Dalam sebulan terakhir, beberapa bank
sentral besar di dunia telah melonggarkan kebijakan moneternya untuk
melindungi pemulihan ekonomi masing-masing negara. ECB meluncurkan
Outright Monetary Transaction (OMT) untuk membeli obligasi pemerintah
zona-euro dalam jumlah tak terbatas. BoJ menambah program pembelian aset
sebanyak ¥10 triliun menjadi ¥80 triliun. Federal Reserve merilis
program Quantitative Easing III dan memperpanjang komitmen suku bunga
rendah hingga akhir 2015.
Secara teoritis, pelonggaran moneter yang
dilakukan oleh bank sentral seharusnya dapat meningkatkan performa
ekonomi. Pelonggaran moneter dapat meningkatkan likuiditas di pasar
sehingga diharapkan dapat memacu aktivitas perekonomian. Dengan tingkat
suku bunga yang sudah sangat rendah maka bank sentral-pun berinovasi
dengan meluncurkan program pembelian aset. Federal Reserve membeli
obligasi pemerintah AS dan aset keuangan berbasis kredit perumahan. Bank
of Japan membeli obligasi pemerintah, exchange-traded-funds berbasis
saham dan perumahan. Namun, ECB hanya dapat membeli obligasi pemerintah
jika ada anggota zona-euro yang meminta. Ini berarti ECB tidak akan bisa
melakukan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut jika tidak ada
yang meminta.
Patut juga diingat bahwa program OMT ECB
tidak termasuk Quantitative Easing (QE) walaupun ECB pada akhirnya akan
membeli obligasi seperti rekan-nya Fed dan BoJ. Ini karena program OMT
akan disterilisasi sehingga tidak akan menambah likuiditas di pasar.
Program pembelian obligasi yang diluncurkan Fed dan BoJ termasuk QE
karena bank sentral membeli obligasi dari pasar dan sebagai akibatnya
jumlah dana yang beredar di pasar juga akan bertambah sebesar jumlah
pembelian bank sentral. Sebagai contoh, jika Fed membeli $40 miliar
obligasi berbasis kredit perumahan setiap bulannya maka akan ada
penambahan likuiditas dollar di pasar sebanyak $40 miliar.
Namun, ini tidak akan terjadi dengan
program OMT ECB karena untuk setiap euro yang digunakan ECB untuk
membeli obligasi pemerintah maka bank sentral akan menjual surat
berharga dengan jumlah yang sama demi menyerap kelebihan likuiditas yang
timbul dari program OMT. Sebagai contoh, jika Spanyol akhirnya meminta
ECB untuk mengaktifkan program OMT maka ECB akan membeli obligasi
pemerintah Spanyol (misal) sejumlah €20 miliar setiap bulannya. Namun,
kini ada kelebihan likuiditas sebanyak €20 miliar di sistem keuangan
zona-euro sehingga untuk menyerap kelebihan likuiditas maka ECB akan
menjual surat berharga senilai €20 miliar. Program OMT ini akan
disterilisasi sehingga tidak menciptakan kelebihan likuiditas di pasar.
Di lain pihak, program OMT sepertinya
hanya akan dapat meredam masalah utang Eropa dan bukannya menghilangkan
ancaman resesi karena setiap negara yang ingin mengaktifkan program
tersebut harus setuju untuk melanjutkan kebijakan reformasi ekonomi. Ini
berarti akan ada kebijakan penghematan yang lebih drastis lagi yang
mungkin harus dilakukan Spanyol dan Italia jika tidak ingin mengikuti
nasib Yunani, Irlandia, dan Portugal yang telah jatuh ke dalam jurang
krisis utang. Spanyol mungkin harus melakukan kebijakan penghematan
melebihi kebijakan pemangkasan defisit yang baru diumumkan di akhir
pekan lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar