Sabtu, 15 Oktober 2011

Peluang Buy on Dips USDJPY


 Bias intraday masih bullish di jangka pendek terutama jika harga berhasil tembus secara konsisten diatas area 77.50, menguji area resisten 77.85.
Support terdekat tampak di area 76.60, anjlok lagi dibawah area tersebut dapat membawa harga ke zona netral karena arahnya menjadi kurang jelas, namun selama harga mampu bertahan diatas area 76.30 skenario bullish intraday masih utuh.
Peluang Buy on Dips USDJPY

Bloomberg: Pelaku Pasar Masih Bullish di Emas


Bloomberg: Pelaku Pasar Masih Bullish di EmasHargaEmas berbalik positif setelah pelemahan hari Kamis namun gagal menembus diluar trading range seiring harga tertahan oleh dollar AS yang masih stabil. Kenaikan Emas yang searah dengan pasar saham melanjutkan korelasi perdagangan yang cukup kuat dengan aset berisiko seperti Euro dan berlawanan arah dengan dollar.
Penguatan Emas untuk hari kedua berturut masih terpicu oleh kecemasan krisis utang Eropa dan meningkatnya permintaan Emas fisik menjelang festival religius di India, secara keseluruhan Emas memasuki tahun ke-11 dalam kondisi trend bullish secara berturut-turut dalam periode tahun tersebut, dengan rekor tertinggi di level $1923 pada 6 September lalu.
Semenjak meraih rekor tertinggi, Emas telah anjlok tajam membukukan pelemahan terbesar hingga 20%, penurunan terbesar dalam 3 tahun terakhir. Melihat kedepan, menurut survey Bloomberg sebagian besar pelaku pasar masih mengekspektasikan emas untuk menguat pekan depan, terakhir kalinya hasil survey menunjukkan para trader dan analis sangat bullish, Emas meroket 21 persen ke titik all time highnya dalam 8 minggu.
Beberapa bank sentral juga tampak melakukan akselerasi pembelian Emas, diantara lain Thailand, Bolivia, dan Tajikistan secara total telah membeli emas hingga 18.2 ton, berdasarkan data IMF yang terakhir.

Wall St Cemerlang Di Akhir Pekan


Wall St Cemerlang Di Akhir Pekan  Sahamsaham di Wall Street diperdagangkan menguat pada hari Jumat setelah angka penjualan ritel AS dirilis lebih baik dari perkiraan, ditambah kuatnya laporan earnings Google di tengah meningkatnya optimisme terhadap penyelesaian masalah hutang zona Euro.
Indeks Dow Jones Industrial Average berhasil melakukan rally dan melesat lebih dari 100 poin di awal sesi, dengan saham Alcoa dan Hewlett-Packard mencatat kenaikan terbesar di antara saham-saham blue-chip lainnya.
S&P 500 dan Nasdaq Composite juga bergerak lebih tinggi dengan masing-masing mengumpulkan 1,26% dan 1,33%. Seluruh sektor S&P diperdagangkan pada teritori positif dengan dipimpin sektor energi dan teknologi.
Data ekonomi AS yang dirilis Departemen Perdagangan hari Jumat memperlihatkan penjualan ritel bulan September yang tumbuh lebih baik dari perkiraan dengan 1,1%, yang merupakan rebound terkuat dalam 7 bulan terakhir. Angka bulan sebelumnya juga direvisi naik menjadi 0,3%. Sementara para ekonom dalam sebuah survey memperkirakan penjualan hanya akan mencatat kenaikan 0,7%.

