1.3090
Up
1.3090
1.2910
1.2970

1.3090
1.2910
1.3030
1.2850
USD/JPY
76.60-78.10
Down
78.60
77.10

77.60
76.60
78.10
78.10
76.60
GBP/USD
1.6060-1.6240
Up
1.6240
1.6060
1.6120

1.6240
1.6060
1.6180
1.6000
USD/CHF
0.9260-0.9440
Down
0.9500
0.9320

0.9380
0.9260
0.9440
0.9440
0.9260
AUD/USD
1.0450-1.0630
Up
1.0630
1.0450
1.0510

1.0630
1.0450
1.0570
1.0390
NIKKEI
8940-9120
Up
9120
8940
9000

9120
8940
9060
8880
HANGSENG
19540-19720
Up
19720
19540
19600

19720
19540
19660
19480
KOSPI
255.90-257.70
Up
257.70
255.90
256.50

257.70
255.90
257.10
255.30
GOLD
1754.00-1778.00
Down
1786.00
1762.00

1770.00
1754.00
1778.00
1778.00
1754.00