Bursa Eropa Tertopang Harapan G20


Bursa Eropa Tertopang Harapan G20Pasar saham Eropa menunjukkan kinerja solid di hari Jumat, setelah mengalami awal yang buruk akibat para investor menaruh harapan besar pada hasil rapat menteri keuangan G20 di Paris untuk memberikan detail rencana membantu krisis utang sovereign Eropa.
Para investor berharap, khususnya rapat tersebut dapat memberikan detail rencana rekapitalisasi bank regional dan juga peningkatan kapasitas pinjaman talangan IMF.
Sentimen positif ini diekspektasikan berlanjut pada indeks saham Wall Street, meskipun lembaga pemeringkat S&P telah memangkas peringkat kredit Spanyol dari AA- dari sebelumnya AA. Meski demikian indeks saham Spanyol IBEX 35, terpantau melorot 0.9% underperform dibanding saham eropa lainnya.
Selain itu lembaga pemeringkat lain Fitch Rating juga turut mendowngrade 4 bank Eropa, diantara lain Lloyds Banking Group, dan Royal Bank of Scotland serta UBS. Lloyds Banking Group terpantau melorot 1%, sementara BNP Paribas melemah 3.7%, dan Deutsche bank anjlok 2.1% dan UBS turun 0.9%.

Jumat, 14 Oktober 2011

Retail Sales Perkuat Kinerja Wall Street


Retail Sales Perkuat Kinerja Wall StreetFutures saham Amerika Serikat (AS) berada dalam jalur penguatan pada hari Jumat (14/10). Rilis data retail sales membantu indeks bergerak naik signifikan.
Laporan penjualan ritel naik sebanyak 1,1% pada bulan September lalu. Dow Jones Industrial Average naik 134 poin ke 11,526. Sementara futures S&P500 juga melonjak 15,80 poin ke 1,213.70. Nasdaq berhasil meraup gain 27 poin untuk bertengger di 2,353.

Channel Bullish Menjaga Momentum GBPUSD


 Bias intraday masih bullish sejak terpicu momentum bullish akibat false breakdown dibawah 1.5330. Bagaimanapun masih dibutuhkan penembusan konsisten diatas area 1.5865 untuk melanjutkan skenario bullish mengincar area 1.5925 di jangka pendek.
Support terdekat ada di area 1.5795, anjlok secara konsisten dibawah area tersebut membuka peluang koreksi kebawah menguji area 1.5685 namun hanya pelemahan dibawah area 1.5645 baru bisa mengancam skenario bullish intraday saat ini.
Channel Bullish Menjaga Momentum GBPUSD

Akankah EURUSD Lanjutkan Penguatan ke 1.3935?


Bias intraday masih netral di jangka pendek namun bila kita mengacu pada grafik H1, harga telah tembus diatas resisten penting 1.3830 mengindikasikan bias intraday teknikal secara keseluruhan masih kuat keatas terutama jika harga mampu tembus secara konsisten diatas area 1.3890 untuk menguji area 1.3935.
Di sisi bawahnya, anjlok secara konsisten dibawah area 1.3685 seharusnya dapat memicu koreksi kebawah mengincar area strong support 1.3490 - 1.3565.
Akankah EURUSD Lanjutkan Penguatan ke 1.3935?

Kanselir Merkel Tidak Tunjukkan Sikap Konsisten


Kanselir Merkel Tidak Tunjukkan Sikap KonsistenBanyak pihak berharap forum G20 bulan depan bisa membawa angin segar bagi upaya pemulihan Eropa. Tetapi tidak demikian halnya dengan kanselir Jerman, Angela Merkel. Pernyataan yang Ia buat di hadapan petinggi kawasan berbeda 180 derajat dengan apa yang Ia paparkan di depan rakyat Jerman. 
Merkel menyatakan tidak akan ada perubahan kebijakan dramatis dari forum G20. "Tidak akan ada kejutan," ujar Merkel pada sebuah pidato di konferensi trade union, Karlsruhe. Statement Merkel sangat berbeda dengan keyakinan yang Ia utarakan bulan ini bersama Nicolas Sarkozy. Pada sebuah kesempatan, Prancis dan Jerman menyebut bahwa kedua negara sedang mempersiapkan rencana besar guna menyelesaikan krisis Eropa. Resolusi itu akan dirilis pada forum G20 bulan November mendatang, sesuai janji kedua kepala negara.
Berbicara di depan anggota kaum buruh IG Metall di bagian selatan Karlsruhe, Merkel mengatakan bahwa Jerman hanya akan mengambil langkah besar, hanya bila lebih banyak manfaat dibanding kerugiannya. Sang kanselir sekali lagi menyalahkan kebijakan negara-negara bermasalah Eropa, yang lebih banyak berhutang tanpa mampu menggenjot daya saing. Situasi tersebut berlangsung bertahun-tahun dan seluruh anggota euro harus terkena dampaknya saat ini. Untuk mengatasi masalah tersebut, Jerman tidak bisa menemukan solusi hanya dalam satu malam.
Di akhir pidatonya, Merkel meminta pemimpin Eropa untuk menentukan sikap terhadap sektor perbankan. Opsi untuk membiarkan bank bangkrut hanya bisa diambil tanpa efek yang dapat merusak sistem keuangan kawasan.

Spanyol: Downgrade karena Situasi Eropa Semata


Spanyol: Downgrade karena Situasi Eropa Semata Spanyol baru saja menerima downgrade obligasi dari Standard & Poor's hari ini. Seakan tidak menerima, negara tersebut menegaskan bahwa situasi ekonomi kawasan adalah biang dari penurunan kinerja fiskal Spanyol.
Rating Spanyol dipangkas dari AA menjadi AA+ oleh S&P, menyusul hal serupa yang dilakukan oleh Fitch pekan lalu. S&P memonitor reformasi struktural dan konstitusional di negara tersebut yang bertujuan untuk memangkas defisit anggaran. Namun Spanyol melihat S&P tidak objektif karena tidak memperhitungkan perubahan yang dilakukan pemerintah guna memperluas lapangan kerja. Menurut Menteri Ekonomi Elena Salgado, meski nantinya Spanyol harus melakukan rekapitalisasi memakai uang rakyat, rasio hutang negara tetap tergolong rendah. Salgado tidak melihat negerinya gagal menjaga kesehatan fiskal, namun situasi Eropa terkini membuat negara tersebut sulit berbuat lebih banyak.
Pendapat Salgado diperkuat oleh opini juru bicara Komisaris Ekonomi Eropa, Amadeu Alfataj. "Spanyol telah melakukan langkah penting dalam neraca keuangannya demi memenuhi persyaratan otoritas," ujar Alfataj. Sepanjang 2010, Spanyol dipandang mampu menjaga target defisit yang disepakati. Alfataj menganggap memang benar jika ada risiko keuangan dalam negeri, tetapi pemerintah berhasil menutupinya dengan baik.
Perdana Menteri Jose Luis Zapatero tengah berupaya memangkas defisit budget menjadi 6% tahun ini. Pasalnya pada 2010 silam, defisit tercatat mencapai 9,2%. Sikap S&P hari ini kian memperkuat anggapan bahwa Spanyol rawan menyusul Yunani, Irlandia dan Portugal ke dalam daftar negara yang harus di bail out oleh Uni eropa dan IMF.

Berlusconi Bisa Menangkan Mosi Kepercayaan


Berlusconi Bisa Menangkan Mosi KepercayaanMosi kepercayaan untuk pemerintahan Berlusconi pada hari Jumat kemungkinan akan berjalan lancar namun kontroversi kekuasaan Berlusconi yang mulai memudar berpotensi memicu kecemasan baru terkait krisis utang sovereign Eropa.
Disaat bersamaan yield obligasi pemerintah Italia, tenor 10-tahun menguat 16 basis point ke level 5.80%, mengindikasikan ketegangan para investor jelang voting confidence di Italia.
Gubernur Bank of Italia, Mario Draghi yang akan menjadi presiden ECB bulan depan, pada hari Rabu mengatakan rencana penghematan fiskal secara drastis harus dilakukan oleh Italia untuk memangkas anggaran, selain itu langkah tambahan untuk menopang pertumbuhan ekonomi perlu dilakukan.
Hutang Italia sejauh ini berada pada 120% dari GDP. Jika Berlusconi kehilangan mosi kepercayaan, maka PM Italia tersebut harus mengudurkan diri.

Pasar Menaruh Harapan Pada Meeting G20


Pasar Menaruh Harapan Pada Meeting G20Beberapa menteri keuangan G20 masih mempertimbangkan adanya peningkatan kapasitas lending IMF sebagai upaya membantu zona eropa yang terlilit hutang.
Bagaimanapun masih ada kekhawatiran bahwa belum tercapai konsensus dari G20 untuk kebutuhan peningkatan kapasitas pinjaman talangan tersebut. AS sebagai pemegang saham terbesar IMF juga mengatakan Eropa seharusnya masih perlu memecahkan problem sendiri tanpa bantuan pihak luar.
Pemimpin zona Eropa sendiri mengatakan bahwa mereka akan mengumumkan rencana baru untuk mengatasi krisis utang kawasan Eropa yang semakin dalam pada pertemuan puncak Uni Eropa tanggal 23 Oktober nanti di Brussels.

Sokong EFSF, Kapasitas IMF Diperbesar?


Sokong EFSF, Kapasitas IMF Diperbesar?Pertemuan awal menteri keuangan G20 akhir pekan ini tidak akan menghasilkan formula konkrit untuk menyelesaikan masalah Eropa. Namun forum tersebut menentukan landasan bagi pembahasan dalam event yang lebih besar, G20 Cannes awal November.
Titik pembahasan kini terfokus pada revisi wewenang Dana Moneter Internasional (IMF). Beberapa negara berkembang dilaporkan sedang mempelajari kemungkinan perluasan kapasitas daya pinjam IMF. Lembaga tersebut bisa berbuat banyak dalam pemulihan ekonomi bila diberi keleluasaan untuk menggalang dana sendiri. Salah satu wacananya adalah melalui penerbitan obligasi.
Tujuan dari gagasan itu adalah supaya IMF memiliki peran lebih besar dalam penyelamatan Eropa. Dengan memperkuat sumber dana, IMF diharapkan bisa memberi pinjaman lebih besar bagi institusi dan negara yang membutuhkan. Seandainya modal dalam Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF) senilai 440 miliareuro tidak cukup, maka IMF bisa mengambil peran sebagai kreditur baru. Jumlah dana EFSF sendiri dipandang terlalu kecil untuk mengatasi masalah sistemik sektor perbankan dan fiskal negara bermasalah.
Keterbatasan dana sekarang menjadi sumber perdebatan khalayak ekonomi global. Berbagai proposal penambahan dana sudah mencuat, mulai dari pengalihan fungsi EFSF menjadi program penjaminan obligasi hingga seruan penambahan dana baru dari bank-bank sentral. Semua ide ditujukan untuk memperkuat efektifitas EFSF dalam upaya pemulihan Eropa. Dari seluruh wacana yang mengemuka, perluasan fungsi dan wewenang IMF patut dijadikan solusi ideal.

Emas Dapat Menuji Area Trendline

Emas kembali terapresiasi pada sesi perdagangan kemarin. Saat ini emas terlihat menguji area resistance dikisaran 1676.49. Secara teknikal pecahnya level resistance tersebut membuka peluang penguatan menuju area 1692.00 hingga area 1700.00 / troy ounces. Sebaliknya waspadai pergerakan bearish menuju area bullish trendline seiring dengan adanya indikasi jenuh beli yang ditunjukan oleh pergerakan CCI dan Stochastic.

Emas Dapat Menuji Area Trendline

Spanyol: Downgrade karena Situasi Eropa Semata


Spanyol: Downgrade karena Situasi Eropa Semata Spanyol baru saja menerima downgrade obligasi dari Standard & Poor's hari ini. Seakan tidak menerima, negara tersebut menegaskan bahwa situasi ekonomi kawasan adalah biang dari penurunan kinerja fiskal Spanyol.
Rating Spanyol dipangkas dari AA menjadi AA+ oleh S&P, menyusul hal serupa yang dilakukan oleh Fitch pekan lalu. S&P memonitor reformasi struktural dan konstitusional di negara tersebut yang bertujuan untuk memangkas defisit anggaran. Namun Spanyol melihat S&P tidak objektif karena tidak memperhitungkan perubahan yang dilakukan pemerintah guna memperluas lapangan kerja. Menurut Menteri Ekonomi Elena Salgado, meski nantinya Spanyol harus melakukan rekapitalisasi memakai uang rakyat, rasio hutang negara tetap tergolong rendah. Salgado tidak melihat negerinya gagal menjaga kesehatan fiskal, namun situasi Eropa terkini membuat negara tersebut sulit berbuat lebih banyak.
Pendapat Salgado diperkuat oleh opini juru bicara Komisaris Ekonomi Eropa, Amadeu Alfataj. "Spanyol telah melakukan langkah penting dalam neraca keuangannya demi memenuhi persyaratan otoritas," ujar Alfataj. Sepanjang 2010, Spanyol dipandang mampu menjaga target defisit yang disepakati. Alfataj menganggap memang benar jika ada risiko keuangan dalam negeri, tetapi pemerintah berhasil menutupinya dengan baik.
Perdana Menteri Jose Luis Zapatero tengah berupaya memangkas defisit budget menjadi 6% tahun ini. Pasalnya pada 2010 silam, defisit tercatat mencapai 9,2%. Sikap S&P hari ini kian memperkuat anggapan bahwa Spanyol rawan menyusul Yunani, Irlandia dan Portugal ke dalam daftar negara yang harus di bail out oleh Uni eropa dan IMF.

Euro Mendadak Terkoreksi, Profit-taking Biangnya


Euro Mendadak Terkoreksi, Profit-taking Biangnya  Baru sebentar saja menginjak level di atas $1.3800, Euro kembali terkoreksi lantaran munculnya kekhawatiran baru terhadap perbankan Eropa.
Dan penurunan Euro ini juga terjadi lantaran adanya sejumlah aksi profit taking atas rally yang terjadi sejak awal pekan ini dan terutama di picu oleh berita pihak S&P kembali menurunkan peringkat utang jangka panjang untuk negara Spayol.
Sementara angka surplus perdagangan China yang menyusut di bulan ke-2 berturut-turut hingga September juga memacu sentimen negatif karena hal ini menambah kekhawatiran atas melemahnya ekonomi global.
EUR tercatat tergerus di angka $1.3765 setelah melesat hingga level $1.3815 di hari Jumat (14/10).

Euro Dibatasi Downgrade Spanyol


Euro Dibatasi Downgrade SpanyolSetelah sempat terbawa turun serendahnya di 1.3730 mengikuti downgrade S&P terhadap Spanyol, yang minggu sebelumnya terkena pemangkasan oleh Fitch, Euro kembali bergerak naik ke level 1.3765 yang akan kembali melemah untuk menyentuh level support di 1.3723.
“Ini membawa S&P bergerak bersama Fitch, yang melakukan downgrade terhadap Spanyol minggu lalu. Moody’s masih mempertahankan 1 tingkat di level Aa2 tetapi menempatkan Spanyol untuk dipertimbangkan terkena downgrade di bulan Juli, yang mungkin akan memangkas peringkatnya menjelang akhir bulan”, dikatakan Ashraf Laidi, pendiri AshrafLaidi.com.
Menurut John Kicklighter, analis dari DailyFX: “Dengan mempertimbangkan adanya downgrade yang dilakukan Fitch Jumat lalu, dan melihat adanya kelesuan momentum dibelakang tren resiko; dampak dari hal-hal seperti ini mungkin akan terbatas”. Untuk keperluan trading, Kicklighter mengatakan: “Hal-hal seperti downgrade mungkin tidak akan bergerak sebagai katalis kuat seiring para pelaku pasar telah memperhitungkan kemungkinan yang buruk apabila hal tersebut dilakukan”.

Deutsche Bank Downgrade BNP Paribas


Deutsche Bank Downgrade BNP Paribas Deutsche Bank pada hari Jumat melakukan downgrade terhadap saham BNP Paribas dari sebelumnya “beli” menjadi “hold”, dengan mengatakan bahwa perkiraan tersebut akan terkena dampak resesi di Eropa selama lebih dari 12 bulan dan bahwa sector perbankan tersebut cenderung akan tertekan meningkatnya persaingan untuk pendanaan seperti halnya penurunan kinerja.
“Kami juga berpikir bahwa perkiraan konsensus terhadap hutang untuk sektor perbankan tahun 2012 akan terbukti salah”, diperingatkan broker tersebut.

G20: Dari Paris ke Cannes


G20: Dari Paris ke Cannes Delegasi keuangan dan kepala bank sentral Eropa hari Jumat (14/10) berkumpul di Paris. Perwakilan dari 20 negara perekonomian terbesar dunia bertugas menentukan topik dan pokok pembahasan dalam forum G20 di Cannes. Agenda utama masih mengacu pada kemunduran ekonomi di berbagai penjuru dunia. Dari semua komponen pembahasan, krisis hutang Eropa sejatinya mendapat porsi berbeda.
Pertemuan awal sebelum event akbar G20 kali ini terbilang penting, karena forum G20 hanya bisa disebut sukses jika seluruh elemen mampu menghasilkan solusi terbaik bagi zona euro. Masalah hutang Yunani sudah mengguncang sistem finansial kawasan sejak Juli lalu. Harga saham global sudah jatuh 17% dari level tertinggi yang dicapai Mei 2011 silam. Forum ini dipandang sebagai wadah yang tepat bagi seluruh petinggi Eropa untuk bicara blak-blakan, tentang apa yang mereka inginkan, dan bagaimana penerapannya. Apalagi G20 juga akan dihadiri oleh delegasi non-Uni Eropa, yang sangat berkepentingan dengan pemulihan situasi kawasan.
"Pertemuan antara petinggi keuangan Eropa kali ini adalah tahap penting sebelum G20 di Cannes," ujar delegasi dari Kanada, Jim Flaherty. Sementara menkeu Jepang, Jun Azumi, berniat untuk mendorong mitranya di Eropa guna menopang kinerja perbankan terleih dahulu.
Pelaku ekonomi dunia akan melihat sejauh mana Prancis dan Jerman mampu menerjemahkan strategi jitu rekapitalisasi perbankan. Di samping itu, kedua negara juga memiliki pendapat berbeda soal penerbitan obligasi bersama zona euro. Dari seluruh agenda tersebut, pembahasan tentang pemakaian dana Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF) mengambil porsi urgensi terbesar. Di dalamnya mencakup penentuan jangka waktu untuk berkoordinasi antar negara kreditur, komitmen kebijakan pemerintah masing-masing negara serta aturan tegas menyangkut disiplin anggaran.
Oleh karena itu, pelaku pasar wajib memantau hasil pertemuan awal dari para pejabat keuangan Eropa hari ini. Mengingat apapun konklusi dari para delegasi, maka itu akan menjadi cetak biru dari substansi pertemuan G20 di Cannes.

Lembaga Rating Mengincar Bank Besar


Lembaga Rating Mengincar Bank Besar Prospek kinerja lini perbankan, khususnya di Eropa dan Amerika Serikat (AS), kian memburuk setiap waktu. Kualitas bisnis bank-bank mulai mendapat penilaian buruk di mata lembaga pemeringkat obligasi, termasuk Fitch ratings.
Fitch adalah salah satu agensi yang agresif memangkas kualitas instrumen hutang lembaga perbankan negara maju. Nama-nama besar seperti Lloyds Banking Group Plc, Royal Bank of Scotland (RBS) dan UBS AG baru saja merasakan pahitnya vonis downgrade Fitch, sebesar 1 hingga 2 notch.
Potret suram bisnis perbankan di Eropa menjadi alasan utama pemangkasan oleh beberapa agensi besar. Kredibilitas bank-bank mapan mulai diragukan sejak krisis hutang masif menerpa benua biru. Bank yang memiliki alokasi aset pada instrumen obligasi negara penghutang besar harus mengikuti stress test, yakni ujian untuk mengukur sejauh mana suatu bank bisa bertahan di tengah guncangan ekonomi kawasan. Beberapa mampu melewati tes dengan mulus, banyak pula yang terbukti kekurangan modal operasional.
Aksi Fitch juga berlaku untuk lembaga perbankan di negara adidaya, Amerika Serikat. Korporasi besar seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley turut mendapat rapor merah dari Fitch. Perlambatan ekohoni regional dan pengetatan regulasi di Amerika menjadi dasar dari keputusan Fitch. Kedua bank raksasa itu termasuk dalam tujuh bank yang berada dalam daftar pengawasan agensi. Sedangkan bank Eropa, Credit Agricole SA, juga diwanti-wanti mewaspadai efek hutang Eropa. Khusus bagi Bank of America, alasan risiko dari penurunan kualitas aset berbasis perumahan membuatnya harus masuk daftar hitam.
Meski demikian, langkah pemangkasan rating kredit tersebut lebih disebabkan oleh situasi global, bukan pada kemunduran performa bisnis bank bersangkutan. "Secara sistematis, Fitch menjalankan tugas dengan memantau salah satu aspek terpenting perbankan, yaitu kecukupan modal," ujar Adrian Miller, Strategis Fixed Income di Miller Tabak Robert Securities. Aktifitas sektoral bisa membaik saat perekonomian pulih sehingga bank bisa kembali mendapat peringkat seperti seharusnya.
Adapun bank-bank lain yang masuk dalam pengawasan Fitch adalah Deutsche Bank AG (DBK), Credit Suisse AG, BNP Paribas (BNP) SA, Societe Generale (GLE) SA dan Barclays Plc. (BARC). "Kemunduran ekonomi di zona euro dan pengetatan aturan perbankan menjadi tantangan baru," demikian pernyataan resmi Fitch. Lembaga ini berani memangkas rating bank-bank Inggris secera bervariasi, dari status 'A' menjadi AA- bahkan A+. Namun Fitch hanya memperkuat aksi lembaga peringkat lain, Moody's Investor Service, yang terlebih dahulu men-downgrade 12 bank Inggris. Supaya bisa lepas dari jeratan vonis lembaga pemeringkat, bank-bank tersebut harus berinisiatif memperkuat kecukupan modal masing-masing. Setidaknya sampai situasi ekonomi global dan gairah bisnis kembali mencuat ke permukaan.

Inflasi Mereda, Pengetatan China Berbuah Hasil


Inflasi Mereda, Pengetatan China Berbuah Hasil Pengetatan moneter ala pemerintah China mampu memperlambat laju pertumbuhan negara tersebut. Imbasnya, tingkat inflasi mulai mereda di bulan September lalu.
Fakta tersebut terungkap saat pemerintah merilis Indeks Harga Konsumen (CPI) hari Jumat (14/10). Inflasi China dirilis naik 6,1% dibanding tahun sebelumnya. Rasio inflasi tersebut keluar di bawah ekspektasi pengamat yang disurvei Dow Jones Newswires (+6,2%). Sementara analis Reuters memperkirakan kenaikan 6,1% pada inflasi China. Dengan demikian, CPI September lebih kondusif dibanding inflasi Agustus yang mencapai 6,2%. Secara month-on-month, CPI September naik 0,5% atau lebih tinggi dibanding kenaikan bulan Agustus silam, 0.3%.
Di samping keberhasilan langkah pengetatan, perlambatan inflasi juga dipicu oleh penurunan harga komoditi dunia. Di saat yang sama permintaan dari negara maju juga surut karena krisis ekonomi di berbagai kawasan perdagangan.
Namun pemerintah China masih harus mewaspadai kenaikan harga di masa mendatang. Level inflasi saat ini belum sesuai dengan target yang ditetapkan otoritas sebelumnya. "Arus dana masuk dan tekanan dari kenaikan gaji warga juga mengancam prospek inflasi ke depan," ujar Alistair Thornton, Analis IHS Global Insight. Pemerintah tampaknya enggan memperketat atau memperlonggar kebijakan sementara waktu, setidaknya sampai ada konfirmasi pemulihan ekonomi dari wilayah Eropa.